Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PERILAKU IBU

DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH
RW V DESA KALIPRAU KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

CORRELATION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT DIARRHEA WITH MOTHER BEHAVIOR


IN THE PREVENTION OF DIARRHEA ON CHILD AGE 1-5 YEARS IN RW V VILLAGE
KALIPRAU REGION ULUJAMI DISTRICT PEMALANG

Jayanti Megasari1), Ratih Sari Wardani2), Nuke Devi Indrawati3)


1)3)
Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
2)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
E-mail : bidan@unimus.ac.id
ABSTRAK

Latar Belakang: Setiap tahun di dunia, 1 juta bayi dan anak balita meninggal karena diare, hal ini menyebabkan
dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh dan malnutrisi atau kekurangan gizi. Hal ini sering terjadi akibat
kurangnya pengetahuan dalam pemanfaatan jamban, kebersihan perorangan dan lingkungan serta tidak diberikannya
Air Susu Ibu. Tujuan : Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diangkat penelitian dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan ibu tentang diare dengan perilaku ibu tentang diare dengan perilaku terhadap pencegahan diare pada anak
balita. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel
yang diambil adalah total populasi yaitu seluruh ibu yang mempunyai anak balita usia 1-5 tahun yaitu sebanyak 48
responden. Hasil : Penelitian yang diperoleh pengetahuan ibu baik 29 responden (60,4%), pengetahuan cukup 19
responden (39,6%), pengetahuan kurang 0 responden (0,0%).Perilaku ibu baik terhadap pencegahan diare 35
responden (72,92%), perilaku ibu kurang tehadap pencegahan diare 13 responden (27,08%). Simpulan: Jadi dapat
disimpulkan ada hubungan signifikan pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare
pada anak balita usia 1-5 tahun di wilayah RW V Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.

Kata Kunci : Pengetahuan. perilaku, diare

ABSTRACT

Background: Each year in the world, 1 million infants and children under five die because of diarrhea, this is causing
dehydration or lack of fluid in the body, and malnutrition. This often happens due to lack of knowledge in the toilet,
personal hygiene and the environment and does not breastfeeding. Objective : Based on the above, it was with the goal
of research to find out the of mother knowledge about diarrhea with mother behavior in the prevention of diarrhea on
child age 1-5 years. Method : the research method used is a quantitative with the Cross Sectional approach. Sample
taken is the total population that is the entire mother who has five children ages 1-5 years of the 48 respondents.
Results : The mother with good knowledge acquired 29 respondents (60.4%), sufficient knowledge of 19 respondents
(39.6%), less is zero respondent (0.0%). The mother behavior with good prevention of diarrhea are 35 respondents
(72, 92%), less maternal behavior against diarrhea prevention 13 respondents (27.08%). Conclusion : So it can be a
significant relation of mother knowledge about diarrhea with mother behavior in the prevention of diarrhea on child
age 1-5 years in RW. V Village Kaliprau Region Ulujami District Pemalang.

Keywords: Knowledge. Behavior, diarrhea

PENDAHULUAN perubahan dalam jumlah serta konsistensi cair


(Diane, 2000: 21).
Penyakit diare adalah kondisi dimana Menurut WHO, diare membunuh 2
terjadi buang air besar atau defekasi yang juta anak di dunia setiap tahun sedangkan
tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), dan menurut Surkesnas (2001) diare merupakan
salah satu penyebab kematian terbesar kedua

43
pada balita. Diare merupakan salah satu mayoritas penderita adalah usia balita
masalah kesehatan global khususnya di (Puskesmas Kaliprau, 2009). Setiap tahun di
negara-negara berkembang. Setiap tahun dunia, 1 juta bayi dan anak balita meninggal
diperkirakan terjadi 1,5 milyar kasus diare di karena diare, hal ini disebabkan karena
dunia dengan 2,5 juta kasus kematian pada dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh
usia kurang dari 5 tahun sebagai akibatnya. Di dan bisa terjadi malnutrisi atau kekurangan
Indonesia morbiditas diare pada tahun 2000 gizi.
sebesar 301 per 1000 penduduk. Angka ini Angka kesakitan diare pada balita bisa
meningkat bila dibandingkan dengan survey disebabkan dari faktor ibu dalam
pada tahun 1996 yaitu sebesar 280 per 1000 penatalaksanaan diare yang belum benar,
penduduk. Diare masih merupakan penyebab walaupun terjadinya pada balita tetapi hal ini
utama kematian bayi dan balita di Indonesia karena dari faktor ibu sebagai orang yang
dengan proporsi kematian bayi 9,4 % dengan selalu dekat dan memelihara kesehatan anak
peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2 dan memberi makan, penyebab mayoritas
% dengan peringkat kedua (Dinkes, Jateng, adalah masalah lingkungan yang kurang
2007). sehat, sisanya akibat pola makan yang kurang
Hasil Survei Program Pemberantasan teratur (Anggriani, 2008). Diare disebabkan
(P2) Diare di Indonesia menyebutkan bahwa beberapa faktor antara lain status gizi, infeksi,
angka kesakitan diare di Indonesia pada tahun makanan yang terkontaminasi, lingkungan
2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk. Angka dan tangan yang terkontaminasi. Diare juga
kesakitan penyakit ini meningkat menjadi 374 disebabkan oleh kuman Escerichia Coli yang
per 1.000 penduduk dan merupakan penyakit tertelan, terutama kuman dari tinja. Hal ini
dengan frekuensi KLB tertinggi kedua setelah sering terjadi akibat kurangnya pengetahuan
DBD (Survei Departemen Kesehatan (2003), dalam pemanfaatan jamban, kebersihan
penyakit diare menjadi penyebab kematian perorangan dan lingkungan serta tidak
nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi , diberikannya Air Susu Ibu karena terbukti,
dan nomor lima pada semua umur. Kejadian anak-anak yang diberi Air Susu Ibu jarang
diare pada balita secara proposional lebih terserang diare (Herriany, 2004). Pada bayi,
banyak dibandingkan kejadian diare pada pertahankan pemberian Air Susu Ibu atau
seluruh golongan umur yaitu sebesar 55 lakukan pemberian pengganti air susu (bagi
persen (Dinkes Ponorogo, 2008). Data Dinas yang tidak minum ASI), tetapi lakukan
Kesehatan Jawa Tengah menunjukan bahwa pengenceran, seperti pada pemberian PASI
angka kesakitan diare mencapai jumlah (Hidayat, 2008).
penderita 2.574 orang penderita dengan 33,8 Pencegahan diare pada balita atau
% penderita diantaranya adalah balita anak dapat dilakukan dengan memberikan Air
(Nurrokhim, 2009). Balita yang ada di Susu Ibu, memperbaiki cara penyapihan,
Kabupaten Pemalang yang terserang penyakit menggunakan air yang bersih, mencuci
diare mencapai 910 anak dan 13 diantaranya tangan dengan sabun atau air yang mengalir,
meninggal. Kasus kejadian diare di menggunakan jamban tertutup dan membuang
Kabupaten Sleman pada tahun 2006 jika tinja bayi secara baik dan benar,
dilihat kejadian setiap bulannya sangat tinggi, mengkonsumsi makanan yang bersih dan
kasus tertinggi terjadi pada bulan November sehat ,dan menjaga kebersihan rumah dan
dengan 1.325 kasus, bulan Juni 1.626 kasus lingkungan (Herry, 2005).
dan pada bulan Maret 1.325 penderita Adanya hal tersebut diatas, sangat
(Haryanto, 2007). Berdasarkan data di penting menjaga kebersihan makanan dan
Puskesmas Desa Kaliprau penderita penyakit minuman, baik sebelum atau sesudah diolah.
diare di desa Kaliprau selama satu bulan Untuk menghindari agar tidak tertular,
terakhir ini mencapai 30 penderita diare dan biasakan mencuci tangan sebelum dan

44
sesudah melakukan kegiatan harian (Karel, RW V Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami,
2005). Diare sering dianggap sebagai Kabupaten Pemalang dan dilakukan
penyakit yang tidak berbahaya.. Pola seperti penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah
ini, perlu diketahui salah satu bentuk perilaku seluruh ibu yang mempunyai anak balita usia
yang efektif dan efisien dalam upaya 1-5 tahun, bertempat tinggal di wilayah RW
pencegahan pencemaran adalah mencuci V Desa Kaliprau, berjumlah 48 orang. Teknik
tangan dengan sabun. Untuk kasus diare pada sampling yang digunakan dalam penelitian ini
balita, perilaku orang tua atau lebih dewasa adalah sampling jenuh, sebanyak 48 orang.
yang menangani makanan merupakan salah Instrumen penelitian yang digunakan
satu faktor penting (RR & RA, 2005). untuk mengukur variabel pengetahuan dan
Duta Besar AS Cameron R. Humma perilaku ibu adalah kuesioner. Kuesioner
di Jakarta pada tanggal 19 Maret 2009 dalam penelitian ini terdiri dari sejumlah
meresmikan fasilitas air minum dan cuci pertanyaan yang digunakan untuk
tangan yang baru di SD Negeri 3 Ancol. Hal memperoleh informasi dari responden.
ini karena “ketiadaan air yang aman dan Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu identitas,
fasilitas sanitasi yang memadai merupakan pertanyaan pengetahuan dan perilaku.
penyebab utama penyakit diare”. Penyakit Identitas meliputi usia dan tingkat pendidikan
tersebut menjadi penyebab kedua pada responden, pertanyaan pengetahuan berisi 15
kematian anak-anak usia balita di Indonesia. item pertanyaan, dan perilaku berisi 16 item
Proyek air di sekolah ini diharapkan mampu pertanyaan.
mengatasi masalah tersebut untuk mencegah
penyakit diare dan penyakit yang menyebar HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui air yang disebabkan oleh air minum
yang tercemar kotoran (Sarasdyani, 2009). a. Pengetahuan Ibu tentang Diare
Berdasarkan data yang peneliti Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu
dapatkan di wilayah RW V Desa Kaliprau, dan ini terjadi setelah orang melakukan
Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, di pengindraaan terhadap suatu objek tertentu
RW V terdapat 50 balita usia 1-5 tahun. (Notoatmodjo, 2007). Skor pengetahuan
Melihat fenomena tersebut peneliti ingin terendah 9, tertinggi 15, dan rata-ratanya
meneliti mengenai hubungan pengetahuan ibu 13. Pengetahuan responden tentang diare
tentang diare dengan perilaku ibu dalam dibagi menjadi 3 kategori, yaitu baik,
pencegahan diare pada anak balita usia 1-5 cukup dan kurang. Hasil pengetahuan
tahun di wilayah RW V Desa Kaliprau, responden berdasarkan hasil dari jawaban
Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. kuesioner dapat dilihat pada tabel 1
Berdasarkan uraian pada latar Tabel 1 Distribusi Pengetahuan Ibu Balita
belakang, maka dapat dirumuskan ”
Bagaimanakah hubungan pengetahuan ibu Pengetahuan f %
tentang diare dengan perilaku ibu dalam Baik 29 60,4
pencegahan diare pada anak balita usia 1-5 Cukup 19 39,6
Jumlah 48 100
tahun di wilayah RW V Desa Kaliprau,
Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang”. Dari tabel 1 diketahui hasilnya
bahwa sebagian besar responden
METODE PENELITIAN mempunyai pengetahuan yang baik tentang
diare yaitu sebanyak 28 orang (58,3 %).
Jenis penelitian ini adalah jenis Sebagaimana menurut Notoatmodjo yang
penelitian kuantitatif, yaitu studi korelasi mengemukakan bahwa semakin tinggi
(hubungan) dengan metode pendekatan cross pendidikan maka semakin tinggi
sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah pengetahuannya. Selain pendidikan formal,
responden juga mendapat pengetahuan

45
tentang diare dari media elektronik, pengetahuan responden dalam menerima
majalah, surat kabar atau dari para tenaga segala informasi sehingga akan dapat
kesehatan yang menguraikan tentang diare. memilih perilaku yang baik untuk
Pengetahuan merupakan hal yang sangat dilakukan dan perilaku yang kurang baik.
mendukung terjadinya suatu tindakan Dalam hal ini pengetahuan
seseorang, dan berdasarkan pengalaman responden tentang diare baik maka
dan penelitian ternyata perilaku yang perilaku yang diterapkan dalam kehidupan
didasari oleh pengetahuan akan lebih sehari-hari juga baik. Karena perubahan
langgeng dari pada perilaku yang tidak perilaku bisa didapatkan dari beberapa
didasari oleh pengetahuan. faktor misalnya pengetahuan, sikap,
Dalam penelitian ini dapat kepercayaan, sikap keluarga atau suami,
disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai dan bisa didapat dari petugas kesehatan.
pengetahuan baik akan menunjukkan Perilaku yang paling banyak dan sering
perilaku baik dalam pencegahan diare pada dilakukan oleh responden adalah
anak, sedangkan ibu yang mempunyai menggunakan air yang bersih untuk
pengetahuan cukup menunjukkan perilaku keperluan sehari-hari.
kurang dalam pencegahan diare pada anak.
Namun, sebagian besar ibu mempunyai c. Hubungan antara pengetahuan tentang
pengetahuan dan perilaku yang baik. diare dengan perilaku ibu terhadap
pencegahan diare pada anak balita usia
b. Perilaku Pencegahan Diare 1-5 tahun.
Perilaku adalah suatu kegiatan Hubungan pengetahuan ibu yang
atau aktivitas organisme atau makhluk baik tentang diare dengan perilaku ibu
hidup yang bersangkutan (Notoatmodjo, dalam pencegahan diare pada anak balita
2005). Skor terendah perilaku 6, skor dapat diketahui karena berdasarkan
tertinggi 15, dan rata-ratanya 11. Skor pengalaman dan penelitian ternyata
berdasarkan hasil dari jawaban kuesioner perilaku yang didasari oleh pengetahuan
perilaku pencegahan diare yang dilakukan akan dapat terjadi lebih langgeng
oleh ibu pada anak balita usia 1 – 5 tahun (Notoatmodjo, 2007). Responden yang
sebagai berikut : berpengetahuan baik yaitu 35 orang
(72,9%) berperilaku baik dalam
Tabel 2 Distribusi Perilaku Pencegahan Diare Ibu pencegahan diare pada anak, 13 orang
Balita
(27,1%) berperilaku kurang dalam
Perilaku f % pencegahan diare pada anak. Responden
pencegahan yang mempunyai pengetahuan baik atau
diare cukup sebagian besar ibu berperilaku baik
Baik 35 72,9 dalam pencegahan diare pada anak.
Kurang 13 27,1
Hal ini dapat dilihat dengan hasil
Jumlah 48 100
penelitian menggunakan kuesioner.
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa Pendidikan responden mayoritas adalah
responden yang menunjukkan perilaku sekolah dasar dengan jumlah 37 orang
pencegahan diare yang baik sebanyak 35 (77,1%) dan terendah dengan jumlah 2
orang (72,9%). Pengetahuan bukan satu- orang yaitu pendidikan terakhir di
satunya faktor yang mempengaruhi perguruan tinggi. Mayoritas pekerjaan
perilaku, namun pengetahuan yang baik responden adalah pedagang dengan jumlah
sering mendorong terjadinya perilaku yang 14 orang (29,2%), biasanya responden ada
baik. Hal ini didasari dengan adanya yang berdagang sayuran, makanan
pendidikan yang dapat menambah (warung), dan toko.

46
Dibawah ini merupakan diagram baru atau adopsi perilaku didasari oleh
yang menghubungkan total skor pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
pengetahuan dengan skor perilaku ibu positif, maka perilaku tersebut akan
yang mempunyai anak balita usia 1-5 bersifat langgeng (long lasting).
tahun di RW V desa Kaliprau. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak
16
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
14 akan tidak berlangsung lama. Jadi
12
pentingnya pengetahuan disini adalah
dapat menjadi dasar dalam merubah
TOTAL SKOR PERILAKU

10
perilaku sehingga perilaku itu langgeng
8 (Notoatmodjo, 2003).
6

4
SIMPULAN
8 9 10 11 12 13 14 15 16

TOTPENG
1. Sebagian besar ibu berpengetahuan baik
Gambar 1 Diagram tebar skor pengetahuan dan
skor perilaku
tentang diare sebanyak 29 responden
(60,4%).
Hasil uji korelasi Spearman Rank 2. Sebagian besar ibu berperilaku baik
menunjukkan nilai ρ-value sebesar 0,000 < dalam pencegahan diare sebanyak 35
0,005 yang berarti bahwa ada hubungan responden (72,9%).
antara pengetahuan ibu tentang diare 3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu
dengan perilaku ibu dalam pencegahan tentang diare dengan perilaku ibu dalam
diare pada anak balita usia 1 – 5 tahun. pencegahan diare.
Mayoritas ibu-ibu yang mempunyai anak
balita usia 1-5 tahun di wilayah RW V DAFTAR PUSTAKA
desa Kaliprau mempunyai pengetahuan
yang baik sehingga para ibu juga A.L.Staa,Karel dan Meiliasari,Mila .(2005).
menerapkan perilaku yang baik dalam Menjadi Dokter di Rumah . Jakarta :
kehidupan sehari-hari. Puspa Swara
Banyak hal yang diketahui Baughman.C.Diane .(2000). Keperawatan
responden tentang pengetahuan diare dan Medikal Bedah Buku Saku dan
pencegahannya sehingga responden Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
mampu untuk memperagakannya dalam Data Penderita Penyakit Diare Puskesmas
kehidupan sehari-hari, misalnya kotoran Desa Kaliprau 2009
dapat menyebabkan diare sehingga para Herriany.(2004,November).Media
responden mempunyai perilaku untuk Komunikasi Bidan Dan Pelayanan
membersihkan lingkungan rumah ataupun Kebidanan Bidan Delima Edisi No. 60
memasak air sampai matang. .Bidan, 28
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Herry,Garna. Heda Melinda D. Nataprawira,
(Notoatmodjo, 2007) yang menyatakan Sri Endah Rahayunungsih .(2005).
bahwa perilaku seseorang yang didasari Pedoman Diagnosa Dan Terapi Ilmu
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari Kesehatan Anak Edisi ke 3 .Bandung
pada perilaku yang tidak didasari Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar
pengetahuan. Ilmu Kesehatan Anak untuk
Pengetahuan atau kognitif Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
merupakan domain yang sangat penting Salemba Medika
untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoatmodjo, Soekidjo .(2003). Pendidikan
(over behaviour). Penerimaan perilaku Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta

47
48

Anda mungkin juga menyukai