Anda di halaman 1dari 4

C.

Sebab-sebab kemundurannya
Setelah peradaban Islam mencapai puncaknya kemudian mengalami
kemunduran bagaikan rembulan yang telah menjadi purnama, maka malam-
malam berikutnya cahayanya perlahan-lahan redup dan hilang ditelan keremangan
malam yang pekat. Sedangkan sebab-sebab kehancuran dunia Islam itu antara
lain:
A. Menurunnya Kreativitas Keilmuan Umat Islam
Pemikiran rasional dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya
kedudukan akal seperti terdapat dalam al-Qur’an dan hadits. Persepsi ini bertemu
dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang
berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di dunia Islam zaman klasik.
Pertemuan Islam dan peradaban Yunani pada masa awal Islam- melahirkan
pemikiran rasional di kalangan ulama Islam zaman klasik. Tapi, perlu ditegaskan
di sini bahwa ada perbedaan antara pemikiran rasional Yunani dan pemikiran
rasional Islam zaman klasik. Di Yunani tidak dikenal agama Samawi, maka
pemikiran bebas, tanpa terikat pada ajaran-ajaran agama Sementara pada masa
Islam klasik pemikiran rasional ulama terikat pada ajaran-ajaran agama Islam
sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits.[3]

B. Hancurnya ketahanan moral umat Islam


Hancurnya ketahanan moral umat Islam lebih disebabkan karena umat Islam
dihinggapi “penyakit” wahn (hubbundunya wa karahiyatul mauwt). Umat Islam
dilanda sikap hidup berfoya-foya, korupsi dan tidak dekat lagi dengan kehidupan
para mustadh’afin dan nasib yang menimpa para dhu’afa. Ibnu khaldun
mengemukakan, “Kemewahan itu merupakan pertanda bahwa peradaban suatu
bangsa yang dibangun akan mengalami kehancuran.[17]

C. Berkembangnya Sikap hidup Fatalistis


Berkembangnya sikap hidup fatalis umat Islam yang bergantung dan
mengembalikan segala keuntungan dan penderitaan kepada Tuhan. Sikap hidup
yang fatalis ini ditandai dengan tidak lagi percaya kepada kemampuannya untuk
maju atau mengatasi problem keagamaan dan kemasyarakatan. Mereka lari dari
kenyataan dan hanya mendekatkan diri kepada Tuhan.

D. Sikap Hidup Umat Islam yang kurang Toleran


Sikap-sikap tidak toleran dan fanatik kepada madzhab atau golongan sendiri
itulah yang menyebabkan umat Islam mundur. Tidak saja karena sikap-sikap itu
tetapi juga memalingkan perhatian orang dari hal-hal yang lebih mendasar dan
menentukan perkembangan dan kemajuan peradaban. Syeikh Muhammad Rasyid
Ridla, seorang tokoh pemikir Islam Zaman Modern dari Mesir (murid dan teman
Syeikh Muhammad ‘Abduh), dalam mukaddimahnya untuk penerbitan kitab al-
Mughni (oleh Ibn Qudamah) menggambarkan sikap-sikap tidak toleran.

E. Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah


Jatuhnya kerajaan Abbasiyah oleh serangan orang-orang Tartar dan Mongol
pada masa pertengahan abad ke-13 M., ketika kota Baghdad sebagai pusat ilmu
dan kebudayaan hancur. Sekitar 800.000 penduduk Baghdad dibunuh.
Perpustakaan dihancurkan, ribuan rumah penduduk diratakan. Dalam peristiwa
tersebut, umat Islam kehilangan lembaga-lembaga pendidikan dan buku-buku
ilmu pengetahuan yang sangat berharga nilainya.
Musnahnya beribu-ribu buku, baik buku-buku tentang keagamaan maupun
ilmu-ilmu sains mempengaruhi perkembangan intelektualisme Islam apalagi yang
menyangkut kelestarian ilmu-ilmu pengetahuan dan sains dalam Islam. Berbagai
literatur sains telah lenyap. Sedangkan di kalangan masyarakat yang bebas dari
bencana kaum Mongol tidak ada yang menguasai berbagai bidang sains dan
filsafat. Inilah salah-satunya yang mempersulit umat Islam untuk mengembalikan
kekayaan intelektual yang berharga seperti pada masa kejayaan semula.
F. Dikuasainya Sektor Prekonomian oleh Eropa
Eropa yang telah menemukan kebangkitan intelektual, mulai
meninggalkan umat Islam. Bangkitnya rasionalisme dan intelektual telah
menuntun orang-orang Eropa menemukan sumber-sumber kekayaan di luar
Eropa, seperti Amerika, Australia, dan Timur Jauh.[22]
Penemuan Tanjung Harapan pada abad ke-15 M, oleh pelaut-pelaut Eropa
Barat sangat memukul perekonomian Islam. Jalur perdagangan Timur Jauh dan
Barat yang dahulu dikuasai oleh Islam karena harus melewati jalur darat milik
Islam, berpindah melalui jalur laut melalui Tanjung Harapan sehingga negara-
negara Barat dapat menggantikan kedudukan Islam sebagai penguasa
perdagangan jalur Barat.
Ekonomi yang meningkat dan pemikiran rasional yang berkembang baik
membawa Eropa ke zaman modern yang ditandai dengan kemajuan dalam
pemikiran dan sains serta teknologi. Setelah lama Eropa tak mempunyai adikuasa,
mulailah muncul di sana pada abad kedelapan belas M. Dua adikuasa yaitu,
Inggris dan Perancis.
Ketiga adikuasa Islam, Kerajaan Turki ‘Ustsmani, Safawi, dan Mughal
kini menghadapi saingan. Sementara itu, pemikiran rasional dan orientasi dunia
telah hilang dari dunia Islam digantikan dengan pemikiran tradisional dan
orientasi akhirat tidak bisa mengembangkan sains dan teknologi. Di Eropa
berkembang dengan cepat sains dan teknologi.
Maka dalam persaingan ini Inggris dan Prancis dengan sains dan teknologi
modernnya mengungguli ketiga adikuasa Islam tersebut. Persenjataan Kerajaan,
Utsmani, Safawi, dan Mughal yang masih tradisional tak dapat mengimbangi
persenjataan Inggris dan Perancis yang modern. Maka dalam peperangan-
peperangan antara dunia Islam dan Barat, dunia Islam senantiasa mengalami
kekalahan.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_cendekiawan_pendidikan_islam

Anda mungkin juga menyukai