Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI

Disusun oleh Kelompok 1

Semester V/C :

1. Bustamam 8. Narida Mildawani


2. Cut Nurul A’la 9. Nurul Izzah
3. Intan Fajria 10. Nurul Ulfa
4. Ihsan Noer 11. Rosmita
5. Muhammad Irfan 12. Rahma Hidayati
6. Muhammad Nafis 13. Rina Fitri
7. Maulia Fitri 14. Syafiqul Walidain

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat-Nya yang selalu dan senantiasa memberikan hikmat,pengetahuan dan anugrah
akal budi kepada insan yang berharap kepada-Nya untuk berkreasi dan berkarya,sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini,begitu banyak kekurangan,


kelemahan baik pengetahuan, ketrampilan, bahkan materi serta hambatan lain yang dialami.
Namun atas kerja keras, ketekunan dan dukungan dari berbagai pihak,maka penulisan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimah kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Lhokseumawe, Juli 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................ 4

BAB II TINJAUN TEORITIS

2.1 Definisi Hipertensi......................................................................................... 5

2.2 Klasifikasi Hipertensi..................................................................................... 5

2.3 Etiologi Hipertensi......................................................................................... 6

2.4 Tanda dan Gejala Hipertensi........................................................................ 7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Keluarga.......................................................................8

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................................. 17

4.2 Saran........................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal
ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagaifaktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihanmakanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum
kopi sertagaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang
berperanterhadap hipertensi ini.

Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta
dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indi
kator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari uruta
n penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini,
makakami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darahsistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah
diastoliklebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).Hipertensi menyebabkan
meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semuaorang bisa terkena hipertensi
dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya.
Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,g
injal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.

1.2. Tujuan penulisan

1.2.1 Untuk memahami Konsep Penyakit Hipertensi

12.2 Untuk memahami asuhan keperawatan keluarga dengan hipertesi

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi didefiniskan sebagai tekanan darah dimana sistoliknya di atas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smith Tom,1995). Hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2001).

2.2 Klasifikasi Hipertensi

2.2.1 Klasifikasi Hipertensi berdasarkan tekanan darah :

Hipertensi dimana tekanan sistol sama atau lebih besar dari 140 mmHg atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan
sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg
(Darmojo, 1999).

Sacara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “the
sicth report of the join national coomitee, prevention, detection and traetment of high blood
presure “ (JNC-VI, 1997) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik Diastolik


1. optimal <120 <80
2. normal 120-129 80-84
3. high normal 130-139 85-89
4. hipertensi
grade 1 (ringan) 140-159 90-99
grade 2 (sedang) 160-179 100-109
grade 3 ( berat) 180-209 100-119
grade 4 (sangat berat) >210 >120
2.2.2 Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya :

5
Hipertensi essensial (hipertensi prime) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Hipertensi sekunder yaitun hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain
( Lany Gunawan, 2001).

2.3 Etiologi Hipertensi


2.3.2 penyebab hipertensi pada lansia terjadi perubahan pada :
 Elastisitas dinding aorta menurun.
 Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
 Kemampuan jantung memompa darah menurun.
 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Lany Gunawan, 2001).

2.3.3 Hipertensi primer belum ketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, antara lain :

 Faktor keturunan : data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki


kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
penderita hipertensi.
 Kebiasa hidup : komsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr perhari),
kegemukan atau makan berlebihan, stress, merokok, minum alkohol, dan minum
obat-obatan.

2.3.4 Penyebab hipertensi sekunder, antara lain :


 Tumor
 Diabetes melitus
 Stroke
 Atherosclerosis.

2.4 Tanda dan Gejala Hipertensi

6
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi, antara lain :

 Tidak ada gejala : gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan artei tidak teratur.
 Gelaja yang lazim : meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya
merupakan gejala lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis ( Edward K.Chung, 1995).

BAB III

7
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Asuhan Keperawatan Keluarga


3.1.1 Pengkajian Keluarga
 DataUmum
- Nama kepala keluarga (KK) : Tn.R
- Usia : 70Tahun
- Pendidikan : SMP
- Pekerjaan :Buruh
- Alamat : MergangsanLor
- Komposisi keluarga

No Nama Jk Hub Umur Pendidikan

1. Ny. A P Anak 34 th SMK

2. Tn.J L Anak 44 SMK


3. An.Z L Cucu 11 SD

- Genoram keluargan Tn.R

- Tipekeluarga

8
Tipe extended family yaitu dalam keluarga terdiri dari bapak, anak, menantu
dan cucu.
- Suku danBangsa
Keluarga klien berasal dari suku Aceh atau Indonesia kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang
digunakan yaitu bahasa Jawa.
- Agama
Tn. R beragama islam serta anak, menantu dan cucu beragama yang sama.
- Status sosial ekonomi keluarga:
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari jasa bekerja buruh tukang parkir
dan anaknya berjualan di warung.

Penghasilan :

Tukangparkir :900.000,00

Anak :1.500.000,00+

2.400.000,00

Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga :

Makan : 350.000,00

Listrik : 150.000,00

Lain :300.000,00+

800.000,00

Barang-barang yang dimiliki : televisi, kipas angin, sepeda, 2 almari, 1


set kursi tamu.

- Aktifitas rekreasi keluarga


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang- kadang tidak
pernah dilakukan.

9
 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
- Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.R merupakan tahap VIII keluarga usia
lanjut.
- Riwayat keluarga inti
a. Tn. R sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai hipertensi sejak 10 th
yang lalu, rutin kontrol kepuskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan
mengambil obat rutin, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan
maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensipada

Saat Pengkajian :
TD : 140/85 mmhg S : 37 celcius BB : 55 Kg

N : 84 x/m R : 20 x/m TB : 160 cm

b. Tn. J jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius,
tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar yang lain,
tidak mempunyai keturunan hipertensi. Merokok sejak usia 20tahun.
c. Ny. A jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan,
maupun kebuthan dasar yang lainnya.
d. An.Z jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan. Imunisasi sudah
lengkap.
- Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. R menderita hipertensi tapi keluarganya Tn.R dari pihak Bapak/ Ibu
tidak ada yang menderitahipertensi.

 Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang
baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.

10
Wc

Dapur

Kamar

Kamar

Ruang tamu

kamar

- Karakteristik tetangga dan komunitasRW


Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.
- Mobilitas geografiskeluarga
Sebagai penduduk Kota Yogyakarta, tidak pernah transmigrasi maupun
imigrasi.
- Perkumpulan keluarga interaksi dengan masyarakat Tn.R mengatakan mulai
bekerja pukul 08.00-16.00WIB.
- Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yaitu 4 orang, ke puskesmas datang sendiri.

 Struktur keluarga
- Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi sehari-
harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan
televisi.
- Struktur kekuatan keluarga
Tn.R menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam keadaan
sehat.

11
Struktur peran (formal & informal) :
Formal: Tn.R sebagai Kepala Keluarga, Ny.A sebagai anak, Tn.j sebagai
menantu, An.Z sebagai cucu.
Informal : Tn.R dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.
- Nilai dan norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula
dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya,
bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang
terdekat.

 Fungsi Keluarga
- Keluarga afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
- Fungs isosial
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik dan selalu mentaati norma yang baik.
- Fungsi perawatan keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk pauk, dan
sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota keluarga yang sakit
keluarga merawat dan mengantarkan ke rumah sakit atau petugas kesehatan.
Dalam merawat Tn. R masih memberikan makanan yang sama dengan
anggota keluarga yang lain.
- Fungsireproduksi
Tn.R sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah tua
tidak mampu lagi dan juga sudah tidak mempunyai istri.
- Fungsiekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk
anak dan biaya untuk berobat.

 Stres dan KopingKeluarga

12
- Stresor jangka pendek dan panjang:
Stresor jangka pendek : Tn.R sering mengeluh pusing.

- Stresor jangka panjang : Tn.R khwatir karena tekanan darahnya tinggi.


a. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stressor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
puskesmas dengan petugaskesehatan.
b. Strategi koping yangdigunakan
c. Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada.
d. Strategi adaptasi disfungsional
e. Tn. R bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.

 Pemeriksaan Fisik
TekananDarah : 140/85 mmHg
Nadi : 84 x/m
Suhu :370C
Respirasi : 20 x/m
Beratbadan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
Hasil pemeriksaan laboratorium (cholesterol) : 200 mg/dl
Kepala :simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak
pucat
Mata :konjungtivitis merah muda, sklera putih terdapat
gambaran tipis pembuluh darah.

Hidung : lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.


Mulut : bibir tidak kering, tidak adastomatitis

Telinga :pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan


daritelinga
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis

13
Dada :simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus
dada kanan dan kiri sama, terdengar suara sonor pada
semua lapanag paru, suara jantung pekak, suara
nafasvesikuler
Perut :simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar
suara tympani, tidak ada nyeritekan.
Extremitas :tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari.

 HarapanKeluarga
- Harapan yang diinginkankeluarga
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu
pelayanan dan membantu masalah Tn.R.

 Analisi data
No. Data Subyektif Masalah Penyebab
1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
Keluarga mengatakan kurang kesehatan keluarga merawat
memahami cara merawat. keluarga dalam mengenal
Keluarga mengatakan makanan tidak efektif masalah anggota
Tn”R” sama dengan keluarga keluarga dengan
yanglain hipertensi
Pola tidur Tn”R” tidak sesuai dan
kurang dari kebutuhan
Tn “R” mengatakan khawatir
tensinyasemakin tinggi dan stroke
semakin parah
Keluarga kurang memahami cara
mengenal masalah Tn “R” yang
khawatir tensinya akan
bertambahtinggi

14
DO :
 Keluarga tampak bingung
dengan penyakit yang
diderita Tn.R
 TD : 140/85 mmHg
 N : 84x/mnt
 RR : 20 x/mnt

 DiagnosisKeperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.
 Skoring data :
No Kriteria Score Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Rasa takut menyebabkan
masalah 3 1 3/3 x1= 1 peningkatan TD yang
keadaan dapat memperburuk
masalah keadaan
2 Kemungkinan Pemberian penjelasan yang
1 2 1/2 x2=1
masalah tepat dapat
dapat diubah membantu
sebagian menurunkan rasa
takut
3 Potensial Penjelasan dapat
masalah 2 1 2/3x1=0. membantu mengurangi
untuk 6 rasa takut
dicegah
cukup
4 Menonjolny Keluarga menyadari
1 1 1/2x1=0.
a masalah- dengan mematuhi diet
5

15
masalah yang dianjurkan dapat
tidak perlu mengrangi rasa khawatir
ditangani Tn”R”
Jumlah 3.1

 Intervensi
Diagnosis Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Keluarga Calssification) Classification)
– Manajemen kesehatan Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan
keluarga tidak efektif kunjungan rumah 3x pada keluarga tentang
berhubungan dengan diharapakan keluarga diet yang sesuai
ketidakmampuan mampu memberikan untuk penderita
keluarga merawat perawatan pada Tn. R hipertensi yaitu diet
dalam mengenal dengan kriteria hasil: rendah garam, rendah
masalah anggota 1. Adanya usaha untuk lemak dan kolesterol
keluarga dengan tidur sesuai kebutuhan 2. Lakukan pendekatan
hipertensi 2. Periksa secara teratur secara terapeutik
ke dengan keluarga
pelayanankesehatan 3. Anjurkan pada
3. Ungkapan Tn R keluarga untuk
tidaktakut mengkonsumsi
4. Wajah Tn R tampak makanan sesuai
relaks dengan diet hipertensi

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
           Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak

16
faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer
(essensial) dan hipertensi sekunder.
          Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari
langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami
hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi
sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kasus keluarga Tn. R telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang dimulai dari
pengkajian sampai tahapevaluasi. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. R
dilakukan bersama-sama keluarga Tn. R melalui proses yang dimulai dari pengkajian
sampai tahap evaluasi dengan diawali penulisan tanggal, jam dan diakhiri nama dan
tandatangan. Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor penghambat adalah
kesibukan keluarga sebagai penjual nasi sehingga tidak bisa mengontrolaktifitas.

4.2 Saran

Diharapakan kepada pembaca agar dapat memahami betul isi makalah ini,serta
mengaplikasikan beberapa tindakan yang dapat dilakukan dilingkungan sekitar,dan sebagai
penambah wawasan seputar penyakit Hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M et al. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik.
Ed 5. Jakarta: EGC.

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : tekanan darah tingg. Yogyakarta : penerbit kanisius.

17
Smeltzer, Brenda et al. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & suddart
Edisi 8. Jakarta : EGC

Wilkinson, Ahern, 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai