Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL KEBIJAKAN PUBLIK

Judul : Prioritas Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam


Menangani Pademi Covid-19

Oleh : Tuti Dewi Murni Amd Keb

FAKULTAS KESEHATAN MSYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
PAYUNG NEGERI ACEH DARUSSALAM
2020

1
Prioritas Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Menangani Pademi Covid-19

Beberapa negara memilih berbagai kebijakan untuk menangani pandemi Covid-19 dan
Indonesia memilih kebijakan jaga jarak. Kebijakan ini tidak cukup efektif untuk mencegah
perluasan pandemi Covid-19, dibuktikan dengan peningkatan pesat pasien positif. Tes massal
sebagai kebijakan lanjutan juga perlu dibarengi dengan pertimbangan sosio-ekonomi
Indonesia serta kesiapan instrumen kesehatan.
Pada 9 Maret 2020, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengumumkan
pemberlakuan lockdown di seluruh wilayah Italia. Tercatat hingga hari itu terdapat 9.100
kasus positif Covid-19 dan 463 pasien meninggal di Italia. Seluruh kegiatan publik dilarang
buka hanya supermarket, apotek, dan beberapa bisnis penting lain seperti bank dan kantor pos
yang diizinkan untuk buka. Data dari the Center for Systems Science And Engineering di John
Hopkins University menunjukkan pada 20 Maret 2020 jumlah kasus positif Covid-19 di Italia
meningkat lebih dari empat kali lipat menjadi 41,035 kasus. Pasien meninggal di Italia
menjadi yang tertinggi di dunia melewati China, yaitu 3,405 orang.
Korea Selatan memilih melakukan kebijakan tes massal ketimbang menerapkan
kebijakan lockdown. Menurut Kim Woo Joo, spesialis penyakit menular dari Universitas
Korea, lockdown dirasa bukan pilihan yang mungkin diambil karena Korea Selatan adalah
negara republik demokrasi. Hal ini karena, kebijakan lockdown di negara republik demokrasi
perlu menampung pendapat dari banyak golongan masyarakat. Di samping itu, kesiapan
fasilitas kesehatan Korea Selatan dirasa memadai sehingga tidak
diperlukan lockdown. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in juga mengatakan bahwa
kebijakan lockdown tidak akan diambil. Tes massal yang dilakukan Korea Selatan
banyak dipuji oleh media internasional. Respons Korea Selatan dinilai cepat dan berhasil
menekan angka infeksi tanpa ada pengorbanan berarti pada sektor ekonomi. Namun besarnya
jumlah tes justru memperbesar angka eror. Dengan akurasi hasil tes 98%, terdapat 2% eror
yang mungkin terjadi. Angka ini tidak memiliki arti jika sampel yang dites berjumlah sedikit.
Namun dengan jumlah sampel 200.000, eror ini mencapai 4000 orang.  Kekhawatiran lain
juga muncul dengan adanya jeda antara tes dan pemberitahuan hasil. Pada jeda tersebut,
aktivitas masyarakat yang tidak dibatasi justru memberikan ruang penularan yang lebih besar.
Berkaca pada kedua negara di atas, dapat dilihat bahwa ada berbagai jalan kebijakan
untuk menanggulangi sebuah pandemi. Tiap jalan kebijakan pun memiliki kelebihan dan

2
kekurangannya sendiri. Indonesia sendiri memilih untuk menempuh jalan kebijakan menjaga
jarak. Mengutip dari BBC, langkah utama untuk menjaga jarak datang dari pidato Presiden
Joko Widodo. Ia menekankan bahwa seluruh kegiatan belajar dan kerja sebaiknya mulai
dilakukan dari rumah. Selain itu, masyarakat juga perlu menghindari beraktivitas di
kerumunan termasuk dalam hal ibadah.Gerakan serupa juga datang dari jajaran pemerintah
daerah dan inisiatif lokal.
Kebijakan jaga jarak yang dipilih pemerintah bukanlah tanpa risiko. Perintah kebijakan
jaga jarak dalam jangka panjang dapat memperlambat kegiatan produksi ekonomi (supply
shock). Pembatasan interaksi sosial dapat mengurangi jumlah produksi barang yang krusial.
Hal ini berlaku untuk produksi baik di dalam maupun luar negeri. Akibatnya, tingkat kegiatan
dan permintaan ekonomi secara keseluruhan juga akan terganggu. Mengetahui risiko yang ada
dan dampaknya ke dalam negeri, Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah
untuk menangani pandemi ini. Tetapi dalam implementasinya, Pemerintah Indonesia masih
berfokus pada kebijakan pencegahan dan pembatasan. Prioritas pemerintah masih belum jatuh
terhadap cara penanggulangan dan perbaikan. Contoh kebijakan penanggulangan yang ada
bisa dilihat dalam pemberian paket bantuan berupa subsidi ke masyarakat kurang mampu.
Subsidi yang ada diberikan untuk memastikan bahwa mereka tetap bisa hidup dengan normal
meskipun tidak bekerja secara langsung.. Namun, langkah ini dianggap belum dapat
menanggulangi dampak pandemi Covid-19 dalam jangka panjang.
Penanganan pandemi dapat dimulai dengan optimalisasi kebijakan jaga jarak. Salah
satunya pemerintah dapat memberhentikan kegiatan produksi, namun tetap memberi
kompensasi biaya gaji pekerja untuk perusahaan. Kebijakan ini dapat mengurangi
kemungkinan pemecatan dan biaya mencari pekerja baru (job turnover cost). Kebijakan
sejenis ini pernah diberlakukan Jerman dalam program Kurzarbeit. Melalui pemberhentian
produksi sementara dengan kompensasi, pemerintah dapat menjaga kelangsungan bisnis dan
keselamatan para pekerja secara bersamaan.
Kebijakan serupa juga dapat diberlakukan di Indonesia untuk beberapa sektor yang
dianggap bisa ditunda produksinya. Namun penghentian ini dapat berdampak positif untuk
perekonomian jangka panjang. Correia, Luck, dan Verner menemukan bahwa penghentian
kegiatan ekonomi untuk sementara yang cepat dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi saat
masa pandemi telah usai. Namun hanya teori dan belum dapat dipastikan hasilnya.

3
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan pemerintah adalah memastikan bahwa suplai
dan distribusi barang pokok dan obat tercukupi. Pemerintah bisa memastikan stok dengan
mengecek keadaan serta mengalokasikan dana untuk memenuhi permintaan pasar dalam
waktu genting. Selain itu, pemerintah perlu memperkuat pengawasan pasar daring untuk
mencegah praktik manipulasi harga (price gouging). Pencegahan manipulasi harga
diberlakukan untuk memastikan bahwa setiap masyarakat dapat memenuhi kebutuhan utama
mereka dalam periode jaga jarak, yaitu masker dan makanan pokok. Pengawasan ini juga
perlu diikuti dengan penegakan hukum.
Selain menerapkan kebijakan jaga jarak, pemerintah pada 19 Maret
2020 menyatakan akan mengambil kebijakan tes massal. Namun, keputusan melakukan tes
massal ini seyogianya disertai prosedur-prosedur yang jelas. Memetakan siapa saja yang perlu
dites menjadi tugas mendesak bagi pemerintah untuk meningkatkan presisi hasil tes.
Pelacakan riwayat interaksi pasien positif perlu dioptimalkan agar tidak terjadi kasus tak
terdeteksi yang malah menimbulkan pandemi lebih luas lagi. Melakukan tes hanya kepada
orang-orang yang menunjukkan gejala cenderung lebih hemat. Namun, adanya pasien positif
tanpa gejala perlu diperhitungkan agar tidak memperparah pandemi.
Belum lagi mempertimbangkan jumlah dan persebaran tenaga medis di Indonesia yang tidak
merata dan cenderung terkonsentrasi di Jawa. Indonesia juga masih defisit tenaga kesehatan
masyarakat sebanyak 6.192 orang pada tahun 2019. Kebijakan melakukan tes massal yang
cenderung diikuti oleh peningkatan jumlah kasus positif secara drastis dikhawatirkan tidak
mampu diatasi oleh fasilitas kesehatan saat ini.
Kebijakan tes massal di Indonesia diharapkan dapat berdampak besar untuk
penanganan pandemi Covid-19 seperti Korea Selatan. Namun, tes massal juga perlu disertai
dengan prioritas penanggulangan dan perbaikan. Sejauh ini, kedua hal ini belum diwujudkan
melalui kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah. Penting bagi pemerintah untuk
memfokuskan sumber daya ekonomi yang ada pada dua prioritas tersebut. Hal ini mungkin
akan menimbulkan penurunan performa ekonomi untuk sementara waktu. Namun sekali lagi,
pengorbanan ekonomi jangka pendek diperlukan untuk mencegah krisis penduduk akibat
pandemi. Di sisi lain, jika wabah ini tidak ditangani dengan langkah tambahan, bukan tidak
mungkin bahwa akan ada kerusakan jangka panjang di seluruh sektor negara.

4
DAFTAR PUSTAKA

“Italia Umumkan Resmi Lockdownd Hari Ini”.www.cnnindonesia.com, 9 Maret 2020, 19


September 2020. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200504040027-134-
499634/italia-umumkan-resmi- lockdown-hari-ini

“Keren Seperti Ini Tes Massal Virus Corona Yang Dilakukan Di Korea Selatan” .
www.kompas.tv, 14 April 2020, 19 September 2020.
https://www.kompas.tv/article/72221/keren-seperti-ini-tes-massal-virus-corona-yang-
dilakukan-korea-selatan

“Jokowi Janga Jarak Harus Diberlakukan”. www.bbc.com, 20 Maret 2020, 19 September


2020. https://www.bbc.com/indonesia/Jokowi-jaga -jarak-harus-diberlakukan

5
BIODATA
Nama : Tuti Dewi Murni Amd Keb
Tempat Tanggal Lahir :Lebu Cot, 15 Desember 1975
Alamat :Leubu Cot
Pengalaman : Pernah Bekerja di Puskesmas Makmur

Anda mungkin juga menyukai