Anda di halaman 1dari 1

KEPEDULIAN ATAS SUSTAINABILITY PLN

Oleh : RUSTAMADJI – EVP DIV PR JBT

Sustainability menjadi kata penting bagi perusahaan yang menginginkan eksistensinya tetap
terpelihara dalam rentang waktu yang panjang. Termasuk kita, tentu menginginkan PLN sebagai
perusahaan BUMN tetap jaya selama bendera merah putih berkibar di Indonesia. Eksistensi
perusahaan adalah sesuatu yang diperoleh dengan cara memperjuangkannya. Indikator yang
umum digunakan adalah growth yaitu sejauh mana perusahaan bertumbuh kembang. Salah satu
faktor yang mempengaruhinya adalah seberapa efisien perusahaan mengelola expenses atau
pengeluaran biaya.

Tantangan yang dihadapi PLN beberapa tahun ke belakang dan masih akan terus berlanjut di
masa yang akan datang tidak bertambah ringan, Realisasi pertumbuhan yang rendah beberapa
tahun terakhir membuat angka pertumbuhan di RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga
Listrik) mengalami koreksi dari tahun ke tahun. Untuk Jawa Bali pertumbuhan di RUPTL 2015-
2024 sebesar 7.79%, di RUPTL 2016-2025 turun menjadi 7.77%, di RUPTL 2017-2026 turun
menjadi 7.22%, di RUPTL 2018-2027 turun menjadi 6.09% dan di RUPTL 2019-2028 turun
menjadi 5.73%. Kita berharap teman-teman kita di Unit Distribusi dan Unit Wilayah akan terus
giat memasarkan produk listrik kita kepada pelanggan-pelanggan potensial yang ada di wilayah
kerja masing-masing.

Di saat pencapaian pertumbuhan yang belum memenuhi harapan kita maka hal lain yang perlu
dikendalikan adalah input yaitu expenses atau pengeluaran biaya. Biaya yang berpengaruh pada
besaran BPP atau Biaya Operasi sudah lama menjadi perhatian bersama, bahkan diformalkan
dalam sebuah Tim Penurunan BPP yang diketuai oleh EVP Anggaran yang target besarannya
di-deploy ke seluruh Regional dan Unit Induk. Di tahun 2018 RJBT berkontribusi memberikan
efisiensi sebesar Rp.687,09 Milyar dari target 1.012 Milyar. Kesadaran setiap pegawai PLN untuk
bersikap responsif atas hal-hal yang memberikan dampak terhadap penurunan BPP menjadi
penting agar PLN mampu mencetak revenue yang lebih baik.

Seiring dengan pertumbuhan yang rendah, maka perlu penyelarasan COD pembangkit di
RUPTL, yang seyogianya juga diikuti proyek-proyek ikutannya. Biaya Investasi untuk kegiatan di
Unit Induk menjadi penting untuk diperhatikan agar beban perusahaan tidak terlampau berat serta
agar seimbang dengan kemampuan perusahaan yang pendapatannya mengikuti pertumbuhan
yang turun, mengingat sebagian besar pendanaan diperoleh dari pinjaman. Untuk itu Regional
Jawa Bagian Tengah melangsungkan evaluasi atas proyek-proyek investasi jaringan transmisi,
gardu induk yang berkaitan baik dengan evakuasi daya, pemasaran dan keandalan yang
mengambil tempat di Bogor pada tanggal 17-18 Mei 2019 dan di Semarang pada tanggal 23-24
Mei 2019 dengan melibatkan semua Unit Induk dan DIV SIS serta P2B untuk bisa melihat dari
sisi kebutuhan sistem. Bagi Unit Induk dalam menyusun RKAU (Rencana Kerja Anggaran Unit)
penting untuk mendapatkan view secara system agar kegiatan investasi yang dipilih adalah
benar-benar prioritas dan efektif atau tepat sasaran. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat potensi
yang cukup besar, beberapa proyek diselaraskan kembali untuk dapat berkontribusi bagi kinerja
perusahaan yang lebih komprehensif. Sustainability PLN, harapan yang akan kita wujudkan
bersama.

Anda mungkin juga menyukai