NIP : 1608/DPS/JF/D3/ELE/41577
Sebelum kita membahas bagaimana proses dan faktor terkait value creation, akan
lebih baik membahas kenapa value creation itu diperlukan bagi sebuah entitas usaha?
Jawabannya sederhana, sebab value creation merupakan salah satu jembatan yang
mampu meningkatkan nilai suatu entitas usaha pada level yang lebih tinggi. Secara
umum, terdapat tiga faktor yang create value bagi entitas usaha, yaitu: tingkat
pertumbuhan pendapatan dan tingkat keuntungan tingkat besarnya arus uang kas masuk
secara real (berapa uang kas yang dihasilkan secara real) , serta bagaimana mekanisme
pasar modal menentukan nilai harga saham per laba. Jadi secara garis besar yang
dimaksud dengan value creation PT.PLN (Persero) adalah pencapaian pertumbuhan
ekonomi perusahaan dan nilai-nilai yang perlu ditingkatkan pada sektor perusahaan serta
bagaimana cara untuk mencapainya.
Konsumsi listrik per kapita Indonesia per 2014 merupakan salah satu yang terendah
diantara negara- negara di Asia
Dibandingkan negara-negara ASEAN, konsumsi per kapita Indonesia berada di
urutan ke-5 setelah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam
Kapasitas terpasang Indonesia per 2012 sebesar 47.753 MW merupakan ke2 terbesar di
ASEAN.
Ekspansi Bisnis Tahun 2015-2019
Pembangunan infrastrukstur kelistrikan yang direncanakan mulai tahun 2015
hingga 2019 adalah 42,9 GW, dengan Rasio elektrikasi 97,4%
1. Negara ini membutuhkan tenaga listrik dalam jumlah besar guna mendorong
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia
2. Pemerintah telah menugaskan PLN untuk melaksanakan pembangunan
pembangkit tenaga listrik berkapasitas 35.000 MW plus 7.000 MW sisa
Fsst Tract Program (FTP) beserta 46.760 kms jaringan transmisi dan 108
GVA gardu induk
3. Diperlukan dana besar bernilai Rp1.260 triliun untuk merealisasikan program
tersebut, sebesar Rp645 triliun di antaranya akan dieksekusi dan didanai
sendiri oleh PLN.
Subsidi Listrik
- Kebutuhan subsidi listrik tahun 2016 adalah Rp82,7 triliun yang terdiri
dari
- Subsidi tahun berjalan sebesar Rp65,1 triliun, (2) carry over tahun 2014
sebesar Rp12,3 triliun dan (3) carry over tahun 2015 sebesar Rp5,3 triliun
- Alokasi subsidi listrik dalam APBN-P Tahun 2016 adalah Rp50,7 triliun,
sehingga terdapat desit penerimaan kas dari subsidi listrik sebesar Rp32,0
triliun
- Pada periode yang sama Perusahaan memiliki kewajiban tambahan berupa
pajak penghasilan atas revaluasi aktiva tetap sebesar Rp13,6 triliun, (2)
pembayaran dividen sebesar Rp2,1 triliun dan (3) pembayaran obligasi yang
tempo sebesar Rp9.2 triliun
- Diperlukan extra eort yang dapat meningkatkan cash inow dan/atau
esiensi cash ouVlow dengan maksud untuk menurunkan pemenuhan
likuiditas dari pendanaan, baik untuk memenuhi operasi (KMK), kredit
investasi maupun renancing.
Business Prosess and Value creation
Potensi Efisiensi
Program Inisiatif
Potensi Program
III. PENUTUP
1. Menurunkan Tunggakan
Kenaikan penjualan akan meaningless atau tidak berguna jika tidak dapat dikonversi
menjadi uang tunai karena disamping penerimaan yang besar juga terdapat tunggakan
yang besar pula, untuk itu jumlah tunggakan harus ditekan serendah mungkin.
3. Efisiensi Material
Menyediakan cadangan di gudang memang penting, namun jika terlalu banyak juga akan
berdampak pada keuangan perusahaan karena semakin banyak cadangan maka uang yang
dikeluarkan juga semakin banyak. Maka belanjalah sesuai dengan kebutuhan.