Geometri
Geometri
Geometri berasal dari kata Yunani geo dan metrie. Geo berarti tanah, dan metrie
berarti pengukuran.
Geometri cabang matematika yang mempelajari titik, garis,bidang,dan benda
benda ruang tentang sifat dan ukuran- ukurannya serta hubungannya.
PENGERTIAN PANGKAL
DEFINISI POSTULAT/AKSIOMA
DALIL
DALIL
Euclides dari Aleksandria kira kira 300 SM dalam bukunya pertama dimulai
dengan 23 definisi ,5 postulat, 10 aksioma dan 48 dalil.
DEFINISI- DEFINISI:
1. Titik ialah yang tidak mempunyai bagian
2. Garis ialah panjang tanpa lebar
3. Ujung ujung suatu garis yang terletak rata dengan titik titik padanya.
4. Suatu garis lurus ialah garis yang terletak rata dengan titik titik padanya
5. Suatu bidang ialah hanya mempunyai panjang dan lebar
6. Ujung ujung suatu bidang adalah garis
7. Suatu bidang datar ialah suatu bidang yang terletak ratta dengan garis garis
padanya
8. Suatu sudut datar ialah inklinasi ( kemiringan) sesamanya dari dua garis
dalam satu bidang datar yang bertemu dan tidak terletak pada suatu garis lurus
9. Dan jika garis garis yang memuat sudut itu lurus , maka sudut itu disebut
sudut garis lurus
10. Jika suatu garis lurus berdiri pada suatu garis lurus dan membuat sudut yang
besisian sama, masing- masing sudut ini disebut siku- siku dan garis yang
berdiri pada garis lainnya tadi di segbut tegak lurus pada garis lain.
11. Suatu sudut tumpul ialah sudut yang lebih besar dari suatu sudut siku-siku.
12. Suatu sudut lancip ialah sudut yang lebih kecil dari suatu sudut siku-siku
13. Suatu batas ialah ujungnya(akhirnya) sesuatu.
14. Suatu bangun ialah sesuatu yang termuat dalam suatu batas atau beberapa
batas.
15. Suatu lingkaran ialah suatu bangun datar yang termuat dalam satu garis
sedemikian, hingga semua garis lurus yang melalui satu titik dalam bangun itu
dan mengenai garis tadi sama panjangnya.
16. Dan titik itu disebut titik pusat lingkaran.
17. Suatu garis tengah dari lingkaran ialah sembarang garis lurus yang melalui
titik pusat dan pada kedua arahnya berakhir pada keliling lingkaran dn garis
semacam itu membagi dua sama lingkaran itu.
18. Suatu setengah lingkaran adalah bangun yang termuat dalam suatu garis
tengah dan keliling lingkaran yang terbagi oleh garis tengah itu. Titik pusat
setengah lingkaran sama dengan titik pusat lingkaran.
19. Bangun-bangun garis lurus ialah bangun bangun-bangun yang termuat dalam
(dibatasi oleh) garis-garis lurus. Bangun-bangun trilateral ialah yang dibatasi
oleh tiga, quatwral dibatasi oleh empat dan multilateral dibatasi oleh lebih
dari empat garis.
20. Dari bangun-bangun trilateral (sisi tiga), suatu segitiga sama sisi ialah yang
mepunyai tiga sisi sama, suatu segitiga sama kaki ialah yang hanya dua
sisinya sama dan suatu segitiga miring ialah semua sisinya tidak sama.
21. Selanjutnya dari bangun- bangun segitiga, suatu segitiga siku-siku ialah yang
mempunyai suatu sudut siku-siku, suatu segitiga tumpul yang mempunyai
suatu sudut tumpul dan suatu segitiga lancip yang ketiga sudutnya lancip.
22. Dari bangun-bangun sisi empat , suatu bujur sangkar ialah yang sama sisi dan
bersudut siku-siku, suatu empat persegi panjang ialah yang bersudut siku-siku
tetapi tidak sama sisi,suatu belah ketipat ialah yang sama sisi, tetapi tidak
bersudut silu-siku, suatu jajaran genjang ialah nyang sisinya dan sudut-
sudutnya yang berhadapan sama , tetapi tiak dama sisindan tidak bersudut
siku-siku. Sisi empat yang lain dari ini semua disebit trapezium.
23. Garis garis lurus parallel (sejajar) ialah garis-garis lurus yang terletak dalam
suatu bidang datar dan jika diperpanjang tak terbatas pada kedua arahnya
tidak akan bertemu pada arah yang manapun.
POSTULAT-POSTULAT
1. Menarik garis lurus dari sembarang titik ke sembarang titik yang lain.
2. Memperpanjang suatu ruas garis secara kontinu menjadi garis lurus.
3. Melukis lingkaran dengan sembarang titik pusat dan sembarang jarak.
4. Bahwa semua sudut siku-siku adalah sama.
5. Bahwa, jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-
sudut dalam sepihak kurang dari sudut siku-siku, kedua garis itu jika
diperpanjang tak terbatas, akan bertemu dipihak tempat kedua sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut siku-siku.
TEOREMA 1
SUDUT-SUDUT BERTOLAK BELAKANG SAMA BESAR
definisi 9 : garis – garis yang memuat sudut itu lurus, maka sudut itu disebut
sudut lurus
∠ O1 + O2 = sudut garis lurus
∠O2 +∠ O3 = sudut garis lurus
∠O3 + ∠ O4 = sudut garis lurus
∠O4 +∠ O1 = sudut garis lurus
aksioma 1 : Benda-benda yang sama dengan suatu benda yang sama , satu
sama lain juga sama.
∠O1 + ∠O2 =∠ O2 +∠ O3
aksioma 3 : Jika sesuatu yang sama dikurangi dengan sesuatu yang sama ,
sisinya sama
Kedua ruas dikurangi dengan ∠O2
∠O1 =∠ O3 (Terbukti)
aksioma 1 : Benda-benda yang sama dengan suatu benda yang sama , satu
sama lain juga sama.
∠O4 +∠O1 =∠ O1 + ∠O2
aksioma 3 : Jika sesuatu yang sama dikurangi dengan sesuatu yang sama ,
sisinya sama.
Kedua ruas di kurangi dengan ∠O1
∠O4 =∠ O2 (Terbukti)
TEOREMA 2
MELUKIS SEBUAH SEGITIGA SAMA SISI PADA SEBUAH GARIS
TERBATAS YANG DIKETAHUI.
Diketahui : garis AB
TEOREMA 3
DUA BUAH SEGITIGA MEMPUNYAI DUA SISI DAN SUDUT APITNYA
YANG SAMA, MAKA SISI KETIGANYA ADALAH SAMA
Andai AB < PQ
Aksioma 6. suatu gambar geometri dapat di pindah tanpa mengubah bentuk dan
besarnya
Aksioma 4. benda yang berhimpit satu sama lain, satu sama lain sama
∆𝐴𝐵𝐶 di pindah berimpit dengan ∆𝑃𝑄𝑅
TEOREMA 4
DUA BUAH SEGITIGA MEMPUNYAI DUA SUDUT DAN SATU SISI
APITNYA YANG SAMA MAKA SISI-SISI YANG LAIN ADALAH SAMA.
Andai AB < PQ
Aksioma 6. suatu gambar geometri dapat di pindah tanpa mengubah bentuk dan
besarnya
Aksioma 4. benda yang berhimpit satu sama lain, satu sama lain sama
∆𝐴𝐵𝐶 di pindah berimpit dengan ∆𝑃𝑄𝑅
Diketahui : satu garis lurus AB dan satu titik pada garis tersebut
Buktikan : pada titik O hanya ada satu garis yang tegak lurus dengan garis AB
Bukti :
Postulat 1. tarik garis tinggi dari titik O
definisi 10. Jika suatu garis lurus berdiri pada suatu garis lurus dan membuat sudut
yang besisian sama, masing- masing sudut ini disebut siku- siku dan
garis yang berdiri pada garis lainnya tadi di sebut tegak lurus pada
garis lain.
TEOREMA 6
MELALUI SUATU TITIK DILUAR SUATU GARIS ADA TEPAT SATU
GARIS YANG TEGAK LURUS PADA GARIS TERSEBUT.
Buktikan : hanya ada satu tempat dimana garis itu tegak lurus dengan titik O
Bukti:
Postulat 1. Tarik garis dari titikO ke garis AB
Sehingga hanya ada tepat 1 garis dari titik O yang melalui titik P pada garis AB ,
yang tegak lurus dengan garis AB (definisi 10).
TEOREMA 7
SEBUAH SUDUT DILUAR SUATU SEGITIGA LEBIH BESAR DARI
SALAH SATU SUDUT DALAM YANG TIDAK BERSISIAN DENGAN
SUDUT LUAR TERSEBUT.
Diketahui : sebuah segitiga ABC dengan titik D terletak pada perpanjangan AB
TEOREMA 7.1
DUA BUAH GARIS SEJAJAR DIPOTONG OLEH GARIS TRANSVERSAL
MAKA SUDUT-SUDUT YANG SEHADAP BESARNYA SAMA SUDUT
DALAM BERSEBERANGAN BESARNYA SAMA
Terbukti. . .
DEFINISI:
Suatu bentuk geometri dikatakan kongruen dengan bentuk lain bila ada
korespondensi dan korespondensi tersebut mempunyai ukuran yang sama.
DEFINISI:
Korespondensi antara dua segitiga merupakan kongruen jika sudut – sudut
yang berkorespondensi dan sisi- sisi yang berkorespondensi kongruen.
Buktikan : k ∥ l ?
Bukti :
Andai k tidak sejajar dengan l , k dan l akan berpotongan di titik n.
Dari gambar diatas diperoleh:
titik P, Q dan N membentuk suatu segitiga PQN
Teorema 7. sudut di luar segitiga lebih besar dari sudut di daalam segitiga
yang tidak bersisian dengan sudut luar.
∠P1 > ∠Q1 dan ∠Q4 > ∠P4
∠P1 = ∠P3 ( bertolak belakang )
Teorema 1. Sudut yang bertolak belakang besarnya sama
∠P3 = ∠P1
∠P4 = ∠P2
∠Q3 = ∠Q1
∠Q4 = ∠Q2
Teorema 1.
∠P1 > ∠Q1 ∠Q4 > ∠P4
∠P3 > ∠Q1 ∠Q2 > ∠P4
Terjadi kontradiksi karena telah diketahui bahwa ∠P3 = ∠Q1 dan
∠P4 = ∠Q2, maka terbukti bahwa k ∥ l
TEOREMA 9
DUA GARIS YANG TEGAK LURUS PADA SIATU GARIS ADALAH
SEJAJAR
Diketahui : satu garis lurus yang padanya terdapat dua garis yang tegak lurus
Buktikan : A ∥ B ?
Bukti :
Definisi 10. suatu garis yang tegak lurus pada garis lainnya maka sudutnya adalah
siku siku
Sehingga diperoleh ∠ A1 =∠ B1 = ∠A2 = ∠B2 = siku siku
A⊥B ;B ⊥M
Andai A ∦ B maka garis AB akan berpotongan pada satu titik tertentu sebut titik C
TEOREMA 10
JUMLAH SEMBARANG DUA SUDUT DALAM SUATU SEGITIGA
KURANG DARI 180 O
Buktikan : ∠𝐴 + ∠𝐵 + ∠𝐶 = 1800
Bukti :
a. Aksioma 9 : Memperpanjang ruas garis AB
b. Postulat 1 : Menarik garis lurus yang sejajar garis AB melalui titik C
TEOREMA 12
SEBUAH SEGITIGA JIKA DUA SUDUTNYA SAMA MAKA SISI-SISI DI
DEPAN SUDUT SAMA
∠𝐴 = ∠𝐵
Buktikan : BC = AC ?
Bukti :
a. Aksioma 7 : Setiap sudut mempunyai garis bagi, ∠𝐶 mempunyai garis bagi
sehingga ∠𝐶1 = ∠𝐶2
b. CD = CD ( Berhimpit )
c. Membuktikan ∠𝐷1 = ∠𝐷2
∠𝐷1 = 1800 − ( ∠𝐴 + ∠𝐶1 )
∠𝐷1 = 1800 − ( ∠𝐵 + ∠𝐶2 )
Aksioma 1 : ∠𝐴 = ∠𝐵 dan ∠𝐶1 = ∠𝐶2 maka ∠𝐷1 = ∠𝐷2
Sudut , sisi ,sudut ( kongruen )
Dua buah segitiga kongruen , maka sisi-sisi yang berkorespondensi sama.
Jadi AC = BC
TEOREMA 13
SEBUAH SEGITIGA JIKA DUA SISINYA SAMA MAKA SUDUT DI
DEPAN SISI TERSEBUT SAMA
AC = BC
Buktikan :∠𝐴 = ∠𝐵 ?
Bukti :
a. Aksioma 7 : setiap sudut mempunyai garis bagi, ∠𝐶 mempunyai
garis bagi sehingga ∠𝐶1 = ∠𝐵
Membentuk dua buah segitiga yaitu ∆ ADC dan ∆ BDC
b. CD = CD ( Berhimpit)
c. Teorema 3 : Dua buah segitiga tersebut kongruen, karena dua sisi
dan satu sudut apitnya sama ( sisi, sudut, sisi)
d. ∴ ∠𝑨 = ∠𝑩
TEOREMA 14
JIKA TIGA SUDUT DALAM SUATU SEGITIGA SAMA, MAKA KETIGA
SISINYA SAMA.
∠𝐴 = ∠𝐵 = ∠𝐶
Buktikan BC=AC=AB ?
Bukti :
a. Teorema 12 : jika ∠𝐴 = ∠𝐵, maka BC=AC
b. Teorema 12 : jika ∠𝐴 = ∠𝐶, maka BC=AB
c. Aksioma 1 : BC = AC
BC = AB
Maka, AC = AB
d. ∴ 𝑩𝑪 = 𝑨𝑪 = 𝑨𝑩
CONTOH CONTOH
CONTOH 1
SEBUAH SEGITIGA DENGAN DUA SISINYA KONGRUEN MAKA
GARIS BAGINYA TEGAK LURUS PADA SISI YANG TIDAK
KONGRUEN
∠𝐸1 = ∠𝐷2
Buktikan : ∠𝐴 = ∠𝐵 ?
Bukti :
∠𝐷2 = 1800 - (∠𝐴 + ∠𝐶)
∠𝐸1 = 1800 - (∠𝐵 + ∠𝐶)
a. ∠𝐷2 = ∠𝐸1
1800 −(∠𝐴 + ∠𝐶)= 1800 - (∠𝐵 + ∠𝐶)
b. Aksioma 3 : Kedua ruas dikurangi dengan 1800
−(∠𝐴 + ∠𝐶)= −(∠𝐵 + ∠𝐶)
c. Aksioma 2 : Kedua ruas ditgambahkan dengan ∠𝐶
−∠𝐴= −∠𝐵
d. Azksioma 1 : kedua ruas dikali dengan –
∠𝐴= ∠𝐵
CONTOH 3
b. Terbentuk 2 buah segitiga yaitu segitiga ABD dan segitiga CBD dimana sisi
BD dari segitiga ABC = sisi BD dari segitiga CBD ( berhimpit)
c. Teorema 11 : Jumlah sudut dalam segitiga adalah 1800
d. ⊿𝐴𝐵𝐷 + ⊿𝐶𝐵𝐶 = 𝐴𝐵𝐶𝐷
1800 + 1800 = 𝐴𝐵𝐶𝐷
3600 = 𝐴𝐵𝐶𝐷
SEGI EMPAT
Segi empat adalah bangun datar yang mempunyai empat sisi dan empat
sudut
TEOREMA 15
DIAGONAL JAJARAN GENJANG MEMBENTUK DUA SEGITIGA YANG
KONGRUEN
Buktikan : 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 dan AD = BC ?
Bukti :
a. Definisi : jajar genjang mempunyai dua pasang sisi sejajar 𝐴𝐵 ∥ 𝐶𝐷
b. Postulat 1 : tarik garis dari titik A ke titik C sehingga membentuk
∠𝐴1 , ∠𝐴2 𝑑𝑎𝑛 ∠𝐶1 , ∠𝐶2
Buktikan : ∠𝐴 = ∠𝐶 𝑑𝑎𝑛 ∠𝐵 = ∠𝐷
Bukti :
a. Definisi : jajar genjang mempunyai dua pasang sisi sejajar 𝐴𝐵 ∥ 𝐶𝐷
b. Postulat1: tarik garis dari titik A ke titik C sehingga terbentuk
∠𝐴1 , ∠𝐴2 𝑑𝑎𝑛 ∠𝐶1 , ∠𝐶2
TEOREMA 18
JIKA DUA GARIS SEJAJAR MAKA DUA TITIK PADA SUATU GARIS
BERJARAK SAMA TERHADAP GARIS LAIN.
Diketahui : 𝑙 ∥ 𝑚
TEOREMA 19
DIAGONAL-DIAGONAL JAJARAN GENJANG SALING MEMBAGIDUA
SAMA PANJANG
Buktikan : AD = CD
BO = DO
Bukti :
∠𝐴𝐵𝑂 = ∠𝐶𝐷𝑂
∠𝑂𝐴𝐵 = ∠𝑂𝐶𝐷
∆𝐴𝐵𝑂 ≅ ∆𝐶𝐷𝑂 ( Sudut, sisi, sudut)
∴ 𝑨𝑶 = 𝑪𝑶 𝑫𝒂𝒏 𝑩𝑶 = 𝑫𝑶
TEOREMA 20
TIAP DUA SUDUT YANG BERURUTAN PADA JAJARAN GENJANG
SALING BERSUMPLEMEN
Buktikan : ∠𝐴 + ∠𝐵 = 180o
∠𝐵 + ∠𝐶 = 180o
∠𝐶 + ∠𝐷 = 180o
∠𝐷 + ∠𝐴 = 180o
Bukti :
a. Postulat 2 : Memperpanjang ruas garis AB
Memperpanjang ruas garis DC
b. Terbentuk ∠𝐴1 , ∠𝐴2 , ∠𝐵1 , ∠𝐵2 , ∠𝐶1 , ∠𝐶2 , ∠𝐷1 dan ∠𝐷2
c. ∠𝐴1 + ∠𝐴2 = 1800 sudut lurus
∠𝐵1 + ∠𝐵2 = 1800 sudut lurus
∠𝐶1 + ∠𝐶2 = 1800 sudut lurus
∠𝐷1 + ∠𝐷2 = 1800 sudut lurus
d. ∠𝐴2 + ∠𝐵2 (sehadap)
∠𝐴1 + ∠𝐵1 (sehadap)
∠𝐵1 + ∠𝐶2 (dalam bersebrangan)
∠𝐵2 + ∠𝐶1 (dalam bersebrangan)
∠𝐷2 + ∠𝐶2 (sehadap)
∠𝐷1 + ∠𝐶1 (sehadap)
∠𝐴1 + ∠𝐷2 (dalam bersebrangan)
∠𝐴2 + ∠𝐷1 (dalam bersebrangan)
e. ∠𝑨𝟐 + ∠𝑩𝟏 = ∠𝑨𝟐 + ∠𝑨𝟏 = 𝟏𝟖𝟎𝟎
∠𝑩𝟏 + ∠𝑪𝟏 = ∠𝑩𝟏 + ∠𝑩𝟐 = 𝟏𝟖𝟎𝟎
∠𝑪𝟏 + ∠𝑫𝟐 = ∠𝑪𝟏 + ∠𝑪𝟐 = 𝟏𝟖𝟎𝟎
∠𝑫𝟐 + ∠𝑨𝟐 = ∠𝑫𝟐 + ∠𝑫𝟏 = 𝟏𝟖𝟎𝟎
f. Terbukti
TEOREMA 21
DIAGONAL PERSEGI PANJANG KONGRUEN
TEOREMA 22
JIKA KEDUA PANJANG SISI YANG BERHADAPAN DAN SUATU SEGI
EMPAT SEJAJAR, MAKA SEGI EMPAT ITU JAJARGENJANG
BD = BD ( berhimpit )
∠D₁ = ∠B₂ ( sudut dalam berseberangan )
∠D₂ = ∠B1 ( sudut dalam berseberangan )
∆ABC ≅ ∆ADC ( sudut, sisi, sudut )
ABCD adalah jajargenjang karena membentuk 2 segitiga yang kongruen (
teorema 15 )
TEOREMA 23
DIAGONAL BELAH KETUPAT SALING TEGAK LURUS
TEOREMA 24
DIAGONAL BELAH KETUPAT MERUPAKAN GARIS BAGI SUDUT-
SUDUTNYA
Di ketahui :
sebuah belah ketupat ABCD dengan AC dan BD sebagai diagonal belah ketupat.
Buktikan : ∠A₁ = <∠A₂ , ∠B₁ = ∠B₂ , ∠C₁ = ∠C₂ , ∠D₁ = ∠D₂
Bukti :
Definisi : belah ketupat merupakan salah satu bentuk jajaran genjang
ABCD jajargenjang
AB =BC =CD = DA
AB ǁ DC , BC ǁ AD
TEOREMA 25
JIKA 2 SISI DARI SUATU SEGIEMPAT SEJAJAR DAN KONGRUEN
MAKA SEGIEMPAT TERSEBUT JAJARGENJANG
BD = BD ( berhimpit )
∠B₁ = ∠D₂ ( dalam berseberangan )
∠B₁ = ∠D₂ (dalam berseberangan )
∆ABC ≅ ∆ADC ( sisi, sudut, sisi )
terbukti ABCD adalah Jajargenjang karena membagi dua segitiga yang
kongruen ( teorema 15 )
TEOREMA 26
JIKA SUATU SEGMEN DITARIK DARI TITIK TENGAH DUA SISI
SEGITIGA MAKA SEGMEN TERSEBUT SEJAJAR DENGAN SISI YANG
KETIGA DAN PANJANGNYA SETENGAH DARI SISI SEGITIGA
BE = EC ( di ketahui )
DE = EF ( diketahui )
∠E₁ = ∠E₂ ( bertolak belakang )
∆BEF ≅ ∆CED
akibat kongruensi :
∠D4 = ∠F3
BF ǁ CD karena BF = AD
CD = AD ( diketahui )
BF = AD ( karena BF = AD dimana AD = CD. aksioma 1)
ABFD jajar genjang ( dari teorema 25 )
DF ǁ AB ( karena jajar genjang )
DE ǁ AB ( karena DE ǁ DF ) Terbukti
AB = DF ( karena DF ǁ AB )
AB = DE + EF
AB = 2 DE ( karena DE = EF )
DE = ½AB Terbukti
TEOREMA 27
MEDIAN SUATU TRAPESIUM SEJAJAR DENGAN SISI-SISI YANG
SEJAJAR DAN PANJANGNYA ½ DARI JUMLAH SISI-SISI YANG
SEJAJAR
Buktikan :
1. EF ǁ CD ǁ AB
2. EF = ½ ( CD + AB )
Bukti :
Postulat 1. Tarik garis dari titik D ke titik G melalui titik F
Postulat 2. Perpanjang garis AB sampai titik G
Perhatikan ∆BGF dan ∆CDF
a. ∠F₁ = ∠F₂ ( bertolak belakang )
b. ∠B₃ = <C ( dalam berseberangan )
c. CF = FB ( diketahui )
d. ∆BGF ≅ ∆CDF ( sudut, sisi, sudut )
Perhatikan ∆ADG
e. DF =FG ( akibat kongruensi )
f. DE =EA ( diketahui )
g. EF ǁ AG ( teroema 26 )
h. EF ǁ AB ( AB bagian AG )
i. EF ǁ CD ( karena menurut definisi trapesium AB ǁ CD )
j. EF = ½AG ( teorema 26 )
k. AG = AB + BG
l. EF =½ ( AB + BG )
m. BG = CD ( akibat kongruensi )
n. EF = ½ ( AB + CD )
Terbukti...
TEOREMA 28
JIKA KEDUA GARIS SEJAJAR TERHADAP SUATU SISI SEGITIGA
DAN MEMBAGI DUA SISI SAMA PANJANG SISI KEDUA, MAKA
MEMBAGI DUA JUGA SISI YANG KETIGA
Buktikan : BE = CE ?
Bukti :
1. Postulat 1. Tarik garis dari titik E ke titik F dan G sehingga FG ǁ AC
2. Postulat 1. Tarik garis dari titik C ke titik F sehingga CF ǁ DE
a. DC ǁ EF ( karena AC ǁ FG )
b. CF ǁ DE ( diketahui )
c. DEFC adalah suatu Jajargenjang
d. AD ǁ EG ( karena AC ǁ EG di mana GE adalah bagian dari FG )
e. DE ǁ AG ( karena DE ǁAB di mana AG adalah bagian dari AB )
f. AGED adalah suatu Jajargenjang
g. DC = EF ( dari c )
h. DA = EG ( dari f )
i. CD = AD ( diketahui )
j. GE = EF ( aksioma 1 dari pernyataan g, h, dan i )
k. ∠E₁ = ∠E₂ ( bertolak belakang )
l. ∠F = ∠G₄ ( dalam berseberangan )
m. ∆GBE ≅ ∆CEF ( sudut, sisi, sudut )
n. BE = CE ( akibat kongruensi ) terbukti
TEOREMA 29
JIKA SUATU GARIS SEJAJAR TERHADAP SISI YANG SEJAJAR PADA
SUATU TRAPESIUM DAN MEMBAGI SAMA PANJANG SALAH SATU
SISI YANG TIDAK SEJAJAR MAKA AKAN MEMBAGI DUA SAMA
PANJANG SISI YANG TIDAK SEJAJAR LAINNYA
TEOREMA 30
ADA TIGA GARIS SEJAJAR DIPOTONG DENGAN SEBUAH GARIS
TRANSVERSAL SEDEMIKIAN HINGGA MEMBUAT PERBANDINGAN
YANG SAMA MAKA ADA GARIS TRANSVERSAL LAIN YANG
MEMOTONG GARIS SEJAJAR ITU DENGAN PERBANDINGAN YANG
SAMA PULA
Di ketahui : kǁlǁm
AB = BC
Buktikan : DE = EF ?
Bukti :
1. Postulat 1. Tarik garis dari D ke G sehingga AB ǁ DG
2. Postulat 1. Tarik garis dari E ke I sehingga BC ǁ GI
a. AB ǁ DG ( di ketahui )
b. AD ǁ BG ( karena AD ǁ BE di mana BG bagian dari BE )
c. ABCD adalah suatu Jajargenjang
d. BC ǁ GI ( di ketahui )
e. BE ǁCI ( karna BE ǁCF dimana CI bagian dari CF )
f. BCIG adalah suatu Jajargenjang
g. ∠G₂ = ∠I₁ ( sehadap )
h. ∠D₄ = ∠E₃ ( sehadap )
i. DG = EI ( karna AB = BI )
∆DGE ≅ ∆EIF ( sudut, sisi, sudut )
Akibat kongruensi : DE = EF Terbukti
TEOREMA 31
JIKA DUA SISI SUATU SEGITIGA TIDAK KONGRUEN, MAKA SUDUT-
SUDUT DIHADAPAN SISI ITU TIDAK KONGRUEN DAN SUDUT YANG
LEBIH KECIL BERHADAPAN DENGAN SISI YANG LEBIH PENDEK
segi empat I sebangun dengan segi empat II karena segi empat tersebut memiliki
perbandingan sisi yang sebanding ( beraturan )
AB : EF = BC : FG
CD : HG = AD : EH
Sedangkan segi empat I tidak sebangun dengan segi empat III karena :
AB : KL ≠ BC : LM
4 : 12 ≠ 4 : 8
1 1
≠
3 2
2.
DEFINISI
Dua poligon di katakan sebangun jika dan hanya jika sudut sudut yang
berkorespondensi dari dua poligon itu kongruen dan sisi sisi yang
berkorespondensi merupakan proporsional.
dua segitiga di katakan sebangun jika sudut sudut yang berkorespondensi
sama.
proporsional adalah jika ada dua atau lebih perbandingan bernilai sama.
TEOREMA 1
JIKA SUDUT SUDUT SUATU SEGITIGA KONGRUEN DENGAN SUDUT
SUDUT SEGITIGA MAKA DUA SEGITIGA TERSEBUT SEBANGUN
∠𝐶 = ∠𝐹 ( berhimpit )
∠𝐴 = ∠𝐷 ( sehadap )
∠𝐵 = ∠𝐸 ( sehadap )
karena ada dua sudut yang kongruen karena sehadap maka AB ∥ DE
𝐴𝐶 𝐵𝐶
Teorema 30. =
𝐷𝐹 𝐸𝐹
∠𝐵 = ∠𝐸 ( berhimpit )
∠𝐶 = ∠𝐹 ( sehadap )
∠𝐴 = ∠𝐷 ( sehadap )
karena ada dua sudut yang kongruen karena sehadap maka AC ∥ DF
𝐴𝐵 𝐵𝐶
Teorema 30. =
𝐷𝐸 𝐸𝐹
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶
Jadi, = = , sesuai dengan definisi kesebangunan maka terbukti
𝐷𝐸 𝐸𝐹 𝐷𝐹
∆𝑨𝑩𝑪 ~ ∆𝑫𝑬𝑭
TEOREMA 2
JIKA DUA SUDUT SUATU SEGITIGA KONGRUEN DENGAN DUA
SUDUT SEGITIGA LAIN MAKA KEDUA SEGITIGA TERSEBUT
SEBANGUN
TEOREMA 3
JIKA DUA SEGITIGA SIKU SIKU MEMPUNYAI SUDUT LANCIP YANG
KONGRUEN SUDUT LANCIP SEGITIGA SIKU SIKU YANG KEDUA
MAKA KEDUA SIKU SIKU TERSEBUT SEBANGUN
Di ketahui : dua buah segitiga siku siku yaitu ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐷𝐸𝐹
∠𝐴 = ∠𝐷 = siku siku
∠𝐶 = ∠𝐹
Buktikan ∆𝐴𝐵𝐶 ~ ∆𝐷𝐸𝐹 ?
Bukti :
Teorema 11. jumlah sudut dalam suatu segitiga 180o
∠𝐴 + ∠𝐵 + ∠𝐶 = 180o
∠𝐷 + ∠𝐸 + ∠𝐹 = 180o
Di ketahui ∠𝐴 = ∠𝐷 = siku siku dan ∠𝐶 = ∠𝐹
∠𝐴 + ∠𝐵 + ∠𝐶 = 180o
∠𝐴 + ∠𝐸 + ∠𝐶 = 180o
Aksioma 1. benda benda yang sama dengan suatu benda yang sama, satu sama lain
juga sama
∠𝐴 + ∠𝐵 + ∠𝐶 = ∠𝐴 + ∠𝐸 + ∠𝐶
Aksioma 3. kedua ruas di kurangi dengan ∠𝐴 dan ∠𝐶
∠𝐵 = ∠𝐸
ketiga sudut dalam dua segitiga tersebut kongruen
∠𝐴 = ∠𝐷
∠𝐵 = ∠𝐸
∠𝐶 = ∠𝐹
Sesuai dengan teorema 1, maka terbukti ∆𝑨𝑩𝑪 ~ ∆𝑫𝑬𝑭
TEOREMA 4
JIKA SUATU GARIS SEJAJAR DENGAN SALAH SATU SISI DARI
SUATU SEGITIGA DAN MENENTUKAN SEGITIGA KEDUA MAKA
SEGITIGA KEDUA SEBANGUN DENGAN DENGAN SEGITIGA
ASALNYA
Di ketahui :
AB ∥ DE
Terbentuk dua buah segitiga yaitu ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐷𝐸𝐶
Buktikan ∆𝐴𝐵𝐶 ~ ∆𝐷𝐸𝐹 ?
Bukti :
Di ketahui AB ∥ DE
Akibat sejajar :
∠𝐴 = ∠𝐷 ( sehadap )
∠𝐵 = ∠𝐸 ( sehadap )
∠𝐶 = ∠𝐶 ( berhimpit )
ketiga sudut dalam dua segitiga tersebut kongruen
∠𝐴 = ∠𝐷
∠𝐵 = ∠𝐸
∠𝐶 = ∠𝐹
Sesuai dengan teorema 1, maka terbukti ∆𝑨𝑩𝑪 ~ ∆𝑫𝑬𝑪
TEOREMA 5
JIKA SATU SUDUT DARI SUATU SEGITIGA KONGRUEN DENGAN
SATU SUDUT DARI SEGITIGA LAIN DAN SISI SISI YANG MENGAPIT
KEDUA SEGITIGA TERSEBUT PROPORSIONAL MAKA KEDUA
SEGITIGA ITU SEBANGUN
TEOREMA 6
JIKA SISI SISI YANG BERKORESPONDEN DARI DUA SEGITIGA
PROPORSIONAL MAKA KEDUA SEGITIGA ITU SEBANGUN
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐵𝐶 𝐶𝐴 𝐶𝐴 𝐴𝐵
= , = , =
𝐷𝐸 𝐸𝐹 𝐸𝐹 𝐹𝐷 𝐹𝐷 𝐷𝐸
Buktikan ∆𝐴𝐵𝐶 ~ ∆𝐷𝐸𝐹 ?
Bukti :
Aksioma 6. ∆𝐷𝐸𝐹 di pindah ke dalam ∆𝐴𝐵𝐶
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐴 𝑚
= = =
𝐷𝐸 𝐸𝐹 𝐹𝐷 𝑛
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 ∆𝐴𝐵𝐶 𝑚
Buktikan = ?
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 ∆𝐷𝐸𝐹 𝑛
Bukti :
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐴 𝑚
Di ketahui = = =
𝐷𝐸 𝐸𝐹 𝐹𝐷 𝑛
𝑚
n AB = m DE → AB = DE
𝑛
𝑚
n BC = m EF → BC = EF
𝑛
𝑚
n CA = m FD → CA = FD
𝑛
Keliling ∆𝐴𝐵𝐶 = AB + BC + CA
𝑚 𝑚 𝑚
= DE + EF + FD
𝑛 𝑛 𝑛
𝑚
= ( DE + EF + FD )
𝑛
𝑚
= ( Keliling ∆𝐷𝐸𝐹
𝑛
𝒌𝒆𝒍𝒊𝒍𝒊𝒏𝒈 ∆𝑨𝑩𝑪 𝒎 𝑨𝑩 𝑩𝑪 𝑪𝑨
Terbukti = = = =
𝒌𝒆𝒍𝒊𝒍𝒊𝒏𝒈 ∆𝑫𝑬𝑭 𝒏 𝑫𝑬 𝑬𝑭 𝑭𝑫
TEOREMA 8
GARIS TINGGI DUA SEGITIGA KONGRUEN PROPORSIONAL
DENGAN PASANGAN SISI YANG BERKORESPONDEN
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐴 𝑚
= = =
𝐷𝐸 𝐸𝐹 𝐹𝐷 𝑛
𝐶𝐻 𝑚
Buktikan = ?
𝐹𝐺 𝑛
Bukti :
CH dan FG adalah garis tinggi dari ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐷𝐸𝐹
∠𝐻2 = ∠𝐺 2 ( 90o karena garis tinggi )
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐴
Teorema 6. karena = = maka ∆𝐴𝐵𝐶 ~ ∆𝐷𝐸𝐹
𝐷𝐸 𝐸𝐹 𝐹𝐷
Akibat kesebangunan , ∠𝐵 = ∠𝐸
Teorema 11. jumlah sudut dalam suatu segitiga 180o
∠𝐻2 + ∠𝐵 + ∠𝐶 2 = 180o
∠𝐺 2 + ∠𝐵 + ∠𝐹 2 = 180o
Aksioma 1. benda benda yang sama dengan suatu benda yang sama, satu sama lain
juga sama
∠𝐻2 + ∠𝐵 + ∠𝐶 2 = ∠𝐺 2 + ∠𝐵 + ∠𝐹 2
∠𝐻2 + ∠𝐵 + ∠𝐶 2 = ∠𝐻2 + ∠𝐵 + ∠𝐹 2
Aksioma 3. kedua ruas di kurangi dengan ∠𝐴 dan ∠𝐶
∠𝐶 2 = ∠𝐹 2
ketiga sudut dalam dua segitiga tersebut kongruen
∠𝐻2 = ∠𝐺 2
∠𝐵 = ∠𝐸
∠𝐶 2 = ∠𝐹 2
Sesuai dengan teorema 1, maka terbukti ∆𝐻𝐵𝐶 ~ ∆𝐷𝐸𝐹
𝐻𝐵 𝐻𝐶 𝐴𝐵 𝐶𝐴 𝑚
Akibat kesebangunan = = = =
𝐺𝐸 𝐺𝐹 𝐷𝐸 𝐹𝐷 𝑛
𝑪𝑯 𝒎 𝑨𝑩 𝑩𝑪 𝑪𝑨
Dari pernyataan di atas terbukti bahwa = = = =
𝑭𝑮 𝒏 𝑫𝑬 𝑬𝑭 𝑭𝑫
PHYTAGORAS
DEFINISI
KUADRAT SISI MIRING = JUMLAH KUADRAT SISI LAINNYA
Buktikan : a2 = b2 + c2 ?
Bukti :
1. Aksioma 9. Perpanjang ruas garis AB hingga titik D sehingga BD = AC
Postulat 1. tarik garis tegak lurus dari D ke titik E sehingga DE = AB
Postulat 1. tarik garis dari titik E ke titik B
Postulat 1. tarik garis dari titik E ke titik C
Terbentuk trapesium ADEC
∠𝐴 = ∠𝐷 = 90o
Di ketahui AB = DE
AC = BD
∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∆𝐵𝐷𝐸 karena terpenuhi sisi sudut sisi
Akibat konruensi :
∠𝐶 1 = ∠𝐵3
Membuktikan ∆𝐶𝐵𝐸 adalah segitiga siku siku :
Teorema 11. jumlah sudut dalam suatu segitiga 180o
∠𝐴 + ∠𝐵1 + ∠𝐶 1 = 180o
∠𝐷 + ∠𝐸 2 + ∠𝐵3 = 180o
Aksioma 1. benda benda yang sama dengan suatu benda yang sama, satu sama
lain juga sama
∠𝐴 + ∠𝐵1 + ∠𝐵3 = 180o
90o + ∠𝐵1 + ∠𝐵3 = 180o
∠𝐵1 + ∠𝐵3 = 90o
∠𝐵1 + ∠𝐵2 + ∠𝐵3 = sudut lurus = 180o
90o + ∠𝐵2 = 180o
∠𝐵2 = 90o = siku siku
1
L. ADEC = ( 𝑏 + 𝑐 )( 𝑏 + 𝑐 )
2
1
= ( b2 + 2ab + c2 )
2
1
L. ∆𝐴𝐵𝐶 = 𝑏𝑐
2
1
L. ∆𝐵𝐸𝐶 = 𝑏𝑐
2
1
L. ∆𝐵𝐷𝐸 = a2
2
1 1 1
L. ∆total = 𝑏𝑐 + 𝑏𝑐 + a2
2 2 2
1
= bc + a2
2
L. ADEC = L. ∆total
1 1
( b2 + 2ab + c2 ) = bc + a2
2 2
1
( b2 + c2 - a2 ) = 0
2
b2 + c2 - a2 = 0
a2 = b 2 + c2 terbukti
= 2bc
L. persegi BEGC = a2
L. ADFH = L. ∆total + L. BEGC
b2 + 2bc + c2 = 2bc + a2
b2 + 2bc + c2 – 2bc – a2 = o
b2 + c2 – a2 = o
a2 = b 2 + c2 Terbukti
3. Postulat 1. tarik garis tinggi dari titik A ke titik D sehingga membagi BC.
Misalkan BD = a’ dan CD = a”
→ b2 = a . a’ (2)
Dari persamaan 1 dan 2 di peroleh :
c2 = a . a”
b2 = a . a’
persamaan 1 + persamaan 2
c2 + b2 = ( a . a” ) + ( a . a’ )
c2 + b2 = a ( a” + a’ )
c2 + b2 = a . a
c2 + b2 = a2
a2 = c2 + b2 Terbukti
4. di ketahui 2 buah trapesium yang kongruen seperti pada pembuktian
phytagoras 1 yaitu ACGF dan ADEF dimana garis AF dari trapesiun ACGF
berhimpit dengan garis AF dari trapesium ADEF. sehingga membentuk
trapesium CDEG.
1
L. CDEG = ( 2c + 2b ) ( c + b )
2
= (c+b)(c+b)
= c2 + 2bc + b2
L. ∆total = L. ∆𝐴𝐵𝐶 + L. ∆𝐴𝐵𝐷 + L. ∆𝐵𝐸𝐹 + L. ∆𝐵𝐺𝐹 + L. ∆𝐶𝐵𝐺 + L.
∆𝐷𝐵𝐸
1 1 1 1 1 1
= 𝑏𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎2 + 𝑎2
2 2 2 2 2 2
= 2bc + a2
L. CDEG = L. ∆total
c2 + 2bc + b2 = 2bc + a2
c2 + b2 = a2
a2 = b2 + c2 Terbukti