Anda di halaman 1dari 2

Terdapat 12 hak-hak reproduksi yang dirumuskan oleh International Planned Parenthood Federation (IPPF) pada tahun 1996 yaitu :

12 Hak Reproduksi (IPPF, 1996)


1. Hak untuk hidup
2. Hak atas kebebasan dan keamanan
3. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi, termasuk kehidupan keluarga dan reproduksinya
4. Hak atas kerahasiaan pribadi
5. Hak untuk kebebasan berpikir
6. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan
7. Hak untuk memilih bentuk keluarga, dan hak untuk membangun dan merencanakan berkeluarga
8. Hak untuk memutuskan kapankan dan akankah punya anak
9. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan
10.Hak untuk mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
11.Hak kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam hal berpolitik
12.Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
Mengapa kita perlu mengenal dan memahami Hak Seksual dan Hak Reproduksi?
Dengan mengenal dan memahami hak seksual dan reproduksi kita, maka kita bisa melindungi, memperjuangkan dan membela hak
seksual dan reproduksi kita dan orang lain dari berbagai tindak kekerasan dan serangan terhadap hak seksual dan reproduksi kita.

HKSR ini disebut lebih lengkap karena mencakup 4 komponen, yaitu:

1. Kesehatan seksualadalah pendekatan yang melihat bahwa seksualitas manusia dan layanan kesehatan ditujukan untuk
peningkatan kehidupan dan terkait reproduksi, infeksi menular seksual, serta kesehatan terkait dengan organ reproduksi.
2. Hak seksualadalah hak dasar manusia yang sudah tercantum dalam berbagai kerangka hukum (hukum nasional, internasional, dan
konsensus lainnya) yang mencakup bebas dari tekanan, diskriminasi, kekerasan untuk meningkatkan standar kesehatan; termasuk
akses kesehatan, informasi terkait seksualitas, pendidikan seks, hingga pilihan pasangan.
3. Kesehatan reproduksiadalah kondisi sejahtera baik secara fisik, mental, dan sosial secara utuh. Tidak sesempit hanya mengenai
penyakit terkait sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya.
4. Hak reproduksiadalah seperangkat hak yang diakui oleh hukum (nasional, internasional, dan konsensus lainnya). Mencakup hak
untuk memutuskan secara bebas jumlah anak yang diinginkan, bebas dari diskriminasi, paksaan, dan kekerasan.
HKSR ini disepakati dalam Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) tahun 1994 di Kairo, dimana Indonesia
menjadi salah satu negara yang hadir dan menyepakati.

Apa saja sih hak-hak dalam Kesehatan Seksual dan Reproduksi ini? Apakah HKSR yang dimaksud sudah mencakup kebutuhan
kesehatan seksual dan reproduksi perempuan?

Hak-hak Seksual
1. Hak atas Kesetaraan: Setara dalam aktivitas seksual, setara di hadapan hukum, bebas dari diskriminasi gender, setara dalam
penggunaan akses layanan kesehatan reproduksi dan seksual.
2. Hak atas Partisipasi: Hak berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan, aktif menyuarakan hak seksual di lingkungannya, dan
kemitraan anak muda dengan orang dewasa untuk meningkatkan kapasitas pemuda.
3. Hak atas Hidup dan Bebas dari Hal yang Membahayakan: Hak mendapat perlindungan dari kekerasan seksual, bullying, tradisi
yang membahayakan (seperti sunat perempuan), tindakan medis yang dipaksakan, dan keterbatasan akses layanan kesehatan.
4. Hak atas Privasi: Hak atas kerahasiaan informasi personal dari pihak lain di luar individu, termasuk keluarga.
5. Hak atas Otonomi Personal dan Diakui Sebagai Individu di Hadapan Hukum: Hak atas seksualitas individu yang dijamin oleh
hukum.
6. Hak untuk Berpikir dan Bebas Berekspresi: Memastikan anak muda bebas berekspresi sesuai dengan identitas yang mereka
anggap nyaman.
7. Hak atas Kesehatan: Hak atas akses layanan kesehatan yang akurat, mudah dijangkau, komprehensif, dan ramah anak muda.
8. Hak untuk Tahu dan Belajar: Hak yang menjamin akses terhadap pendidikan seksual komprehensif.

Hak-Hak Reproduksi
1. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi: Hak mendapatkan akses informasi dan pendidikan
yang jelas dan benar mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi dan seksualitas, termasuk pemilihan alat kontrasepsi yang
tepat serta efek sampingnya.
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi: Hak mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan
perindungan yang memadai bagi kehidupan reproduksinya, termasuk agar terhindar dari kematian akibat proses reproduksinya
(komplikasi melahirkan, penyakit menular seksual, keguguran, anemia saat hamil). Hak ini tanpa terkecuali bagi setiap wanita di
segala usia, status sosial ekonomi, dan status perkawinan.
3. Hak untuk kebebasan berpikir tentang hak reproduksi: Hak mengungkapkan pikiran dan keyakinannya dalam upaya menjaga
kesehatan dan kehidupan reproduksinya tanpa paksaan siapa pun, termasuk pilihan kapan dan dengan siapa melakukan hubungan
seksual.
4. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran: Hak menentukan jumah anak yang akan dilahirkannya, jarak kelahiran
anak yang diinginkan, dan kapan mulai hamil tanpa paksaan dari siapa pun.
5. Hak untuk hidup, yaitu hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan dan proses melahirkan: Setiap perempuan hamil
dan yang akan melahirkan berhak mendapatkan perlindungan, termasuk pelayanan kesehatan yang baik sehingga ia dapat
mengambil keputusan secara cepat mengenai kelanjutan kehamilannya bila proses kelahirannya berisiko kematian atau terjadi
komplikasi.
6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksi: Setiap individu, terutama perempuan, harus dijamin
agar tidak mengalami pemaksaan, pengucilan, dan tekanan yang menyebabkan kebebasan dan keamanan yang diperolehnya tidak
dapat digunakan, termasuk kebebasan memilih alat kontrasepsi yang dianggapnya paling aman.
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk; termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan
pelecehan seksual: Hak untuk dilindungi dari ancaman bentuk-bentuk kekerasan yang dapat menimbulkan penderitaan secara
fisik, seksual, dan psikis yang mengganggu kesehatan fisik, mental, dan reproduksinya.
8. Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kesehatan reproduksi: Hak untuk
memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kesehatan reproduksi, misalnya informasi yang jelas dan
benar serta kemudahan akses untuk mendapatkan alat kontrasepsi baru dan konseling masalah kesehatan reproduksi.
9. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya: Hak untuk dijamin kerahasiaan kesehatan reproduksinya.
Misalnya, informasi tentang kehidupan seksualnya, masa menstruasi, jenis alat kontrasepsi yang digunakan, dan masalah
kesehatan reproduksi yang dialaminya.
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga: Hak untuk menentukan kapan, di mana, dengan siapa, serta bagaimana ia
akan membangun perkawinan atau keluarganya.
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi: Hak untuk
menyampaikan pendapat atau aspirasinya mengenai kehidupan reproduksi secara pribadi atau melalui organisasi atau partai.
12. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi: Hak untuk terbebas
dari perlakuan diskriminasi berdasarkan gender, jenis kelamin, ras, status perkawinan atau kondisi sosial ekonomi,
agama/keyakinannya dalam kehidupan keluarga, dan proses reproduksinya.
Nah sahabat Ardhanary Institute, dari hak-hak seksual dan reproduksi yang dipaparkan di atas, jelas bahwa kebutuhan kesehatan
seksual dan reproduksi perempuan terakomodir dalam HKSR. (Ag)

Anda mungkin juga menyukai