Sdasdadasasfaafa
Sdasdadasasfaafa
CADANGAN BATUBARA
Perhitungan cadangan ini merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan
eksplorasi. Perhitungan yang dimaksud di sini dimulai dari sumberdaya sampai pada
cadangan yang dapat di tambang yang merupakan tahapan akhir dari proses
eksplorasi. Hasil perhitungan cadangan tertambang kemudian akan digunakan untuk
mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak untuk
di tambang atau tidak.
Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang
berada di tengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda
poligon daerah pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh dibuat dengan
membagi dua jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu
Metode Poligon
1. Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh yang dibentuk
oleh garis-garis berat antara titik terdekat disekitarnya.
2. Garis-garis tersebut diekstensikan sejauh setengah jarak dari titik-titik
disekitarnya yang membentuk suatu daerah pengaruh.
3. Masing-masing daerah/blok diperlukan sebagai satu poligon yang mempunyai
kadar dan ketebalan yang konstan yaitu sama dengan kadar dan ketebalan titik
bor di dalam poligon tersebut.
4. Menentukan luas daerah/blok (m2) yang akan dihitung dengan cadangan
batubaranya
5. Kemudian mencari volume endapan batubara (m3) dengan cara mengalikan luas
daerah (m2) dengan ketebalan endapan batubara (m) pada daerah/blok tersebut.
6. Kemudian didapat berat cadangan endapan batubara (ton) dengan cara
mengalikan volume batubara (m3) dengan SG batubara pada daerah tersebut.
7. Demikian juga penghitungan cadangan endapan batubara pada blok-blok yang
lainnya, sehingga didapatkan cadangan endapan batubara pada suatu daerah.
Kesimpulan
Kekurangan dan kelebihan metode poligon
Kelebihan :
a. Perhitungan dapat dilakuakan dalam waktu singkat.
b. Cocok untuk yang tidak bervariasi.
kelemahan :
a. Kurang tepat untuk yang bervariasi (inconsistent bed )
Aplikasi ini akan sedikit memudahkan untuk menghitung endapan dengan
metode poligon
FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS DALAM PENENTUAN
CADANGAN TERTAMBANG
Geological Losses
Mining Losses
Secara umum, untuk metoda Strip Mining digunakan mining losses sebesar
10%, sedangkan untuk tambang bawah tanah digunakan mining losses sebesar
40-50% yaitu (metoda Long Wall mempunyai Recovery 60-70%, metoda Room
& Pillar mempunyai Recovery 50-60%), untuk auger mining digunakan mining
losses sebesar 60-70% (atau Recovery 30-40% sesuai dengan spesifikasi
perlatannya).
Untuk metoda Strip Mining (open pit), kadang-kadang juga digunakan
pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu 10 cm pada roof &
10 cm pada floor. Jika ketebalan lapisan hanya 1 m, maka Mining Losses =
20%., sedangkan jika ketebalan lapisan adalah 2 m maka Mining Losses = 10%.,
dan jika ketebalan lapisan adalah 5 m maka Mining Losses = 4%.
Processing Losses (yield), sangat tergantung pada hasil uji ketercucian (washability
test), dimana harga perolehan (yield) ditentukan dari hasil uji tersebut.
Metoda Penampang
Rumus obelisk : ,
c. Dengan menggunakan 3 (tiga) penampang
Metoda 3 (tiga) penampang ini digunakan jika diketahui adanya variasi (kontras)
pada areal di antara 2 (dua) penampang, maka perlu ditambahkan penampang
antara untuk mereduksi kesalahan (Gambar 5). Untuk menghitungnya digunakan
rumus prismoida.
Rumus prismoida :
Metode Poligon (area of influence)
Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang
berada di tengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda
poligon daerah pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh dibuat dengan
membagi dua jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu.
Andaikan ketebalan endapan bijih pada titik 1 adalah t1 dengan kadar rata-
rata k1, maka volume - assay - produk (V%) = S1 x t1 x k1 (volume pengaruh). Bila
maka tonnage bijih = S1 x t1
Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data di sekitar poligon, Tidak ada
batasan yang pasti sejauh mana nilai conto mempengaruhi distribusi ruang.
1) Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh yang dibentuk
oleh garis-garis berat antara titik terdekat disekitarnya.
2) Masing-masing daerah / blok diperlukan sebagai poligon yang mempunyai kadar
dan ketebalan yang konstan yaitu sama dengan kadar dan ketebalan titik bor di
dalam poligon tersebut.
3) Cadangan endapan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh tonase tiap blok /
poligon, sedangkan kadar rata-ratanya dihitung memakai pembobotan tonase.
Peta-peta dasar (peta topografi, peta geologi, peta struktur elevasi roof/floor
batubara),
Peta isopach ketebalan dan atau peta poligon daerah pengaruh lubang bor.
Peta Lokasi Pit Potensial & batasan-batasannya.
Hasil analisis kestabilan lereng.
Seluruh data-data awal tersebut akan menjadi dasar dalam pembuatan (konstruksi)
series penampang perhitungan cadangan.
Penaksiran tebal (jika diperlukan), untuk penaksiran ini dapat digunakan metoda
poligon, metoda inverse distance, atau metoda geostatistik.
Penaksiran kualitas (jika diperlukan), untuk penaksiran ini juga dapat digunakan
metoda poligon, metoda inverse distance, atau metoda geostatistik.
Geological Losses, Mining Losses, Processing Losses, seperti yang telah
diuraikan sebelumnya dapat melalui konvensi maupun dengan perhitungan.
B = berat batubara per stuan volume yang sesuai atau metric ton.
1. Kemiringan 00 100
Untuk kemiringan 100 300, tonase batubara harus dibagi dengan nilai cosinus
kemiringan lapisan batubara.
Untuk kemiringan > 300, tonase batubara dikali dengan nilai cosinus kemiringan
lapisan batubara.
Hasil Perhitungan Cadangan
Nilai Stripping Ratio dengan metode cross section rule of gradual change dan rule
of nearest point adalah 5 : 1 dengan overall slope angle sebesar 41o dan elevasi pit bottom
pada kedalaman 260 m. Apabila overall slope angle dan elevasi pit bottom berubah lebih
besar atau lebih kecil dari 410 serta 260 m, maka nilai stripping ratio juga akan berubah.
Dasar Pemilihan Metode
Cross Section yaitu cocok diterapkan pada endapan batubara yang pada umumnya
memiliki homogenitas yang tinggi, baik berupa ketebalan maupun kemiringan
seam.
Metode ini adalah salah satu metode perhitungan sumberdaya secara konvensional.
Mengikuti Pedoman Rule of Gradual Changes, dengan menghubungkan titik antar
pengamatan terluar. Sehingga untuk mencari satu volume dibutuhkan dua
penampang.
a = Luas sayatan a, m2
b = Luas sayatan b, m2
h = Jarak antar sayatan, m
Pada metode Metode Cross Section dengan Pedoman Rule of Nearest Point, setiap
blok ditegaskan oleh sebuah penampang yang sama panjang ke setengah jarak untuk
menyambung sayatan.
Jumlah tonase batubara yang terdapat di daerah penelitian dengan rumus sebagai
berikut:
Jumlah sumberdaya menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam perancangan
pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.
Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan besaran
sumberdaya. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan lokasi pembuangan
tanah penutup, pabrik pengolahan, bengkel, dan fasilitas lainnya.
Metode perhitungan yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat diuji
ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah perhitungan sumberdaya selesai,
adalah memeriksa atau mengecek taksiran kualitas blok (unit penambangan terkecil).
Hal ini dilakukan dengan menggunakan data pemboran yang ada di sekitarnya.
Setelah penambangan dimulai, taksiran kadar dari model sumberdaya harus dicek
ulang dengan kualitas dan tonase hasil penambangan yang sesungguhnya.
Metode Perhitungan Cadangan
Masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan. Hasil
perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk
mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih dengan menggunakan komputer.
Metoda ini dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan
dan kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan. Volume dapat dihitung dengan cara
menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian
mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.
Bila kondisi mineralisasi tidak teratur maka akan muncul masalah. Hal ini dapat
dijelaskan melalui contoh berikut ini (Seimahura, 1998).
Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data conto,
Kecenderungan penyebaran data kualitas,
Orientasi setiap conto yang menunjukkan hubungan letak ruang antar contoh.
Pemodelan dengan komputer untuk merepresentasikan endapan bahan galian
umumnya dilakukan dengan model blok (block model). Dimensi block model dibuat
sesuai dengan disain penambangannya, yaitu mempunyai ukuran yang sama dengan
tinggi jenjang. Semua informasi seperti jenis batuan, kualitas, dan topografi dapat
dimodelkan dalam bentuk blok.
Merupakan metode yang paling umum dipakai dalam penaksiran kualitas/kadar blok
dalam suatu model cadangan.
Konsep perhitungan cadangan merupakan suatu faktor yang paling penting dalam
suatu proses penghitungan cadangan, sehingga konsep tersebut haruslah jelas dan
dimengerti dengan baik sebelum melakukan penghitungan sendiri. Didalam proses
perhitungan cadangan mineral, ada jenis-jenis endapan mineral yang mempunyai
resiko kesalahan tinggi dan ada pula jenis-jenis endapan mineral yang mempunyai
resiko kesalahan rendah.
a) Jenis endapan Vein, terbentuk setelah pembentukan batuan samping, mineral
terdapat
tendency geometrik, sulit dievaluasi (memiliki resiko tinggi), cadangan
biasanya berskala kecil.
b) Jenis endapan Strataform, terbentuk bersamaan (contemporaneous) dengan
pembentukan batuan samping, areal uniformity dan lateral presistence lebih
luas, lebih mudah dievaluasi, cadangan biasanya berskala besar.
c) Jenis endapan Massive / dessiminated / porphyry, terbentuk bersamaam
dengan pembentukan batuan pembawa mineral, penyebaran kadar kompleks,
kadar sulit dievaluasi (resiko tinggi), cadangan biasanya berskala besar.
d) Jenis-jenis endapan lain seperti endapan surficial, evaporite dan batubara,
karena geometri dan kadarnya kurang kompleks, mempunyai resiko
kesalahan yang lebih kecil dalam perhitungan cadangannya. Endapan alluvial
/ stream channel sering memperlihatkan geometri penyebaran mineral yang
kompleks sehinggan sulit dievaluasi.
Contoh Perhitungan Cadangan Mineral Bentonit
(V) = S x T
Tonage = V x ð
Dimana
V : volume (m3)
S : luas daerah (m2)
T : kedalaman (ketebalan m)
http://artikelbiboer.blogspot.com/2009/12/evaluasi-dan-optimasi-cadangan batubara.html
http://berbagisesama.blog.com/2010/11/19/menghitung-cadangan-batubara/
http://mining-area.blogspot.com/2011/02/metoda-metoda-dalam-perhitungan.html
http://ilmubatubara.wordpress.com/2006/09/23/sumber-daya-dan-cadangan/
http://ahmad-tarmizi.blogspot.com/2012/06/perhitungan-defosit-batubara.html
http://dirgamining.blogspot.com/2012/07/soal-1.html