Kelompok 5
Tiara Dewi Anggieta T (141170252)
Atika Dewi A (141170260)
Miftakhur Rohmah (141170268)
3. Bond Indenture
Indentures adalah dokumen legal yang memuat hak-hak pmegang obligasi
maupun emiten obligasi. Dokumen tersebut akan membuat speseifikasi tertentu
seperti waktu jatuh tempo obligasi, waktu pembayaran bunga, dan pembatasan
pemberian dividen bagi par pemegang obligasi perusahaan.
4. Call Provision
Call Provision adalah hak emiten obligasi untuk melunasi obligasi sebelum
waktu jatuh tempo. Call Provision akan dilaksanakan oleh emiten jika tingkat
suku bunga pasar dibawah tingkat kupon obligasi. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi biaya modal perusahaan, akibat kewajiban membayar bunga diatas
bunga pasar yang berlaku. Call Provision pada dasarnya akan menguntungkan
emiten, dan sisi lain bisa merugikan investor.
2. Berdasarkan Jaminan
a) (Secured Bonds) adalah obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.
b) (Unsecured Bonds) adalah obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara
umum.
c) Obligasi Opsi Beli (Callable Bonds) adalah suatu obligasi yang dapat
dilunasi lebih awal oleh penerbit obligasi sebelum masa jatuh tempo
obligasi. Tanggal opsi beli atau opsi pelunasan ini telah ditetapkan
terlebih dahulu pada obligasi tersebut (misalnya 5 tahun setelah tanggal
penerbitan obligasi, dan lain-lain) dengan suatu harga pelunasan awal
yang ditentukan. Pada obligasi jenis ini, penerbit memiliki hak (opsi)
namun bukan kewajiban untuk membeli kembali obligasinya dari
pemegang obligasi dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya.
Obligasi ini secara tehnis tidak sungguh-sungguh dibeli oleh penerbit
lalu kemudian dipegang oleh penerbit hingga masa jatuh temponya
namun dibatalkan seketika oleh penerbit.
Harga pelunasan atau pembelian kembali ini biasanya berada di
atas nilai pari atau harga penawaran perdana obligasi. Penerbit memiliki
hak opsi dan untuk itu pulalah maka penerbit berani
membayar kupon dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Apabila
pada saat tanggal pelaksanaan opsi tingkat suku bunga dipasaran turun
maka penerbit obligasi memiliki kesempatan untuk melakukan
penjadwalan ulang utangnya dengan tingkat suku bunga yang lebih
rendah maka penerbit melakukan eksekusi atas haknya melakukan
pelunasan awal (call) . Atau dilihat pada sisi lainnmya yaitu apabila
tingkat suku bunga turun maka harga obligasi tersebut akan naik maka
adalah sangat menguntungkan bagi penerbit untuk melaksanakan hak
opsinya guna melunasi lebih awal pada nilai pari.
Investor juga memeliki keuntungan dengan membeli obligasi jenis
ini karena ia dapat memperoleh kupon dengan tingkat suku bunga yang
lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi biasa. Namun dilain sisi
apabila tingkat suku bunga dipasaran turun maka penerbit obligasi
tersebut melaksanakan hak opsinya maka setelah itu investasi yang
dapat dilakukannya hanya mendapatklan imbal hasil yang rendah. Ini
ibaratnya menjual opsi dimana penjual menerima premi opsi yang
dibayarkan dimuka namun bila tiba masanya maka dapat saja opsi ini
dieksekusi oleh pembeli opsi. Pasar terbesar dari obligasi opsi beli ini
adalah obligasi yang diterbitkan oleh lembaga yang dijamin oleh
pemerintah. Seperti misalnya yang diterbitkan oleh U.S. Agencies ,
dimana mereka memiliki sejumlah besar kredit pemilikan
rumah dan Efek Beragun Aset.
Bilamana tercipta suatu pasar obligasi yang telah mapan, maka mekanisme
pasar akan dapat berperan lebih banyak. Hal ini juga turut berdampak positif pada
terciptanya suatu iklim transparansi dan tingkat akuntabilitas yang lebih baik di
pasar obligasi perusahaan, yang pada akhirnya turut mendukung komunitas analis
keuangan dan lembaga peringkat rating. Di indonesia pasar obligasi masih
pada tahap awal, sehingga aspek pengembangan berikutnya akan menjadi
perioritas penting bagi pemerintah. Dalam kurun waktu perkembangannya, pasar
obligasi pemerintah telah tumbuh dengan pesat dari sama sekali tidak ada obligasi
pemerintah sebelum tahun 1977, obligasi pemerintah yang diperjualbelikan
dewasa ini bernilai total Rp 389 trilyun (14,2 persen dari PDB). walaupun
sebagian besar dari jumlah tersebut pada awalnya didorong oleh rekapitalisasi
sistem perbankan, saat ini pasar obligasi merupakan salah satu alternatif bagi
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dana regulernya, dengan total nilai emisi
bersih tahunan berkisar 1 persen dari PDB. Dewasa ini, pemerintah menerapkan
strategi pengelolaan utang untuk meningkatkan bagian utang dalam negeri dalam
total utang pemerintah. Pasar obligasi korporasi, walaupun volumenya lebih kecil
dibandingkan dengan pasar obligasi pemerintah, juga terus berkembang saat ini,
dengan total nilai emisi sebesar lebih kurang Rp 63 trilyun (world bank, 2008).
o rd 1 2 3 N
Dimana
Rd = Tingkat bunga pasar obligasi, =10 persen
Ini merupakan tingkat diskon yang digunakan untuk menghitung nilai
sekarang arus kas obligasi yang juga merupakan harga obligasi tersebut.
rd bukan tingkat bunga kupon, dan tingkat ini sama dengan tingkat kupon
jika dan hanya jika obligasi dijual pada nilai parinya.
N = Jumlah tahun sebelum obligasi jatuh tempo, =15. N akan turun setiap
tahun setelah obligasi diterbitkan sehingga obligasi yang memiliki jatuh
tempo 15 tahun ketika diterbitkan (jatuh tempo awal) akan memiliki nilai
N = 14 setelah satu tahun, N = 13 setelah dua tahun, dan seterusnya.
Asumsikan bahwa obligasi membayarkan bunganya satu kali dalam
setahun atau tahunan sehingga N juga akan diukur dalam tahun.
INT = Bunga yang dibayarkan setiap tahunnya dalam dolar = tingkat kupon ×
nilai pari = 0,10 ($1.000)= $100. Dalam terminolgi kalkulator,
INT=PMT =100.
Jika obligasi merupakan obligasi pembayaran setengah tahunan,
pembayaran akan sebesar $50 per enam bulan. Pembayaran akan nol jika
obligasi Allied adalah kupon obligasi nol, dan akan bervarisasi jika
obligasi tersebut adalah obligasi mengambang.
M = Nilai pari, atau jatuh tempo. Obligasi = $1.000. jumlah ini adalah jumlah
yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo.
0 10% 1 2 3 15
N
INT M
VB = ∑ +
(1 + rd )1 (1 + rd )N
t=1
Dengan memasukkan nilai-nilai untuk contoh obligasi kita di atas, akan diperoleh:
N
$100 $1.000
VB = ∑ +
(1,10)t (1,10)15
t=1
Arus kas terdiri atas suatu anuitas selama N tahun ditambah pembayaran sekaligus
(lump sum) pada akhir tahun N.
Secara sederhana kita dapat mendiskontokan setiap arus kas kembali ke nilai
sekarang dan menjumlahkan nilai-nilai PV tersebut untuk mendapatkan nilai
obligasi. Sebagai contoh lihat figur 7-1. Namun prosedur seperti ini kurang
efisien, khususnya jika obligasi membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai jatuh
tempo. Jadi kita dapat menggunakan kalkulator finansial untuk mencari solusinya.
Berikut ini pengaturan kalkulator tersebut.
1/3/07 1/08 1/09 1/10 1/11 1/112 1/13 1/14 1/15 1/16 1/17 1/18 1/19 1/20 1/2/21
Pemba- 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1 1000
yaran
90,91
82,64
75,13
68,30
62,09
56,45
51,32
46,65
42,41
38,55
35,05
31,86
28,97
26,33
23,94
239,39
1.000 saat rd 10 %
Nilai sekarang
melihat bahwa suatu kenaikan tiingkat bunga pasar (rd ) akan menyebabkan
turunnya harga obligasi beredar, sedangkan kenaikan tingkat bunga akan
menyebabkan naiknya harga obligasi. Misalnya jika tingkat bunga Allied naik 15
persen setelah obligasi diterbitkan, maka kita akan menghitung kembali harga
tersebut dengan menggunakan nilai tingkat bunga pasar yang baru berikut.
Harga akan turun menjadi $707,63. Perhatikan bahwa obligasi akan dijual dengan
harga dibawah nilai parinya. Ketika tingkat bunga yang berlaku naik diatas tingkat
kupon, harga obligasi tingkat bunga tetap akan turun di bawah nilai parinya, dan
ini disebut diskon obligasi (discount Bond).
Sebaliknya, harga obligasi akan naik ketika tingkat bunga pasar turun.
Misalnya, jika tingkat bunga obligasi Allied turun menjadi 5 persen, maka dapat
kita dapat menghitung kembali harganya.
Dalam hal ini, harga naik menjadi $1.518,98. Pada umunya, ketika tingkat bunga
berlaku umum turun dibawah tingkat kupon, harga obligasi tingkat bunga tetap
akan naik di atas nilai parinya. Ini disebut sebagai obligasi premiun (Premium
Bond).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obligasi menjadi alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan modal
dalam jumlah yang besar tanpa harus melalui syarat syarat yang rumit ketika akan
meminjam dana ke bank Karena dalam obligasi ini penjualannya akan
dipublikasikan dan dijual kepada investor langsung. Pada dasarnya ini obligasi
adalah surat tanda utang yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun pemerintah
untuk memperoleh modal. Obligasi yang berjangka waktu panjang umumnya
memiliki masa jatuh tempo 10 tahun hingga 15 tahun. Obligasi dengan jangka
waktu di bawah 1 tahun disebut dengan surat utang
Karakteristik obligasi dapat dilihat dari beberapa hal yaitu nilai intrinsik, terdiri
dari nilai nominal, kupon, jatuh tempo; penerbit/emiten, Bond Indenture, Call
Provision. jenis obligasi dapat dilihat dari berbagai pengelompokan seperti
berdasarkan sisi penerbit, hak penukuran, sistem pembayaran bunga, jaminan,
nilai nominal. Kemudian penilaian obligasi jika dijual dengan harga dibawah nilai
parinya. Ketika tingkat bunga yang berlaku naik diatas tingkat kupon, harga
obligasi tingkat bunga tetap akan turun di bawah nilai parinya, dan ini disebut
diskon obligasi (discount Bond). Dan sebaliknya ebaliknya ketika tingkat bunga
berlaku umum turun dibawah tingkat kupon, harga obligasi tingkat bunga tetap
akan naik di atas nilai parinya. Ini disebut sebagai obligasi premiun (Premium
Bond).
DAFTAR PUSTAKA
B. Permasalahan
1. Bagaimana Jill menjelaskan hubungan antara tingkat kupon dan harga
obligasi? Mengapa tingkat kupon untuk berbagai jenis obligasi sangat
bervariasi?
2. Bagaimana cara menentukan peringkat obligasi – obligasi tersebut? Apa
yang terjadi jika peringkat obligasi turun?
3. Selama presentasi, salah satu klien merasa bingung karena beberapa
obligasi yang dijual lebih rendah dari nilai nominalnya, sementara
obligasi lain dijual lebih tinggi dari nilai nominalnya. Klien tersebut
bertanya apakah obligasi yang dijual di bawah nilai nominal merupakan
suatu investasi yang cukup menarik. Bagaimana Jil menanggapi hal
tersebut?
4. Apa yang dimaksud dengan “yield to maturity” dan bagaimana cara
menghitungnya?
5. Apa perbedaan antara yield to maturity “nominal” dan yield to maturity
efektif untuk setiap obligasi yang tertera pada Tabel 1? Mana yang
seharusnya dipakai investor untuk dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan antara obligasi korporasi dan sekuritas lain
dengan risiko yang sama? Jelaskan.
6. Jill tahu bahwa periode penebusan dan implikasinya akan menjadi
perhatian peserta seminar. Bagaimana ia menjelaskan pengaruh provisi
penebusan (call provision) terhadap potensi risiko dan imbal hasil
obligasi?
7. Bagaimana Jill menjelaskan risiko masing – masing obligasi? Berikan
urutan risiko relative untuk tiap – tiap obligasi pada Tabel 1.
8. Salah satu klien terbaik Jill memberikan ilustrasi dan pertanyaan sebagai
berikut, “Jika saya membeli sebanyak 10 untuk setiap obligasi itu,
kemudian menginvestasikan kembali kupon yang saya terima pada tingkat
bunga 5% per tahun dan memilikinya hingga jatuh tempo, berapa imbal
hasil yang saya terima untuk setiap investasi obligasi saya?” bagaimana
Jill menanggapi pertanyaan tersebut?
C. Data dan Pemecahan Kasus
1. Data Informasi Obligasi Korporasi
Tabel 1
Informasi Obligasi Korporasi
Jumlah
Tahun Periode
Tingkat hingga Penebusan
Penerbit Nilai Kupon Harga Jatuh Dana (call
Obligasi Nominal Obligasi Peringkat Penawaran Tempo Pelunasan period)
ABC $1.000 5% AAA $703,1 20 Ya 3 tahun
Energy
ABC $1.000 0% AAA $208,3 20 Ya Tidak
Energy Tersedia
Tans $1.000 10% AA $1.092,0 20 Ya 5 tahun
Power
Telco $1.000 11% AA $1.206,4 20 Tidak 5 tahun
Utillities
2. Pemecahan Masalah
a. Permasalahan 1
Obligasi merupakan suatu kontrak jangka panjang di mana pihak
peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok
pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi.
Pembayaran kupon menurut perngertiannya adalah jumlah bunga
tertentu setiap tahunnya, sedangkan tingkat bunga kupon adalah
tingkat bunga tahunan yang dinyatakan atas suatu obligasi. Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara
obligasi dengan tingkat kupon adalah tingkat kupon merupakan biaya
sewa tahunan yang harus dibayarkan atas sebuah obligasi. Besarnya
pembayaran tingkat kupon ditentukan pada saat obligasi diterbitkan
dan berlaku sepanjang umur obligasi tersebut.
Tingkat kupon untuk berbagai jenis Obligasi bervariasi
dikarenakan obligasi yang dijamin dengan aset yang dimiliki penerbit
biasanya mempunyai tingkat kupon yang lebih tinggi daripada
obligasi yang tidak memiliki jaminan (unsecured). Selain itu, ada pula
obligasi junior dan obligasi subordinasi yang mempunyai peringkat
yang lebih rendah daripada obligasi unsecured biasa. Pembayaran
kupon suatu obligasi dimungkinkan untuk bervariasi dari waktu ke
waktu disebut pula obligasi dengan tingkat bunga kupon mengambang
dimana suatu obligasi yang tingkat bunganya berfluktuasi sesuai
dengan perubahan tingkat bunga secara umum. Kupon obligasi nol
adalah suatu obligasi yang tidak membayarkan bunga tahunan, tetapi
dijual dengan diskon di bawah nilai pari sehingga memberikan
kompensasi kepada investor dalam bentuk apresiasi modal. Diskon
obligasi emisi awal adalah setiap obligasi yang pada awalnya
ditawarkan dengan harga di bawah nilai parinya.
b. Permasalahan 2
Peringkat obligasi didasarkan atas faktor-faktor kualitatif dan
kuantitatif, antara lain :
1) Rasio – rasio Keuangan
Rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran bunga. Semakin baik
rasionya, maka semakin tinggi peringkat obligasinya.
2) Ketentuan Hipotek
Apabila obligasi dijamin oleh hipotek dan properti tersebut
memiliki nilai yang relatif tinggi terhadap jumlah utang yang
diobligasikan, maka peringkat obligasinya akan meningkat.
3) Ketentuan Subordinasi
Apabila obligasi disubordinasikan ke utang lain maka obligasi
tersebut akan diberi peringkat paling sedikit satu tingkat di bawah
peringkat yang seharusnya diberikan jika tidak disubordinasikan.
Sebaliknya, obligasi yang memiliki subordinasi utang lain akan
memiliki peringkat yang lebih tinggi.
4) Ketentuan Jaminan
Beberapa obligasi dijamin oleh perusahaan lain. Jika utang suatu
perusahaan lemah dijamin oleh perusahaan yang kuat, misalnya
induk perusahaan tersebut, maka obligasinya akan diberikan
peringkat yang sama dengan perusahaan yang kuat.
5) Dana Pelunasan
Apabila obligasi memiliki dana pelunasan yang menjamin adanya
pelunasan secara sistematis maka ini menjadi nilai tambah dimata
lembaga pemeringkat obligasi.
6) Jatuh tempo.
Obligasi dengan jatuh tempo yang lebih singkat dinilai kurang
berisiko dibandingkan obligasi dengan jangka waktu yang lebih
panjang, dan hal ini akan tercermin pada peringkat obligasinya.
7) Stabilitas
Apabila penjualan dan laba emiten stabil maka peringkat
obligasinya juga akan tinggi.
8) Regulasi
Apabila emiten diregulasi, suatu iklim regulasi yang merugikan
menyebabkan posisi perekonomian perusahaan mengalami
penurunan hal ini dikarenakan regulasi memiliki arti penting,
khususnya bagi perusahaan komunikasi, fasilitas umum, dan
asuransi.
9) Antitrust
Apabila ada gugatan antitrust yang ditujukan bagi perusahaan
yang dapat merugikan posisi obligasi perusahaan tersebut.
10) Operasi di Negara Lain
Persentase penjualan, aset, dan laba perusahaan yang berasal dari
operasi di negara lain serta iklim politik di negara–negara tersebut
akan mempengaruhi peringkat obligasinya.
11) Faktor Lingkungan Hidup
Apabila perusahaan memiliki kemungkinan mengeluarkan biaya
dalam jumlah besar untuk penanggulangan masalah lingkungan
maka akan mempengaruhi peringkat obligasi.
12) Kewajiban atas Produk
Apabila perusahaan memproduksi suatu produk yang baik dan
produk tersebut memiliki posisi aman maka akan mempengaruhi
peringkat obligasinya.
𝑪 + (𝒇 − 𝒑)/𝒏
𝒀𝑻𝑴 = 𝑽𝒃 =
(𝒑 + 𝒇)/𝟐
Keterangan :
C = tingkat bunga kupon
f = harga nominal
p = harga saat ini
n = umur obligasi
Contoh :
f. Permasalahan 6
Call provision (Ketentuan Penebusan)
Merupakan ketentuan dalam kontrak suatu obligasi yang
memberikan hak kepada emiten untuk menebus kembali obligasi
berdasarkan persyaratan-persyaratan yang telah ditentuka sebelum
tanggal jatuh tempo normal.
h. Permasalahan 8
Dalam teori risiko tingkat reinvestasi disebutkan bahwa suatu
kenaikan tingkat suku bunga akan berakibat pada meruginya
pemegang obligasi karena akan menyebabkan turunnya nilai nominal
suatu portofolio obligasi. Berdasarkan teori tersebut, kemudian
dikaitkan dengan permasalahan, maka upaya yang akan dilakukan,
yaitu “membeli sebanyak 10 untuk setiap obligasi itu, kemudian
menginvestasikan kembali kupon yang saya terima pada tingkat
bunga 5% per tahun dan memilikinya hingga jatuh tempo” maka,
menurut kelompok kami hal tersebut jika dilakukan akan
mengakibatkan tingginya risiko yang dihadapi.
Risiko tersebut dikarenakan pada oligasi jangka pendek atau
dapat dikatakan semakin pendek waktu jatuh tempo obligasi, akan
semakin sedikit jumah tahun sebelum obligasi lama dengan kupon
relatif tinggi akan digantikan dengan emisi baru dengan kupon rendah.
Sehingga upaya reinvestasi yang akan dilakukan tersebut menurut
kelompok kami kurang efektif karena terlalu tinggi risikonya dan
berpotensi akan menurunkan nilai nominal obligasi itu sendiri.
D. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diaplikasikan menurut kelompok kami adalah
dengan mempersiapkan matang – matang nilai obligasi perusahaan agar lebih
menarik bagi investor untuk membeli obligasi yang ditawarkan oleh
perusahaan emiten dengan tingkat risiko yang relatif lebih sedikit dan
pengembalian atau return yang sesuai rencana, namun tidak
mengesampingkan nilai tingkat kupon agar tidak melebihi nilai nominal
obligasi itu sendiri.