LANDASAN TEORI
A. Teori Grup
1. Pendahuluan
a. Himpunan
Definisi
such a manner that we can determine for any given object 𝑥 whether or
ataukah tidak).1
1
Thomas W. Judson, Abstract Algebra: Theory and Applications, (Austin: Stephen F. Austin
State University, 2011), hal. 4
20
21
Contoh:
𝑎 ∈ 𝑃1 𝑎 ∉ 𝑃2 𝑃1 ∈ 𝑃2
𝑃1 ∉ 𝑃3 𝑃2 ∈ 𝑃3 .
Penyajian Himpunan
1) Enumerasi
Contoh:
Jadi himpunan 𝐴 tidak harus ditulis seperti pada contoh di atas, tapi
Contoh:
(ellipsis).
Contoh:
{… , −2, −1, 0, 1, 2, … }.
2) Simbol-simbol Baku
Contoh:
oleh anggotanya.
himpunan
Contoh:
dinyatakan sebagai
sebagai
𝑎
ℚ = {𝑏 |𝑎, 𝑏 ∈ ℤ, 𝑏 ≠ 0}.
Catatan:
tanda “ | ”.
4) Diagram Venn
berikut.
25
Kardinalitas
Contoh:
2
Rinaldi Munir, Matematika Diskrit, (Bandung: Informatika, 2007), hal. 53
26
Himpunan Kosong
Notasi: ∅ atau { }
himpunan lain.
Notasi: 𝐴 ⊆ 𝐵
𝐴⊆𝐵
Gambar 2.2 Himpunan Bagian
3
Ibid, hal. 54
4
Ibid.
27
Gambar 2.3.
𝐴⊂𝐵 ℕ⊂ℤ⊂ℚ⊂ℝ
Gambar 2.3 Himpunan Bagian Sejati
Himpunan Kuasa
Definisi 1.6 Himpunan kuasa (power set) dari himpunan 𝐴 adalah suatu
Contoh:
Jika 𝐴 = {1, 2}, maka 𝑃(𝐴) = {∅, {1}, {2}, {1, 2}}
5
Thomas W. Judson, Abstract Algebra…, hal. 5
6
Rinaldi Munir, Matematika Diskrit…, hal. 59
28
Catatan:
1. Irisan (Intersection)
Notasi: 𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑥 | 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐵}
Contoh:
𝐴∩𝐵
Gambar 2.4 Irisan Himpunan (𝐴 ∩ 𝐵 ≠ ∅)
7
Ibid, hal. 60
29
Contoh:
𝐴∩𝐵
Gambar 2.5 Irisan Himpunan (𝐴 ∩ 𝐵 = ∅)
2. Gabungan (Union)
Notasi: 𝐴 ∪ 𝐵 = {𝑥 | 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵}
Contoh:
8
Ibid, hal. 61
30
𝐴∪𝐵
Gambar 2.6 Gabungan Himpunan
3. Komplemen
Notasi: 𝐴̅ = {𝑥 | 𝑥 ∈ 𝑈 dan 𝑥 ∉ 𝐴
Contoh:
𝐴̅ = {1, 3, 5, 7, 9}.
𝐴̅
Gambar 2.7 Komplemen Himpunan
9
Ibid.
31
Catatan:
𝐴′ .
4. Selisih (Difference)
Notasi: 𝐴 ∖ 𝐵 = {𝑥 | 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐵} = 𝐴 ∩ 𝐵̅
Contoh:
𝐴∖𝐵
Gambar 2.8 Selisih Himpunan
10
Ibid, hal. 63
32
pada keduanya.11
Notasi: 𝐴 ⊕ 𝐵 = (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵) = (𝐴 ∖ 𝐵) ∪ (𝐵 ∖ 𝐴)
𝑨⊕𝑩
Gambar 2.9 Beda Setangkup Himpunan
Contoh:
11
Ibid.
12
Ibid, hal. 65
33
Contoh:
{(𝑥, 1), (𝑥, 2), (𝑥, 3), (𝑦, 1), (𝑦, 2), (𝑦, 3)} dan 𝐴 × 𝐶 = ∅.
atau lebih. Dalam hal ini operasi yang melibatkan lebih dari dua
𝐴1 ∩ 𝐴2 ∩ 𝐴3 ∩ … ∩ 𝐴𝑛 = ⋂𝑛𝑖=𝑛 𝐴𝑖
𝐴1 ∪ 𝐴2 ∪ 𝐴3 ∪ … ∪ 𝐴𝑛 = ⋃𝑛𝑖=1 𝐴𝑖
𝑛
𝐴1 × 𝐴2 × 𝐴3 × … × 𝐴𝑛 = × 𝐴𝑖
𝑖=1
= {(𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 ) | 𝑎1 ∈ 𝐴1 , 𝑎2 ∈ 𝐴2 , … , 𝑎𝑛 ∈ 𝐴𝑛 }.
disebut n-tupel.
𝑛
𝐴1 ⊕ 𝐴2 ⊕ 𝐴3 ⊕ … ⊕ 𝐴𝑛 = ⊕ 𝐴𝑖. 13
𝑖=1
Contoh:
13
Ibid, hal. 66
34
b. Fungsi
Definisi 1.13 Relasi biner antara 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan bagian dari
𝐴 × 𝐵.14
asal (domain), dengan sebuah nilai unik 𝑓(𝑥) dari himpunan kedua
𝑓
𝑓: 𝐴 ⟶ 𝐵 , 𝐴 ⟶ 𝐵, 𝑓: 𝑎 ↦ 𝑏, atau 𝑓(𝑎) = 𝑏 dengan (𝑎, 𝑏) ∈ 𝐴 × 𝐵.
beberapa peluru mendarat pada titik yang sama. Setiap tembakan pasti
14
Ibid, hal. 103
15
Edwin J. Purcell dan Dale Varberg, Calculus with Analytic Geometry 5th Edition (Kalkulus
dan Geometri Analitis Jilid 1 Edisi Kelima), terj. I Nyoman Susila, et. all., (Jakarta: Erlangga, 1995),
hal. 48
35
menghasilkan lubang pada titik sasaran, namun tidak semua lubang pada
Fungsi Surjektif
16
Joseph J. Rotman, A First Course in Abstract Algebra Third Edition, (New Jersey: Prentice-
Hall, 2005), hal. 87
36
Fungsi Injektif
Fungsi Bijektif
Komposisi Fungsi
kedua.
𝑥 ⟼ 𝑓(𝑥) ⟼ 𝑔(𝑓(𝑥))
17
Ibid, hal. 88
18
Ibid, hal. 91
19
William D. Blair dan John A. Brachy, Abstract Algebra …, hal. 53
37
Contoh:
dan
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) = 2𝑥 2 + 5.
3
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) = ( 3√𝑥) = 𝑥
dan
3
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) = √𝑥 3 = 𝑥.
38
Bukti:
sebarang 𝑥 ∈ 𝐴, maka
= ℎ (𝑔(𝑓(𝑥)))
= (ℎ ∘ 𝑔)(𝑓(𝑥))
= ((ℎ ∘ 𝑔) ∘ 𝑓)(𝑥).
Bukti:
20
Ibid, hal. 54
21
Ibid, hal. 56
39
Bukti:
injektif.
22
Ibid, hal. 57
23
Ibid.
40
Maka
ℎ = ℎ ∘ 1𝐵 = ℎ ∘ (𝑓 ∘ 𝑔) = (ℎ ∘ 𝑓) ∘ 𝑔 = 1𝐴 ∘ 𝑔 = 𝑔,
c. Operasi Biner
akan diperoleh bilangan baru, begitu juga dengan fungsi, ketika dua
𝑆).24
biner:
elemen 𝑎 ∗ 𝑏 di 𝑆.
𝑆 merupakan elemen di 𝑆.
(closed).
24
Ibid, hal. 89
42
Contoh:
𝑦 ∉ ℤ+ , contohnya 5 − 8 ∉ ℤ+ .
(𝑏 ∗ 𝑐) terlebih dahulu.25
25
Ibid.
43
standar ×, ÷, +, −.
d. Tabel Cayley
disebut tabel Cayley. Berikut ini contoh tabel Cayley untuk himpunan
yang tercetak dalam baris ditulis pertama, dan faktor yang tercetak di
44
kolom dan baris. Contoh tabel Cayley tanpa header untuk penjumlahan
26
http://en.wikipedia.org/wiki/Cayley_table, diakses pada 7 April 2012
45
2. Grup
a. Definisi Grup
Definisi 2.1 Grup (𝐺,∗) adalah himpunan tak kosong 𝐺 dengan operasi
berlaku (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐).
𝑎 ∈ 𝐺 berlaku 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑎.
Contoh:
grup terpenuhi:
27
Thomas W. Judson, Abstract Algebra..., hal. 42
46
(i) Ambil sebarang (𝑎, 𝑏), (𝑐, 𝑑), (𝑒, 𝑓) ∈ 𝐺 , dengan memperhatikan
= ((𝑎 + 𝑐) + 𝑒 , (𝑏 + 𝑑) + 𝑓)
= (𝑎 + (𝑐 + 𝑒) , 𝑏 + (𝑑 + 𝑓))
= (𝑎, 𝑏) ∗ (𝑐 + 𝑒 , 𝑑 + 𝑓)
(ii) Jika dipilih elemen (0,0) ∈ 𝐺, maka untuk setiap (𝑎, 𝑏) ∈ 𝐺 akan
berlaku
(0,0) ∗ (𝑎, 𝑏) = (0 + 𝑎 , 0 + 𝑏)
= (𝑎, 𝑏)
= (𝑎 + 0 , 𝑏 + 0)
= (𝑎, 𝑏) ∗ (0,0).
berlaku
= (𝑎 − 𝑎 , 𝑏 − 𝑏)
= (0,0)
= ((−𝑎) + 𝑎 , (−𝑏) + 𝑏)
47
yaitu (– 𝑎, −𝑏) ∈ 𝐺.
Catatan:
b. Grup Komutatif
Definisi 2.2 Grup (𝐺,∗) disebut abelian jika memenuhi hukum komutatif
𝑥∗𝑦 =𝑦∗𝑥
Contoh:
identitas dalam grup tersebut, dan setiap elemen dari ℤ5 memiliki invers.
Hal ini ditunjukkan pada tebel Cayley berikut. Tabel Cayley grup
28
Joseph J. Rotman, Advanced Modern Algebra Second Printing, (New Jersey: Prentice-Hall,
2003), hal. 52
48
c. Notasi Pangkat
Untuk 𝑛 ∈ ℕ, didefinisikan
𝑔𝑛 = 𝑔
⏟∗ 𝑔 ∗ … ∗ 𝑔
𝑛
dan
𝑔−𝑛 = ⏟
𝑔−1 ∗ 𝑔−1 ∗ … ∗ 𝑔−1 . 29
𝑛
dan 𝑔 ∈ 𝐺 maka
29
Thomas W. Judson, Abstract Algebra..., hal. 47
49
𝑔𝑛 = ⏟
𝑔 + 𝑔 + ⋯ + 𝑔 = 𝑛𝑔.
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑠𝑢𝑘𝑢
berikut:
Bukti:
= 𝑎((𝑏𝑏 −1 )𝑎−1 )
= 𝑎(𝑒𝑎−1 )
= 𝑎𝑎−1
= 𝑒.
Begitu juga (𝑏 −1 𝑎−1 )(𝑎𝑏) = 𝑒, sehingga 𝑏 −1 𝑎−1 adalah invers dari 𝑎𝑏.
Bukti:
𝑥𝑎 = 𝑏 𝑎𝑥 = 𝑏
𝑥𝑒 = 𝑏𝑎−1 𝑒𝑥 = 𝑎−1 𝑏
𝑥 = 𝑏𝑎−1. 𝑥 = 𝑎−1 𝑏.
Bukti:
= 𝑎𝑒
= 𝑎.
Teorema 2.1 Jika 𝑚 dan 𝑛 bilangan bulat dan 𝑥 adalah elemen grup 𝐺,
maka:
(i) 𝑥 𝑚 𝑥 𝑛 = 𝑥 𝑚+𝑛 = 𝑥 𝑛 𝑥 𝑚
(ii) (𝑥 𝑚 )𝑛 = 𝑥 𝑚𝑛 = (𝑥 𝑛 )𝑚 .34
32
Derek J. S. Robinson, A Course in …, hal. 3
33
Thomas W. Judson, Abstract Algebra..., hal. 47
34
Ibid.
51
Bukti:
Misalkan 𝑚, 𝑛 ≥ 0,
𝑚=𝑚
𝑛=𝑛
𝑥 −𝑛 𝑥 −𝑚 = 𝑥 −𝑚+(−𝑛)
−𝑛 = −𝑛
−𝑚 = −𝑚
𝑥 𝑚 𝑥 −𝑛 = 𝑥 𝑚 𝑥 −𝑚+(−𝑛) 𝑥 𝑚
𝑚 − 𝑛 = 𝑚 + (−𝑚) + (−𝑛) + 𝑚
52
𝑚−𝑛 =𝑚−𝑛
𝑥 −𝑚 𝑥 𝑛 = 𝑥 𝑛 𝑥 −𝑚+(−𝑛) 𝑥 𝑛
−𝑚 + 𝑛 = 𝑛 + (−𝑚) + (−𝑛) + 𝑛
−𝑚 + 𝑛 = −𝑚 + 𝑛
d. Kanselasi (Pembatalan)
Bukti:
diperoleh:
Kanselasi Kanan
𝑎𝑐 = 𝑏𝑐
(𝑎𝑐)𝑐 −1 = (𝑏𝑐)𝑐 −1
𝑎(𝑐𝑐 −1 ) = 𝑏(𝑐𝑐 −1 )
𝑎𝑒 = 𝑏𝑒
𝑎 = 𝑏.
35
Thomas W. Judson, Abstract Algebra…, hal. 47
53
Kanselasi Kiri
𝑐 −1 (𝑐𝑎) = 𝑐 −1 (𝑐𝑏)
(𝑐 −1 𝑐)𝑎 = (𝑐 −1 𝑐)𝑏
𝑒𝑎 = 𝑒𝑏
𝑎 = 𝑏.
Contoh:
order dari elemen 𝑎, dinotasikan dengan 𝑂(𝑎). 37 Jika tidak ada 𝑛 yang
hingga.
Contoh:
36
William D. Blair dan John A. Brachy, Abstract Algebra …, hal. 95
37
Ibid, hal. 105
54
21 = 2 24 = 2 + 2 + 2 + 2 = 3
22 = 2 + 2 = 4 25 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 0
23 = 2 + 2 + 2 = 1
Jadi 𝑂(2) = 5.
Bukti:
𝑒 = 𝑒𝑒 ′
= 𝑒′𝑒
= 𝑒′.
Bukti:
𝑔′ = 𝑔′ 𝑒
38
Thomas W. Judson, Abstract Algebra..., hal. 46
39
Ibid, hal. 47
55
= 𝑔′ (𝑔𝑔′′ )
= (𝑔′ 𝑔)𝑔′′
= 𝑒𝑔′′
= 𝑔′′ .
3. Subgrup
bagian dari 𝐺. 𝐻 disebut subgrup dari 𝐺 jika 𝐻 adalah grup terhadap operasi
∗.40
𝐺. 41
Contoh:
Himpunan bilangan riil tak nol, ℝ − {0} , adalah grup terhadap operasi
perkalian. Elemen identitas pada grup ini adalah 1 dan invers dari setiap
1 𝑝
elemen 𝑎 ∈ ℝ − {0} adalah . ℚ = {𝑞 | 𝑝 , 𝑞 ∈ ℤ dan 𝑝, 𝑞 ≠ 0} adalah
𝑎
40
William D. Blair dan John A. Brachy, Abstract Algebra …, hal. 100
41
Thomas W. Judson, Abstract Algebra..., hal. 49
42
Joseph J. Rotman, Advanced Modern Algebra, (New Jersey: Prentice-Hall, 2003), hal. 62
56
Proposisi 3.1 Himpunan bagian 𝐻 dari 𝐺 adalah subgrup jika dan hanya jika
Bukti:
Karena 𝐻 adalah grup, maka operasi biner pada 𝐻 bersifat tertutup, dan
43
Thomas W. Judson, Abstract Algebra…, hal. 51
57
adalah subgrup dari 𝐺 jika dan hanya jika untuk sebarang 𝑔, ℎ ∈ 𝐻 berlaku
𝑔ℎ−1 ∈ 𝐻.44
Bukti:
dari 𝐻 memiliki invers dan operasi di dalam 𝐻 bersifat tertutup; untuk setiap
𝑔ℎ−1 ∈ 𝐻.
44
Ibid.
58
4. Grup Siklik
subgrup siklik dari 𝐺 yang dibangun oleh 𝑎 . 𝐺 disebut grup siklik jika
(pembangun) dari 𝐺. 45
Contoh:
Grup siklik dapat memiliki lebih dari satu generator. 1 dan 5 keduanya
adalah generator dari (ℤ6 , +); sehingga (ℤ6 , +) adalah grup siklik.
45
Joseph J. Rotman, Advanced Modern…, hal. 64
59
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
10 = 0 20 = 0 30 = 0 40 = 0 50 = 0
11 = 1 21 = 2 31 = 3 41 = 4 51 = 5
12 = 2 22 = 4 32 = 0 42 = 2 52 = 4
13 = 3 23 = 0 33 = 3 43 = 0 53 = 3
14 = 4 24 = 2 34 = 0 44 = 4 54 = 2
15 = 5 25 = 4 ⋮ 45 = 2 55 = 1
16 = 0 26 = 0 46 = 0 56 = 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
Tidak setiap elemen pada grup siklik merupakan generator dari grup
Bukti:
dan ℎ sebarang elemen pada 𝐺, maka keduanya dapat ditulis sebagai bentuk
𝑔ℎ = 𝑎𝑟 𝑎 𝑠 = 𝑎𝑟+𝑠 = 𝑎 𝑠+𝑟 = 𝑎 𝑠 𝑎𝑟 = ℎ𝑔 ,
46
Thomas W. Judson, Abstract Algebra…, hal. 61
60
Teorema 4.2 Setiap subgrup dari sebuah grup siklik adalah subgrup siklik.47
Bukti:
trivial (𝑎)
adalah subgrup dari 𝐺. 𝐻 ≤ 𝐺, 𝐻 = {non trivial (𝑏)
𝑎𝑘 = 𝑎𝑚𝑞+𝑟 = (𝑎𝑚 )𝑞 𝑎𝑟 = ℎ𝑞 𝑎𝑟 .
Oleh karenanya,
47
Ibid.
61
ℎ′ = 𝑎𝑘 = 𝑎𝑚𝑞 = ℎ𝑞
5. Grup Permutasi
a. Permutasi
para pembaca.
permutasi 𝛼𝛽.
48
Joseph J. Rotman, Advanced Modern…, hal. 40
63
1 2 … 𝑖 … 𝑛
𝜎=( ).
𝜎(1) 𝜎(2) … 𝜎(𝑖) … 𝜎(𝑛)
Contoh:
1 2 3
Misalkan 𝑋 = {1, 2, 3}. Permutasi 𝜎 = ( ) mendefinisikan
2 3 1
(𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 ), dimana
𝜎(𝑎1 ) = 𝑎2
𝜎(𝑎2 ) = 𝑎3
𝜎(𝑎𝑛−1 ) = 𝑎𝑛
𝜎(𝑎𝑛 ) = 𝑎1.
mulainya.
Contoh:
permutasi
Permutasi Identitas
1 2 … 𝑛
𝜎𝑖𝑑 = ( ),
1 2 … 𝑛
Invers Permutasi
1 2 … 𝑛
Diberikan 𝜎 = ( … 𝜎(𝑛)) di 𝑆 , invers dari 𝜎
𝜎(1) 𝜎(2)
dapat dicari dengan melihat elemen 𝑆 pada baris kedua dan mencari
65
Contoh:
1 2 3 4 4 3 1 2
Misalkan 𝜎 = ( ), maka 𝜎 −1 = ( )
4 3 1 2 1 2 3 4
1 2 3 4
𝜎 −1 = ( ).
3 4 2 1
Komposisi Permutasi
1 2 … 𝑛
Diberikan permutasi 𝜎=( … 𝜎(𝑛)) dan
𝜎(1) 𝜎(2)
1 2 … 𝑛
𝜏=( … 𝜏(𝑛)). Komposisi dari kedua permutasi tersebut
𝜏(1) 𝜏(2)
adalah
1 2 … 𝑛
𝜎𝜏 = (𝜎(𝜏(1)) 𝜎(𝜏(2)) … 𝜎(𝜏(𝑛))).
Contoh:
1 2 3 4 1 2 3 4
Misalkan 𝜎 = ( ) dan 𝜏 = ( ). Maka
4 3 1 2 2 3 4 1
1 2 3 4 1 2 3 4
𝜎𝜏 = ( )( )
2 3 4 1 4 3 1 2
1 2 3 4
=( ) = (132).
3 1 2 4
1 2 3 4 1 2 3 4
𝜏𝜎 = ( )( )=
4 3 1 2 2 3 4 1
1 2 3 4
( ) = (243).
1 4 2 3
66
b. Grup Simetrik
Bukti:
elemen dari 𝑆𝑦𝑚(𝑆) adalah permutasi yang tidak lain merupakan fungsi
elemen dari 𝑆𝑦𝑚(𝑆) memiliki invers. Aksioma grup yang ketiga adalah
fungsi.
49
William D. Blair dan John A. Brachy, Abstract Algebra…, hal. 93
50
Ibid.
67
Contoh:
himpunan 𝑆 adalah
𝜋1 ∶ 1 ⟶ 1 2⟶2 3⟶3
𝜋2 ∶ 1 ⟶ 2 2⟶1 3⟶3
𝜋3 ∶ 1 ⟶ 3 2⟶2 3⟶1
𝜋4 ∶ 1 ⟶ 1 2⟶3 3⟶2
𝜋5 ∶ 1 ⟶ 2 2⟶3 3⟶1
𝜋6 ∶ 1 ⟶ 3 2⟶1 3 ⟶ 2.
atau
1 2 3 1 2 3
𝜋1 = ( ) = (1) 𝜋4 = ( ) = (23)
1 2 3 1 3 2
1 2 3 1 2 3
𝜋2 = ( ) = (12) 𝜋5 = ( ) = (123)
2 1 3 2 3 1
68
1 2 3 1 2 3
𝜋3 = ( ) = (13) 𝜋6 = ( ) = (132).
3 2 1 3 1 2
Cayley berikut.
Tabel 2.7 𝑆3
sedemikian hingga
𝜎(𝑎1 ) = 𝑎2
𝜎(𝑎2 ) = 𝑎3
𝜎(𝑎𝑘−1 ) = 𝑎𝑘
𝜎(𝑎𝑘 ) = 𝑎1
69
mulainya.
Catatan:
Contoh:
1 2 3 4 5 6
Permutasi ( ) = (123456) adalah sikel dengan
2 3 4 5 6 1
penjang 6.
1 2 3 4
Permutasi ( ) = (134) adalah sikel dengan panjang 3.
3 2 4 1
1 2 3 4 5
( ) = (134)(25) bukan merupakan sikel, tapi
3 5 4 1 2
Proposisi 5.2
(𝑖𝑟 𝑖𝑟−1 … 𝑖2 𝑖1 ):
51
Ibid., hal. 70
70
Bukti:
sama dengan 𝑒.
Maka
= 𝛽 −1 𝑘+1 𝛿 −1
= 𝛽 −1 𝑘+1 𝛽 −1 𝑘 … 𝛽 −11.
52
Joseph J. Rotman, A First Course …, hal. 111
71
Bukti:
jadi
𝑎1 ↦ 𝑎2
𝑎2 ↦ 𝑎3
𝑎𝑘−1 ↦ 𝑎𝑘
𝑎𝑘 ↦ 𝑎1 .
𝜎𝜏(𝑎𝑖 ) = 𝜎(𝜏(𝑎𝑖 ))
53
William D. Blair dan John A. Brachy, Abstract Algebra…, hal. 71
54
Thomas W. Judson, Abstract Algebra…, hal. 80
72
= 𝜎(𝑎𝑖 )
= 𝜏(𝜎(𝑎𝑖 ))
= 𝜏𝜎(𝑎𝑖 ).
Bukti:
himpunan berhingga, dapat dijamin bahwa proses ini akan berakhir dan
𝜎(𝑥), 𝑥 ∈ 𝑋𝑖
𝜎𝑖 (𝑥) = {
𝑥, 𝑥 ∉ 𝑋𝑖 ,
55
Ibid., hal. 81
73
Contoh:
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Misalkan 𝜎 = ( ) dan 𝜏 = ( ).
6 4 3 1 5 2 3 2 1 5 6 4
𝜎 = (1624)
𝜏 = (13)(456)
𝜎𝜏 = (136)(245)
𝜏𝜎 = (143)(256).
Bukti:
56
William D. Blair dan John A. Brachy, Abstract Algebra…, hal. 76
57
Ibid.
74
sejumlah 𝑟 transposisi,
𝑖𝑑 = 𝜏1 𝜏2 … 𝜏𝑟
Bukti:
dan persamaan tersebut benar. Andaikan 𝑟 > 2, pada kasus ini perkalian
dari dua transposisi terakhir, 𝜏𝑟−1 𝜏𝑟 , pasti memenuhi salah satu kondisi
berikut:
(𝑎𝑏)(𝑎𝑏) = 𝑖𝑑
58
Thomas W. Judson, Abstract Algebra…, hal. 82
75
(𝑏𝑐)(𝑎𝑏) = (𝑎𝑐)(𝑏𝑐)
(𝑐𝑑)(𝑎𝑏) = (𝑎𝑏)(𝑐𝑑)
(𝑎𝑐)(𝑎𝑏) = (𝑎𝑏)(𝑏𝑐),
adalah invers dari dirinya sendiri. Jika kondisi ini terjadi, hapus 𝜏𝑟−1 𝜏𝑟
𝑖𝑑 = 𝜏1 𝜏2 … 𝜏𝑟−3 𝜏𝑟−2 .
pasti genap.
menghasilkan identitas.
transposisi dengan dua cara, maka kedua cara tersebut terdiri dari
59
William D. Blair dan John A. Brachy, Abstract Algebra…, hal. 77
76
Bukti:
𝜎𝑚 … 𝜎1 . Karena
𝑖𝑑 = 𝜎𝜎𝑚 … 𝜎1 = 𝜏1 … 𝜏𝑛 𝜎𝑚 … 𝜎1 .
Contoh:
1 2 3 4 5
Jika 𝛼 = ( ), maka 𝛼 = (1)(234)(5) adalah faktorisasi
1 3 4 2 5
lengkap dari 𝛼.
60
Ibid., 78
61
Joseph J. Rotman, Advanced Modern…, hal. 43
77
ganjil jika 𝑠𝑔𝑛(𝛼) = −1. 𝛼 dan 𝛽 dikatakan memiliki parity yang sama
c. Grup Permutasi
d. Alternating Group
𝑛!
Teorema 5.2 Kardinalitas dari 𝐴𝑋 adalah jika |𝑋| = 𝑛 ≥ 2.67
2
Bukti:
Jika kita dapat membuat fungsi bijektif dari 𝐴𝑋 ke 𝐵𝑋 , maka teorema ini
62
Ibid., hal. 44
63
Ibid., hal. 48
64
Joseph J. Rotman, A First Course…, hal. 119
65
Thomas W. Judson, Abstract Algebra…, hal. 131
66
Olof Bergvall, et all., On Rubik's Cube, 2010, hal. 9
67
Ibid.
78
satu.
bahwa 𝜙 bijektif. Dengan demikian, |𝐴𝑋 | = |𝐵𝑋 |, dan |𝐴𝑋 | + |𝐵𝑋 | = 𝑛!,
𝑛!
sehingga |𝐴𝑋 | = 2 .
Definisi 5.13 Jika (𝐺,∗) dan (𝐻,∘) adalah grup, maka fungsi 𝜙: 𝐺 ⟶ 𝐻
68
Joseph J. Rotman, A First Course…, hal. 156
79
dinotasikan 𝐺 ≅ 𝐻.69
𝐼𝑚(𝜙) = {𝜙(𝑔) ∈ 𝐻 | 𝑔 ∈ 𝐺}
Definisi 5.16 Sebuah subgrup 𝐾 dari grup 𝐺 disebut normal subgrup jika
Definisi 5.17 Jika 𝐺 adalah sebuah grup dan 𝑎 ∈ 𝐺, maka konjugasi dari 𝑎
𝑔𝑎𝑔−1 ,
dimana 𝑔 ∈ 𝐺.72
69
Olof Bergvall, et all., On Rubik's…, hal. 12
70
Ibid.
71
Joseph J. Rotman, A First Course…, hal. 161
72
Ibid., hal. 162
80
7. Grup Aksi
Definisi 5.18 Misalkan 𝐺 adalah grup dan 𝐴 adalah sebuah himpunan. Grup
B. Rubik
1. Sejarah Rubik
mekanik ini dikenal dengan nama rubik atau rubik 3×3×3, di Hungaria
Prancis le Cube Hongrois, dan di Inggris dan Amerika Serikat disebut Magic
ketika dia berusaha mengembalikan Rubik’s Cube yang telah diacak, dan
tahun 1977 dan dirilis ke toko mainan di Budapest. Pada bulan September
82
dari Amerika Serikat, Ideal Toy Co., untuk memasarkan Rubik’s Cube ke
produksi dan pengemasan rubik. Ideal Toy juga mengganti nama mainan ini
‘magic’ identik dengan hal-hal magis atau berbau sihir sebagaiman dalam
iklan televisi, kaos (mode), dan komunitas penggemar rubik. Rubik’s Cube
di awal tahun 1980-an. Antara tahun 1978 hingga Maret 1981, tercatat
penjualan Rubik’s Cube telah mencapai lebih dari sepuluh juta buah.
konsep sejenis. Pada bulan maret 1970, Larry Nichols menciptakan “2×2×2
Nichols berhasil mendapat hak patennya pada tanggal 11 April 1972, dua
tahun sebelum Ernö Rubik menemukan kubusnya. Pada tanggal 9 April 1970,
83
Frank Fox mengajukan hak paten untuk temuannya “Spherical 3×3×3”, dan
(menyelesaikan rubik) mulai sering diliput media masa. Salah satu momen
Agustus 2009.
86
(sisi). Jika ditinjau dari orientasi kita dalam mengamatinya, permukaan rubik
dapat dibedakan menjadi sisi atas (up), bawah (down), kanan (right), kiri
(left), depan (front), dan belakang (back). Dari penamaan tersebut dapat
75
David Singmaster, Notes in Rubik’s Magic Cube, (New Jersey: Enslow Publisher, 1981), hal.
3
87
skripsi ini.
subcube (kubus-kubus kecil) dengan ukuran sama. Jika kubus tersebut kita
bongkar.
Rubik’s Cube, satu subcube yang terletak di pusat cube tidak diperhitungkan.
juga karena memang bagian tersebut sebenarnya tidak ada (hanya berupa
dan istilah untuk permukaan cube adalah face, sementara untuk permukaan
subcube disebut facet. Dalam permainan rubik, gerakan memutar rubik tidak
6 Face(s) F,R,B,L,U,D
terlihat seperti Gambar 2.22.a, dan setelah diacak akan menjadi seperti
Gambar 2.22.c.
a b c
Warna standar pada Rubik’s Cube adalah putih, merah, biru, oranye,
hijau, dan kuning. Namun tidak ada ketetapan khusus mengenai hal ini,
90
banyak rubik yang diproduksi dalam berbagai versi susunan warna bahkan
Skema warna adalah urutan posisi warna di setiap sisi rubik. Skema
warna Rubik’s Cube umumnya seperti pada gambar berikut, yakni warna
putih berseberangan dengan kuning, biru dengan hijau, dan merah dengan
oranye.
Skema warna ini juga sering disebut dengan skema warna “BOY”,
skema lain yang paling umum yakni skema warna Jepang, dimana warna
putih berseberangan dengan biru, kuning dengan hijau, dan merah dengan
oranye. Dan yang terakhir dalam contoh ini adalah skema warna Korea,
Catatan:
Dalam skripsi ini digunakan Rubik’s Cube dengan skema warna standar.
notasi sesuai dengan pendapatnya. Dalam skripsi ini, notasi rubik mengacu
pada notasi yang digunakan oleh David Singmaster dalam Notes on Rubik’s
Magic Cube dan Christoph Bandelow dalam Inside Rubik’s Cube™ and
Beyond.
Asumsikan rubik yang akan kita eksekusi berada tepat di depan kita
kanan, kiri, depan, dan belakang; serta tangan yang melakukan gerakan
menghadap pada sisi yang dimaksud. Dalam permainan rubik dikenal 3 jenis
gerakan:
92
Huruf kapital tanpa tanda apapun berarti kita melakukan rotasi 90°
melakukan rotasi 90° berlawanan arah jarum jam pada sisi yang
dimaksud.
bahwa rotasi yang dilakukan sebesar 180° searah jarum jam, atau
bukan satu layer melainkan dua, yaitu layer terluar beserta layer
tengah.
Contoh:
𝐹 𝐹 −1 𝐹2 𝑓
Contoh:
𝑅𝑚 𝑅 −1 𝑚 𝑅2𝑚
3) Cube Moves
rubik. Cube moves diturunkan dari gerakan pada sisi kanan (𝑅), depan
Contoh:
94
𝑅𝐶 𝑅 −1 𝐶 𝑅2𝐶
nama kubus-kubus kecil penyusun Rubik’s Cube, identik dengan posisi dan
orientasinya.
Cube adalah
a) Bantuan Robot
Contoh:
𝐹 (𝑅 𝑈 𝑅 −1 𝑈 −1 ) 𝐹 −1 dan
Catatan:
1) Membuat Cross
pada salah satu sisi warna Rubik’s cube. Cross dapat dibuat pada
sisi atas maupun sisi bawah dan pada sisi warna apapun, tergantung
pernah berubah, jadi jika croos dibuat pada sisi oranye dan
warna standar).
Benar Salah
bersesuaian.
97
𝑅 −1 𝑈𝑅𝑈 −1 𝑅−1
𝑅𝐿−1 𝑈 2 𝑅−1 𝐿
algoritma 𝑅 −1 𝑈 2 𝑅.
pada layer paling atas yang tidak memiliki warna yang sama dengan
center up face (pada kasus ini warna merah, karena cross dibuat
pada sisi warna oranye). Dari edge subcube tersebut pilih dan
Jika sudah tidak ada edge subcube pada layer paling atas
benar-benar seperti di bawah ini, jika hal itu terjadi carilah pola
algoritma 𝐹 −1 𝑈 −1 𝑅 −1 (𝑈𝑅𝐹).
𝑓 −1 𝑈 −1 𝑅 −1 (𝑈𝑅𝑓).
seperti berikut.
𝐿𝑈 −1 𝑅 −1 𝑈 𝐿−1 𝑈 2 𝑅 𝑈 −1 𝑅 −1 𝑈 2 𝑅.
𝐿𝑈 −1 𝑅 −1 𝑈 𝐿−1 𝑈 2 𝑅 𝑈 −1 𝑅 −1 𝑈 2 𝑅.
102
𝐹 2 (𝑈 −1 ) 𝐿−1 𝑅 𝐹 2 𝐿 𝑅 −1 (𝑈 −1 ) 𝐹 2.
dunia pada awal tahun 1980. Booming Rubik’s Cube mulai menurun
detik (rekor dunia pada saat itu) adalah batas yang tidak mungkin
oleh tangan.
104
1) Cross
orientasi corner.
105
2 Look OLL
algoritmanya :
(i) Titik
(ii) Garis
[𝐹 −1 (𝑈 −1 𝑅−1 𝑈𝑅)𝐹]
(iii) Siku-Siku
b) Second Look
Apabila first look telah selesai, akan ditemui salah satu dari
kasus berikut:
106
𝐹 −1 (𝑈 −1 𝑅 −1 𝑈𝑅)3 𝐹
(ii)
𝑅 −1 𝑈 2 𝑅(𝑈𝑅 −1 𝑈𝑅)
(iii)
(𝑅𝑈𝑅 −1 𝑈)𝑅𝑈 2 𝑅 −1
𝑅 −1 𝑈 2 𝑅 −1 (𝑈 −1 𝑅𝑈 −1 𝑅 −1 )
(iv)
𝑅𝑈 2 𝑅 −2 𝑈 −1 𝑅 2 𝑈 −1 𝑅 −2 𝑈 −2 𝑅
(𝑅 𝑈 −1 𝑅𝑈 −1 )𝑅 −1 𝑈 2 𝑅 −1
−1
[𝐹 −1 (𝑈 −1 −1
𝑅 𝑈𝑅)𝐹][𝑓 −1 (𝑈 −1 −1
𝑅 𝑈𝑅)𝑓]
(v)
𝑅 −1 𝑈 2 𝑅 −1 𝐷−1 𝑅𝑈 2 𝑅 −1 𝐷𝑅 2
(vi)
(𝑅 −1 𝑈 −1 𝑅𝑈 −1 )𝑅 −1 𝑈 2 𝑅 −1
Disini kita saling menukar posisi corner dan edge ke tempat semula.
2 Look PLL
untuk semua corner pada layer terakhir. Cari corner facet pada
seperti berikut.
algoritma berikut
Apabila first look telah selesai, semua corner sudah pada posisi
(iii) 𝑅 2 𝑚 𝑈𝑅 2 𝑚 𝑈 2 𝑅 2 𝑚 𝑈𝑅 2 𝑚
(iv) (𝑈 2 𝑅𝑚 𝑈 2 𝑅 2 𝑚 𝑈 2 )(𝑅𝑚 𝑈𝑅 2 𝑚 𝑈𝑅 2 𝑚 ).
1) Multi Slotting
menyempurnakan F2L.
2) Extended Cross
3) MGLS
c) Metode Petrus
intuitif.
d) Metode Waterman
average 16 detik pada paruh akhir tahun 1980-an. Salah satu cuber yang
menggunakan metode ini adalah Minh Thai, juara rubik dunia pertama.
Langkah pertama dalam metode ini adalah dengan menyusun salah satu
corner subcubes, lalu edge subcubes dengan beberapa tahap slice turn.
e) Metode Roux
pada layer kiri rubik. Tahap kedua adalah dengan menyusun blok 3×2×1
diselesaikan, yang tersisa adalah enam edge dan empat center yang
f) Metode Heise
adalah menyususun empat blok 1×2×2 yang saling menempel. Hal yang
menarik, blok-blok ini tidak perlu memiliki warna yang sama sehingga
diorientasikan dan secara bersamaan blok yang telah ada akan tersusun
sesuai pasangannya, lalu edge yang masih tersisa diselesaikan. Bila telah
g) Metode Zborowski-Bruchem
Polandia dan Ron van Bruchem dari Belanda. Metode yang sering
Teknik ini dikenal ZBF2L. Langkah terakhir yang terdiri dari corner
h) Blindfolded
direkomendasikan:
ada).
4) Freestyle