Anda di halaman 1dari 22

JURNAL PEMILIHAN BAHAN PADA INDUSTRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : JOSHUA ANDREANO TELAMBANUA (16202174)

(BUAT NAMA TEMAN MU ITU DISINI)

KELAS : EKSTENTION

FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
T.A. 2018/2019
1. JURNAL 1
( PEMILIHAN MATERIAL RING PADA ILLIZAROV RING EXTERNAL FIXATION)
Abstrak
Alat fiksasi ini terdiri dari 2 jenis yang ditanam didalam atau yg berada diluar tubuh.
Untuk menjaga posisi tulang dan menahan beban dibutuhkan material yang memiliki sifat
sifat yang ringan tahan karat, dan miliki kekakuan. Dalam penelitian ini digunakan metode
yang dikembangkan oleh Asbhy dan M. Farag dalam memilih material yang sesuai dengan
kondisi operasional yang disyaratkan, dan harga yang relative murah. Material kadidat terdiri
dari Aluminum alloy (al 2014), Stainless steel 304, Brass, Titanium alloy (Ti 6AL4V).
Beryllium. Material yang terpilih memenuhi figure of merit adalah Beryllium.
PENDAHULUAN
Adapun tujuan diharapkan pada penelitian ini adalah dapat memilih dan
merekomendasikan material yang cocok dalam pengaplikasian pada ring external
fixation.Dan akan menghasilkanmaterial yang kuat, ringan ,dan tahan korosi, serta murah,
Sehingga dampak positif penelitian ini adalah harga produk external fixation menjadimurah,
serta pada pasien penderita fraktur tulangkaki dapat menimalisir biaya penyembuhan.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode asbhy, yaitu
menggunakan software material selection, sebelum melangkah ke software material selection
terlebih dahulu menentukan material indexnya , dimana metode digunakan untuk screening
material awal, dan hasil yang disajikan adalah dalam bentuk grafik. Metode yang kedua yang
digunakan adalah dengan metode Mahmoud faraq, yaitu dengan menggunakan metode digital
logic, metode ini merupakan metode sistematis dimana dilakukan untuk memilih material-
material yang terpilih.
1. Metode kualitatif ashby
Ashby adalah merupakan nama orang, dan beliau juga seorang penulis buku tentang
pemilihan material, sekaligus juga pencipta software pemilihan material Ces Edupack.
Yang dimaksud dengan , menggunakan metode ashby adalah mengikuti langkah-langkah
atau prosedur dalam pemilihan material, lalu dikhususkan menggunakan Ces edupack.
2. Metode dengan Digital logic
Dengan pendekatan metode digital logic adalah alat yang sistematis sebagai sarana
pendukung langkah untuk pemilihan material ring external fixation. dan memilih
berbagai kombinasi sifat atau tujuan kinerja yang dibutuhkan, hanya atau tidak untuk
keputusan setiap penilian.
Dalam membandingkan dua sifat dari tujuan kinerja, tujuan yang lebih dipentingkan
diberikan angka satu (1), dan kurang penting diberikan angka nol (0), seperti yang
ditampilkan pada table 1. Jumlah keputusan yang diingikan {N = n(n-1)/2}, dimana n
adalah jumlah sifat atau tujuan dalam pertimbangan .lalu untuk menemukan material yang
cocok diaplikasi pada desain. Kemudian untuk weighting factors/ faktor bobot dinyatakan
(a), yaitu diperoleh dari nilai setiap jumlah tujuan/ keputusan (m), dibagi dengan nilai
jumlah keputusan yang diinginkan (N).
Setelah menentukan sifat dari tujuan yang diperlukan lalu mebandingkannya, yaitu
menentukan tujuan yang paling dipentikan. Langkah selanjutnya ialah mencari
performance index dari material yang telah terpilih, tujuan adalah mengetahui nilai
kinerja dari material yang terpilih dan nilai yang palingg tinggi yang di ambil.
Sebelum nilai performance index didapat , terlebih dahulu mencari sifat-sifat skala
calon material yang terpilih, adapun sifat-sifat tersebut merupakan tujuan yang
diperlukan/diinginkan. Nilai dari masing-masing sifat yang dipakai tersebut sesuai dengan
material yang terpilih.
Dimana mengetahui skala sifat tersebut dilakukan dengan menghitung tiap-tiap sifat
dari material terpilih.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk harga material calon ring external fixation , mata uang yang dipake pada sumber
adalah dollar, kurs mata uang dollar ke rupiah untuk tanggal 10 maret 2014, yaitu Rp 11318 (
$ 1 = RP 11318), dari sumber tersbut harganya pun beragam, harga diambil yang termurah.
Harga material tersebut digunakan untuk mengetahui nilai Relative Cost, Cost of Unit
Stiffness, serta yang paling untuk mendapatkan nilai Figure of Merit (FOM).
1. Korosi pada Material
Pada umumnya corrosion /korosi merupakan penurunan mutu logam, akibat
terjadinya reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Dan juga dapat diartikan sebagai
fenomena alam dengan material khususnya material logam, diamana mempunyai suatu
keterikatan antara suatu sistem dan proses. Dalam suatu sistem tersebut terdapat suatu
hubungan yang tidak sinergis atau berlawanan. Hal tersebut diimplementasikan dalam
suatu proses kerusakan yang dinamakan korosi. Kenyataannya kedua istilah tersebut
selalu berhubungan satu sama lain, korosi adalah kerusakan material khususnya logam
secara umum akibat reaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Secara umum korosi meliputi hilangnya logam pada bagian yang terekpose. Korosi
terjadi dalam berbagai macam bentuk, mulai dari korosi merata pada seluruh permukaan
logam sampai dengan korosi yang terkonsentrasi pada bagian tertentu saja.
2. Material yang direkomendasi
Dari beberapa aspek, terpilih material Alumunium 2014/Duralumin, yang
direkomedasikan sebagai prototype untuk dijadikan ring external fixation, dapat dilihat
pada gambar 4.8. Serta prototype tersebut digunakan untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan external fixation.
Dari hasil analisis yang dilakukan material alumunium 2014, bahwa nilai
performance index atau kemampuan teknis material tanpa memperhatikan dalam segi
biaya mempunyai nilai 29,45, nilai tersebut diatas material stainless steel 304. Serta dari
nilai figure of merit (FOM), yaitu hasil akhir dari penelitian ini, dimana nilai FOM
memperlihatkan dalam segi pemanfaatanya serta segi ekonomis, material alumunium
mendapatkan peringkat 1 dengan nilai tertinggi yaitu 7,68.
Dapat disimpulkan dari simulasi yang dilakukan, bahwa material alumunium 2014
aman serta dapat diaplikasikan, karena nilai stress maksimum lebih kecil dari nilai yield
strength material alumunium.
3. Penilaian umum korosi pada material yang direkomendasi.
Sebagai orang dalam bidang teknik khususnya di bidang kimia material, material dan
juga mesin telah mengetahui arti dari korosi, tapi korosi itu sendiri selalu diartikan
dengan istilah karat (rust). Korosi adalah kerusakan material khususnya logam secara
umum akibat reaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Material yang direkomendasikan merupakan jens material logam non ferro, yang
berarti logam bukan besi,serta aluminium merupakan logam ringan. Alasan memilih
aluminium .sebagai material yang dijadikan prototype dan untuk pengembangan dalam
dunia medis, khususnya ring external fixation, dan secara umum dapat diketahui bahwa
keunggulan lainnya yang dimiliki aluminium adalah tinggi dan tahan terhadap serangan
korosi diberbagai lingkungan.
Dari semua pembuktian yang dilakukan, bahwa material alumuium 2014/duralumin
aman untuk diaplikasikan untuk ring external fixation, adapun dampak positifnya adalah
dapat menimalisir biaya pasien penderita fraktur tulang kaki, dan dapat diproduksi,
sekaligus dipasarkan di dalam negri hingga mancanegara, serta meningkatkan
perekonomian di Indonesia.
KESIMPULAN
Secara umum korosi meliputi hilangnya logam pada bagian yang terekpose. Korosi
terjadi dalam berbagai macam bentuk, mulai dari korosi merata pada seluruh permukaan
logam sampai dengan korosi yang terkonsentrasi pada bagian tertentu saja.
Dapat disimpulkan dari simulasi yang dilakukan, bahwa material alumunium 2014
aman serta dapat diaplikasikan, karena nilai stress maksimum lebih kecil dari nilai yield
strength material alumunium.
Berdasarkan hasil dari penilitian yang sudah dilakukan yaitu, pemilihan material untuk
penerapan ring external fixation , dan mendapatkan 5 calon ring external fixation. dan dalam
penerapannya dilihat dari segi ekonomis serta pemanfaatannya (FOM). Dibenarkan nilai
FOM tertinggi merupakan material yang terbaik sebagai material inti.
1. Material Beryllium mepunyai nilai FOM 33,94.
2. Material stainless steel 304 mempunyai nilai FOM 6,94.
3. Material aluminium alloy 2014 (duralumin) mempunyai nilai FOM 4,37.
4. Material Titanium alloy mempunyai nilai FOM 1,04.
5. Serta material Brass alloy mempunyai nilai FOM 0,812.
Sehingga material yg sesuai dengan beban yg akan ditanggung oleh ring adalah duralumin.
2. JURNAL 2
( PENGARUH MATERIAL BEARING TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR
MOBIL HEMAT ENERGI TARSIUS GV- 1)

ABSTRAK

Penelitian ini difokuskan pada fungsi bearing dan poros roda pada kendaraan
bermotor. Bearing berfungsi sebagai penumpu poros yang berputar dengan putaran tinggi.
Material bearing memberikan pengaruh terhadap daya gelinding kendaraanMaterial bearing
yang diuji adalah bearing dengan bahan keramik dan baja tipe 6000, dimana diameter inner
(ID) 10mm, diameter outer (OT) 26 mm dan lebar bearing (width) 8mm. Poros yang
digunakan adalah poros berdiameter 10mm, suaian antara poros dan bearing adalah suaian
clearence tipe easy sliding fit h7. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bearing dengan
material keramik menunjukkan hasil yang lebih optimal. Untuk jumlah bahan bakar,
bearing keramik hanya membutuhkan 16,77ml untuk jarak tempuh 2,2km, sedangkan
bearing baja membutuhkan 18,67ml. Sehingga konsumsi bahan bakar untuk bearing
keramik mencapai 132,32 km/liter sedangkan bearing baja adalah 118,80 km/liter.
PENDAHULUAN

Afriansyah (2015) dalam penelitiannya tentang perancangan poros roda depan mobil
menyatakan bahwa kenderaan roda berfungsi untuk menopang berat motor dan pengendara,
menyalurkan daya dorong, pengereman, daya stir pada jalan. Disaat yang sama roda juga
menyerap tekanan/kejutan dari permukaan jalan. Pada sepeda motor roda berfungsi untuk
menopang berat motor dan pengendara pada area yang kecil dimana permukaan ban
menyentuh permukaan jalan, menyalurkan daya dorong, pengereman, daya stir pada jalan.
Untuk itu roda harus bersifat kuat, kaku/rigit dan ringan

Ada tiga bagian roda pada sepeda motor, yaitu bagian hub roda, bagian pelek roda
(wheel rim), dan ban (tire). Pada hub roda terpasang bantalan peluru (bearing), sepatu rem,
tromol dan komponen bantu lainnya. Afriansyah jga menyatakan bahwa rolling element
bearing dipasang pada frame poros dengan memanfaatkan suaian press. Dibutuhkan step
pada poros untuk menahan bearing. Snap ring digunakan untuk mencegah pergerakan
aksial poros terhadap bearing.

Bearing merupakan komponen yang mempunyai fungsi sangat penting pada kendaraan
bermotor. Bearing berfungsi sebagai penumpu poros yang berputar. Pada dasarnya, fungsi
bearing adalah menjaga agar poros ban (as roda) tidak langsung bergesekan dengan
rumah (roda). Junkang Guo (2013) bahwa pada desain mesin yang berputar, presisi putar
biasanya merupakan isu pertama yang menentukan performance mesin. Ketepatan putaran
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti desain toleransi, proses perakitan dan deformasi.

Salah satu faktor yang juga mempengaruhi performa bearing adalah material bearing
tersebut. Ada bermacam-macam material bearing seperti keramik, carbon steel, stainless
steel, chrome steel, brass, aluminium, tungsten carbide, platinum, gold, titanium dan lain
sebagainya.Bearing yang akan digunakan pada penelitian ini adalah bearing sebagai
bantalan poros mobil.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan pada mobil hemat
energi yang bernama Tarsius GV-1 yang dibangun oleh Mentilen Team 1 yang akan
diikutsertakan pada kontes mobil hemat energi kategori bahan bakar bensin tahun 2018.
Bearing yang akan digunakan adalah keramik dengan tipe ball bearing seri 6000
yang memiliki diameter yang sama dengan poros yaitu inner 10mm (ID), outer 26mm (OD)
dan tebal 8mm (B). Sedangkan poros yang digunakan adalah diameter 10mm dengan bahan
baja. Material bearing divariasikan menjadi 2 macam:

1. Ball bearing bahan keramik

2. Ball bearing bahan baja

Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa waktu pengujian bervariasi, artinya
jumlah bahan bakar yang digunakan juga dipengaruhi oleh waktu pengujian. Jumlah bahan
bakar yang digunakan menggunakan bearing baja lebih banyak dibandingkan menggunakan
bearing keramik. sedangkan untuk jumlah bahan bakar yang digunakan bearing dengan jenis
baja lebih banyak menghabiskan bahan bakar dibandingkan dengan penggunaan jenis
keramik.
Konsumsi bahan bakar terbaik adalah material bearing dengan jenis keramik. Jenis
material ini memiliki karakteristik anti magnetik isolasi, tahan abrasi, bebas minyak
pelumas dan tahan pada suhu tinggi atau rendah sekalipun. Material keramik memiliki
modulus elastisitas yang lebih tinggi dari baja, bahan yang lebih ringan dan kemampuan
mencapai RPM yang lebih tinggi sehingga lifetime lebih baik. Material yang ringan ini
menyebabkan gesekan yang sangat minim sehingga daya gliding yang dimiliki mobil
menjadi lebih baik, sehingga jarak tempuh mobil menjadi lebih panjang. Kondisi ini
dibuktikan dengan jarak tempuh 2,2 km, driver hanya menghidupkan engine sebanyak 3 kali,
selebihnya adalah memanfaatkan gaya gelinding. Kondisi ini menyebabkan konsumsi bahan
bakar yang diperlukan lebih sedikit.

KESIMPULAN

Bearing merupakan komponen yang mempunyai fungsi sangat penting pada kendaraan
bermotor. Bearing berfungsi sebagai penumpu poros yang berputar. Pada dasarnya, fungsi
bearing adalah menjaga agar poros ban (as roda) tidak langsung bergesekan dengan
rumah (roda).

Penelitian tentang poros dan bearing pada mobil hemat energi Tarsius GV-1 dengan
mesin 125 cc telah dilakukan. Material bearing yang digunakan untuk penelitian adalah
bearing dengan material baja dan keramik. Bearing tipe ini mampu menahan beban kecil
dengan putaran yang tinggi. Dimensi bearing yang digunakan adalah inner 10mm,
outer26mm dan lebar 8mm. Sedangkan poros yang digunakan adalah diameter 10mm. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa hasil terbaik didapatkan oleh bearing dengan tipe keramik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa mobil memiliki daya gelinding yang maksimal dan
pada jarak tempuh 2,2 km, mobil hanya menghabiskan bahan bakar rata-rata 16,77 ml,
sehingga konsumsi bahan bakar optimal adalah 118 km per liter.

3. JURNAL 3

( PROSES PEMBUATAN BIOKOMPOSIT POLIMER SERAT


UNTUK APLIKASI KAMPAS REM )

ABSTAK

Biokomposit merupakan jenis komposit yang terdiri dari bahan matriks polimer dan
penguat serat alam. Penelitian ini bertujuan untuk mebuat biokomposit polimer serat kulit
buah pinang yang ditambahkan serbuk alumina dan melakukan pengujian kekerasan dan
keausan untuk aplikasi kampasrem. Serat alam dari kulit buah pinang diberikan
perlakuan 5% NaOH selama 1 jam dan didekortikasi secara manual. Polyester
dicampurkan masing-masing 0, 3, 5, 7, dan 9% berat serbuk alumina selama 30 menit
menggunakan pengaduk. Campuran resin dan serbuk alumina dituangkan kedalam serat
sampai merata (homogen). Campuran tersebut dicetak untuk menghasilkan biokomposit
polimer kampas rem.

Biokomposit yang telah jadi dibentuk spesimen uji dan dilakukan pengujian
kekerasandan keausan. Hasil penelitian didapatkan bahwa serat dari kulit buah pinang yang
dicampur dengan polyester ditambahkan 5% serbuk alumina dapat dibuat produk
biokomposit kampas rem. Biokomposit kampas rem didapatkan sifat nilai kekerasan

Vickers 23,26 kg/mm2 dan keausan 2.506E- 06 gr/mm2.detik. Hasil pengujian kekerasan
dan keausan dapat diaplikasikan pada proses pembuatan kampas rem pengganti kampas
rem dari bahan asbestos.

PENDAHULUAN

Kampas rem merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam setiap kendaraan
yang berfungsi memperlambat dan menghentikan laju kendaraaan. Kampas rem dipasaran
umumnya dibuat dari bahan serat asbestos yang tidak ramah lingkungan dan membahayakan
kesehatan manusia, terutama pada pernapasan dan dapat menyebabkan kanker paru-
paru (Fitrianto, 2013). Oleh karena itu, dibuat bahan kampas rem dari non- asbestos
dengan teknologi biokomposit yang memanfaatkan serat buah pinang dan pengisi serbuk
alumina yang direkat matriks polyester.

Biokomposit merupakan jenis komposit yang terdiri dari bahan matriks polimer dan
penguat serat alam. Polimer jenis polyester sering digunakan karena harganya lebih murah
dan sifat mekaniknya baik (Davallo, 2010). Biokomposit yang diperkuat oleh serat alam
memiliki kelemahan ikatan antar-muka serat dan matriks antara hydrophilic cellulose serat
dan hydrophobic resin yang menyebabkan ketidak sesuaian pada ikatannya. Untuk
meningkatkan ikatan serat dan resin dapat dilakukan dengan perlakuan kimia atau
perendaman Natrium Hidroxide (NaOH) pada serat (Rokbi et. Al, 2011).

Diantara semua serat alam, serat buah pinang tampaknya merupakan bahan penguat
yang menjanjikan karena murah, ketersediaan dialam melimpah dan masih belum
ditemukan pemanfaatannya oleh masyarakat. Serat buah pinang adalah bagian keras berserat
meliputi endosperma yang memiliki 30-45% total volume serat yang mengandung selulosa
sebagain unsur penting kekuatan serat (Jenie, 2004).

Alumina (Al2O3) banyak digunakan dalam aplikasi teknik untuk aplikasi peralatan
yang memelurkan ketahanan panas, kejutan, kekuatan tekan yang tinggi dan tahan korosi.
Bahan alumina banyak ditemukan pada peralatan furnace namun ada juga digunakan
sebagai filler pada bahan komposit.

Penelitian ini bertujuan untuk mebuat biokomposit polimer serat kulit buah pinang
yang ditambahkan serbuk alumina dan melakukan pengujian kekerasan dan keausan untuk
diaplikasikan pada kampas rem.

METODE

Penelitian ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut : Alat berupa kompaksi
hidrolik, cetakan ukuran 20x20 cm, mesin pengaduk, unit pemanas, timbangan digital,
mesin gergaji, lempengan dudukan kampas rem, alat uji kekerasan Vickers dan
keausan jenis pin on disk. Sedangkan bahan serat dari kulit buah pinang, polimer
jenis resin polyester dan serbuk alumina dan mirror glaze.
Alat dan bahan yang telah disiapkan kemudian dilakukan proses pembuatan
biokomposit. Biokomposit polimer serat dengan pengisi serbuk alumina terlebih
dahulu melakukan formulasi campuran dengan penambahan berat alumina 0, 3, 5,
7, dan 9 % dalam fraksi volume 30% serat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Pembuatan Biokomposit Polimer Serat Untuk Aplikasi Kampas Rem
Tahap pertama, penyiapan serat dari kulit buah pinang dan resin polyester serta serbuk alumina
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Mula-mula buah pinang dipilih yang sudah matang atau sudah lepas dari tangkainya, buah ini
kemudian dipukul-pukul sampai terlihat berserabut dan selanjutnya diberikan perlakuan
kimian dengan perendaman 5% NaOH selama 1 jam.

2. Untuk bahan matriks menggunakan polimer termoset resin polyester dengan


perbandingan 1% katalis. Proses pencampuran menggunakan mesin pengaduk
selama 5 menit.

3. Pengisi (filler) yang digunakan sebagai bahan serbuk yaitu jenis alumina
(Al2O3) berukuran 64 µ m.

Tahapan kedua, pembuatan biokomposit polimer serat dengan pengisi serbuk alumina
untuk aplikasi kampas rem dengan prosedur sebagai berikut:

1. Resin polyester dicampur dengan 0, 3, 5, 7, dan 9% berat serbuk alumina dan


diaduk dengan mesin pengaduk pada putaran konstan selama 30 menit.

2. Resin polyester yang telah tercampur dengan serbuk alumina ditambahkan 1%


berat bahan katalis dan diaduk lagi selama 5 menit.

3. Serat kulit buah pinang diatur sedemikian rupa pada cetakan.

4. Campuran ketiga bahan serat kulit buahpinang, resin polyester dan serbuk
alumina ditiriskan kedalam cetakan biokomposit sampai setiap bagian
terisi dengan sempurna dan diratakan.

5. Tekan secara hidrolik pada cetakan dengan gaya 10 Ton dan biarkan biokomposit
sampai mengering.

6. Lepaskan biokomposit dari cetakan setelah mengering.


Tahapan ketiga, pembuatan kampas rem dengan bahan biokomposit polimer
serat dengan pengisi alumina dengan langkah- langka sebagai berikut:

1. Memilih biokomposit yang memiliki nilai kekerasan dan keausan yang optimum
berdasarkan hasil pengujian.

2. Bentuk biokomposit sesuai dengan ukuran dan bentuk kampas rem.

3. Menyiapkan lempeng dudukan kampas rem, dioleskan pada permukaannya,


dipasang dies dan ditekan selama 10 menit.

4. Kampas rem dilepaskan dari mesin cetak dan dilanjutkan dengan pemanasan 90
oC pada oven selama 15 menit.

b. Pengujian Sifat Mekanik Kekerasan dan Keausan Biokomposit Polimer Serat

Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting yang mendasari
pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat diartikan sebagai respon
atau perilaku material terhadap pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau
gabungan keduanya. Sifat kekerasan sangat diperlukaan oleh setiap bahan yang dibuat.

1. Sifat kekerasan
Kekerasan yaitu kemampuan material menahan deformasi plastis lokal
akibat penetrasi pada permukaan. Kekerasan suatu bahan biokomposit erat
kaitannya atau sangat tergantung dengan sifat-sifat kedua penyusunnya
yaitu penguat (reinforcement) dan perekat (matrix). Pada biokomposit yang telah
dibuat dilakukan serangkaian pengujiankekerasan dan keausan untuk
mengetahui sifat dari biokomposit tersebut.
2. Sifat keausan

Keausan dapat didefinisikan sebagai rusaknya permukaan padatan, umumnya


melibatkan kehilangan material yang progesif akibat adanya gesekan (friksi) antar
permukaan padatan. Keausan bukan merupakan sifat dasar material, melainkan respon
material terhadap sistem luar (kontak permukaan). Keausan merupakan hal yang biasa
terjadi pada setiap material yang mengalami gesekan dengan material lain.

Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagaimacam metode dan teknik, yang
semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya
adalah metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek dari cincin yang
berputar (revolving disc). Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar
permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material
pada permukaan benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang
dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak
keausan maka semakin tinggi volume material yang terkelupas dari benda uji.

Laju keausan terendah terjadi pada biokomposit polimer serat dengan penambahan
5% berat alumina. Laju keausan yang rendah menunjukkan tingkat kekerasan
biokomposit polimer serat yang tinggi. Hal ini didukung darihasil pengujian
kekerasan pada biokomposit, dimana pada komposisi 5% memiliki kekerasan
yang paling optimum.

KESIMPULAN DAN SARAN


Biokomposit merupakan jenis komposit yang terdiri dari bahan matriks polimer dan
penguat serat alam. Polimer jenis polyester sering digunakan karena harganya lebih murah
dan sifat mekaniknya baik (Davallo, 2010). Biokomposit yang diperkuat oleh serat alam
memiliki kelemahan ikatan antar-muka serat dan matriks antara hydrophilic cellulose serat
dan hydrophobic resin yang menyebabkan ketidak sesuaian pada ikatannya.
Pembuatan biokomposit polimer serat kulit buah pinang yang ditambahkan serbuk
alumina dapat dilakukan dengan proses yang sederhana, menggunakan alat cetak tekan
hidrolik dan hasil pengujian kekerasan serta keausan secara mekanik memenuhi syarat
sehingga dapat diterapkan untuk aplikasi pada kampas rem pengganti kampas rem dari bahan
asbestos.
Penelitian lanjutan sebaiknya perlu dipikirkan lagi komposisi serat dan serbuk yang
lebih bervariasi untuk menghasilkan kampas rem yang baik. Kampas rem dari biokomposit
polimer serat sebaiknya diterapkan pada industri pembuat kampas untuk mengurangi
ketergantungan kampas rem dari bahan asbestos, perlu pengujian spesifikasi pada skala
lapangan, untuk memproduksi secara missal, proses pembuatan diperlukan pengaduk dan
cetakan yang besar.
99

4. JURNAL 4

(KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MEMILIH MATERIAL PADA


PEMBUATAN KARYA TEKNOLOGI)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pendekatan mahasiswa dalam menentukan


jenis material, mengkaji jenis material yang banyak digunakan oleh mahasiswa, dan
mengkaji ketepatan mahasiswa dalam menentukan jenis material yang digunakan dalam
pembuatan karya teknologi. Sampel penelitian sebanyak 139 mahasiswa dengan jumlah
mesin sebanyak 39 unit. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, dengan mengkaji
laporan dan survey pada mesin hasil Karya Teknologi. Analisis data menggunakan
deskriptif dari hasil pengkajian laporan dan survey pada mesin yang dibuat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan pertimbangan yang
sesuai dengan kriteria pemilihan material menurut ilmu bahan, meliputi kekuatan,
penggunaan, proses pengerjaan, ketersediaan, dan harga. Jenis material yang banyak
digunakan adalah jenis logam yaitu baja karbon, baja paduan, besi tuang, stainless
steel, alumunium dan tembaga. Baja karbon merupakan jenis material yang paling
banyak digunakan, yaitu sebesar 62%. Komponen yang dibuat mahasiswa masih terdapat
36% tidak tepat dalam penggunaan jenis material.

PENDAHULUAN

Pembuatan karya teknologi diawali dengan kegiatan perancangan. Seorang desainer


harus membuat keputusan-keputusan yang didasarkan pada kebutuhan, ketersediaan sumber
daya, dan lingkungan. Kebutuhan merupakan suatu alasan dibuatnya suatu alat atau
mesin yang digali dari masyarakat pengguna. Ketersediaan menyangkut sumber daya
manusia, ba- han, peralatan dan proses produksi yang dapat dilaksanakan. Lingkungan
berkaitan dengan kondisi dimana alat tersebut digunakan atau bekerja. Semua hal tersebut
harus diperhatikan oleh perancang dalam membuat keputusan yang dituangkan dalam bentuk
rancangan dan gam- bar kerja yang merupakan hasil akhir dari rancangan.

Satu hal penting dalam membuat ranca- ngan, yaitu pemilihan bahan atau material
yang sesuai dengan kondisi dan penggunaannya. Pemilihan material ini harus sesuai dengan
penggunaan agar diperoleh produk karya teknologi yang layak digunakan. Pemilihan
material ini menjadi penting karena berkaitan dengan kebutuhan, ketersediaan di lapangan
dan harga. Hal ini menjadi satu hal yang memerlukan pertimbangan matang untuk
menentukan jenis bahan yang akandigunakan. Penentuan jenis material pada pembuatan
karya teknologi sering menjadi permasalahan bagi mahasiswa.

METODE

Mahasiswa untuk dapat menentukan bahan yang sesuai harus melakukan pertimba-
ngan terkait dengan kekuatan, bobot, penam- pilan, ketersediaan dan harga. Kemampuan
tersebut dapat dilihat dari keputusan maha- siswa dalam menentukan jenis material yang
dipergunakan untuk membuat komponen-komponen pada pembuatan karya teknologi. Pe-
ngambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu mengkaji la-
poran Karya Teknologi yang telah dibuat oleh mahasiswa. Selain itu juga dilakukan metode
survey terhadap mesin-mesin yang telah dibuat oleh mahasiswa. Semua data dicatat dengan
menggunakan lembar pencatatan yang memuat tentang nama alat, nama bagian-bagian,
mate- rial yang digunakan untuk membuat bagian- bagian mesin, dan alasan penggunaan
material tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil karya teknologi mahasiswa pada tahun 2012 di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
berjumlah 44 mesin tepat guna. Mesin- mesin tersebut merupakan karya dari maha- siswa
angkatan 2009 yang telah mengambil mata kuliah Karya Teknologi. Mesin-mesin tersebut
terdiri dari mesin pengolah hasil pertanian, mesin pembentuk logam, mesin pengolah hasil
galian dan alat peraga.
Pada umumnya mesin atau alat yang dibuat oleh mahasiswa merupakan alat yang
dapat berfungsi untuk produksi. komponen- komponen mesin terdiri dari struktur rangka,
struktur mekanisme penggerak, saluran masuk dan keluar, container dan mekanisme tutup
pengaman. Komponen mesin ada yang diproduksi sendiri oleh mahasiswa tetapi ada juga
yang dibeli jadi di pasaran.
Beberapa komponen seperti: puley, belt, motor listrik, motor bensin/ diesel, bearing,
dan mur baut dibeli dari pasaran. Tahap awal untuk mewujudkan karya teknologi yaitu
proses desain, dimana mahasiswa membuat gambar rancangan dan gambar kerja yang siap
untuk dipergunakan sebagai informasi saat pengerjaan di bengkel atau workshop. Dalam
gambar kerja tersebut mahasiswa telah menentukan bahan yang digunakan untuk mem- buat
komponen-komponen yang menyusun alat atau mesin yang dibuat.
Pada saat penentuan bahan yang digunakan untuk membuat komponen mahasiswa di-
hadapkan pada banyak pilihan bahan yang memungkinkan untuk dipergunakan. Penentuan
jenis bahan tentu melalui pertimbangan-pertimbangan yang harapannya memperoleh bahan
yang sesuai dengan tuntutan kerja dan fungsi dari komponen, harganya terjangkau,
tersedia di pasaran dan mampu dikerjakan.

Setiap komponen yang menyusun alat atau mesin memiliki fungsi dan beban kerja
ma- sing-masing. Fungsi komponen tersebut dapat berupa sebagai pendukung/ penahan,
perubah kecepatan putaran, penerus daya, penekan, pembentuk, pemotong, penampung,
saluran pe- ngarah, pengikat dan pengaman. Fungsi-fungsi komponen tersebut memiliki
konsekunsi pada gaya dan tegangan yang harus di dukung oleh komponen tersebut, agar
dapat bekerja dengan baik.

Pertimbangan lain yang digunakan untuk memilih jenis material komponen yaitu
ketersediaan material dipasaran. Kadangkala tidak semua jenis material yang dipilih
sesuaidengan karakteristiknya tersedia dipasaran. Berdasarkan hasil survei tersebut ditentukan
jenis material yang paling mendekati dari segi sifat-sifatnya untuk pembuatan komponen. Bila
diperlukan dilakukan proses desain ulang untuk dapat mewujudkan pembuatan komponen
yang menyusun mesin atau alat karya teknologi. Selain pertimbangan di atas mahasiswa juga
melakukan pertimbangan dari segi harga. Hal ini berkaitan dengan nilai ekonomis produk dan
laku jual dipasaran.

Jenis material yang digunakan untuk membuat komponenmesin hasil karya teknologi
sebagian besar terbuat dari bahan logam, plastik dan kayu. Bahan logam yang banyak
digunakan yaitu logam ferro seperti baja karbon, baja pa- duan, dan besi tuang. Selain itu
juga meng- gunakan logam alumunium dan tembaga. Jenis material baja karbon banyak
digunakan untuk membuat rangka, poros, casing dan klem.Material baja karbon merupakan
bahan yang banyak dijual di pasaran. Jenis material ini mudah didapat dan memiliki sifat
yang kuat dan mudah dikerjakan.
Berdasarkan uraian di atas dijelaskan bahwa mahasiswa telah memiliki kemampuan
dalam melakukan pertimbangan yang sejalan dengan kriteria pemilihan bahan menurut teori
ilmu bahan. Pertimbangan dalam pemilihan bahan meliputi kekuatan, penggunaan, proses
pengerjaan, ketersediaan, dan harga. Kriteria utama dalam pemilihan material
didasarkan pada perhitungan gaya dan tegangan yang di- alami oleh komponen selama
bekerja. Sebelum menentukan jenis material mahasiswa melakukan perhitungan-perhitungan
yang mengarah pada tegangan yang diderita oleh komponen akibat gaya yang bekerja.
Gaya yang bekerja dapat dikategorikan dalam gaya tarik, gaya tekan, gaya geser dan gaya
puntir.

Setelah memperoleh analisa perhitungan gaya selanjutnya mahasiswa memilih material


yang tersedia dipasaran sesuai dengan tutntutan kekuatan. Mahasiswa melakukan proses
penentuan jenis material hanya didasarkan pada pengetahuan tentang material, tidak berusaha
mencari tabel-tabel material yang dikeluarkan oleh perusahaan atau supplier.
Mahasiswa hanya menentukan material berdasarkan sebutan logamnya saja belum mengarah
pada spesifikasi atau kode material yang sesuai dengan standar pabrik.

Tahap selanjutnya mahasiswa menentukan material berdasarkan proses pengerjaan.


Hal ini dengan melihat alat perkakas, alat potong dan perlengkapan yang tersedia dan
dapat digunakan di be gunakan untuk membuat rangka, namun karena keterbatasan
pengetahuan mahasiswa tentang bahan baja yang ada di pasaran mahasiswa cenderung
menggunakan St 37. Material yang dipilih didasarkan pada standar Deutsches Institut fur
Normung (DIN) yang berbasis pada industri Jerman. Sebenarnya untuk material baja profil
siku yang beredar di pasaran Indonesia banyak yang menggunakan material berbasis standar
Jepang JIS 3101, dengan kode material SS 400 dan SS 490.

Komponen yang dibuat mahasiswa tidak tepat dalam pemilihan materialnya.


Sebagai contoh komponen poros, mahasiswa banyak menggunakan bahan baja karbon rendah

St 37. Material ini memiliki karakteristik yaitu kekuatan tarik sekitar 37 kg/mm2, kekerasan

dalam skala brinell 132 kg/mm2. Material ini tergolong baja lunak, mudah dideformasi/
dibentuk, mudah diproses pemesinan dan mu- dah disambung dengan proses pengelasan.
Menurut sifatnya yang demikian material ini tidak sesuai untuk poros, karena mudah
terdeformasi dan terdefleksi, sedangkan tuntutan bahan poros harus kaku, defleksi kecil
dan kekerasannya mencukupi. Untuk bahan poros disarankan un- tuk menggunakan baja
karbon medium.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat diambil suatu simpulan bahwa mahasiswa
telah memiliki pertimbangan yang sejalan dengan kriteria pemilihan bahan menurut ilmu
bahan. Pertimbangan dalam pemilihan bahan meliputi kekuatan, penggunaan, proses
pengerjaan, ketersediaan, dan harga. Kriteria utama dalam pemilihan material didasarkan
pada perhitungan gaya dan tegangan yang dialami oleh komponen selama bekerja. Material
logam adalah jenis material yang paling banyak digunakan, yaitu meliputi baja karbon, baja
paduan,besi tuang, stainless steel, alumunium dan tem- baga. Baja karbon merupakan jenis
logam yang paling banyak digunakan, yaitu sebesar 62%. Komponen yang dibuat
mahasiswa masih terdapat 36% tidak tepat dalam penggunaan jenis material.
5. JURNAL 5

( PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KOPI ARABIKA DENGAN


METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS )

(STUDI KASUS : PT. Harum Alam Segar)

ABSTRAK

PT. Harum Alam Segar adalah perusahaan yang bertempat di Gresik, perusahaan ini
bergerak dibidang industri penghasil produk kopi instant.Pada saat ini perusahaan memiliki
tiga supplier dalam pengadaan bahan baku kopi arabika, dimana kopi arabika ini
merupakan bahan baku yang paling banyak digunakan dalam produksi berbagai varian rasa.
Terdapat beberapa masalah dalam pembelian bahan baku kopi arabika kepada
supplierdiantaranya adalah supplier mengalami keterlambatan pengiriman dan jumlah
kedatangan bahan baku tidak sesuai dipesan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penelitian bertujuan untuk memilih


supplierkopi arabika pada perusahaan dengan menggunakan kriteria Quality, Cost,
Delivery, Flexibility, dan Responsivness. Dalam penelitian ini menggunakan metode
Analytic Network Process (ANP) yang merupakan pengembangan dari metode Analytic
Hieracy Process(AHP).

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Analytic Network


Process (ANP). Masing-masing kriteria mempunyai bobot sebagai berikut Quality
(0.083317), Cost (0.033849), Delivery (0.149509), Flexibility (0.092517), dan
Responsivness (0.140488), hal ini mengandung arti bahwa kriteria kriteria Cost dan
Delivery merupakan kriteria yang terpenting diantara kriteria yang lain. Sedangkan hasil
evaluasi suppliernya adalah bobot untuk PT. Surya Makmur Tunggal Mandiri sebesar
0.081265, PT. Inti Baru Sejahtera sebesar 0.059487, dan Kopi Import Brazil sebesar
0.055546. Berdasarkan hasil tersebut, maka PT. Surya Makmur Tunggal Mandiri memiliki
bobot yang paling besar dan paling tinggi dan paling layak dijadikan supplier untuk
perusahaan.

Latar Belakang

PT. Harum Alam Segar adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri
penghasil produk kopi instant berbagai varian rasa seperti kopi murni, kopi susu gula, kopi
moka, white coffe dll. Dengan banyaknya varian rasa yang diproduksi oleh PT. Harum Alam
Segar maka tidak heran jika jumlah supplier PT.Harum Alam Segar sangat banyak
berjumlah 12 supplier untuk memasok bahan baku utama dan bahan baku penunjang. Bahan
baku yang sering digunakan dalam proses produksi oleh PT. Harum Alam Segar dalam
memproduksi kopi berbagai varian rasa adalah kopi berjenis arabika yang disuplai oleh tiga
supplier yaitu PT. Surya Makmur Tunggal Mandiri,PT. Inti Baru Sejahtera, dan kopi import
brazil.

Dalam pemenuhan material bahan baku kopi arabika yang dilakukan oleh tiga supplier,
terdapat beberapa masalah yang sering terjadi pada supplier yaitu mengalami keterlambatan
pengiriman dan jumlah kedatangan bahan baku tidak sesuai yang dipesan
mengakibatkan proses produksi terhambat, yang dilakukan oleh supplier.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka diperlukan strategi yang tepatdalam


pemilihan supplier bahan baku kopi arabika di PT. Harum Alam Segardengan metode ANP
(Analytic Network Process) merupakan teori pengukuran secara umum diterapkan pada
dominasi pengaruh diantara stakeholder atau alternative dalam hubungannya dengan kriteria
(Saaty, 2001 dikutip dari Rusydiana & Devi, 2013). Metode Analytic Network Process
mampu memperbaiki kelemahan AHP (Analytical Hieracy Process) berupa kemampuan
mengakomodasi keterkaitan antar kriteria dan alternatif menurut (Sarkis dan Saaty 2006
dikutip dari Rusydiana & Devi, 2013). Metode Analytic Network Process hasilnya
lebih akurat dan sangat mungkin terjadi saat digunakan untuk mengambil keputusan
terbaik berdasarkan kriteria yang ada baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Metode Analytic Network Process dikembangkan dari metode Analytical Hieracy Process
yang didasarkan hubungan antara beberapa komponen (Dewayana & Budi, 2009).

Tinjauan Pustaka

Menilai Kinerja Supplier


Menurut Pujawan (2010) kinerja supplier perlu dimonitor secara continue.
Penilaian/monitoring kinerja ini penting dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan kinerja mereka tau sebagai bahan pertimbangan perlu tidaknya mencari
supplier alternative. Pada situasi dimana perusahan memiliki lebih dari satu supplier untuk
suatu item tertentu, hasil evaluasi juga bias dijadikan dasar dalam mengalokasikan order di
masa depan. Tentunya beralasan kalau supplier yang kinerjanya lebih bagus akan mendapat
order lebih banyak. Dengan system yang seperti ini supplier akan terpacu untuk
meningkatkan kinerja mereka.

Analytic Network Process (ANP)

Metode Analytic Network Proces (ANP) merupakan pengembangan metode Analytic


Hierachy Process (AHP) hanya memakai struktur linier dan tidak adanya syarat konsistensi
mutlak. Metode ANP mampu memperbaiki kelemahanAHP berupa kemampuan
mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternative. Keterkaitan pada metode ANP
ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (lnner dependence) dan keterkaitan
antar elemen yang berbeda. Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP
lebih kompleks dibandingkan metode AHP.

Penetapan Kriteria dan Sub Kriteria

Dalam proses Analytical Network Process penetapan kriteria penelitan ini untuk
menilai performa supplier mengacu pada Vendor Performance Indicator model QCFDR
(Malcoms 1997 dikutip dari Fatma Putri Chauliah 2012, Universitas Widyagama). Kriteria
ini dipilih berdasarkan rekomendasi peneliti serta persetujuan dari pihak perusahaan dan
disesuaikan dengan tujuan perusahaan yang mengutamakan kepuasan konsumen. Dan untuk
kualitas biji kopi berdasarkan standart (SNI, 2008) kriterianya yaitu serangga hidup, biji
kopi busuk dan berbau kapang, kadar air maksimum 12,5 dan kotoran 0,5 (dikutip dari
Resha Muhammad 2015. Universitas Jember).

Matriks Perbandingan Berpasangan

Dari model analytic network process yang sudah ditentukan hubungan antara
subkriteria selanjutnya model analytic network process dilakukan penilaian kuisioner kedua
adalah kuisioner matriks perbandingan berpasangan, pada kuisioner ini responden diminta
untuk menilai tingkat pengaruh antara satu kriteria dengan kriteria lainnya. Pendekatan yang
digunakan untuk memberi penilaian berdasarkan skala perbandingan berpasangan Analytic
Network Process menurut (Saaty, 1999 dikutip dari Rusydiana, Devi 2013) dengan definisi 1
(sama penting), 3 (sedikit lebih penting, 5 (lebih penting), 7 (mutlak penting), 9 (mutlak
penting), 2.4.6.8 (nilai tengah). Setelah seluruh responden memberi penilaian, langkah
selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata atas setiap penilaian maka akan diperolehbobot
masing-masing subkriteria. Setelah penilaian perbandingan berpasangan selesai selanjutnya
dirata-rata dengan weighted mean dan diinputkan ke dalam software super decision versi
2.8.

Analisis Bobot Kriteria

Kriteria cost kriteria berkaitan dengan tujuan supply chain yang menurunkan biaya
pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan ini memliki bobot 0.33849, posisi
kedua ditempati oleh kriteria delivery kriteria ini memiliki bobot 0.149509, kriteria ini
memiliki pengaruh langsung buat perusahaan proses produksi tidak akan terhambat, target
prouksi sesuai rencana dan distribusi ke konsumen bisa tepat waktu. Selanjutnya kriteria
resposivness menempati urutan ketiga terbesar dengan bobot 0.140488, kriteria ini
menguntungkan perusahaan jika bahan baku kopi arabika yang dikirim oleh supplier
tidak sesuai yang ditetapkan perusahaan maka dapat ditukar kembali dengan
standart yang ditetapkan perusahaan dan perusahaan terhindar dari kerugian
akibat kesalahan supplier. Kriteria urutan keeempat dan kelima ditemapti oleh flexibility
0.092517dengan bobot dan yang terakhir quality memiliki bobot 0.083317.

Analisis Bobot Subkriteria

Bobot subkriteria ada dua jenis, yaitu bobot lokal kriteria dan bobot global.
Dari bobot global ini dapat dihitung bobot subkriteria didalam kriteria dengan cara
membagi bobot prioritas lokal dengan bobot global. Sedangkan bobot global menandakan
bobot subkriteria dari keseluruhan. Adapun urutan bobot global yang terbesar adalah
harga penawaran memiliki bobot0.181495,discount0.156995, ketepatan waktu 0.078904
seterusnya hingga yang terkecil aroma khas kopi 0.015312. Sehingga dengan demikian
prioritas yang diutamakan oleh perusahaan adalah subkriteria harga penawaran dan discunt.

Pemilihan Alternatif Terbaik

Lanjutan dari tahap prioritas adalah sintesis merupakan bobot darialternatif.Didalam


sintesis terdapat bobot berupa ideals, raw dan normals. Bobot normals merupakan hasil
bobot alternatif seperti terdapat pada bobot normalized by cluster prioritas. Bobot
raw merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada bobot limiting prioritas
atau limit matrix. Bobot ideals merupakan bobot yang diperoleh dari pembagian antara
bobot normals pada setiap alternatif dengan bobot normals terbesar diantara alternatif-
alternatif tersebut. Alternatif terbaik ditentukan oleh nilai akhir (final score) untuk setiap
pilihan alternatif dari hasil supermatriks akhir (final supermatrix) yang

diperoleh. Alternatif terbaik adalah alternatif dengan nilai akhir paling besar. Berdasarkan
hasil pengolahan data dengan menggunakan metode analytic network process diperoleh
hasil untuk bahan baku kopi arabika utama adalah PT. Surya Makmur Tunggal Mandiri
bobot 0.081265 sebagai prioritas utama, diikuti oleh PT. Inti Baru Sejahtera dengan
bobot 0.059497, dan yang terkahir Kopi impor brazil dengan bobot 0.055546.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode Analytic Network Process dalam


pemilihan supplier kopi arabika di PT. Harum Alam Segar dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Hasil akhir bobot kriteria Quality 0.083317, Cost 0.33849, Delivery


0.149509, Flexibility 0.092517, dan Responsivness 0.140488.

2. Kelima kriteria tersebut memiliki 13 subkriteria untuk bobot prioritas lokal yang
memiliki tingkat tingkat kepentingan tertinggi adalah subkriteria cara pembayaran
0.60921 dan nilai terendah dimiliki oleh subkriteria perubahan volume bahan baku
bobot 0.13497.

3. Sedangkan untuk bobot global dari keseluruhan elemen diadapatkan subkriteria


harga penawaran bobot 0.181495, diikuti oleh discount bobot 0.156995, dan
nilai terendah jatuh kepada subkriteria perubahan volume bahan baku dengan
bobot 0.012487.

4. Untuk hasil akhir dari alternatif yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memilih PT. Surya Makmur Tunggal Mandiri dengan bobot sebesar
0.081265 sebagai supplier terbaik.

Anda mungkin juga menyukai