Anda di halaman 1dari 19

BARISAN DAN DERET ARITMATIKA

BARISAN DAN DERET GEOMETRI

Mata Kuliah:
Matematika Sekolah dan Pengajarannya

Oleh:
A.Fuad Abd Al-Baqie (19070785004)

Dosen:
Dr. Hj. Masriyah, M.Pd
Dr. Pradnyo Wijayanti, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i

8. Barisan ................................................................................................................................... 1

8.1 Mengkonstruk Barisan ............................................................................................... 1

8.2 Barisan Bilangan Segitiga .......................................................................................... 2

8.3 Barisan Faktorial ........................................................................................................ 3

8.4 Barisan Pascal............................................................................................................. 3

8.5 Barisan Aritmatika ..................................................................................................... 5

14 Barisan Geometri ................................................................................................................ 10

14.1 Barisan geometri..................................................................................................... 10

14.2 Menjumlahkan Deret Geometri .............................................................................. 11

14.3 Barisan Konvergen ................................................................................................. 13

14.4 Penumbuhan dan Pengurangan Eksponensial (exponential growth and decay) .... 16

i
8. Barisan
Pada bagian ini, akan dibahas barisan bilangan.

 Mengetahui bahwa sebuah barisan dapat dikonstruk dari sebuah rumus atau definisi
induktif
 Lebih familiar dengan segitiga, faktorial, pascal dan barisan aritmatika
 Mengetahui bagaimana menghitung jumlah deret aritmatika

8.1 Mengkonstruk Barisan


Berikut beberapa contoh barisan yang terbentuk dari pola-pola tertentu.

(a) 1 4 9 16 25
1 2 3 4 5
(b)
2 3 4 5 6
(c) 99 97 95 93 91
(d) 1 1,2 1,21 1,331
(e) 2 4 8 14 22
(f) 3 1 4 1 5

Bentuk-bentuk di atas disebut barisan dan bilangan yang terpisah disebut suku. Biasanya
notasi suku pertama, kedua, ketiga dan seterusnya adalah u1 , u2 , u3 dan seterusnya.

Pada (a) dan (b) tidaklah sulit untuk mentukan rumus suku ke r barisan tersebut.

 Barisan (a) dapat ditulis 12 ,22 ,32 ,42 ,52 sehingga rumus suku ke-r adalah ur  r 2 .

1 2 3 4 5
 Barisan (b) dapat ditulis sehingga rumus suku ke-r
11 2 1 3 1 4 1 5 1
r
adalah ur  .
r 1

Pada contoh (c) setiap suku berkurang 2, sehingga u2  u1 – 2, u3  u2 – 2, u4  u3 – 2 dan

seterusnya. Langkah tersebut dapat dirangkum menjadi sebuah persamaan un 1  un  2 .

Suku-suku pada (d) dikalikan 1,1 setiap sukunya, sehingga memenuhi aturan

ur 1  1,1ur

1
Sayangnya, ada banyak barisan lain yang memenuhi persamaan un 1  un  2 . Contoh lain

adalah 10, 8, 6, 4, 2, … dan 2, 4, 6, 8, 10, … .

Definis tersebut belum sempurna hingga diketahui suku pertamanya. Sehingga, untuk
menyempurnakan definisi barisan (c) dan (d) adalah

(c) u1  99 dan ur 1  ur  2

(d) u1  1 dan ur 1  1,1ur

Definis tersebut disebut definisi induktif.

8.2 Barisan Bilangan Segitiga


Jumlah tanda silang pada pola segitiga di gambar 8.1 disebut
bilangan segitiga. Jika tr menujukkan bilangan segitiga ke-r
maka jumlah tanda silang berutur-burut adalah

t1, = 1, t2 = 1 + 2 = 3, t3 = 1 + 2 + 3 = 6,

dan secara umum tr = 1 + 2 + 3 + ... + r.

Gambar 8.2 menunjukkan pola tertentu dari sebuah bilangan


segitiga (r = 9). Cara untuk menemukan rumur tr adalah dengan
membuat “O” seperti gambar 8.3. “X” dan “O” keduanya
membentuk pola persegi dengan panjang r + 1 dan lebar r.
Sehinggal total objek (tanda silang dan bulatan) adalah r(r + 1).
Setengah dari dari persegi terebut adalah “tanda silang” dan
setengahnya lagi adalah “bulatan”. Oleh karena itu jumlah tanda

r r  1 .
1
silang adalah t r 
2

Secara aljabar, jika “X” dihitung dari atas, didapatkan

t r  1  2  3  ...  r  2  r  1  r . (1)

Sedangkan jika dihitung dari bawah

t r  r  r  1  r  2  ...  3  2  1. (2)

Menghitung semua objek “X” dan “O” yaitu dengan menambahkan persamaan (1) dan (2)
sehingga diperoleh

2
2t r  r  1  r  1  r  1  ...  r  1  r  1  r  1

didapatkan 2t r  r r  1 , sehingga

r r  1 .
1
tr 
2

8.3 Barisan Faktorial


Jika pendefinian tr lebih menggunakan perkalian dari pada penjumlahan, maka didapatka
barisan faktorial

f r 1  f r   r  1 , r  0,1, 2,3,... .

Terdapat poin penting dalam mendefinisikan f 0  0 dari pada f 0  1 .

f1  f0 1  11  1 , f 2  f1  2  1 2  2 , f3  f 2  3  2  3  6 ,

jika teruskan, untuk setiap r  1

f r  1 2  3  ...  r

Barisan ini sangat penting karena memiliki notasi khusus, yaitu r !, dibaca ‘r faktorial’.

Faktorial r didefinisikan 0!  1 dan (r  1)!  r ! (r  1) , di mana r  0,1, 2,3,... . Untuk setiap


r  1 adalah perkalian dari semua bilangan asli dari 1 sampai r.

8.4 Barisan Pascal


Barisan lain berdasarkan aturan perkalian adalah barisan Pascal. Contoh definisi induktif
barisan Pascal:

4r
p0  1 dan pr 1  pr , di mana r  0,1, 2,3,... .
r 1

Menggunakan definisi induktif untuk r  0,1, 2,3,... hingga menghasilkan suku

4 3 2
p1  po  4 , p2  p1  6 , p3  p2  4
1 2 3

1 0 (1)
p4  p3  1 , p5  p4  0 , p6  p5  0 dan seterusnya.
4 5 6

3
Dapat dilihat bahwa bagian tertentu barisan tersebut memiliki suku nol, dan karena suku nol
tersebut dibentuk dari perkalian, maka seluruh suku setelahnya menjadi nol. Jadi, bentuk suku
lengkapnya

1, 4, 6, 4,1, 0, 0, 0, 0, 0,... , .

Ini hanya sebagian rumpun kecil dari barisan Pascal. Suku-suku barisan pascal juga memiliki
 4  4  4  4
notas tersendiri,   . Contoh,    1,    4,    6 , dan seterusnya. Barisan pascal lain
r 0 1  2
memiliki nilai tidak sama dengan 4 dalam perkaliannya.

n
Definisi umum barisan Pascal yang suku-sukunya dinotasikan   adalah
r

n  n  n  r n
   1 dan     , di mana r  0,1, 2,3,... .
0  r  1 r  1  r 

Jika diperiksa barisan pascal untuk n  0,1, 2,3 adalah

n  0 : 1, 0, 0, 0, 0, ...

n  1 : 1, 1, 0, 0, 0, ...

n  2 : 1, 2, 1, 0, 0, ...

n  3 : 1, 3, 3, 1, 0, ...

Pola tengkap barisan pascal, tanpa menuliskan nol disebut segitiga Pascal.

Penyajian segitiga Pascal seperti pada gambar 8.4. Tetapi dalam aplikasi aljabar segitiga
Pascal, format seperti pada gambar 8.5 sering digunakan, karena masing-masing kolom
merepresentasikan nilai r.

4
8.5 Barisan Aritmatika
Barisan Aritmatika adalah sebuah barisan yang suku-sukunya bertambah atau berkurang
secara konstan. Barisan 99, 97, 95, 93, 91,... adalah contoh barisan aritmatika. Definisi induktif
sebuah barisan aritmatika berbentuk

u1  a, ur 1  ur  d

Bilangan d disebut selisih atau beda.

Barisan 99, 97, 95, 93, 91,... memiliki suku pertama a = 99 dan selisih d = –2.

Contoh 8.5.1

Adi ingin mendonasikan uangnya untuk program kemanusiaan selama 10 tahun. Tahun
pertama ia berdonasi $100. Setiap tahunnya ia ingin meningkatkan donasinya $20. Berapa uang
yang ia donasikan pada tahun terakhir? berapa total uang yang ia donasikan selama 10 tahun?

Penyelesaian:

Adi berdonasi 10 kali, tetapi hanya ada 9 peningkatan donasi (donasi pertama tidak terhitung,
karena tidak ada peningkatan donasi). Jadi, di tahun terakhir ia berdonasi
$(100 + (9  20) = $280 .

Jadi, total yang ia donasikan adalah $S, maka S  100  120  140  ...  240  260  280 .

Jika S ditambahkan dirinya dengan urutan terbalik, didapatkan

S  100  120  140  ...  240  260  280 (urutan i)

S  280  260  240  ...  140  120  100 (urutan ii)

Keduanya dijumlahkan

2S  380  380  380  ...  380  380  380

2S  380  10

S  1900

Selama 10 tahun, jumlah dana yang ia donasikan $1900.

Prosedur di atas dapat diilustrasikan seperti gambar 8.6. Tahun pertama diilustrasikan seperti
pada baris pertama dan setiap “X” bernilai $20.

Pada gambar 8.7 diilustrasikan dengan “O” ditempatkan terbalik di samping “X”. Sehingga
terdapat 10 baris, masing-masing 19 “X” dan “O” senilai $380.

5
Contoh di atas merupakan deret aritmatika.

 Deret aritmatika hanya berlaku untuk suku-suku yang terbatas.


 Dalam kasus ini, biasanya disebut dengan deret ariematika.

Pada contoh 8.5.1, donasi tahunan Adi

100, 120, 140, ... , 240, 260, 280

membentuk barisan aritmatika. Tetapi jika donasi tahunan Adi ditambahkan

100 + 120 + 140 + ... + 240 + 260 + 280

maka menjadi deret aritmatika.

Jika barisan aritmatika

a, a  d , a  2d , a  3d ,...

memiliki n suku, maka dari suku pertama hingga terakhir terdapat suatu ( n  1) selisih d. Suku

terakhir dinyatakan dengan un atau l. Maka dapat dituliskan

l  a   n  1 d .

Misalkan S adalah jumlah dari deret aritmatika yang dibentuk dari barisan
a, a  d , a  2d , a  3d ,... . Maka dapat dicari rumus S jumlah semua suku-sukunya dari a, n,
d, dan l.

Langkah 1 Generalisasi deret aritmatika, ditulis

S  a   a  d    a  2d    a  3d   ...  l  2d   l  d   l.

Kemudian penulisan suku-sukunya dibalik

6
S  l  1  d   l  2d   ...   a  3d    a  2d    a  d   a

Kemudian keduanya dijumlahkan

S  a   a  d    a  2d    a  3d   ...  l  2d   l  d   l.

S  l  l  d   l  2d   ...   a  3d    a  2d    a  d   a +

2S   a  l    a  l    a  l   ...   a  l    a  l    a  l 

 a  l  sebanyak n kali, maka


2S  n  a  l 

1
S n a  l 
2

Lebih jauh,

1
S n a  l 
2

dapat dijabarkan menjadi

n  a   a  (n  1)d  
1
S substitusi l  a   n  1 d
2

1
S n  2a  (n  1)d 
2

Sebuah barisan aritmatika n suku dengan suku pertama a dan selisih d memiliki suku terakhir

l  a   n  1 d

dan jumlah suku-sukunya

1 1
S n  a  l   n  2a  (n  1)d 
2 2

7
Contoh 8.5.2

Carilah jumlah n bilangan asli ganjil pertama.

Cara 1

Bilangan ganjil 1, 3, 5, ... membentuk sebuah deret aritmatika dengan suku pertama a = 1 dan
selisih d = 2. Sehingga

1
S n  2a  (n  1)d 
2

1
S n  2(1)  (n  1)(2) 
2

1
S n  2  2n  2 
2

1
S n  2n 
2

S  n2

Cara 2

Gambar 8.8 menunjukkan sebuah persegi. Persegi tersebut terdiri dari n baris dengan n “X” di
setiap barisnya. Untuk menghitung jumlah “X” sama dengan menghitung luas persegi

n 2  1  3  5  ... sampai n suku.

8
Contoh 8.5.3
Seorang siswa membaca buku setebal 426 halaman. Ia membaca 19 halaman pada hari pertama
dan setiap hari halaman yang ia baca bertambah 3. Berapa hari ia akan selesai membaca buku?

Penyelesaian:
Diketahui a = 19, d = 3 dan S = 426. Maka

1
S n  2a  (n  1)d 
2

1
426  n  2(19)  (n  1)3
2

852  n  38  3n  3

852  n  3n  35

n2  35n  852  0

b  b2  4ac
Gunakan sumus kuadrat n1,2 
2a

35  352  4  (3)  (852) 35  1225  10224


n1,2  =
23 6

35  11449
n1,2 
6

35  107
n1,2 
6

Nilai n haruslah positif, maka

35  107
n
6

72
n
6

n  12

Maka siswa tersebut akan selesai membaca buku dalam 12 hari.

9
14 Barisan Geometri
Pembahasan ini menjelaskan jenis lain barisan.

 Mengenali barisan geometri dan melakukan perhitungannya


 Mengetahui dan dapat memperoleh rumus jumlah deret geometri
 Mengetahui syarat deret geometri dikatanan konvergen dan bagaimana mencari jumlah
limitnya

14.1 Barisan geometri


Pada barisan aritmatika, satu suku ke suku berikutnya didaptakan dengan menambahkan
sebuah konstanta. Sebuah barisan yang didapatkan dari satu suku ke suku berikutnya dengan
cara mengalikan sebuah konstanta, disebut barisan geometri.

Barisan geometri adalah sebuah barisan yang didefiniskan

u1  a dan ui 1  rui di mana i  dan r  0 atau r  1

Konstanta r disebut rasio barisan.

Ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam definisi ini.

Pertama, karena huruf r digunakan untuk menunjukkan rasio, makan huruf i digunakan untuk
menunjukkan suku terakhir.

Kedua, rasio 0 dan 1 dikecualikan. Jika r = 0 maka dari definisi di atas didapatkan a, 0, 0, …;
jika r = 1 didapatkan a, a, a, … beberapa sifat barisan geometri tidak berlaku jika
r  0 atau r  1 . Namun r bisa benilai negatif, dengan demikian suku-sukunya bergantian
positif dan negatif.

Mudah saja menentukan suku ke-i. Untuk mendapatkan nilai u1 sampai ui, dapat dikalikan
dengan rasio i  1, jadi ui  r i 1  u1 sehingga ui  ar i 1 .

10
14.2 Menjumlahkan Deret Geometri
Barisan geometri memiliki banyak aplikasi antara lain, finansial, biologi, mekanik dan
propabilitas. Sering kali perlu untuk mecari jumlah dari semua sukunya. Dalam konteks
penjumlahan ini disebut barisan geometri.

Diketahui deret 1  2  4  8  16 . Maka

S  1  2  4  8 16

kemudian kalikanlah S dengan 2, didapatkan

2S  2  4  8 16  32 .

Terdapat kesamaan antara S  1  2  4  8 16 dan 2S  2  4  8 16  32 , yaitu


2  4  8 16 , sehingga

S 1  2  4  8 16

2S  32  2  4  8 16

Kemudian didapatkan

2S  32  S 1

2S  S  1  32

S  31 .

Kita dapat menggunakan cara ini untuk menentukan sebarang jumlah deret geometri. Misalkan
S adalah jumlah n suku pertama deret geometri. Maka

S  a  ar  ar 2  ...  ar n 2  ar n 1

Kemudian S  a  ar  ar 2  ...  ar n 2  ar n 1 dikalikan r, didapatkan

Sr  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 1  ar n

Ruas kanan kedua persamaan ini memili suku yang sama yaitu ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 1
sehingga

S  a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 1

Sr  ar n  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 1

11
Didapatkan

S  a  Sr  ar n

S  Sr  a  ar n

S (1  r )  a(1  r n )

a(1  r n )
S
(1  r )

a(1  r n )
Jumlah n suku deret geometri ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 1 adalah S 
(1  r )

Harus dilihat bahwa tidak ada asumsi bahwa r bernilai positif. Rumus tersebut valid untuk r
positif atau negatif. Jika r  1 , beberapa orang menghindari pecahan bentuk negatif dengan
menggunakan bentuk alternatif

a(r n  1)
S
(r  1)

Contoh 14.2.1

Seorang anak tinggal berjarak 200 m dari sekolah. Ia berjalan 60 m pada satu menit pertama.
Dan setiap menit berikutnya ia berjalan 75% dari jarak menit sebelumnya. Tunjukkan bahwa
ia membutuhkan waktu antara 6 dan 7 menit agar sampai di sekolah.

Penyelesaian:

Jarak ia berjalan pada menit pertama, kedua, ketiga, … n adalah

60 m, 60  (0, 75) m, 60  (0, 75)2 m, …, 60  (0, 75)n1 m.

Pada n menit pertama ia berjalan S n meter,

Sn  60  60  (0, 75)1  60  (0, 75) 2  ...  60  (0, 75) n 1

Sn 

60 1  0, 75n 
1  0, 75


Sn  240 1  0, 75n 
Dari rumus ini dapat dihitung
12
 
S6  240 1  0, 756 = 240 1  0,177... = 197, 2

 
S7  240 1  0, 757 = 240 1  0,133... = 207,9

Jadi, dia belum sampai sekolah setelah berjalan 6 menit. Tetapi ia akan berjalan lebih dari 200
meter dalam 7 menit. Sehingga ia butuh waktu 6 sampai 7 menit agar sampai sekolah.

14.3 Barisan Konvergen


Ambil barisan segitiga

t1  1 , t2  3 , t3  6 , …

Bentuklah barisan baru yang suku-sukunya adalah jumlah barisan segitiga berturut-turut.

S1  t1  1 , S2  t1  t2  1  3  4 , S3  t1  t2  t3  1  3  6  10 dan seterusnya.

Bentuk di atas adalah jumlah barisan dari barisan asli.

Perhatikan bahwa

S2  S1  t2 , S3  S2  t3 , …. .

Sifat ini dapat digunakan untuk memberikan definisi induktif jumlah barisan

Untuk sebuah barisan ui , jumlah barisan Si  u1  ...  ui didefinisikan Si  u1 dan

Si 1  Si  ui 1 .

Perhatikan contoh-contoh barisan geometri di bawah ini, dengan suku pertama a = 1.

(a) r = 3

ui 1 3 9 27 81 243 729 …

Si 1 4 13 40 121 364 1093 …

(b) r = 0,2

ui 1 0,2 0,04 0,008 0,0016 0,00032 0,000064 …

Si 1 1,2 1,24 1,248 1,2496 1,24992 1,249984 …

(c) r = 0,2

13
ui 1 0,2 0,04 0,008 0,0016 0,00032 0,000064 …

Si 2 0,8 0,84 0,832 0,8336 0,83328 0,833344 …

(d) r = 3

ui 1 3 9 27 81 243 729 …

Si 1 2 13 20 61 182 1093 …

Jumlah barisan (b) dan (c) berbeda dengan (a) dan (d). Pada (b), Si hampir mencapai
1,25 tetapi tidak akan pernah mecapai 1,25. Hal ini dapat dibuktikan dengan rumus
jumlah barisan n pertama dari ui, dengan a = 1 dan r = 0,2

Sn 

a r n 1  = 1  0, 2 n

1  0, 2n
 1, 25 1  0, 2n  .
r 1 1  0, 2 0,8
Sekarang buat 0, 2n bernilai sekecil mungkin dengan mengambil nilai n sebesar
mungkin, kemudian nilai elemen di dalam kurung mendekati 1, meskipun tidak sama
dengan 1. Dapat dikatakan jumlah tersebut mendekati limit 1,25 karena n mendekati
tang hingga.
5
Sama halnya dengan jumlah di (c) 0,8333… (nilai desimal berulang ) karena n
6
mendekati tak hingga, tetapi nilainya bergantian di atas atau di bawah nilai yang
membatasi.
Ini karena


a 1 rn  = 11  (0, 2)  = 11  (0, 2)  = 5
n n

Sn 
1 r 1  (0, 2) 1, 2 6
1  (0, 2) 
n

Bentuk (0, 2)n nilainya bergantian positif dan negatif, jadi 1  (0, 2) n bergantian
positif dan negarif di atas di atas dan di bawah 1.

Dua baris yang lain (a)


2

1 n

3  1 dan (d)
1
4
 
1  ( 3) n tidak mendekati limit. Jumlah

pada (a) dapat dibuat sebesar mungkin dengan mengambil nilai n yang besar, nilai ini
disebut “diverge to infinity: karena n mendekati tak hingga. Jumlah (d) juga dapat
dibuat sebesar mungkin, jumlah barisan (d) disebut “oscillate infinity”.

14
n
a 1  r n 
Bentuk r dalam menentukan apakah jumlah tersebut mendekati limit atau
1 r
tidak. Jika r  1 , maka r n meningkat tak hingga, tetapi jika r  1 , maka r n

a 1  0  a
mendekati 0 dan jumlah suku-sukunya mendekati nilai  . Asalkan r  1
1 r 1 r
, meskipun jika r sangat mendekati 1, r n menjadi sangan kecil jika n bernilai besar.
Contoh jika r  0,9999 dan n  1000000 , maka r n  3,70 1044 .

Jika r  1 , jumlah deret geometri dengan suku pertama a dan rasio r mendekati limit

a
S  karena suku-sukunya mendekati tak hingga. Deret geometri tak hingga
1 r
disebut konvergen. S disebut jumlah tak hingga deret geometri.

Contoh 14.3.2
Seekor kumbang berjalan dari titik O di lantai. Ia berjalan 1 meter ke timur, kemudian
1 1
m ke barat, kemudian m ke timur dan seterusnya. Setengah dari jarak masing-
2 4
masing mengubah arah. Berapa jarak terakhir ia dari O?

Penyelesaian
1 1 1
Jarak yang ditepuh dari ) adalah 1     ... , yang membentuk deret geometri
2 4 8
1 1
dengan rasio r   . Karena   1 maka barisan tersebut konvergen mendekati
2 2
limit
a 1
S  =
1  r 1  ( 12 )
1
S 
3
2

2
S 
3

2
Kumbang tersebut berhenti m dari O.
3

15
14.4 Penumbuhan dan Pengurangan Eksponensial (exponential growth and
decay)
Dalam kehidupan sehari-hari banyak mengandung barisan geometri. Berikut dua contohnya.
Contoh pertama memiliki rasio lebih dari 1, dan contoh kedua memiliki rasio antara 0 dan 1.

Contoh 14.4.1

Aldi menginvestasikan $1000 di bank dengan bunga 6% tiap tahun. Hitunglah jumlah saldo
Aldi selama 8 tahun.

Penyelesaian:

Bunga tiap tahun adalah 0,06 kali jumlah saldo awal di awal tahun. Bunga ini ditambahkan
dengan jumlah uang yang sudah ada di tabungan. Jumlah tabungan di akhir masing-masing
tahun ditambahkan menjadi 1,06 kali jumlah saldo di awal tahun. Jadi,

Saldo 1 tahun = $1000 1, 06  $1060

Saldo 2 tahun = $1060 1, 06  $1124

Saldo 3 tahun = $1124 1, 06  $1191 dan seterusnya

Dengan cara di atas, didapatkan

Jumlah saldo Tahun ke 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah saldo ($) 1000 1060 1124 1191 1262 1338 1419 1504 1594

Perhatikan bahwa pada tahun pertama, bunga $60,


tetapi selama 8 tahun bunga $90. Hal ini karena
jumlah saldo awal yang dihitung telah naik 6% dari
$1000 menjadi $1504.

Ini adalah karakteristik pertumbuhan eksponensial.


Kenaikannya sebanding dengan jumlah saldo saat ini.
Karena jumlah saldo meningkat, maka pertumbuhan
juga meningkat.

16
Contoh 14.4.2

Harga sebuah mobil baru adalah $15000. Setiap tahun harganya berkurang 20%. Tentukan
harga mobil tersebut setelah lima tahun.

Penyelesaian:

Harga setiap tahun turun 0,8 kali dari harga di tahun sebelumnya.

Perhatikan gambar 14.9 di samping. Harga mobil turun


$3000 di tahun pertama, tetapi turun $1229 di tahun
kelima. Karena 20% penurunan harga mobil dihitung dari
$6144 bukan dari harga $15000. Ini adalah karakteristik
dari “ekponensial decay” di mana penurunan harga
sebanding dengan harga yang berlaku saat itu. Perhatikan
bahwa, jika 20% berlanjut, harga mobil tidak akan
mencapai $0 berapapun lamanya.

17

Anda mungkin juga menyukai