Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

Pemasangan Kateter dan Irigasi Kandung Kemih

Disusun Oleh:

NAMA :1. AznaYuliana 17IK511

2. Devi cahyana 17IK512

3. Yahayu 17IK551

SEMESTER :PSIK/1

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : Pemasangan Kateter dan Irigasi Kandung Kemih

NAMA : 1.Azna yuliana (17IK511)

2.Devi Cahyana (17IK512)

3.Yahayu (17IK551)

Banjarmasin,………………..2017

Menyetujui

Pembimbing Laporan Pendahuluan (LP)

Paul Joae Brett Nito,Ns.,M.Kep


LAPORAN PENDAHULUAN

PEMASANGAN KATETER URIN

A. Definisi

Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau


plastik, melalui uretra menuju kandung kemih. Kateterisasi ada dua jenis
kateterisasi yaitu menetap dan intermiten. Alat untuk kateterisasi dinamakan
selang kateter, selang kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat
dari karet, plastik, metal woven slik dan silikon yang berfungsi untuk
memasukkan atau mengeluarkan cairan(Kusyati Eni,2006).

B. Tujuan
Tujuan pemasangan kateter urine adalah (Kusyati Eni,2006) :
1. Menghilangkan ketidak nyamanan karena distensi kandung kemih
2. Mendapatkan urine untuk specimen
3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla
spinalis,gangguan neuro muscular,atau inkompeten kandung
kemih,serta pasca operasi besar
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan

C. AnatomiFisiologi
Anatomi Fisiologi Sistem Urinari (Kusyati Eni,2006) :

1. Ginjal, yang mengeluarkansekret urine.


2. Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal kekandung kencing.
3. Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
4. Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
D. Indikasi
Indikasi pemasangan kateter sebagai berikut (Kusyati Eni,2006) :

Kateter sementara :
Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria. Pengambilan
urine residu setelah pengosongan urinaria.
Kateter tetap jangka pendek :
1. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)
2. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan.
3. Untuk memantau output urine
Kateter tetap jangka panjang :
1. Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI
2. Skin rash,ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine
3. Klien dengan penyakit terminal.

E. Kontraindikasi
Kontraindikasi pemasangan kateter sebagai berikut (Kusyati Eni,2006) :
1. Hematoris (keluarnya darah dari urine)
F. Macam–macam kateter dan ukuran kateter
Macam- macam kateter dan ukuran kateter sebagai berikut(Kusyat
Eni,2006 :
1) Jenis-jenis kateter bedasarkan bahan.
a) Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan
tidak fleksibel
b) Kateter latex atau karet : digunakan untuk penggunaan atau
pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 minggu).
c) Kateter silicon murni atau teflon : untuk menggunakan dalam jangka
waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meathur
uretra
d) Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-5 minggu,
bahannya lembut tidak panas dan nyaman bagi uretra.
e) Kateter logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya
pada pengosongan kandung kemih pada ibu yang melahirkan

2) Ukuran kateter
Ukuran Kateter sebagai berikut(Kusyati Eni,2006) :

Anak : 8- 10 french (Fr)

Wanita : 14-16 Fr

Laki-laki : 16-18 Fr
G. Pemasangan Kateter
Pemasangan kateter sebagai berikut(Kusyati Eni,2006) :

1. Persiapan
a. Alat
 Bak Instrumen
 Spuit 10 cc
 Bengkok
 Handscoen
 Aquadest
 Gunting
 Perlak
 Kateter sesuai ukuran
 Kapas air
 Kasa
 Urinal bag
 Jelly/vaselin
 Selimut
 Kom
 Tempat sampah basah
 Sarung tangan steril
 Pinset anatomis
 Cairan betadine
 Waskom berisi larutan klorin 0,5 %
b. Obat
 Aquadest
 Bethadine
 Alkohol 70 %
2. Persiapan pasien
Persiapan pasien sebagai berikut(Gardjito Widjoseno,1994) :
1) Mengucapkan salam teraupetik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilaksanakan
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,sistematis serta
tidak mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai
8) Memperlihatkan kesabaran,penuh empati,sopan,dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu,tempat,dan tindakan yang akan dilakukan).

3. Prosedur
1) Padalaki-laki :
Prosedur pemasangan kateter pada laki-laki sebagai berikut(Ceklis
keterampilan akbid dan stikes sari mulia) :
a. Menjaga privasi klien
b. Membantu pasien pada posisi supinasi/telentang. Melepaskan
pakaian bagian bawah pasien, pasang selimut.
c. Memasang perlak dan alas di bawah bokong pasien.
d. Mendekatkan bak instrument beserta bengkok/tempat
penampungan urine.
e. Mengisi Spuit dengan aquadest sebanyak 10 cc.
f. Buka set kateter, bagian steril janagan sampai tersentuh.
g. Menggunakan sarung tangan steril.
h. Melakukan disinfeksi pada gland penis.
i. Memegang kateter dengan tangan domonan (steril) sementara
non dominan mengoleskan jelly/pelumas pada ujung kateter
(2,5-5 cm).
j. Mengenggam kateter sekitar 5 cm dari ujung kateter dengan
tangan dominan dan taruh ujung lainnya pada tempat
penampungan urin
k. Memegang corpus penis dengan tangan non dominan dan
masukkan kateter dengan hati-hati sekitar 13-15 cm atau sampai
urine mengalir
l. Membiarkan urine keluar dengan perlahan kedalam tempat
penampungan urine (bengkok)
m. Menyambungkan kateter dengan urinal bag
n. Menyuntikkan spuit berisi aquadest ke kateter untuk membuat
balon kateter
o. Memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian dalam
p. Merapikan peralatan, melepas sarung tangan dan merapikan
klien

2) Pada Wanita :
Prosedur pemasangan kateter pada wanita sebagai berikut
(Aziz,Alimul Hidayat dan Uliyah Musrifatul,(2008) :
a. Memberitahu dan menjelaskan pada klien
b. Mendekatkan alat-alat
c. Memasang sampiran
d. Mencuci tangan
e. Menanggalkan pakaian bagian bawah
f. Memasang selimutmandii,perlak dan pengalas bokon
g. Menyiapkan posisi klien
h. Meletakkan dua bengkok diantara tungkai pasien
i. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan
j. Lakukan vulva higyene
k. Mengambil kateter lalu ujungnya diberi Vaseline 3-7 cm.
l. Membuka labia mayora dengan menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri sampai terlihat meatus uretra, sedangkan
tangan kanan memasukkan ujung kateter perlahan-lahan
kedalam uretra sampai urine keluar, sabil pasien dianjurkan
menarik nafas panjang
m. Menampung urine kedalam bengkok bila diperlukan untuk
pemeriksaan. Bila urine sudah keluar semua anjurkan klien
untuk menarik nafas panjang, kateter cabut pelan-pelan di
masukkan ke dalam bengkok yang berisi larutan klorin
n. Melepas sarung tangan dan memasukkan kedalam bengkok
bersam dengan kateter dengan pinset
o. Memasang pakaian bawah, mengambil perlak dan pengalas
p. Menarik selimut dan mengambil selimut mandi
q. Membereskan alat mencuci tangan
H. Komplikasi pemasangan kateter
Komplikasi pemasangan kateter sebagai berikut(Smoke,2012) :
1) Bila pemasangan dilakukan tidak hati-hati bisa menyebabkan luka dan
perdarahan uretra yang berakhir dengan striktur uretra seumur hidup
2) Balon yang dikembangkan sebelum memasuki buli-buli juga dapat
menimbulkan luka pada uretra. Karenanya, balon dikembangkan bila
yakin balon akan mengembnag dalam buli-buli dengan mendorong
kateter sampai ke pangkalnya
3) Infeksi uretra dan buli-buli
4) Nekrosis uretra bila ukuran kateter terlalu besar atau fiksasi yang
keliru
5) Merupakan inti pembentukan batu buli-buli
6) Pada penderita tidak sadar, kateter dengan balon terkembang bisa
dicabut yang berkibat perdarahan dan melukai uretra
7) Kateter tidak bisa dicabut karena saluran pengembang balon
tersumbat.
IRIGASI KANDUNG KEMIH

A. Definisi
Irigasi kateter adalah pencucian kateter urine untuk mempertahankan
kepatenan kateter urine menetap dengan larutan steril yang diprogramkan
oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat terkumpul di dalam
selang dan menyebabkan distensi kandung kemih serta menyebabkan urine
tetap berada di tempatnya. Ada dua metode tambahan untuk irigasi kateter,
yaitu:
1) Irigasi kandung kemih secara tertutup. Sistem ini memungkinkan
seringnya irigasi kontinu tanpa gangguan pada sistem kateter steril.
Sistem ini paling sering digunakan pada kalien yang menjalani bedah
genitourinaria dan yang kateternya berisiko mengalami penyumbatan
oleh fragmen lendir dan bekuan darah.
2) Dengan membuka sistem drainase tertutup untuk menginstilasi irigasi
kandung kemih. Teknik ini menimbulkan resiko lebih besar untuk
terjadinya infeksi. Namun, demikian kateter ini diperlukan saat kateter
tersumbat dan kateter tidak ingin diganti (mis ; setelah pembedahan
prostat).
Dokter dapat memprogramkan irigasi kandung kemih untuk klien yang
mengalami infeksi kandung kemih, yang larutannya terdiri dari antiseptik
atau antibiotik untuk membersihkan kandung kemih atau mengobati
infeksi lokal. Kedua irigasi tersebut menerapkan teknik asepsis steril.
(Potter & Perry, 2005).
Dengan demikian irigasi kandung kemih adalah proses pencucian
kandung kemih aliran cairan yang telah di programkan oleh dokter.

B. Tujuan
Tujuan pemasangan kateter sebagai berikut( Nursalam. 2007 ) :
1) Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
2) Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya
penyumbatan kateter urine, misalnya oleh darah dan pus
3) Untuk membersihkan kandung kemih
4) Untuk mengobati infeksi lokal.
C. Respon Klien Yang Membutuhkan Tindakan Segera
Respon Klien yang membutuhkan Tindakan segera sebagai berikut
(Nursalam. 2007) :
1) Klien mengeluh nyeri atau spasme kandung kemih karena irigan
terlalu dingin.
2) ada darah atau berkuan darah dalam selang irigasi.

Tindakan :

1) lambatkan atau hentikan irigasi kandung kemih


2) memerlukan peningkatan kecepatan aliran (tujuan intervensi ini
adalah emmepertahankan patensi kateter, sel darah mempunyai
potensi menyumbat kateter ).

D. Teknik Melakukan Irigasi Kandung Kemih


Teknik Melakukan Irigasi Kandung Kemih sebagai berikut (Nursalam. 2007):
1) Perlengkapan
a. Sarung tangan bersih
b. Kateter referensi yang sudah terpasang
c. Selang dan kantong drainase (jika belum terpasang)
d. Klem selang drainase
e. Kapas antiseptic
f. Wadah steril
g. Larutan irigasi steril yang dihangatkan memiliki suhu ringan
2) Pelaksanaan
a. Jelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan
b. Cuci tangan
c. Berikan privasi klien
d. Pasang sarung tangan bersih
e. Kosongkan, ukur dan catat jumlah serta tampilan urine yang ada
di dalam kantong urine. Buang urine dan sarung tangan.
Pengosongan kantong drainase memungkinkan pengukuran
haluaran urine yang lebih akurat setelah irigasi dilakukan atau
selesai. Pengkajian kateter urine memberikan data dasar utnuk
perbandingan selanjutnya.
f. Persiapkan perlengkapan
g. Cuci tangan
h. Hubungkan selang infus irigasi dengan larutan irigasi dan bilas
selang dengan larutan, jaga agar ujungnya tetap steril. Membilas
selang akan mengeluarkan udara sehingga mencegah udara
masuk ke dalam kandung kemih.
i. Pasang sarung tangan bersih dan bersihkan port irigasi dengan
kapas antiseptic
j. Hubungkan selang irigasi ke port cairan pada kateter tiga cabang
k. Hubungkan kantong dan selang drainase ke port drainase urine
jika belum dihubungkan
l. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
m. Lakukan irigasi kandung kemih.
n. Untuk irigasi continue,buka klem aliran pada selang drainase
urine(jika ada)hal ini memungkinkan larutan irigasi mengalir
keluar dari kandung kemih secara kontinu.
o. Buka klem pengatur pada selang irigasi dan atur kecepatan aliran
sesuai dengan program dokter atau atur kecepatan aliran
sebanyak 40-60 tetes per menit jika kecepatan aliran tidak
ditentukan.
p. Kaji jumlah,warna dan kejernihan drainase,jumlah drainase harus
sama dengan jumlah cairan irigasi yang masuk ke kandung kemih
ditambah dengan perkiraan haluaran urine.
q. Untuk irigasi intermiten, tentukan apakah larutan perlu tetap di
dalam kandung kemih selama waktu tertentu
r. Apabila larutan tetap berada di dalam kandung kemih (irigasi atau
pemasukan cairan ke kandung kemih), tutup kelm aliran ke
selang drainase urine. Menutup kliem aliran memungkinkan
larutan tetap di dalam kandung kemih dan bersentuhan dengan
dinding kandung kemih.
s. Apabila larutan sedang dimasukkan untuk mengirigasi kateter,
buka klem aliran pada selang drainase urine larutan irigasi akan
mengalir memlalui selang dan port drainase urin, mengeluarkan
mukosa atau bekuan darah.
t. Buka klem aliran pada selang irigasi agar sejumlah larutan yang
telah diprogramkan masuk ke dalam kandung kemih klem selang.
u. Setelah larutan dipertahankan selama waktu yang telah
ditetapkan, buka klem aliran pada selang drainase dan biarkan
kandung kemih kosong.
v. Kaji jumlah warna dan kerjernihan drainase. Jumlah drainase
seharusnya sama dengan jumlah cairan irigasi yang masuk ke
kandung kemih ditambah dengan perkiraan haluaran urin.
w. Kaji klien dan haluaran urine.
x. Kaji kenyamanan klien.
y. Kosongkan kantong drainase dan ukur isinya.

E. Evaluasi
Evaluasi pemasangan kateter sebagai berikut(Nursalam. 2007):
1) Kaji respon pasien terhadap prosedur
2) Jumlah dan kualitas drainase
3) Catatan jumlah irigasi yang digunakan intake dan output

F. Dokumentasi
Dokumentasi pemasangan kateter sebagai berikut (Nursalam. 2007):
1) Catat tanggal dan waktu pemberian irigasi
2) Catat jumlah intake dan output drainase
3) Catat keluhan pasien jika ada
4) Nama Perawat dan tanda tangan

G. Alat
Alat-alat pemasangan kateter sebagai berikut(Nursalam. 2007) :
1) Larutan iritasi steril,sesuaikan suhu dalam kantung dengan suhu
ruangan
2) Kateter Foley (3 saluran)
3) Slang irigasi dengan klem (dengan atau konektor-Y)
4) Sarung tangan sekali pakai
5) Tiang penggantung IV
6) Kapas antiseptik
7) Wadah metrik
8) Konektor-Y
9) Selimut mandi (opsional)
DAFTAR PUSTAKA

Kusyati Eni.(2006).Keterampilan Dasar dan Prosedur Laboratoriu.Jakarta :


EGC.
Uliya.Musrifatul,ddk.keterampilan Dasar Praktik Klinik:Salemba medika

Aziz,Alimul,dkk.(2004).kebutuhan dasar Manusia.Jakarta:EGC.

Aziz,Alimul Hidayat dan Uliyah Musrifatul.(2008).


Keterampilan Dasar PraktikKlinik.Jakarta:Salemba medika

Widjoseno Gardjito,Urologi Pedoman Diagnosa Dan Terapi

Nursalam. 2007. Asuhan Keperawatan Pada pasien Gangguan


Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika. )

Anda mungkin juga menyukai