Anda di halaman 1dari 22

BAB III

PERUMUSAN MASALAH

Dari analisa data kinerja Puskesmas Kebonarum selanjutnya dilakukan perumusan


masalah. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, adapun
tahapan dari perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah yang dilaksanakan di Puskesmas Kebonarum adalah
dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target,
pencapaian dan maslaah yang ditemukan.masalah dirumuskan berdasarkan prinsip
5W1H (What, Who, When, Where, Why, dan How) atau apa masalahnya, siapa yang
terkena masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapadan
bagaiman masalah itu terjadi. Dari identifikasi masalah yang dilakukan di Puskesmas
Kebonarum ditemukan permasalahan kesehatan dari masing – masing upaya, seperti
tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah Administrasi dan Manajemen


NO Indikator TARGET PENCAPAIAN MASALAH
1. Ketepatan 100% 77,77 Target belum tercapai
penyusunan laporan karena kedisiplinan para
bendahara dalam
penyusunan laporan
keuangan masih kurang
2. Ketepatan waktu 100% 100% Sudah sesuai target,
pengusulan pengusulan kenaikan
kenaikan pangkat pangkat sesuai jadwal
3. Peralatan 50% 0% Target tidak tercapai,
laboratorium dan anggaran kalibrasi ada
alat ukur yang namun para pelaksana
digunakan dalam kegiatan tidak melakukan
pelayanan kalibrasi karena kurangnya
terkalibrasi tepat pemahaman tentang
waktu pentingnya kalibrasi
terhadap alat laboratorium
maupun alat ukur lainnya
4. Ketepatan waktu 100% 100% Sudah sesuai target, SKP
penyusunan SKP disusun di awal tahun
5. Kepuasan ≥80% 78,68 % Kurang dari target,
pelanggan eksternal pasien/pengguna layanan
merasa kurang puas
terutama dalam hal unsur
waktu pelayanan

Dari tabel diatas didapatkan indikator yang belum sesuai target adalah :
1. Ketepatan penyusunan laporan, analisa masalahnya adalah masih rendahnya
kedisiplinan para bendahara dalam menyusun laporan keuangan secara tepat
waktu, di samping itu para bendahara juga merupakan pemberi layanan
klinis(perawat gigi dan petugas fisioterapi).
2. Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan
terkalibrasi tepat waktu, analisa masalahnya adalah meski anggaran kalibrasi
tersedia namun para pelaksana kegiatan tidak melakukan kalibrasi karena
kurangnya pemahaman tentang pentingnya kalibrasi terhadap alat laboratorium
maupun alat ukur lainnya, di samping itu petugas pengelola barang juga rangkap
jabatan sebagai petugas gizi.
3. Kepuasan pelanggan eksternal, analisa masalahnya adalah pasien/pengguna
layanan merasa kurang puas terutama dalam hal unsur waktu pelayanan yang
dirasa masih lama.

Tabel Identifikasi Upaya Kesehatan Masyarakat


NO UPAYA TARGET PENCAPAIAN MASALAH
1 PROMKES Target tidak terpenuhi

- Cakupan Desa Siaga karena kegiatan belum


dianggarkan Dana Desa,
Aktif 100% 0%
belum ada kegiatan
monitoringdan evaluasi
kegiatan
2 KESEHATAN Kurang dari target, karena
LINGKUNGAN pengetahuan dan
- Pengelolaan 100% 80% kesadaran masyarakat

Sampah dalam pengelolaan


sampah masih kurang
3 KIA Terdapat 4 kematian bayi,

- Angka kematian bayi 0 4 bayi yang mati adalah


kasus BBLR
4 P2P Target tidak terpenuhi,
100% 20,83
- Penemuan kasus petugas hanya
TB(BTA+) berdasarkan penemuan
kasus secara pasif(pasien
yang datang
memeriksakan dahak di
Puskesmas)
5 GIZI
Target tidak terpenuhi, ibu
- Penimbangan Balita balita kurang memahami
85% 83,1 %
(Pengaruh Program) pola pemberian makan

N/D pada anaknya

Berdasarkan identifikasi masalah dari masing-masing program di atas, analisa


masalahnya adalah :
1. Cakupan desa siaga aktif, kegiatan tidak terlaksana karena tidak dianggarkan oleh
Dana Desa, di samping itu tidak ada monitoring dan evaluasi dari desa siaga yang
sudah terbentuk.
2. Pengelolaan Sampah, belum memenuhi target karena pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih kurang.
3. Angka Kematian Bayi, terdapat 4 kematian bayi yang disebabkan oleh karena
BBLR, kemungkinan disebabkan karena ibu bekerja sehingga tidak bisa mengikuti
kelas ibu hamil.
4. Penemuan kasus TB (BTA+), target tidak tercapai karena petugas hanya
berdasarkan penemuan kasus secara pasif(pasien yang datang memeriksakan
dahak di Puskesmas).
5. Penimbangan Balita (Pengaruh Program) N/D, target tidak tercapai karena ibu
balita kurang memahami pola pemberian makan pada anaknya.

Tabel Identifikasi masalah Upaya Kesehatan Perorangan


NO INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN MASALAH
1 Prosentase pasien
diperiksa oleh dokter 100 93.45 Kurang dari target
umum
2 Prosentase pasien
diperiksa oleh dokter 100 98.81 Kurang dari target
gigi
3 Penggunaan APD
saat melaksanakan 100 95.5 Kurang dari target
tugas
4 Pemberian informasi
100 100 Target tercapai
obat

Berdasarkan tabel identifikasi masalah di atas didapatkan hasil pencapaian indikator


kinerja yang belum sesuai target adalah ;

1. Prosentase pasien diperiksa oleh dokter umum, analisa masalahnya adalah


tenaga Dokter umum hanya 1 dan mempunyai tugas tambahan lain di luar
tupoksi sehingga dokter, banyak agenda rapat (dinas luar).
2. Prosentase pasien diperiksa oleh dokter gigi, analisa masalah adalah dokter gigi
cuti tahunan atau dinas luar.
3. Penggunaan APD saat melaksanakan tugas, analisa masalahnya adalah
petugas merasa tidak perlu menggunakan APD, karena hanya melakukan
pemeriksaan sederhana.

B. MENETAPKAN URUTAN PRIORITAS MASALAH


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah, maka
perlu dipilih masalah prioritas yang akan dilaksanakan.

Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai


macam metode seperti metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk
menentukan prioritas di Admen dan UKM, dan menggunakan metode penentuan area
prioritas dengan 3 H 1 P untuk UKP

Metode USG :

Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan.Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10.
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya,
dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Urgency :
Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan.
2) Seriousness :
Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebutterhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
3) Growth :
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Adapun urutan prioritas masalah berdasarkan USG yang ada di Puskesmas
Kebonarum adalah sebagai berikut :

Tabel Urutan Prioritas Masalah Administrasi dan Manajemen

NO MASALAH U S G TOTAL RANGKING

1 Ketepatan penyusunan laporan 2 2 1 5 5


Ketepatan waktu pengusulan
2 2 2 2 6 4
kenaikan pangkat
Peralatan laboratorium dan alat
3 ukur yang digunakan dalam 4 4 3 11 1
pelayanan terkalibrasi tepat waktu
Ketepatan waktu penyusunan
4 3 3 3 9 3
SKP
5 Kepuasan pelanggan eksternal 3 4 2 9 2

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa urutan prioritas masalah di admen
adalah :
1. Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan
terkalibrasi tepat waktu.
2. Kepuasan pelanggan eksternal
3. Ketepatan waktu penyusunan SKP
4. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
5. Ketepatan penyusunan laporan

Sedangkan urutan prioritas masalah di Upaya Kesehatan Masyarakat tertuang


dalam tabel berikut :
Tabel Urutan Prioritas Upaya Kesehatan Masyarakat

NO MASALAH U S G TOTAL RANGKING

PROMKES

1 - Cakupan Desa Siaga 3 4 4 11 5


Aktif

2 KESEHATAN LINGKUNGAN 4 4 5 13 3
- Pengelolaan

Sampah

KIA
4 - Angka kematian bayi(Karena 5 5 5 15 1
BBLR)

P2P
3 4 5 5 14 2
- Penemuan kasus TB(BTA+)

GIZI

- Penimbangan Balita
4 4 4 4 12 4
(Pengaruh Program)

N/D

Berdasarkan tabel tersebut, berikut ini adalah urutan prioritas masalah di UKM :
1. Angka kematian bayi(karena BBLR)
2. Penemuan kasus TB(BTA+)
3. Pengelolaan Sampah
4. Penimbangan Balita (Pengaruh Program) N/D
5. Cakupan Desa Siaga Aktif
Untuk Upaya Kesehatan Perorangan penentuan prioritas masalah dengan
menentukan area prioritas perbaikan pelayanan menggunakan 3 H 1P.
Penentuan area prioritas (upaya perbaikan mutu layanan klinis yang perlu
diprioritaskan) diperlukan karena adanya keterbatasan sumber daya yang ada di
puskesmas. Oleh karena itu tenaga dan pengelola puskesmas perlu menetapkan
prioritas fungsi dan proses pelayanan yang perlu disempurnakan.
Cara menentukan area prioritas perbaikan layanan UKP di Puskesmas :
1. Melakukan identifikasi fungsi dan proses pelayanan yang diprioritas untuk
diperbaiki dengan kriteria yang ditetapkan menggunakan kriteria 3H + 1P (high
risk, high volume, high cost & prioritas masalah/problem)
2. Memberi skor 1-10 untuk setiap unit layanan berdasarkan kriteria yang
ditetapkan dengan (skor paling tinggi diberikan kepada unit layanan yang
memiliki kecenderungan tertinggi terhadap kriteria yang ditetapkan)
3. Setelah semua unit layanan diberi skor sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
3H + 1 P, dihitung nilai akumulasi dari stiap unit layanan tersebut
4. Unit layanan yang memiliki skor/nilai akumulatif paling tinggi dipilih & ditetapkan
sebagai area prioritas (unit layanan yang perlu diperbaiki lebih dahulu), salah
satunya dilakukan FMEA untuk SOP unit layanan tersebut.
Berikut ini disajikan tabel penentuan area prioritas perbaikan layanan UKP di
Puskesmas Kebonarum :
Tabel area prioritas perbaikan layanan UKP
NO UNIT LAYANAN HIGH RISK HIGH COST HIGH VOL PROBLEM TOT
PROBE
N B NXB N B NXB N B NXB N B NXB
1. Pelayanan Umum 7 3 21 6 3 18 8 4 32 3 1 3 74

2. Pelayanan Gigi 7 3 21 7 3 21 5 2 10 4 2 8 60

3. KIA-KB 6 3 18 5 2 10 6 3 18 3 1 3 49

4. Laboratorium 8 4 24 8 4 32 6 3 18 4 2 8 90

5. Kefarmasian 8 4 24 8 4 32 9 4 36 6 3 18 118

6. Pendaftaran 5 2 15 5 2 10 9 4 36 1 1 1 57

7. Ruang tindakan 8 4 24 7 3 21 6 3 18 4 2 8 79

8. Fisioterapi 3 2 9 6 3 18 4 2 8 1 1 1 33

Keterangan :
N : Nilai, range 1-10
B : Bobot, range 1-4
Berdasarkan penentuan area priorotas dengan menggunakan 3 H 1P maka
didapatkan hasil bahwa area prioritas perbaikan masalah di UKP adalah masalah
nomer 5 dan 4 yaitu :
1. Kefarmasian
2. Laboratorium

C. MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH


Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari
akar penyebab dari masalah tersebut. Metode yang dipergunakan Puskesmas
Kebonarum dalam mencari akar penyebab masalah yaitu dengan diagram sebab
akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan / fish bone).

Fish bone hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu penyebab,


bukan fakta / penyebab yang sesungguhnya, untuk itu diperlukan konfirmasi
dengan data di Puskesmas untuk memastikannya. Alat ini merupakan cara terbaik
untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab secara terfokus sehingga dapat
dihindari kemungkinan terlewatnya penyebab.

Langkah – langkah penyusunannya meliputi :

 Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.


 Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah
kepala ikan.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab.
 Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
 Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada
masing – masing kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan
untuk kategori utama yang lain.
 Untuk masing – masing kemungkinan penyebab, coba
membuat daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang yang
lebih kecil.
 Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data
untuk menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan
masalah, dll

Adapun Diagram sebab akibat dari Ishikawa / diagram tulang ikan (Fish
Bone )yang disusun Puskesmas Kebonarum adalah sebagai berikut :

Diagram Fishbone Upaya Administrasi Manajemen


Diagram 3.1.Fish Bone Upaya Kesehatan Masyarakat

DIAGRAM FISH BONE PERMASALAHAN DESA SIAGA AKTIF MANDIRI

MANUSIA METODE

Advokasi kedesa masih kurang


Petugas Kurang koordinasi dengan desa

Pelatihan tentang desa siaga tingkat


Petugas Promkes rangkap jabatan Kecamatan belum dilakukan

Belum dilakukan monitoring & evaluasi kegiatan

Permasalahan
Desa Siaga Aktif
Mandiri

Pengurus FKD belum aktif jika


Belum dianganggarkan dalam dana desa diundang pertemuan

Buku pedoman tentang desa siaga hanya sedikit Pengurus FKD belum sadar akan pentingnya Desa
Sudah dianggarkan di BOK, siaga
pelaksanaan belum optimal

SARANA LINGKUNGAN
DANA
DIAGRAM FISHBONE PENANGANAN SAMPAH

Tempat Sampah belum tertutup Pelatihan Pengelolaan


Sampah bagi Kader,
Bidan dan Perangkat Dana untuk pengadaan tempat
desa belum dilakukan Sampah dan Komposter belum ada.

Tempat sampah belum Sosialisasi pengelolaan sampah


terpilah sesuai jenis

Monitoring dan evaluasi

Pengelolaan
Sampah belum
terkelola
denganbaik
Sampah dibakar

Sampah dibuang sembarangan


Pengetahuan dan kesedaran Belum ada pemilahan
masyarakat untuk pengelolaan sampah
sampah masih kurang
Belum terbentuknya bank sampah

LINGKUNGAN MANUSIA
DIAGRAM FISHBONE KEMATIAN BAYI KARENA BBLR

MANUSIA METODE

Penyuluhan tentang pencegahan


Petugas kurang maksimal dalam kegiatan BBLR dan resiko BBLR pada ibu
kelas ibu hamil kususnya tentang materi hamil dan remaja masih kurang
Petugas gizi kurang maksimal
pencegahan BBLR.
dalam menjalankan tugas pokok
fungsi karena merangkap Metode kelas ibu hamil kurang
jabatan. menarik (pemutaran film
kesehatan)
Pemberian leaflet pencegahan BBLR pada ibu
hamil belum ada

Kematian
Bayi krn
Video film tentang Karena factor ekonomi ibu hamil harus BBLR
Dana
resiko BBLR belum ada bekerja keras sehingga menyebabkan
kelasbumilhanyadari
Kelas ibu hamil resti belum ada lahir prematur, pulang lelah dan
BOK 4x saja
asupan gizi tidak terpenuhi
Leaflet pencegahan BBLR belum Bumil yang Diit takut
ada Belum ada alokasi dari dana Desa gemuk (IUGR)
Ada dana PMT pemulihan
PMT untuk bumil Resti hanya Ibu yang bekerja tidak bias mengikuti
pada bumil resti tetap
roti bumil kelas ibu hamil

SARANA DANA LINGKUNGAN


DIAGRAM FISH BONE TB

MANUSIA METODE

Belum ada kunjungan penderita


Petugas kurang aktif Belum ada pemantauan
Penemuan secara pasif
Kurangnya penyuluhan TB
Petugas rangkap program
Program Perkesmas belum berjalan
Dalam optima jaringan dan jejaring
untuk penemu kasus
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Penyuluhan kurang menarik
Penderita TB
tidakDiobati
APD belum sesuai
Belum ada pojok dahak Dana BOK ada namun belum
optimal penggunaanya Msh banyak rumah tidak sehat
banyrumah tidak sehat
Belum ada pojok TB PMO belum optimal
masyarakat belum paham gejala TB

Pemahaman PHBS & etika batuk kurang

SARANA DANA LINGKUNGAN


FISH BONE GIZI N/D Pengaruh Program Penimbangan

DANA
SARANA METODE

Belum ada kunjungan


Dacin perlu di tera ulang
Balita tidak N BB.
Dana BOK ada namun belum
Penemuan secara pasif optimal penggunannya untuk
program Pemberian PMT Balita
Kurangnya penyuluhan
Meja Penyuluhan kurang
tentang Hasil penimbangan
Program Sistem 5 Meja (Tidak N)
Posyandu belum berjalan

Belum dilakukan konseling


Penyuluhankurang
Gizi
menarik PROGRAM

UPGK
Masih banyak rumah kurang sehat Petugaskurangaktif
mengunjungi Posyandu
Petugas kurang konseling thdp
Masyarakat belum paham akibat BB Petugasrangkap program balita tidak Naik
tidak Naik
Pemahaman
Pelaksanaan tugas pokok dan
Pemahaman Posyandu utk
fungsi
saling tukar inform kurang

LINGKUNGAN MANUSIA
FISH BONE PELAYANAN KEFARMASIAN

DANA
SARANA METODE

Pelayanan obat masih


Ruang pelayanan kefarmasian sempit, manual, terutama dalam
sehingga meja penerimaan resep pembuatan puyer, Ketersediaan dana kapitasi JKN
sangat terbatas untuk pengadaan
menyatu dengan meja peracikan sehingga memperlama
obat sehingga ketersediaan obat
waktu pelayanan sering tidak sesuai/ habis
Belum ada gudang obat Ruang penyimpanan obat
yang sesuai standar tidak memperhatikan suhu,
Belum diberikan PIO
beresiko kerusakan obat
saat penyerahan obat

Penyimpanan obat belum


memperhatikan LASA/
NORUM beresiko kesalahan Adanya masalah
pemberian obat dalam pelayanan
kefarmasian
Belum ada apoteker sebagai
Banyak nama pasien yang
penanggung jawab pelayanan
mirip, sehingga berisiko
kefarmasian sesuai PMK
kesalahan penyerahan obat
Petugas pelayanan
kefarmasian hanya 1 orang AA
Pemahaman tentang
penyimpanan obat masih
kurang, sehingga perlu
diberikan PIO
LINGKUNGAN MANUSIA
D. MENETAPKAN CARA PEMECAHAN MASALAH

Dalam menetapkan cara pemecahan masalah yang digunakan


Puskesmas Kebonarum adalah dengan menggunakan metode table cara
pemecahan masalah, dimana masing – masing upaya membuat table dari
mulai dari prioritas masalah yang akan diselesaikan, penyebab masalah,
alternatif pemecahan masalah dan menentukan pemecahan masalah terpilih.
Adapun tabel cara pemecahan masalah dari masing – masing upaya di
Puskesmas Kebonarum adalah sebagai berikut :

Tabel Pemecahan Masalah Administrasi dan Manajemen


N PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN KET
O MASALAH PEMECAHAN MASALAH MASALAH
TERPILIH
1 Ketepatan  bendahara  usulan pengajuan  monitoring
penyusunan rangkap jabatan bendahara (tenaga secara
laporan  kedisiplinan kurang pengelola berkala
 monitoring tidak keuangan khusus)  menunjuk
berjalan dengan  sosialisasi kepada petugas
baik bendahara agar khusus
 tidak ada petugas mengumpulkan untuk
khusus yang laporan keuangan monitoring
melakukan tepat waktu
monitoring  monitoring secara
berkala
 menunjuk petugas
khusus untuk
monitoring
2 Peralatan  Petugas rangkap  Menunjuk petugas  Memperbai
laboratorium jabatan yang membantu ki
dan alat ukur  Perencanaan dan dalam perencana
yang pemantauan pemeliharaan an kalibrasi
digunakan terhadap alat(kalibrasi) alat
dalam pelaksanaan  Memperbaiki dengan
pelayanan kalibrasi belum perencanaan membuat
terkalibrasi optimal tentang kalibrasi KAK
tepat waktu  Penyedia kalibrasi alat pelaksanaa
di luar kota(perlu  Monitoring n kalibrasi
transport dan pelaksanaan disertai
sopir) kalibrasi secara daftar
 Tidak ada tenaga berkala peralatan
sopir  Usulan pengadaan yang akan
 Anggaran kalibrasi tenaga sopir dikalibrasi
tersedia tapi tidak  Memanfaatkan  Monitoring
dimanfaatkan dana kalibrasi pelaksanaa
dengan baik dengan n kalibrasi
memperhatikan secara
perencanaan yang berkala
telah disusun
3 Waktu tunggu pelayanan  Mengaktifkan  Mengaktifk
dirasa masih lama oleh simpus an simpus
para pengguna layanan  Sosialisasi  Pengadaan
dikarenakan : terhadap TV di ruang
 pasien tidak pengguna layanan tunggu
membawa kartu tentang pentingnya pasien
berobat membawa kartu  usulan
 Petugas berobat arena
membutuhkan  Memberikan bermain
waktu dalam informasi bahwa anak
membuat puyer pembuatan puyer
 Sebagian petugas membutuhkan
ada yang belum waktu lama dan
datang saat menghimbau untuk
pelayanan sudah bersabar dengan
Kepuasan dimulai menempel
pelanggan  Jumlah pasien informasi
eksternal yang berkunjung  Jika ada petugas
banyak yang belum
 TV tidak hanya datang, segera
menayangkan no memberitahukan
urut pasien saja, ke bagian
tetapi bisa manajemen, untuk
ditambahkan dicarikan gantinya.
tayangan yang lain  Memberikan
 Tidak ada arena informasi kepada
bermain anak pasien , tentang
kondisi antrian
yang banyak
 Mengusulkan
pengadaan TV
 Mengusulkan
untuk membuat
arena bermain
anak

Tabel 3.8. Pemecahan Masalah Upaya Kesehatan Masyarakat

NO PRIORITAS PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN KET


MASALAH MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH
1 PROMKES  Manusia  Manusia 1) Menganggarka
1. Petugas 1. Meningkatkan n pelatihan
- Cakupan Desa kurang koordinasi tentang desa
koordinasi dengan desa siaga
Siaga Aktif dengan desa 2 kali setahun 2) Penggandaan
2. Petugas 2. Mengusulkan buku pedoman
Promkes tambahan tentang desa
rangkap petugas siaga
jabatan promkes 3) Pendekatan ke
 Metode  Metode desa melalui
1. Advokasi ke 1. Advokasi ke musrenbang
desa masih desa agar kegiatan
kurang ditingkatkan desa siaga
2. Pelatihan dianggarkan
tentang desa dalam dana
siaga tingkat 2. Menganggark desa
Kecamatan an pelatihan 4) Mengusulkan
belum desa siaga tambahan
dilakukan petugas
3. Belum 3. Memonitoring promkes
dilakukan kegiatan desa
monitoring siaga 2 kali
dan evaluasi setahun
kegiatan  Sarana
 Sarana 1. Penggandaan
1. Buku buku
pedoman pedoman
tentang desa tentang desa
siaga hanya siaga
sedikit  Dana
 Dana 1. Pendekatan
1. Belum ke desa
dianggarkan melalui
dalam dana musrenbang
desa agar kegiatan
2. Sudah desa siaga
dianggarkan di dianggarkan
BOK, tapi dalam dana
pelaksanaan desa
belum optimal 2. Menganggark
 Lingkungan an lagi dalam
1. Pengurus FKD anggaran
belum aktif BOK
jika diundang
pertemuan  Lingkungan.
1. Pertemuan
2. Pengurus FKD FKD masuk
belum sadar dalam
akan kegiatan
pentingnya pertemuan
desa siaga tingkat RT/RW
2. Meningkatkan
penyuluhan
tentang desa
siaga di
tingkat desa
2 KESEHATAN  Manusia  Manusia 1) Menyediakan
LINGKUNGAN 1. Sampah 1. Menyediakan tempat sampah
dibakar. tempat sesuai jenisnya
- Pengelolaan 2. Belum ada sampah dan tertutup.
pemilahan. sesuai dengan 2) Sosialisasi
Sampah 3. Sampah jenisnya. penanganan
dibuang 2. Pembentukan sampah.
sembarangan Bank sampah. 3) Menyediakan
4. Belum komposter
terbentuknya  Metode untuk
bank sampah. 1. Sosialisasi pembuatan
 Metode pengelolaan kompos.
1. Sosialisasi sampah. 4) Meningkatkan
pengelolaan 2. Pelatihan pengetahuan
sampah. pengelolaan dan kesadaran
2. Pelatihan sampah bagi masyarakat
Pengelolaan kader, bidan untuk
sampah. dan perangkat pengelolaan
3. Monitoring desa. sampah.
dan Evaluasi.  Sarana
 Sarana 1. Tempat sampah
1. Tempat tertutup.
sampah belum 2. Tempat sampah
tertutup. terpilah sesuai
2. Tempat jenis.
sampah belum  Dana
terpilah sesuai 1. Pengadaan
jenis. tempat
 Dana sampah dan
1. Untuk komposer dari
pengadaan DD, ADD.
tempat sampah  Lingkungan.
dan komposer 1. Meningkatkan
belum ada. pengetahuan
 Lingkungan dan kesadaran
1. Pengetahuan masyarakat
dan Kesadaran pentingnya
masyarakat pengelolaan
untuk sampah.
pengelolaan
sampah masih
kurang.

3 BBLR 1. SDM 1. Memaksimalkan 1. Melaksanakan 1. Melaksa


 Petugas kurang materi kelas ibu ajuan refreshing/ nakan
maksimal hamil tentang pelatihan tenaga materi
dalam kegiatan pencegahan BBLR kesehatan dalam kelasibu
kelas ibu hamil, 2. Melaksanakan pencegahan dan hamil
kurangnya ajuan refreshing / pemantauan BBLR tentang
tentang pelatihan tenaga ke Dinas penceg
pemberian kesehatan dalam Kesehatan ahan
mater BBLR pencegahan 2. Refreshing/Pelatih BBLR
 Petugas gizi &perawatan BBLR an kader dan
kurang ke Dinas pendamping resti pemberi
maksimal Kesehatan tentang an
dalam 3. Refreshing kader pencegahan BBLR leaflet
menjalankantug pendamping bumil &Gizi seimbang penceg
as pokok fungsi resti tentang 3. Melaksanakan ahan
karena rangkap pencegahan BBLR pemberian PMT BBLR +
jabatan dan perawatan pemulihan pada perawat
2. Metode BBLR, Gizi ibu hamil resti an
 Metode kelas seimbang 4. Pemantauan BBLR
ibu hamil 4. Mengusulkan pemberian PMT bisa
kurang variatif tambahan tenaga pemulihan pada dilakuka
 Pemberian gizi ke Dinas ibu hamil resti oleh n di
leaflet Kesehatan kader tahun
pencegahan 5. Melaksanakan 5. Penyuluhan gizi 2019.
BBLR pada ibu kelas ibu hamil seimbang dan 2. Mengus
hamil belum dengan metode pencegahan BBLR ulkan
ada pemutaran video dan perawatan tambah
 Penyuluhan permainan gizi BBLR pada an
tentang seimbang remaja. tenaga
pencegahan 6. Membuat leaflet gizi di
BBLR pada ibu pencegahan BBLR tahun
hamil masih dan perawatan 2019.
kurang BBLR pada ibu 3. Melaksa
3. Sarana hamil dan Capem. nakan
 Video tentang 7. Membuat video metode
pencegahan film tentang BBLR kelas
BBLR dan dan resiko BBLR ibu
resiko BBLR 8. Membuat kelas ibu hamil
belumada hamil resti di dengan
 Kelas ibu hamil Puskesmas pemutar
resti belum ada 9. Membuat Leaflet an video
 Leafleat pencegahan BBLR dan
pencegahan 10. Pengajuan permain
BBLR belum anggaran BOK, angizi
ada pembelian PMT seimban
 PMT untuk ibu pada ibu hamil g bisa
hamil resti resti dilakuka
hanya roti Bumil 11. Mengusulkan n di
4. Dana kegiatan kelas ibu tahun
 Dana kelas ibu hamil selain dari 2019
hamilhanyadari dana BOK ke dana 4. Membu
BOK 4x desa at Resti
sajadanadaride 12. Memanfaatkan ibu
sabelum di dana BOK untuk hamil di
 Dana PMT kegiatan TK
pemulihan pada pemberian PMT Puskes
bumil resti tetap pada bumil resti mas
tidak dan pemantauan dilaksan
dimanfaatkan oleh kader dalam akan di
5. Lingkungan pemberian PMT tahun
 Banyak ibu pada ibu hamil 2019.
hamil yang resti 5. Mengus
bekerja keras : 13. Penyuluhan ulkan
kontaksi yang tentang kegiatan
menyebabkan pencegahan BBLR kelas
bayi lahir 14. Pemberian Leaflet ibu
premature, tentang hamil
pulang bekerja pencegahan BBLR selain
lelah 15. Penyuluhan dana
kemuadian tentang gizi dari
asupan gizi seimbang pada ibu BOK ke
kurang yang hamil dana
menyebabkan 16. Meberikan surat desa
IUGR. rekomendasi dari bisa
 Bumil yang diit desa untuk ijin dilaksan
takut gemuk ketempat kerja akan di
 Bumil yang agar bisa TH
bekerja tidak mengikuti kelas 2019.
bisa mengikuti ibuhamil. 6. Melaksa
kelas ibu hamil nakan
(tidak bisa ijin surat
kerja) rekome
ndasi
dari
desa
untuk
ijin dari
tempat
kerja
agar
bisa
mengiku
ti
kegiatan
kelas
ibu
hamil
pada
ibu
hamil
yang
bekerja
bisa
dilaksan
akan di
th 2019.
4 TB  Manusia  Manusia 5) Petugas lebih
3. Petugas Kurang 1. Petugas lebih aktif lagi.
aktif aktif lagi 6) Mengadakank
menemukan 2. Mengusulkan unjungan
kasus. penambahan rumah.
4. Petugas SDM agar tidak 7) Melakukan
rangkap rangkap jabatan pelacakan
memegang  Metode penderita
program 1. Mengadakan mangkir.
 Metode kunjungan 8) Melakukan
4. Belum ada rumah penyuluhan
kunjungan 2. Melakukan tentang
rumah pelacakan penyakit TBC.
5. Belum ada pasien mangkir 9) Menyediakanp
pelacakan 3. Penemuan ojok dahak.
pasien mangkir penderita 10) Mengusulkanp
6. Penemuan secara aktif enambahanpet
penderita 4. Melakukan ugas.
secara pasif penyuluhan 11) Meningkatkan
7. Kurangnya tentang kerjasama
penyuluhan penyakit TB dengan lintas
tentang TB 5. Melaksanakan program.
8. Perkesmas perkesmas
belum berjalan 6. Mengupayakan
9. Penyuluhan penyuluhan
Kurang menarik supaya menarik
10. Lintas 7. Kerjasama
Program belum dengan lentas
optimal. program
 Sarana dioptimalkan
3. Belum ada  Sarana
pojok dahak 1. Menyediakan
4. APD belum pojok dahak
sesuai 2. Mengadakan
 Dana APD yang
3. Dana BOK ada, memadai
namun belum  Dana
optimal 1. menggunakan
penggunaannya dana BOK secara
untuk program optimal untuk
TB program TB
 Lingkungan  Lingkungan
3. Pemahaman 1. Meningkatkan
PHBS dan etika PHBS dan etika
batuk masih batuk
kurang 2. Penyuluhan
4. Masyarakat tentang penyakit
belum cukup TBC
paham gejala 3. Mengusahakan
TBC agar tidak ada
5. Masih ada penolakan
penolakan imunisasi dengan
imunisasi. memberikan
penyuluhan
tentang
imunisasi.

5 Penimbangan  Manusia
Balita 1. Petugas
(Pengaruh kurang aktif
mengunjun
Program) N/D
gi
Posyandu
2. Petugas
rangkap
jabatan
 Metode
1. Belum ada
kunjungan
Balita tidak
N BB
2. Kurangnya
penyuluhan
3. Penemuan
masih
secara
pasif
4. Program
Posyandu
sistem 5
meja belum
berjalan
5. Penyuluha
n kurang
menarik
 Sarana
1. Dacin perlu
dikalibrasi
2. Meja
Penyuluha
n kurang
 Dana
1. Dana BOK
ada,
namun
belum
optimal
penyerapa
nnya
 Lingkungan
1. Masih banyak
rumah kurang
sehat
2. Pemahaman
masyarakat
tentang akibat
BB tidak naik
kurang
3. Pemahaman
Posyandu untuk
saling tukar
informasi

Anda mungkin juga menyukai