TESIS
Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
2019 M
iii
iv
v
vi
vii
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI
ر R ف F
Catatan:
2. Vokal panjang (mad), fathah (baris di atas), kasrah (baris di bawah), dan
dhammah (baris di depan) ditulis â, î, û, misalnya kata: الحقوقditulis al-
huqûqu.
ix
3. Tâ’ Marbuthah hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan
dhammah, transliterasinya adalah /t/, misalnya: ( = )الشريعة اإلسالمية
ditulis al-syarî’atu al-islâmiyyah
4. Kata sandang alif dan lâm baik diikuti oleh huruf qamariyah maupun
huruf syamsiyah ditulis: al diawalnya, seperti: النساءditulis: al-Nisâ dan
المؤمنونditulis: al-Mu`minûn.
5. Ta`marbuthah bila terletak di akhir kata ditulis: h, seperti: البقرةditulis:
Pengecualian:
1. Nama atau kata yang dirangkai dengan kata Allah, ditulis menjadi satu,
seperti ( )عبدهللاditulis “Abdullâh” ,( )إلى هللاditulis Ilallâh
2. Untuk nama-nama kota yang sudah populer dengan tulisan latin, ditulis
sesuai dengan nama populer tersebut ( )قاهرةditulis Cairo, ( )دمشقditulis
Singkatan-singkatan:
H. : Hijriyah
M. : Masehi
h. : Halaman
x
tn. : Tanpa nama
ibid. : Ibidem
xi
xii
ABSTRAK
xiv
KATA PENGANTAR
xvi
DAFTAR TABEL
No Tabel Keterangan
Jumlah Perkara Cerai Talak dan Cerai Gugat yang diputuskan di
Tabel 1
Pengadilan Agama Sungai Penuh
Jarak Desa ke Ibu Kota Kecamatan dan Pusat Pemerintahan
Tabel 2
Kabupaten Kerinci
Tabel 3 Batas-Batas Wilayah Desa di Kecamatan Gunung Raya
Jarak Ibu Kota Kecamatan Guung Raya ke Ibu Kota Kecamatan
Tabel 4
yang Ada di Kabupaten Kerinci
Tabel 5 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
Tabel 6 Jumlah Perangkat Desa di Kecamatan Gunung Raya
Luas Potensi pengembangan Tanaman Perkebunan menurut
Tabel 7
Jenis Komoditi di Kecamatan Gunung Raya
Sarana Pendidikan Tingkat TK/RA dan SD/MI di Kecamatan
Tabel 8
Gunung Raya Tahun 2017
Sarana Pendidikan Tngkat SMP/MTS dan SMA/SMK di
Tabel 9
Kecamatan Gunung Raya Tahun 2017
Sarana Pendidikan, Jumlah Guru dan Murid di Kecamatan
Tabel 10
Gunung Raya Tahun 2016/2017
Tabel 11 Jumlah Tempat Ibadah di Kecamatan Gunung Raya
Tabel 12 Jumlah Anggota Majelis Taklim di Kecamatan Gunung Raya
Bentuk-Bentuk Konflik Rumah Tangga Masyarakat Desa
Tabel 13
Lempur Tengah Kecamatan Gunung Raya
Penyebab Terjadinya Konflik dalam Rumah Tangga Masyarakat
Tabel 14
Desa Lempur Tengah Kecamatan Gunung Raya
Resolusi Konflik dalam Rumah Tangga Masyarakat Desa
Tabel 15
Lempur Tengah Kecamatan Gunung Raya
xvii
xviii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ........................... 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian......................................... 9
D. Definisi Operasional ............................................................ 10
E. Kerangka Teori .................................................................... 11
F. Tinjauan Kepustakaan ......................................................... 14
G. Metode Penelitian ................................................................ 17
xix
B. Manajemen Konflik Keluarga dalam Islam......................... 38
1. Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Rumah Tangga 38
2. Nusyuz dalam Rumah Tangga dan Penyelesaian .......... 45
3. Syiqaq dalam Rumah Tangga dan Penyelesaiannya ..... 52
xx
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 121
B. Rekomendasi ....................................................................... 122
KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xxi
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan sering disebut sebagai perjanjian suci antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan untuk membentuk keluarga yang bahagia. Salah satu tujuan
syariat Islam sekaligus tujuan perkawinan adalah hifz an-nasl. Tujuan ini dapat
dicapai melalui jalan perkawinan yang sah menurut agama dan diakui oleh
undang di Indonesia dan juga Kompilasi Hukum Islam (KHI) sudah menetapkan
tentang hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh masing-masing pihak.
menjelaskan bahwa hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan
kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama
dalam masyarakat. Pada ayat (3) berbunyi bahwa suami adalah kepala keluarga
dan istri ibu rumah tangga.2 Selanjutnya di dalam Pasal 83 ayat (1) Kompilasi
1
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia,(Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 1997).,
h. 220
2
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
1
2
Hukum Islam (KHI)3 disebutkan bahwa kewajiban utama bagi seorang istri ialah
relasi dalam pola interaksi yang positif, harmonis, dan suasana hati yang damai,
Membina rumah tangga menuju keluarga yang sakinah tentu tidak semudah
proses. Keluarga sakinah bukan berarti keluarga tanpa adanya masalah, namun
Keluarga sakinah akan terwujud jika keseimbangan hak dan kewajiban menjadi
landasan etis yang mengatur relasi suami istri dalam pergaulan sehari-hari.5
bagaimanapun bentuk nya kecil atau besar. Finchman sebagaimana dikutip oleh
Eva Meizara Puspita Dewi dan Basti 6 mendefinisikan konflik dalam rumah
tangga atau perkawinan sebagai keadaan suami istri yang sedang menghadapi
keduanya, dan hal tersebut nampak dalam perilaku mereka yang cenderung
membawa kebutuhan, keinginan dan latar belakang yang unik dan berbeda.
sebagaimana dikutip oleh Dewi dan Basti, menyatakan bahwa area konflik
pembagian kerja dalam rumah tangga dan berbagai macam masalah (agama,
politik, seks, komunikasi dalam perkawinan dan aneka macam masalah sepele.8
konflik yang teratasi, dan sebagian yang lain konflik yang tidak bisa teratasi
dikutip oleh Josiane Frahed Sreih, ada lima tahap dalam proses terjadinya
personalisasi, niat, perilaku, dan hasil yang ditimbulkan dari konflik yang
7
Muhammad Muhyiddin, Selamatkan Dirimu dan Keluargamu dari Api
Neraka,(Yogyakarta:Diva Press, 2009), h. 454
8
Eva Meizara Puspita Dewi dan Basti, Op.,Cit.
4
terjadi. Hasil dalam hal ini merupakan konsekuensi dari adanya konflik tersebut.
Konflik yang dapat dikelola dengan baik akan menghasilkan outcome functional
yakni meningkatnya kinerja para pihak yang terlibat dalam konflik atau
sebaliknya.9 Begitu pula dengan konflik yang terjadi di dalam rumah tangga ,
tidak jarang kegagalan dalam mengelola konflik yang terjadi berujung pada
perpecahan bahkan bubarnya suatu rumah tangga atau yang kita kenal dengan
istilah perceraian.
faktor ekonomi, faktor kekerasan dalam rumah tangga, faktor adanya orang
ketiga dan lain sebagainya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul Thalib
dengan persentase 38,9 % yang dilatar belakangi suami tidak dapat mencukupi
rumah tangga dengan persentase 11,11 %, bentuk kekerasan rumah tangga yang
dilakukan adalah suami sering menyakiti fisik maupun mental istri. Penyebab
9
Josiane Frahed Sreih, Conflict in Family Businesses: Conflict, Models,and Practices,
(Switzerland: Springer International Publishing AG, 2018), h. 14
5
pihak ketiga.10
keutuhan rumah tangga tetap terjaga dan terhindar dari perceraian. Oleh karena
konstruktif guna mengelola konflik yang terjadi antara pasangan suami istri.
Sebagai bukti lemahnya manajemen konflik dalam rumah tangga dapat dilihat
dari semakin tingginya angka perceraian di Indonesia setiap tahunnya. Dari data
yang penulis peroleh pada tahun 2013 terjadi kasus perceraian sebanyak 324.247
kasus. Pada tahun 2014 angka tersebut meningkat menjadi 344.237 kasus, pada
tahun 2015 terjadi 347.256 kasus dan pada tahun 2016 angka tersebut kembali
tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui data kasus perceraian melalui Pengadilan
Agama Sungai Penuh. Di mana pada tahun 2014 perceraian yang diputuskan di
2015 meningkat menjadi 128 kasus perceraian dan di tahun 2016 meningkat
10
Abdul Thalib, Meilan Lestari, Tingginya Tingkat Gugat Cerai di Pengadilan Agama
Pekanbaru, Jurnal Hukum Islam Universitas Riau, Vol XVII No. 1 juni 2017.
11
Badan Pusat Statistik, www.bps.go.id (diakses pada 16 September 2018).
12
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Jambi dalam Angka 2017.
6
dengan Kota Sungaipenuh,14 tidak dapat dipungkiri sampai sekarang ini banyak
data bahwa di Kabupaten Kerinci, meskipun angka perceraian terus naik setiap
tahunnya, namun ada salah satu kecamatan dengan angka perceraian yang relatif
sangat rendah, yakni hanya 3 kasus perceraian selama tahun 2015 dan tahun
13
16 kecamatan tersebut adalah sebagai berikut: Kecamatan Gunung Raya, Kecamatan
Batang Merangin, Keliling Danau, Danau Kerinci, Sitinjau Laut, Air Hangat, Air Hangat Timur,
Depati VII, Gunung Kerinci, Siulak, Kayu Aro, Gunung Tujuh, Bukit Kerman, Air Hangat
Barat, Siulak Mukai, dan Kecamatan Kayu Aro Barat.
14
Kota Sungaipenuh resmi dipisahkan dengan Kabupaten Kerinci pada tahun 2008,
dengan dasar Undang-Undang No 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungaipenuh di
Provinsi Jambi.
15
Pada Tahun 2011 kawasan Bukit Tengah Kecamatan Siulak resmi ditetapkan sebagai
ibukota Kabupaten Kerinci menggantikan ibukota yang sebelumnya Yakni Kecamatan
Sungaipenuh yang telah menjadi kota otonom. Perpindahan ini disahkan melalui Peraturan
Pemerintah No 27 Tahun 2011 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Kerinci dari wilayah
Kota Sungaipenuh ke wilayah Kecamatan Siulak.
16
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, Kerinci dalam Angka 2017.
7
Tabel 1
Jumlah Kasus Cerai Talak dan Cerai Gugat yang diputuskan
Di Pengadilan Agama Sungai Penuh tahun 2015-2016
yakni hanya 3 kasus perceraian saja pada tahun 2015 dan 3 kasus pada tahun
1. Rumusan Masalah
dalam hal ini penulis merumuskan tiga masalah yang saling terkait sebagai
berikut:
Kerinci?
Kerinci?
9
2. Batasan Masalah
Kerinci.
1. Tujuan
Kabupaten Kerinci
2. Kegunaan Penelitian
D. Definisi Operasional
ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa kata dalam judul ini agar tidak
menimbulkan keraguan.
Konflik rumah : Defenisi konflik rumah tangga dalam penelitian ini adalah
tangga
permasalahan-permasalahan/pertengkaran yang terjadi
17
KKBI Daring, https://kbbi.kemendikbud.go.id (diakses pada 18-08-2018 pukul 8.43
WIB)
18
A. Rusdiana, Manajemen Konflik,(Bandung: CV Pustaka Setia,2015), h. 162
11
kecamatan.
penelitian ini secara keseluruhan adalah konflik keluarga yang terjadi antara
Kerinci.
E. Kerangka Teori
1. Manajemen Konflik
harus dilakukan sejak pertama kali konflik mulai tumbuh. Karena itu
20
Steppen P. Robbins, Timothy a Judge, Organizational Behaviour, (England: Pearson
Education Limited, 2017), h. 503
13
a. Nusyuz
nasyaaz yang berarti tempat tinggi atau sikap tidak patuh dari salah
materil. .22
b. Syiqaq
rumah tangga yang meruncing antara suami dan isteri agama Islam
F. Tinjauan Kepustakaan
mengetahui apa yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya, maka peneliti akan
lebih kaya dengan pengetahuan yang lebih dalam dan lengkap.24 Mengenai
terkait, di antaranya:
Sunan Kalijaga pada tahun 2012, dengan judul: Transformasi konflik dalam
sahabat keluarga, serta apa perannya dalam resolusi konflik. Hasil penelitian
23
Dahlan Abdul Aziz,(Ed), Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Intermasa,1997), h.
1708
24
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta : Rajawali Pers, 2012),
cet. Ke 13 h. 112
15
sakinah.
lakukan. Penelitian tersebut berfokus pada salah satu bentuk konflik dalam
rumah tangga yakni kasus kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga.
menggali apa sebabnya dan bagaimana resolusi dari konflik tersebut sehingga
Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, UIN Malang, tahun 2008 dengan judul :
Manajemen konflik pasutri yang menikah karena hamil di luar nikah (studi
konflik yang digunakan oleh pasangan remaja yang menikah karena hamil di
konflik yang digunakan oleh pasangan remaja yang menikah karena hamil di
luar nikah adalah: membuat rencana apa yang akan dilakukan, menetapkan
bertengkar secara aktif serta belajar bertanggung jawab. Tesis yang penulis
susun diharapkan dapat lebih memperkaya temuan dari penelitian ini, karena
penulis akan meneliti lebih mendalam tentang fenomena konflik yang terjadi
dalam rumah tangga. Tidak terbatas pada jenis konflik tertentu, akan tetapi
mengungkap bentuk-bentuk konflik seperti apa saja yang terjadi dalam rumah
Rahman Hasyim, Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2013
dari penelitian ini adalah apa sebab terjadinya konflik dalam rumah tangga
hasil penelitian tersebut penyebab terjadinya konflik dalam rumah tangga kiyai
Sedangkan faktor eksternal yakni intervensi dari luar rumah tangga. Upaya kiyai
17
kolaborasi. Hal tersebut menunjukkan sikap adil yang dipraktekkan oleh kiyai
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
25
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di suatu lokasi di tengah–tengah
masyarakat untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang suatu keadaan dengan alat
pengumpulan data wawancara/interview. Selengkapnya dapat dilihat di dalam buku Samadi
Suryasubrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Rajawali 1991), h. 24
18
Lempur, dan Desa Kebun Lima. Dari 12 desa tersebut, penulis memilih Desa
Lempur Tengah sebagai sumber data primer untuk mewakili 11 desa lainnya.
sebagai berikut:
agama.26
3. Sumber Data
berjumlah 1.642 jiwa dengan 454 jumlah kepala keluarga (KK).29 Dari
28
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tapi
karena data yang diperoleh belum lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dianggap
lebih tau dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Lihat Sugiyono,
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 85
29
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, Op.Cit.,
20
a. Wawancara.30
18 orang suami atau istri di Desa Lempur Tengah. Selain itu penulis
b. Dokumentasi. 32
secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas,
dan datanya sampai jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction,
Semua data tersebut telah penulis rangkum, dan dipilih hal-hal yang penting
dan disajikan dalam bentuk uraian yang bersifat naratif sehingga penulis akan
mudah memahami data yang telah penulis peroleh. Hasil wawancara tersebut
kesimpulan apabila data yang diperoleh selama penelitian itu telah didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
33
Matthew B. Milles, A. Micheal Hubberman, Qualitative Data Analysis, (London:
Sage Publication,1994), h. 10-12
22
BAB II
MANAJEMEN KONFLIK DALAM RUMAH TANGGA
A. Manajemen Konflik
Istilah konflik berasal dari kata kerja Latin, confligere, yang berarti
antagonistik.3 Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak
atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau kepentingan
1
Khaerul Umam, Manajemen Organisasi, cet-1, (Bandung; CV Pustaka Setia, 2012), h.
261
2
Purwodarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.
519
3
Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Bandung: Kencana Prenada Media Group,
2009), h. 284
23
24
yang tidak biasa, sikap-sikap emosional yang bermusuhan dan struktur nilai
tersembunyi, terkontrol dan tidk langsung sampai ada prilaku yang berbentuk
melibatkan pasangan suami istri di mana konflik tersebut memberikan efek atau
pengaruh yang signifikan terhadap relasi kedua pasangan. Lebih lanjut Sadarjoen
bahwa konflik perkawinan di dalam rumah tangga muncul akibat berbagai macam
masalah yang terjadi diantara suami istri. Masalah-masalah di dalam rumah tangga
4
Sofiyati, P. dkk, Konflik dan stress; pengembangan dan perilaku organisasi, (Malang:
Universitas Brawijaya, 2011), h. 2
5
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), h. 213
6
Sawitri Supardi Sadarjoen, Konflik Marital : Pemahaman Konseptual dan Alternatif
Solusinya, (Bandung : Refika Aditama, 2005), h. 35-36
25
Dari beberapa definisi yang telah penulis kemukakan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan konflik dalam rumah tangga adalah
perselisihan yang terjadi antara suami dan isteri disebabkan oleh keberadaan dua
pribadi yang memiliki pandangan, tempramen, kepribadian dan tata nilai yang
dari adanya kebutuhan, usaha, keinginan atau tuntutan dari luar yang tidak sesuai.
Konflik yang muncul di dalam rumah tangga antara suami dan istri tersebut
langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka
mengarahkan perselisihan kearah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
merupakan serangkaian aksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik.
Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses
yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku
dan interpretasi.8
7
Cherni Rachmadani, Strategi Komunikasi dalam Mengatasi Konflik Rumah Tangga
Mengenai Perbedaan Tingkat Penghasilan di Rt.29 Samarinda Seberang, Jurnal Ilmu
Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013, h. 220
8
Hendyat Soetopo, Perilaku organisasi, teori dan praktek di bidang pendidikan
(Bandung : Remaja Rosdakarya. 2010) h. 270
26
konflik, antara lain, melacak berbagai faktor positif pencegahan konflik daripada
dan dilakukan sebagai usaha untuk mengakhiri konflik. Manajemen konflik tersebut
dapat dilakukan oleh kedua pihak yang terlibat konflik, ataupun melalui bantuan
pihak ketiga. Jika dikaitkan kepada konflik yang terjadi di dalam rumah tangga,
maka manajemen konflik dalam rumah tangga adalah upaya yang dilakukan oleh
pasangan suami istri yang sedang terlibat konflik untuk mencari solusi atau
a. Zero Sum dan Motive Conflict. Dalam sebuah konflik, kedua belah pihak
tidak biasa kalah, hal ini disebut zero sum. Sedangkan motive conflict
lebih dari apa yang diberikan pasangannya, tetapi mereka tidak berharap
aktivitas lain.
dikemukakan oleh Gottman dan Declaire sebagaimana dikutip oleh Dewi dan
aspek berikut ini: yaitu pelontaran kekerasan secara verbal, terjadinya kekerasan
11
Ibid., h. 44-45
28
fisik pada pasangan, sikap bertahan, dan menarik diri dari interaksi
pasangannya.12
terjadi.13
ini bisa saja dilakukan oleh suami maupun istri. Perilaku kekerasan yang
memaksakan kehendak. 14
12
Eva Meizara Puspita Dewi dan Basti, Jurnal Psikologi Universitas Negeri Makassar,
Vol. 2 No. 1, Desember 2008
13
Ibid.,
14
Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga
29
c. Sikap bertahan. Sikap bertahan sebagai bentuk upaya membela diri saat
dari pasangannya. Sikap ini bisa terjadi secara verbal dan tidak verbal.
Contohnya sikap secara verbal, yaitu dengan sikap yang keras kepala dan
d. Menarik diri dari interaksi dengan pasangan. Menarik diri dari interaksi
dengan pasangan yaitu perilaku yang menunjukkan suami atau istri lebih
15
Ibid.
30
dengan cara bersikap diam. Ia lebih memilih untuk diam dan tidak mau
dikemukakan oleh Gottman and Declire bahwa konflik dalam rumah tangga
tidak hanya berupa kekerasan fisik saja, tapi juga mencakup kekerasan secara
verbal yang dilakukan suami atau istri. Sikap bertahan serta sikap berdiam diri
Konflik yang terjadi di dalam rumah tangga tidak terjadi begitu saja
antaranya:
16
Eva Meizara Puspita Dewi dan Basti, Op.Cit.
31
d. Masalah anak.
mendapat kebebasan.
yang tidak disetujui oleh pasangan, pembagian kerja dalam rumah tangga, dan
dan aneka macam masalah sepele).18 Secara lebih jelas faktor-faktor penyebab
a. Faktor ekonomi,
b. Faktor Anak,
baik dan saling dimengerti merupakan hal yang penting dalam sebuah
17
Theresia Aitta Gradianti, Veronika Suprapti, Gaya Penyelesaian Konflik Perkawinan
Pada Pasangan Dual Earner (Marital Conflict Resolution Style In Dual Earner Couples), Jurnal
Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Universitas Airlangga, Volume 3, No. 3, Desember,
2014, h. 201
18
Sawitri Supardi Sadarjoen, Op.Cit., h. 46
32
berbicara.
d. Faktor Kecemburuan
e. Faktor Agama, Faktor agama juga merupakan salah satu unsur penting di
19
Rivika Sakti Karel dkk, Komunikasi Antar Pribadi pada Pasangan Suami Istri Beda
Negara, Jurnal Acta Diurna Volume III. No.4. Tahun 2014
33
20
Rihanah, menemukan bahwa mereka yang mempunyai ilmu agama
Allah SWT.
kali disebabkan oleh faktor agama. Bentuk konflik yang disebabkan oleh
bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab konflik dalam rumah tangga
tersebut bisa berasal dari masalah keuangan, hubungan dengan keluarga besar,
pembagian peran dalam rumah tangga dan gaya komunikasi antar pasangan.
juga kerap kali menjadi penyebab terjadinya konflik antara suami istri di dalam
rumah tangga.
20
Nurhanisah Hadigunawan dan Rahanah Azahari, Penghayatan Islam dan
Hubungannya Dengan Konflik Rumah Tangga: Kajian di Unit Runding Cara, Bahagian
Undang-Undang Keluarga, Jabatan Agama Islam Selangor. Shariah Journal, Vol. 24, No. 3
Tahun 2016.
21
Ibid.
34
yang ia pedulikan saja dengan biaya atau pengorbanan dari orang lain,
hak dan posisi yang diyakini benar, atau hanya sekedar mencoba untuk
menang.
22
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.
140
35
sendiri dan orang lain dapat terpenuhi sehingga ditemukan solusi yang
digunakan, yaitu:24
konflik terjadi.
dan sebagian kepentingan orang lain. Walaupun mirip, gaya ini berbeda
untuk ditukarkan satu sama lain demi tercapainya ‘jalan tengah’ tersebut,
25
Ibid., h. 82-84
26
Steppen P. Robbins, Timothy a Judge, Op.Cit., h. 503
37
konflik tidak produktif dan sedikit menghukum. Aspek negatif dari gaya
masalah atau bahasa lainnya adalah menarik diri atau bersembunyi untuk
menghindari konflik.
tengah karena setiap orang punya sesuatu untuk ditawarkan dan sesuatu
untuk diterima. Nilai gaya ini terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. 27
27
Ibid., h. 504
38
meskipun para ahli berbeda dalam menggunakan istilah, akan tetapi secara
accommodation style.
yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini adalah gaya manajemen konflik
Adanya pengaturan hak dan kewajiban suami istri dapat dilihat dalam al-
mempunyai kewajiban. Maka kewajiban istri merupakan hak bagi suami, namun
suami mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari pada istri, Yaitu
diisyaratkan oleh ujung ayat di atas. Untuk itu kewajiban suami terhadap istri
dapat dibagi menjadi dua yaitu: Hak dan kewajiban yang bersifat kebendaan
dengan sebaik baiknya. Adapun kewajiban suami yang berkaitan dengan materi
yaitu nafkah. Hukum membayar atau memberi nafkah untuk istri, baik
28
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang Undang Perkawinan (Yogyakarta:
Liberty, 1982), h. 87
29
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika,
2004), h. 87
40
Kewajiban suami yang merupakan hak bagi istrinya yang tidak bersifat
a. Menggauli istrinya secara baik dan patut. Hal ini sesuai dengan firman
tercantum dalam ayat di atas adalah pergaulan suami istri yang termasuk
pergaulan yang dikatakan dalam ayat ini diistilahkan dengan cara yang
makruf itu tidak dijelaskan allah secara khusus. Selain itu yang dipahami
30
Ibid., h. 166
41
juga dari ayat ini adalah suami harus juga menjaga ucapan dan
perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh suatu kesulitan dan mara
bahaya.32 Hal ini sesuai dengan firman allah surat At-Tahrim ayat 6:
31
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam (Jakarta: Prenadea, 2006), h. 160.
32
Amir Syarifuddin, Op.Cit., h. 161
42
oleh Allah yang sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda tanda bagi kaum
yang berfikir. (QS ar-Ruum:21)
Kompilasi Hukum Islam juga mengatur Mengenai kewajiban suami yang
1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi
mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan
oleh suami istri bersama.
2. suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
33
Ibid., h. 162
43
istrinya akan menimbulkan suatu perbedaan tingkatan di mana pada sisi lain
suami sebagai pembimbing dan pada sisi lain juga keputusan yang bersifat
penting diputuskan secara bersama antara suami dan istri. Semua yang
dengan seorang wanita (suami dan istri) yang mengandung nilai ibadah kepada
Allah antara satu pihak dan pihak lainnya yang mengandung aspek keperdataan
yang menimbulkan hak dan kewajiban antara suami dan istri. Hak dan
kewajiban merupakan hubungan timbal balik antara suami dengan istri. Dengan
adanya akad nikah, maka antara suami dan istri mempunyai hak bersama, yaitu
sebagai berikut:
34
Pasal 80 Kompilasi Hukum Islam
44
hubungan mushaharah.
suami dari istrinya tidak ada yang berbentuk materi secara langsung. Yang ada
adalah kewajiban dalam bentuk non materi. Kewajiban yang bersifat non materi
ialah:
telah penulis paparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa
hak dan kewajiban yang harus dipenuhi di antara pasangan suami dan istri.
Kewajiban suami juga merupakan hak istri dan sebaliknya kewajiban istri
a. Pengertian nusyuz
Nusyuz terbagi menjadi dua, yakni nusyuz istri terhadap suami dan
nusyuz suami terhadap isteri. Keduanya akan penulis uraikan sebagai berikut:
35
Abdur Rahman Ghozali, Op.Cit., h. 179
36
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Pustaka Progresif, 1997), h. 1418-1419
37
Beni Ahmad Saebani, Fikih Munakaht 2, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 49
46
hal ini bisa terjadi di dalam rumah tangga dalam bentuk pelanggaran
dinasihati, dan jika masih tetap tidak mau berubah maka boleh dijauhi
(hijr), dan jika tidak mau berubah juga maka boleh dipukul. Hal ini
38
Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta:
Prenada Media, 2004), h. 209
39
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,(Jakarta: Akademika Presindo,
1992), Pasal 83 Ayat (1) dan 84 Ayat (2), h. 93
47
nusyuz. Tentu saja nasehat kepada isteri berbeda antara satu dengan
memberi nasihat ini, sehingga hal ini menjadi urutan pertama dalam
b. Pisah ranjang.
c. Memukul.
40
Al-Saldani, Saleh bin Ganim, Nusyuz, alih bahasa A. Syaiuqi Qadri, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2004), h. 25
41
Djuaini, Konflik Nusyuz dalam Relasi Suami Istri dan Resolusinya Perspektif Hukum
Islam, Istinbath, Jurnal Hukum Islam IAIN Mataram, Vol 15. No. 2, h. 267-268
48
bahwa dalam memukul itu tidak sampai pada suatu batas di mana
pukulan itu tidak berat, tidak boleh sampai berdarah dan menjaga
dengan batasan yang jelas yaitu, tidak dengan pukulan yang berat
Nusyuz tidak hanya datang dari istri akan tetapi bisa juga datang
dari suami. Selama ini sering disalahfahami bahwa nusyuz hanya datang
dari pihak istri saja, padahal al-Qur’an juga menyebutkan adanya nusyuz
dari pihak suami, seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an surah an-Nisa
4: 128:
42
Saleh bin Ganim Al-Saldani, Op.Cit., h. 57
49
Artinya: Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau
sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi
keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan
perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu
menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu
secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak
acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.S an-Nisa’: 128)
Nusyuz suami mengandung arti pendurhakaan suami kepada
nusyuz yang mengandung arti luas yaitu segala sesuatu yang dapat
dalam jangka waktu tertentu yang sangat lama dan tindakan lain yang
43
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia: antara Fikih Munakahat dan
Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 193
50
nafkah dan bersikap acuh tak acuh kepada istri.44 Dalam prakteknya
sebagainya.45
a. Nasehat
Suami istri mempunyai hak yang sama antara satu sama lain
44
M. Abdul Mujieb dkk, Kamus Istilah Fiqih,(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 251
45
Dahlan Abdul Aziz (Ed), Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Intermasa, 1997), h.
1355
51
bagi istri dan keluarga bukan berarti istri tidak mempunyai hak untuk
benar.46
b. Perdamaian
karena beberapa hal sehingga tidak ada agi wktu bagi suami untuk
istri takut terjadi sesuatu yang tidak baik karena suaminya lebih
jelaskan di atas tidak dapat merubah sikap suami, maka istri bisa
a. Pengertian syiqaq
suami dan istri. Kamal Muchtar, peminat dan pemerhati hukum Islam dari
dan istri yang didamaikan oleh dua orang hakam.48 Untuk mengatasi
kemelut rumah tangga yang meruncing antara suami dan istri agama Islam
kemelut rumah tangga yang dihadapi oleh kedua suami istri tersebut.49
terjadi pada kedua belah pihak suami dan istri secara bersama-sama.
47
Ibid., h. 25
48
Dahlan Abdul Aziz (Ed), Ibid., h. 1078
49
Ibid.,
53
hanya berawal dan terjadi pada salah satu pihak, yaitu dari pihak suami
atau istri.
Dasar hukum syiqaq ialah firman Allah SWT dalam surat An-Nisa'
Artinya: dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara
keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki
dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang
hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah
memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S an-Nisa’: 35)
Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, jika terjadi kasus syiqaq
antara suami istri, maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan
50
Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000) h. 41
54
para ulama berselisih pendapat bahwa tugas kedua hakam tersebut hanya
51
Kamal Muchtar , Asas-Asas Hukum Islam, (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1974), h. 78
BAB III
Demografi Wilayah Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci
A. Letak Geografis
memiliki pemandangan panorama alam dan objek wisata yang indah, serta
memiliki kekayaan seni budaya yang menarik dan memiliki kawasan konservasi
hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang berfungsi sebagai kawasan
hutan lindung.
Kerinci
Kerinci1
1
Kantor Camat Gunung Raya, Demografi Wilayah Kecamatan Gunung Raya.
55
56
Raya dan Pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 2
Jarak Desa ke Ibu Kota Kecamatan
dan Pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci
bahwa desa Lempur Tengah sebagai Ibu Kota Kecamatan Gunung Raya
Kerinci. Jarak dari Desa lempur Tengah menuju pusat pemerintahan Kabupaten
kerinci tersebut adalah 36 KM. Sedangkan desa yang paling jauh dari pusat
57
juga ada yang berbatasan dengan Kabupaten merangin serta ada yang berbatasan
Tabel 3
Batas-Batas Wilayah Desa di Kecamatan Gunung Raya
sebagai ibu kota Kecamatan Gunung Raya dan juga objek dalam penelitian ini
Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Lempur Hilir, dan sebelah barat
Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat bahwa hampir seluruh desa
di Kecamatan gunung Raya berbatasan dengan provinsi atau kota luar. Seperti
dibagian selatan dan timurnya. Hal ini tentu tidak mengherankan karena
Kerinci.
harus memiliki akses dengan ibukota lainnya. Bukan hanya dengan ibukota
Kabupaten Kerinci yang saat ini berpusat di Bukit Tengah Kecamatan Siulak,
tetapi juga harus memiliki akses ke ibu kota kecamatan lainnya yang ada di
Kabupaten Kerinci.
Jarak antara Lempur Tengah yang merupakan ibu kota dari Kecamatan
Gunung Raya dengan ibukota kecamatan lainnya dapat dilihat di dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4
Jarak Ibu Kota Kecamatan Gunung Raya
Ke Ibu Kota Kecamatan yang Ada di Kabupaten Kerinci
Tabel di atas menunjukkan bahwa ibu kota kecamatan lain yang paling
dekat dengan Desa Lempur Tengah selaku ibukota Kecamatan Gunung raya
adalah Desa Jujun selaku ibu kota Kecamatan Keliling Danau Kabupaten
Kerinci. Jarak dari Desa Lempur Tengah ke Desa Jujun tersebut adalah 18 KM.
Sedangkan ibu kota kecamatan yang paling jauh dari Desa Lempur Tengah
rincian laki-laki sebanyak 4004 jiwa dan perempuan sebanyak 3972 jiwa. 2
Adapun rincian luas wilayah dan jumlah penduduk dapat dilihat dalam tabel
berikut.
2
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, Kecamatan Gunung Raya dalam Angka
2018.
61
Tabel 5
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
Kecamatan Gunung Raya Tahun 2017
Jumlah Penduduk
Nama Desa Luas
NO LK PR
1 Lempur Mudik 43.76 176 252
2 Dusun Baru Lempur 48.76 407 409
3 Lempur Tengah 55.76 812 830
4 Lempur Hilir 27.58 180 194
5 Perikan Tengah 31.29 296 247
6 Selampaung 56.59 347 335
7 Masgo 49.33 389 349
8 Air Mumu 54.39 296 260
9 Kebun Baru 60.63 413 413
10 Sungai Hangat 16.60 293 308
11 Manjunto Lempur 22.33 237 243
12 Kebun Lima 16.76 155 129
Jumlah 247.63 4004 3972
Sumber : Badan Pusat Satistik (BPS) Kabupaten Kerinci
kesimpulan bahwa desa yang paling luas di Kecamatan Gunung Raya adalah
Desa Selampaung dengan luas 56.59. Sedangkan Desa Lempur Tengah selaku
ibu kota menyusul di urutan kedua seluas 55.76 km. jumlah penduduk terpadat
di Kecamatan Gunung Raya terletak di Desa Lempur Tengah sebagai ibu kota
dengan jumlah penduduk, 812 orang laki-laki dan 803 orang perempuan.
C. Pemerintahan
dipimpin oleh seorang Camat yang dibantu oleh 1 orang Sekretaris camat,
62
dibawahnya terdapat beberapa bidang yakni Kasubbag Tata Usaha yang dibantu
oleh anggota sebanyak 4 orang, Kasubbag Evaluasi Pelaporan yang dibantu oleh
sebanyak 4 orang. KASI Ekobang yang dibantu oleh anggota sebanyak 4 orang.
KASI Trantib yang dibantu oleh anggota sebanyak 3 orang, dan KASI KSPM
tingkat desa yang ada di Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci. Beberapa
Desa Lempur Tengah terdiri dari 5 RT. Hal ini berdasarkan hasil
berikut ini:
“Kalau untuk Lempur Tengah ini sendiri. Selain sebagai ibu kota
Kecamatan Gunung Raya, ia juga merupakan desa dengan wilayah
dengan penduduk paling banyak di Kecmatan Gunung Raya. Di
Lempur Tengah ini, dibagi pula menjadi 5 RT”4
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dilihat bahwa Desa Lempur
desa terpadat. Informasi yang ingin penulis gais bawahi dalam hal ini adalah
3
Struktur Organisasi Kantor Camat Kecamatan Gunung Raya
4
Patimah Syam, Kasi Pemerintahan Kantor Lurah Lempur Tengah, Kantor Kelurahan
Lempur Tengah, Wawancara: 19 November 2018.
63
sebagaimana penulis paparkan di atas dapat dilihat di dalam tabel berikut ini:
Tabel 6
Jumlah Perangkat Desa di Kecamatan Gunung Raya
yang berbeda-beda.
teguh dengan adat istiadat dan keagamaan. Ketika ada permasalahan antar
warga, penyelesaian secara adat selalu didahulukan. Hal ini sebagai mana yang
kerjasama yang ada di antara warga dirasa masih kuat. Selain itu, camat Gunung
Raya ini juga mengatakan bahwa masyarakat Gunung Raya masih berpegang
teguh kepada adat istiadat setempat. Begitu juga dengan kegiatan sosial, seperti
gotong royong ataupun ketika ada warga yang tertimpa musibah maupun
berbela sungkawa.
dengan adat yang hidup di tengah-tengah masyarakat tersebut. Hal ini dapat
upacara-upacara adat. Salah satu bentuk acara yang secara turun temurun
5
Asmawi, Camat Kecamatan Gunung Raya, di Kantor Camat Kecamatan Gunung Raya,
Wawancara, 19 November 2018.
65
tahun sekali secara bergilirn di empat desa, dengan demikian di setiap tahunnya
ada desa yang mengadakan acara adat tersebut. Kenduri sko yang dilaksanakan
ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Amris Kahar salah seorang tokoh adat
hanya di Kecamatan Gunung Raya saja. Akan tetapi yang membedakannya dan
Amris Kahar juga menambahkan bahwa dari segi adat, dalam upacara
pernikahan warga setempat juga masih dilaksanakan secara adat dan juga
atau dengan istilah adat setempat dikenal dengan tak peltak. Dalam acara
yakni 14 helai kain panjang dan 15 gram emas. Sebelum acara peltak itu
dilaksanakan di adakan acara balas pantun dari pihak laki-laki kepada pihak
perempuan.
Jika yang akan menikah itu memiliki ikatan saudara seperti sanak jauh
“Cuma kalau calon mempelai ini masih bersaudara keduanya. Masih ada
hubungan kekeluargaannya, yang laki-laki ini harus membayar sumbong
namanya. Sumbong ini bentuknya berupa 1 ekor kambing. Tujuannya itu
supaya anak yang dilahirkan itu tidak bodoh atau tidak mengalami cacat
mental. Seperti itulah adat kami.”9
bahwa apbila kedua calon mempelai yang akan menikah masih memiliki
8
Amris Kahar, Tokoh Adat, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 11 Januari 2019.
9
Amris Kahar, Tokoh Adat, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 11 Januari 2019.
67
Adat perkawinan dan juga upacara adat kenduri sko sebagaimana yang
teah penulis paparkan di atas merupakan contoh dari adat istiadat yang masih
sangat berpegang teguh dengan adat dan budaya setempat serta masih
E. Ekonomi
sebagian kecil bekerja sebagai wiraswasta dan juga Pegawai Negeri Sipil. Hal
10
Asmawi, Camat Kecamatan Gunung Raya, di Kantor Camat Kecamatan Gunung
Raya, Wawancara: 19 November 2018.
68
pertanian yang paling dominan di Kecamatan Gunung Raya ini adalah tanaman
kulit manis.
Hal ini juga dibenarkan oleh pegawai kantor lurah di Kelurahan Lempur
Gunung Raya ini adalah kulit manis. Sehingga dapat dilihat hampir disepanjang
kemudian siap di jual. Hal ini seperti yang dikatakan oleh salah seorang peawai
“Kalau di sini kulit manis yang paling banyak. Lihat sajalah di sepanjang
jalan kemari tadi, mulai masuk Kecamatan Gunung Raya pasti banyak
Nampak orang-orang yang menjemur kulit manis kan, baik di depan
rumah atau di pinggir jalan. Kebanyakan masyarakat di sini memanglah
pekerjaannya itu sebagai petani yang paling banyak” 11
Raya Kabupaten Kerinci adalah tanaman kulit manis. Hal itu dapat dengan
Mudah saja dijumpai petani kulit manis yang sedang mengeringkan kulit manis
atas, juga terdapat beberapa tanaman perkebunan yang juga dimiliki oleh
11
Patimah Syam, KASI Pemerintahan Kantor Lurah Lempur Tengah Kecamatan
Gunung Raya, Wawancara: 19 November 2018.
69
Tabel 7
Luas Potensi Pengembangan Tanaman Perkebunan Menurut Jenis
Komoditi di Kecamatan Gunung Raya
perkebunan yang paling banyak diminati untuk di tanam oleh para petani di
Kecamatan Gunung Raya adalah casiavera atau yang disebut juga kulit manis.
Setelah itu baru menyusul tanaman kopi yang menempati urutan kedua.
antusias dalam mengikuti pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari minat
masyarakat sekarang ini untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
70
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Camat Kecamatan Gunung
Raya:
Gunung Raya tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada masa sekarang ini,
sudah semakin baik. Hal itu dibuktikan dengan sudah banyaknya masyarakat
Raya tersebut secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8
Sarana Pendidikan Tingkat TK/RA dan SD/MI di Kecamatan Gunung
Raya Tahun 2017
TK/RA/BA SD/MI
No Nama Desa
Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Lempur Mudik - - 1 -
2 Dusun Baru Lempur - - 1 -
3 Lempur Tengah - 2 2 1
4 Lempur Hilir - - 1 -
12
Asmawi, Camat Kecamatan Gunung Raya, di Kantor Camat Kecamatan Gunung
Raya, Wawancara langsung, 19 November 2018.
71
5 Perikan Tengah - - 1 -
6 Selampaung - - 1 -
7 Masgo - - 2 -
8 Air Mumu - - 1 -
9 Kebun Baru - 1 1 -
10 Sungai Hangat - - 1 -
11 Manjunto Lempur - - - -
12 Kebun Lima - - - -
Jumlah 3 12 1
Sumber: BPS Kabupaten Kerinci, Gunung Raya dalam Angka 2018
Berdasarkan data dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah sarana
pendidikan setingkat TK/RA adalah 3 unit sekolah. Ketiga sekolah tersebut
merupakan sekolah milik swasta. Melalui tabel di atas juga dapat dilihat jumlah
sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Gunung Raya adalah sebanyak 12
sekolah yang tersebar di 10 Desa yang ada di Kecamatan gunung Raya. Ada 2
desa yang tidak memiliki sarana pendidikan sekolah dasar. Desa tersebut adalah
Desa Manjunt Lempur dan Desa Kebun Lima Kecamatan Gunung Raya
Kabupaten Kerinci. Ada juga 2 desa yang memiliki masing-masing 2 sekolah
dasar, yakni Desa Masgo dan Desa Lempur Tengah. Selain itu di Desa Lempur
tengah sebagai ibukota kecamatan juga memiliki 2 unit sekolah taman kanak-
kanak.
Selanjutnya, di Kecamatan Gunung Raya juga terdapat sarana
pendidikan tingkat lanjutan, yakni sekolah menengah pertama sampi ke tingkat
sekolah menengah atas ataupun sekolah menengah kejuruan. Jumlah SMP/MTS
dan juga jumlah SMA/SMK yang ada di Kecamatan Gunung Raya dapat dilihat
secara jelas pada tabel berikut ini:
Tabel 9
Sarana Pendidikan Tingkat SMP/MTS dan SMA/SMK di Kecamatan
Gunung Raya Tahun 2017
3 Lempur Tengah 1 - - -
4 Lempur Hilir - - - -
5 Perikan Tengah - - - -
6 Selampaung - - - -
7 Masgo - - - -
8 Air Mumu - - - -
9 Kebun Baru 1 - - -
10 Sungai Hangat 1 - - -
11 Manjunto Lempur - - - -
12 Kebun Lima - - - -
4 - 1 -
Sumber: Gunung Raya dalam Angka 2018, BPS Kabupaten Kerinci
kanak-kanak di Kecamatan Gunung Raya yang tersebar di dua desa yakni Desa
Lempur Tengah dan Desa Kebun Baru. Di samping itu, terdapat 12 Sekolah
Dasar, 4 buah Sekolah Menengah Pertama dan 1 SMA negeri yang terletak di
Dusun Baru Lempur. Jumlah guru dan murid yang ada di sekolah-sekolah
Tabel 10
Sarana Pendidikan, jumlah guru dan murid di Kecamatan Gunung Raya
Tahun 2016/2017
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
jumlah murid yang ada pada tama kanak-kanak di Kecamatan Gunung Raya
73
Raya memiliki 75 ruang kelas dengan jumlah guru 47 orang serta jumlah siswa
sebanyak 826 orang. Untuk tingkat SMP terdapat sebanyak 499 orang murid dan
G. Kegamaan
kegiatan keagamaan pada bulan-bulan tertentu seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj
dan kegiatan hari besar umat Islam yang lainnya. Kegiatan tersebut bertujuan
ibadah yang ada di Kecamatan Gunung Raya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11
Jumlah Tempat Ibadah di Kecamatan Gunung Raya
mushalla yang ada di Kecamatan Gunung Raya pada tahun 2016-2017 adalah
berjumlah 20 buah dengan rincian, terdapat 18 buah mesjid dan 2 buah mushalla
74
yang tersebar di wilayah desa yang ada di Kecamatan Gunung Raya Kabupaten
rutin yang diadakan dalam bidang keagamaan adalah majelis taklim yang
Kecamatan Gunung Raya, dan secara gabungan yang dilaksanakan 1 kali dalam
sebulan. Begitu juga dengan peringatan hari-hari besar Islam, selalu dirayakan
Tabel 12
Jumlah Anggota Majelis Taklim di Kecamatan Gunung Raya
Jumlah Kelompok
No Nama Desa Jumlah Anggota
Majelis Taklim
1 Lempur Mudik 1 25
2 Dusun Baru Lempur 1 75
3 Lempur Tengah 1 45
4 Lempur Hilir 1 35
5 Perikan Tengah 1 48
6 Selampaung 1 15
7 Masgo 1 30
8 Air Mumu 1 20
9 Kebun Baru 1 50
10 Sungai Hangat 1 40
11 Manjunto Lempur 1 30
12 Kebun Lima 1 25
Jumlah 12 438
Sumber: BPS Kabupaten Kerinci, Kecamatan Gunung Raya dalam Angka
2017
75
masing desa yang ada di Kecamatan Gunung Raya memilki 1 kelompok Majelis
taklim. Jumlah anggota majelis taklim secara keseluruhan adalah 438 orang.
dengan jumlah anggota sebanyak 58 orang. Anggota majelis taklim yang paling
sedikit adalah di Desa Air mumu dengan jumlah anggota hanya sebanyak 20
orang.
76
BAB IV
KONFLIK DALAM RUMAH TANGGA MASYARAKAT
DI DESA LEMPUR TENGAH KECAMATAN GUNUNG RAYA
KABUPATEN KERINCI
bentuk yang berbeda-beda. Mulai dari konflik kecil sampai kepada konflik yang
besar. Sebagaimana yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, bahwa
bentuk-bentuk konflik dalam rumah tangga yang menjadi fokus pada penelitian
dikemukakan oleh Declaire sebagaimana dikutip oleh Dewi dan Basti. Bentuk-
bentuk konflik tersebut berupa kekerasan secara verbal, kekerasan secara fisik,
responden baik ibu rumah tangga ataupun kepala rumah tangga. Berdasarkan
pernah atau sering terjadi dalam rumah tangga masyarakat Desa Lempur Tengah
1
Eva Meizara Puspita Dewi dan Basti, Jurnal Psikologi Universitas Negeri Makassar,
Vol. 2 No. 1, Desember 2008
77
78
dalam rumah tangga masyarakat Desa Lempur Tengah yang penulis dapat dari
Tabel 13
Bentuk-Bentuk Konflik dalam Rumah Tangga Masyarakat
Desa Lempur Tengah Kecamatan Gunung Raya
Jumlah Jawaban
No Bentuk Konflik dalam Rumah Tangga
Responden
1. Kekerasan Secara Verbal 8
2. Kekerasan Fisik 1
3. Sikap Bertahan 5
4. Menarik Diri dari Pasangan 4
Jumlah 18
Sumber: Analisa Data Hasil Wawancara Penulis dengan 18 Responden.
tabel di atas, dapat dilihat bahwa bentuk konflik yang paling banyak terjadi
dalam rumah tangga masyarakat Desa Lempur Tengah adalah kekerasan secara
konflik yang paling sering terjadi dalam rumah tangganya adalah konflik secara
verbal, baik berupa kata-kata kasar, menghina, ataupun cekcok secara verbal
dengan pasangannya.
yang terjadi dalam rumah tangga para responden. 5 orang responden mengaku
bahwa sikap bertahan adalah masalah yang serng terjadi dalam rumah
tangganya. Setelah itu baru menyusul bentuk konflik yang lainnya. Yakni
79
menarik diri dari pasangan dan juga kekerasan secara fisik. Secara lebih jelas,
penulis uraikan pada bab sebelumnya disebut juga kekerasan psikologis atau
harga diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam atau ,menakut-nakuti
terjadi pertengkaran, bahkan tak jarang bentuk konflik seperti ini justru lebih
memberikan kesan yang lebih menyakitkan bagi pasangan. Konflik seperti ini
Kerinci. Hal ini sebagaimana di ungkapkan oleh Eli, salah seorang ibu rumah
2
Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga
80
seperti itu. Bahkan rasanya saya ini mau menangis kalau mendengar
abang marah-marah”3
Maksud dari kutipan wawancara di atas adalah bahwa Eli mengatakan
terlepas dari niat suaminya baik sengaja ataupun tidak sengaja mengucapkan
kasar yang keluar dari mulut suaminya tersebut. Eli bahkan merasa hampir
mengeluarkan air mata jika mendengar suaminya berkata kasar seperti itu.
bahwa ia pernah terlibat adu mulut dengan suaminya disebabkan hal sepele,
tidak kalah sakitnya dengan kekerasan fisik. Hasil wawancara penulis dengan
“Kalau kami yang sering itu adu mulut. Kadang pendapat kan ndak
pernah sesuai. Masing-masing orang tentu punya pendapat sendiri-
sendiri. Karna ndak sesuai itulah akhirnya bertengkar kami di
buatnya. Adu mulut lagi yang terjadi. Menurut saya ya saya ni yang
benar tapi menurut suami saya dia pula yang benar. Akhirnya saling
berkata-kata kasar aja lagi karna emosi tu kan” 4
3
Eli Susanti, 36 Tahun, Ibu Rumah Tangga, di Desa Lempur Tengah, Wawancara: 19
November 2018.
4
Linawati, 39 Tahun, Pedagang kecil-kecilan, Desa Lempur Tengah, wawancara: 19
November 2018.
81
adalah konlik rumah tangga berupa kekerasan secara verbal. Dalam kutipan
keadaan emosi ketika pendapatnya tidak didengar atau terjadi salah faham
antara keduanya.
suami kepada istri. Kata-kata yang menyakitkan juga tak jarang justru
terlontar dari mulut istri ketika terjadi pertengkaran. Seperti yang dilontarkan
oleh Marwanto, salah seorang kepala rumah tangga yang sudah membina
berkata kasar kepadanya ketika dia menegur istrinya saat istrinya ingin
“Ketika itu kami bertengkar, gara-gara waktu awal awal menikah itu
keadaan ekonomi kami sedang buruk. Jadi kami bertengkar, saya
mintak dia untuk bersabar tapi dia malah marah-marah dan ingin
pulang ke rumah orangtuanya, saya tegur dia malah berkata kasar
kepada saya, dibilangnya saya ini laki-laki pemalas, sakitlah hati saya
ketika itu”5
5
Marwanto, 29 Tahun, Petani, di Desa Lempur Tengah, Wawancara: 20 November
2018.
82
mengatakan bahwa:
“Kalau bertengkar adu mulut sering terjadi dengan saya dan istri.
Ndak terhitung lagi berapa kali kejadiannya. Tapi kalau sampai main
tangan, sumpah saya ndak pernah. Malah kadang dia yang bicara
kasar sama saya. Kadang dia tu melawan kalau saya bilang, saya
nasehati. Sudah banyak rasanya sakit hati gara-gara kata-katanya,
saya aja yang berusaha sabar sebagai suami.” 6
Maksud dari kutipan wawancara di atas adalah, Sugiono mengatakan
bahwa dia dan istrinya sudah sangat sering terlibat adu mulut. Dia juga
kepada istrinya akan tetapi justru istrinya yang sering berkata-kata kasar
6
Sugianto, 47 Tahun, Petani, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 19 November 2018.
83
oleh beberapa orang masyarakat Desa Lempur Tengah adalah adanya ucapan
kata-kata kasar yang dilontarkan oleh salah satu pasangan, baik suami atau
2. Kekerasan fisik
adanya perilaku yang menunjukkan kekerasan fisik dari salah satu pasangan,
seperti tindakan memukul, menampar atau tindakan lain yang menyakiti atau
juga pernah terjadi dalam rumah tangga masyarakat Desa Lempur Tengah
seorang ibu rumah tangga yang telah dikaruniai 2 orang anak. Ia mengatakan
saat itu terjadi pertengkaran hebat antara ia dan suaminya. Ketika kemarahan
7
Eva Meizara Puspita Dewi dan Basti, Op.,Cit.
84
Rina menambahkan bahwa hal itu hanya terjadi satu kali dan suaminya
sudah meminta maaf adanya atas kejadian tersebut. Hal ini sebagaimana
“Sebenarnya pernah satu kali. Tapi hanya satu kali itu saja. Kalau
saya ingat-ingat waktu itu kami sedang bertengkar hebat. Ntah apa
masalahnya waktu itu. Udah lupa juga saya, yang saya ingat kena
tampar pipi saya ini sama suami saya. Tapi setelah itu suami saya
sadar dan langsung minta maaf. Jadi ndak ada lagi terulang sama dia.
Mungkin saja dia tu emosi jadi terlepas. Setelah itu ndak pernah lagi
dia seerti itu sama saya.” 8
Dari kutipan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Rina
Rina mengaku hal tersebut hanya pernah terjadi sekali itu saja disebabkan
suaminya sedang emosi. Namun kejadian itu tidak pernah terulang kembali
Dalam hal kekerasan di dalam rumah tangga ini, responden agak sulit
mengungkap lebih dalam mengenai kasus kasus kekerasan fisik yang pernah
terjadi dalam rumah tangga masyarakat Desa Lempur Tengah tersebut. Hal
mau terlalu terbuka tentang masalah yang terjadi di dalam rumah tangga
8
Rina Agustina, 32 Tahun, Ibu Rumah Tangga, di Desa Lempur Tengah, Wawancara:
20 November 2018.
85
3. Sikap bertahan
terjadi ketika salah seorang suami atau istri bersikap keras kepala
paling benar. Sikap seperti ini juga merupakan masalah yang sering terjadi
Seperti yang diutarakan oleh Anggara, salah seorang warga Desa Lempur
Tengah:
Anggara justru istrinyalah yang memiliki sikap yang keras kepala dan tidak
dia yang salah. Istrinya selalu bertahan dengan sikap keras kepalanya
9
Anggara Saputra, 28 Tahun, pekerja swasta, di Desa Lempur Tengah. Wawancara: 19
November 2018.
86
seorang ibu rumah tangga yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga
Apa yang ia katakan harus dituruti, namun yang menjadi masalah baginya
bahwa justru suaminya lah orang yang lebih sabar menghadapinya. Ketika
terjadi pertengkaran dalam rumah tangga mereka, suaminya lah yang lebih
10
Rosniar, 47 Tahun, Ibu Rumah tangga, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 1
Desember 2018.
87
sering mengalah dan pengertian terhadaap sikap keras kepala isterinya. 11hal
bahwa Hardianti mengakui kalau ia adalah seorang istri yang keras kepala
bersabar karena sifatnya yang keras kepala tersebut. Suaminya adalah orang
kekerasan verbal yang terjadi di dalam rumah tangga Nasir adalah berupa
sikap bertahan yang datang dari kedua belah pihak. Sebaimana yang
dijelaskan oleh Nasir di atas, bahwa terkadang dia dan istrinya sama-sama
11
Hardianti, 30 Tahun, Ibu Rumah Tangga, di Desa Lempur Tengah, Wawancara : 1
Desember 2018
12
Nasir, 36 Tahun, Petani, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 20 November 2018.
88
konflik yang sering terjadi dalam rumah tangganya adalah sikap saling keras
bertahan yang dilakukan oleh dia dan juga istrinya. Ia mengatakan bahwa
terselesaikan.
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa konflik dalam bentuk sikap bertahan
yang terjadi di dalam rumah tangga bisa terjadi pada salah seorang pasangan
saja, namun juga bisa terjadi pada kedua belah pihak. Seperti itulah yang
13
Randi Okta, 29 tahun, Swasta, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 1 Desember 2018.
89
menunjukkan suami atau istri lebih memilih diam seribu bahasa daripada
di dalam rumah tangga, tak jarang salah seorang pasangan suami istri marah
diam dan tidak mau berbicara dengan pasangannya ketika terjadi masalah.
Sikap seperti ini tentu membuat pasangan akan merasa tidak nyaman.
Meskipun tidak terjadi cekcok baik secara verbal maupun secara fisik, akan
tetapi konflik seperti ini juga akan menimbulkan masalah yag lebih besar di
dalam rumah tangga apabila terjadi berkepanjangan dan tak kunjung dicari
solusinya.
Konflik rumah tangga seperti ini juga diakui oleh beberapa orang
yang diungkapkan oleh Leni, salah seorang ibu rumah tangga yang baru
sering memilih untuk diam dan menahan diri untuk tidak berbicara dengan
“Kalau kami ini jarang lah kalau adu mulut tu. Palingan kalau saya ni
sedang ndak enak hati atau kesal dengan suami, saya lebih banyak
diam saja. Kan kalau saya tiba-tiba berdiam diri saja pastilah suami
saya bertanya-tanya apa yang salah sehingga dia pasti menyadari
kalau saya ini sedang marah. Jadi akhirnya dia tau sendiri apa yang
harus dilakukanya.”14
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
bentuk konflik yang dialami Leni menurut pengakuannya adalah sikap diam
dan menarik diri dari pasangannya. Ia mengaku melakukan hal tersebut agar
istrinya sering tidak mau berbicara dengannya dan hanya memilih diam. Hal
ini baginya merupakan keadaan yang sangat tidak nyaman ketika istrinya
“Kalau istri saya tu ada pula sifatnya sendiri tu. Kalau ada masalah
dia tu diam saja bawaannya. Ndak mau di ajak bicara, pasti diam-
diam saja. Jadi semacam jadi tanda untuk saya tu. Kalau dial ah
14
Leni Permatasari, 25 Tahun, Ibu Rumah Tangga, di Desa Lempur Tengah,
Wawancara: 1 Desember 2018.
91
bersikap dingin seperti itu, lah diam-dia saja ndak mau bcara berarti
ada yang salah. “15
Maksud dari kutipan wawancara di atas adalah bahwa istri Mandrizal
seringkali memilih untuk berdiam diri dari nya dan tidak mau membicarakan
sebagai tanda baginya kalau istrinya tidak mau berbicara kepadanya berarti
Gunung Raya Kabupaten Kerinci seperti yang telah penulis paparkan di atas,
penulis menemukan bahwa bentuk konflik yang paling banyak terjadi pada
secara verbal. Kekerasan secara verbal yang dimaksud yakni salah satu
terjadi dalam rumah tangga masyarakat yang penulis wawancarai adalah masih
15
Mandrizal, 39 Tahun, Petani, di kediaman yang bersangkutan di Desa Lempur
Tengah. Wawancara Langsung: 19 November 2018.
92
tergolong kepada nusyuz dalam rumah tangga. Hal tersebut karena konflik
dalam rumah tangga yang dialami oleh 18 orang responden tersebut merupakan
konflik yang datang dari salah satu pihak saja, yakni pihak istri ataupun pihak
suami. Dalam hal ini, sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada bab
sebelumnya bahwa nusyuz dalam rumah tangga bisa datang dari pihak istri
ataupun suami yang tahap penyelesaiannya masih bisa diselesaikan oleh kedua
pihak yang terlibat konflik. Namun berbeda dengan syiqaq, di mana konflik
antara suami istri sudah memuncak dan membutuhkan pihak ketiga untuk
penyelesaiannya.
Tengah sebagaimana yang telah penulis paparkan di atas tentu tidak terjadi
begitu saja. Ada beberapa faktor penyebab yang mengakibatkan konflik terjadi
di dalam rumah tangga masyarakat tersebut. Seperti yang telah penulis uraikan
pada bab sebelumnya bahwa konflik dalam rumah tangga bisa saja terjadi
beberapa faktor penyebab yang dominan bagi terjadinya konflik dalam rumah
tangga yang terjadi pada rumah tangga masyarakat di Desa Lempur Tengah
93
Tabel 14
Penyebab Terjadinya Konflik dalam Rumah Tangga Masyarakat
Desa Lempur Tengah Kecamatan Gunung Raya
Jumlah Jawaban
No Bentuk Konflik dalam Rumah Tangga
Responden
1. Faktor Ekonomi 7
2. Faktor Anak 3
3. Kegagalan dalam Berkomunikasi 2
4. Faktor kecemburuan 3
5. Faktor Agama 3
Jumlah 18
Sumber: Analisa Data Hasil Wawancara dengan 18 Orang Responden
dapat dilihat bahwa faktor penyebab konflik rumah tangga yang paling banyak
rumah tangga yang disebabkan oleh faktor ekonomi tersebut. Sedangkan faktor
1. Faktor ekonomi
memberikan kepuasan lahir dan batin sebagi pemenuh segala kebutuhan tiap
yang diungkapkan oleh Sari, salah seorang masyarakat lempur tengah yang
uang.
16
Sari Surmita, 24 Tahun, Ibu Rumah Tangga, di Desa Lempur Tengah, Wawancara
langsung: 1 Desember 2018.
95
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Winda, seorang ibu rumah
tangga dengan 2 anak, yang juga menyatakan bahwa konflik yang terjadi di
“pernah dulu kejadian, waktu itu karena masalah ekonomi. Jadi saya
mintak uang ke suami saya, uang belanja kan waktu itu sudah habis,
jadi waktu saya mintak suami saya bilangnya ndak punya uang.
Bagaimana kami mau makan kalau dia ndak ngasih uang. Jadi waktu
itu terjadi pertengkaran, dia kesal, saya juga jadi kesal karna anak-
anak pun butuh uang jajan. Masalah keuangan ini memang bikin
pusing, bikin sakit kepala. Apalagi semuanya sekarang ini serba
mahal”17
Berdasarkan data wawancara di atas dapat dilihat bahwa Winda
yang sudah habis. Akan tetapi, suaminya tidak memberikan uang karena
17
Winda Nofrianti, 29 Tahun, Ibu rumah tangga. Di Desa Lempur Tengah, Wawancara
langsung: 19 November 2018.
96
mengatakan bahwa:
hal tersebut akan tetapi ia mengaku tidak punya sumber penghasilan lainnya
Hal yang hampir sama juga dikemukakan oleh Toni, salah seorang
bahwa:
18
Marwanto, 29 Tahun, Petani, di tempat kediaman yang bersangkutan di Desa Lempur
Tengah, Wawancara: 20 November 2018.
19
Toni, 37 Tahun, Buruh Bangunan, di Desa Lempur Tengah, Wawancara: 1 Desember
2018.
97
mengatakan bahwa:
20
Gina Arianti, 34 Tahun, Ibu Rumah Tangga, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 19
November 2018
98
disebabkan oleh istri tidak menerima atau merasa keberatan dengan jumlah
2. Faktor anak
suami dan istri bisa saja dipicu karena masalah anak. Salah satu di
anak agar tidak menjadi anak yang nakal. Akan tetapi suaminya justru salah
21
Susi Susanti, 28 Tahun, Honorer, di Desa Lempur Tengah, Wawancara: 20 November
2018.
99
Hal yang sama juga pernah di alami oleh Yanti yang mengatakan
bahwa:
tidak becus dalam mendidik anak. Kemarahan suaminya itu sering kali
memicu konflik, karena Yanti merasa bahwa suaminya lepas tangan dan
“Suami saya itu sering kali ngasih uang tambahan ke anak saya di
belakang saya. Anak-anak kan sudah saya beri uang. Jadi, untuk apa
terlalu memanjakan mereka. Ada lah kerja sama harusnya sebagai
orangtua, kalau begitu nanti anak tu kebiasaan pula mintak uang dua
kali, dibilangnya aja belum dikasih uang, jadi bohong anak tu nantik
kalau ndak ada konfirmasi antara kami orangtuanya” 23
Rina mengatakan bahwa ia sering bertengkar dengan suaminya
22
Yanti Oktafiani, 26 Tahun, Ibu rumah tangga, di Desa Lempur Tengah, Wawancara
Langsung: 1 Desember 2018.
23
Rina agustina, 32 Tahun, Ibu Rumah Tangga, Desa Lempur Tengah, Wawancara
langsung: 19 November 2018.
100
karena faktor anak adalah disebabkan adanya salah faham antara suami dan
istri. Suami sering menuduh istri tidak bisa mendidik anak padahal mendidik
anak merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri, dalam hal
ini suami hanya membebankan hal tersebut kepada istrinya. Selain itu
adanya perbedaan pemikiran dan pola dalam mengasuh anak juga dapat
memiliki tempat tinggal yang berbeda. Seperti yang sering dirasakan oleh
bahwa:
ada main di sana. Tapi sudahlah saya cuma bisa berfikiran baik
tentang dia.” 24
Berdasarkan hasil wawancara tersebut Lina mengatakan bahwa yang
dihubungi.
memang memiliki gaya bicara yang keras dan spontan. Ia mengatakan sering
memang agak keras tersebut. Dalam kasus Leni, penulis melihat adanya
24
Lina wati, 37 Tahun, Ibu rumah tangga, Desa Lempur Tengah, Wawancara langsung:
20 November 2018.
25
Leni Permatasari, 25 Tahun, Ibu rumah tangga, Desa Lempur Tengah, Wawancara
langsung: 1 Desember 2018.
102
hal tersebut wajar saja karena latar belakang suaminya yang merupakan
paparkan pada bab sebelumnya merupakan hal yang penting dalam interaksi
antara suami istri. Keterampilan dalam berkomunikasi antara suami dan istri
responden tersebut disebabkan karena tempat tinggal suami dan istri yang
perselisihan. Penyebab lainnya adalah intonasi dan gaya bicara suami yang
berbeda dengan istri dan mengakibatkan istri terkadang salah faham dan
merasa tersinggung.
4. Masalah kecemburuan
kedapatan chatting melalui fitur messenger yang ada dalam facebook dengan
103
keduanya.
“pernah waktu itu pas saya lagi bukak HP suami saya, saya bukak
facebook suami saya. Ndak sengaja pas saya buka messenger nya,
saya ketemu chattingan dia sama perempuan lain. Saya baca terus
rasanya mereka berdua itu dekat bukan seperti kenalan biasa saja.
Jadi saya ndak terima, saya tanya ke suami saya, gelagatnya seperti
menyembunyikan sesuatu, waktu itu kami bertengkar hebat gara-gara
itu.”26
Mela mengatakan bahwa ia menemukan percakapan suaminya
dengan wanita lain saat Mela membukak facebook milik suaminya tersebut.
Hal yang sama juga pernah terjadi di dalam rumah tangga Anggara,
ia mengatakan bahwa:
26
Hardianti, 30 Tahun, Ibu rumah tangga, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 1
Desember 2018.
27
Anggara Saputra, 28 Tahun, pekerja swasta, di Desa Lempur Tengah. Wawancara:
19 November 2018.
104
5. Faktor agama
yang sudah berusia 18 tahun sangat sulit sekali disuruh shalat. Hal ini
Hal yang sama juga dirasakan oleh Muhidin, salah seorang kepala
“Istri saya itu susah sekali kalau soal agama. Belum tergerak hatinya
untuk melaksanakan shalat. Seringkali sampai bertengkar kami, dia
tetap belum mau mengerjakan shalat. Pernah saya paksa suruh shalat,
akhirnya dia shalat tapi besoknya tinggal lagi. Bertengkar terus kalau
dinasehati” 29
Menurut penuturan Mandrizal dalam kutipan wawancara di atas, ia
mengatakan bahwa istrinya sangat sulit diajak shalat. Tidak jarang terjadi
28
Rosniar, 47 Tahun, Ibu Rumah tangga, Desa Lempur Tengah, Wawancara langsung:
1 Desember 2018.
29
Mandrizal, 39 Tahun, Petani, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 19 November 2018.
106
pertengkaran karena istrinya selalu membangkang dan tidak mau peduli jika
“Saya akui mungkin yang kurang dari keluarga kami ini pengamalan
agama, jadi mudah saja terjadi pertengkaran. Kalau sudah terjadi
percekcokkan, mudah saja emosi dan mudah saja saling berdebat.
Ntah apa yang salah. Mungkin kalau selalu ingat Tuhan, kembali
pada agama mungkin bisa lebih baik dalam menyelesaikan
masalah.”30
Berdasarkan yang disampaikan oleh nasir di atas, bahwa ia
dapat dilihat bahwa faktor penyebab konflik yang paling dominan di dalam
rumah tangga masyarakat Desa lempur Tengah adalah disebabkan oleh faktor
ekonomi. Akan tetapi, selain faktor ekonomi ada beberapa faktor yang juga
30
Nasir, 36 Tahun, Petani, Desa lempur Tengah, Wawancara: 19 November 2018
107
dalamnya faktor kecemburuan dan faktor agama. Faktor yang paling sedikit
Konflik yang dikelola dengan baik dapat memberikan efek positif bagi kedua
pasangan serta terhadap keutuhan rumah tangga. Konflik yang tidak dikelola
dengan baik sebaliknya akan berefek negative terhadap keutuhan rumah tangga.
Sebagaimana yang telah penulis sebutkan dalam bab sebelumnya, bahwa untuk
pada lima gaya manajemen konflik yang dikemukakan oleh Robbins and Judge.
tabel berikut:
Tabel 15
Resolusi Konflik dalam Rumah Tangga Masyarakat
Desa Lempur Tengah Kecamatan Gunung Raya
Jumlah Jawaban
No Macam-Macam Gaya Manajemen Konflik
Responden
1. Gaya Kompetisi 2
2. Gaya Kolaborasi 4
108
3. Gaya Penghindaran 3
4. Gaya Akomodasi 2
5. Gaya Kompromi 7
Jumlah 18
Sumber: Analisa Data Hasil Wawancara Penulis dengan 18 Responden.
di dalam tabel di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa dari 5 gaya manajemen
konflik tersebut, gaya kompromi merupakan gaya yan paling banyak digunakan
dan diharapkan oleh masyarakat Desa Lempur Tengah yang menjadi responden
dalam penelitian yang telah penulis lakukan ini. 7 orang dari 18 orang responden
lebih memilih gaya kolaborasi ini dalam menyelesaikan masalah yang terjadi
1. Gaya kompetisi
gaya kompetisi menurut Robbin dan Judge adalah gaya penyelesaian konflik
Dalam hal konflik yang terjadi dalam rumah tangga, salah satu pihak lebih
mengambil keputusan. Istri saya pasti sesudah itu diam dan menurut
saja. Karena istri tidak boleh membangkang pada suaminya.” 31
Maksud dari kutipan wawancara di atas adalah Nasir mengatakan
31
Nasir, 36 Tahun, Petani, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 20 November 2018.
32
Randi Okta, 29 Tahun, Swasta, di Desa Lempur Tengah, Wawancara: 1 Desember
2018
110
suami, pemimpin dalam rumah tangga harus merupakan orang yang disegani
dan memiliki wibawa dihadapan istri dan anak. Sehingga apabila istrinya
berakhir.
itu ketika mengelola konflik yang terjadi di dalam rumah tangga dapat
2. Gaya kolaborasi
pendapat kedua belah pihak yang berkonflik. Mencari solusi agar dapat
“Kalau saya lebih suka mengutamakan mana yang baik sajalah. Saya
kan sebagai kepala rumah tangga juga manusia, belum tentu selalu
saya yang benar. Bisa jadi justru saya yang salah kan. Jadi apa-apa
kalau menurut saya sebaiknya dimusyawarahkan ajalah. Saling
111
berusaha mencari jalan terbaik agar masalah rumah tangga mereka cepat
selesai.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Eli yang mengatakan sebagai
berikut:
33
Sugianto, 47 Tahun, Petani, Desa Lempur Tengah, Wawancara: 19 November 2018.
34
Eli, 36 Tahun, Ibu rumah tangga, Desa Lempur Tengah, Wawancara langsung: 19
November 2018.
112
akan bisa diselesaikan hanya dengan cara diam. Apabila kedua belah pihak
yaitu suami dan istri lebih memiih untuk saling mendengar dan saling
di dalam rumah tangganya dengan cara mencari solusi yang terbaik. Ia lebih
tangganya. Melihat resolusi konflik yang dipaparkan oleh Eli tersebut, dapat
sebagai kepala rumah tangga ia tidak boleh ingin menang sendiri, tidak
boleh egois. Jadi ketika ada permasalahan dengan istrinya, dia tidak ingin
resolusi konflik yang digunakan oleh ketiganya adalah gaya kolaborasi. Hal
ini ditandai dengan adanya usaha untuk mencari solusi terbaik dan mau
3. Gaya penghindaran
35
Toni, 37 Tahun, Buruh Bangunan, di Desa Lempur Tengah, Wawancara langsung: 1
Desember 2018.
114
”Kalau saya yang ditanya, saya lebih memilih diam saja sewaktu ada
masalah dengan suami saya. Kadang kan masalahnya Cuma masalah
kecil, tapi karna saling merasa benar, akhirnya ndak mau kalah terus
jadinya masalahnya semakin parah. Semakin sakit hati jadinya.
Lebih baik diam saja lah, nanti baik sendiri, selesai sendiri
masalahnya”36
Leni mengatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk bersikap acuh
baru dan juga akan membuat rumah tangga semakin kacau. Terlebih lagi jika
penghindaran. Hal tersebut terlihat jelas dari sikap yang dipilih Leni ketika
bahwa:
“ Kalau ada masalah rumah tangga ndak boleh saling egoi kedua-
duanya. Kalau istri saya tu agak keras kepala dikit orangnya. Jadi
takut lebih menjadi-jadi maslah antara kami kalau saya hadapi
dengan sikap keras pula. Jadi kalau saya lebih baik diam saja. Selagi
bisa dihindari kan lebih baik”. 37
Berdasarkan wawancara di atas, Anggara menyampaikan bahwa
36
Sarbaini, 48 Tahun, Petani, Desa Lempur Tengah, Wawancara langsung: 1 Desember
2018.
37
Anggara Saputra, 28 Tahun, pekerja swasta, di kediaman yang bersangkutan di Desa
Lempur Tengah. Wawancara Langsung: 19 November 2018.
115
bahwa resolusi konflik yang mereka lakukan ketika terjadi nya konflik
rumah tangga yang sedang terjadi. Menurut mereka, masalah rumah tangga
4. Gaya akomodasi
yang berusia 5 tahun lebih muda dari dirinya. Menurut Marwanto ia lebih
“kadang kalau ribut itu malu terdengar sama tetangga. Apalagi ketika
emosi saling tak terkontrol. Lebih baik saya dengar saja apa maunya
dia, kalau saya yang salah saya langsung minta maaf saja. Soalnya
saya benar benar pusing kalau bermasalah terus. Sudah penat pulang
kerja, siap tu bermasalah pula di rumah. Kan bikin sakit kepala saja
kalau begitu”.38
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Marwanto dapat
akomodasi. Hal ini ditandai dengan sikap nya yang selalu mengalah kepada
5. Gaya kompromi
kepentingan orang lain. Gaya ini berbeda dengan gaya kolaborasi. Gaya
kompromi ini lebih menekankan kepada jalan tengah yang berarti tidak
38
Marwanto, 29 Tahun, Petani, Desa Leempur Tengah, Wawancara: 20 November
2018
117
sesuatu untuk ditukarkan satu sama lain demi tercapainya jalan tengah
tersebut.
ini adalah gaya manajemen konflik yang paling banyak digunakan oleh
di dalam rumah tangga mereka. Salah satu dari mereka adalah Winda, yang
Ia mengatakan bahwa:
dan suaminya selalu berusaha mengambil jalan tengah dalam setiap masalah.
Hal yang sama juga selalu berusaha dilakukan oleh Sari, yang
mengatakan bahwa:
39
Winda Nofrianti, 29 Tahun, Ibu rumah tangga. Di Desa Lempur Tengah, Wawancara
langsung: 19 November 2018.
118
berusaha selalu saling bicara satu sama lain. Palingan sadar lagi,
minta maaf terus cari jalan keluarnya sebaiknya bagaimana kan”.40
Maksud dari wawancara di atas adalahdi dalam rumah tangganya
Sari dan suaminya selalu berusaha saling bicara begitu emosi keduanya
sudah mereda ktika terjadinya konflik dalam rumah tangga mereka. Mereka
belah pihak. Kebanyakan dari pasangan suami istri yang sedang terlibat
konflik itu cenderung emosional. Jadi sangat sulit untuk memuaskan semua
pihak ketika konflik terjadi. Gaya kompromi ini menawarkan jalan tengah,
Berdasarkan yang telah penulis jelaskan secara satu persatu di atas, dapat
40
Sari Surmita, 24 Tahun, Ibu Rumah Tangga, di Desa Lempur Tengah, Wawancara: 1
Desember 2018.
119
diterapkan adalah gaya kolaborasi dan juga gaya kompromi. Sebagaimana yang
cara mendengarkan pendapat kedua belah pihak yang berkonflik. Mencari solusi
agar dapat diterima oleh kedua belah pihak. Hal ini tentunya sangat baik apabila
dengan cara mendengarkan keinginan serta pendapat kedua belah pihak. Dengan
demikian kedua belah pihak yang terlibat konflik yakni suami dan istri sama-
terhadap penyelesaian konflik antara suami istri. Apabila terjadi nusyuz dari
pihak istri, maka ada 3 tahapan yang dapat dilakukan oleh suami kepada
istrinya, yakni memberikan nasehat pada istri, apabila istri masih belum mau
berubah maka tahap selanjutnya adalah pisah ranjang dengan istrinya, apabila
hal tersebut juga belum berhasil maka suami diperbolehkan memukul istri
Apabila nusyuz terjadi dari pihak suami, maka istri boleh meminta
tetap tidak mau berdamai kembali, maka sang istri diperbolehkan membuat
dan meruncing antara suami dan istri atau disebut syiqaq, maka penyelesaiannya
adalah diutusnya seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak
antara suami dan istri di dalam rumah tangga, yang pada intinya tahapan-
perdamaian dan terhindar dari pada perceraian. Hal ini juga sesuai dengan gaya
manajemen konflik kolaborasi dan juga kompromi, di mana inti dari gaya
manajemen konflik ini adalah berusaha mendengarkan keluhan dari kedua belah
dapat berefek positif bagi kedua belah pihak baik suami atau istri, sehingga
diharapkan konflik justru dapat memperkuat ikatan antara suami dan istri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah kekerasan secara verbal, kekerasan fisik, sikap bertahan dan sikap
nusyuz yang datang dari istri ataupun nusyuz yang dilakukan oleh suami.
gaya kompromi. Selain itu, perlu digaris bawahi bahwa Islam sudah
antara suami dan istri di dalam rumah tangga, yang pada intinya tahapan-
B. Rekomendasi
oleh karena itu ada beberapa hal yang ingin penulis rekomendasikan kepada
para peneliti lainnya yang ingin menulis tentang manajemen konflik dalam
rumah tangga:
1. Tesis ini hanya berfokus meneliti tentang beberapa bentuk konflik yang
terjadi di dalam rumah tangga, oleh karena itu peneliti selanjutnya dapat
dalam rumah tangga sehingga hasil yang didapat jauh lebih mendalam
dan beragam.
tangga ini juga dapat meneliti tentang aspek lain dalam manajemen
Sinopsis Penelitian Dosen IAIN Imam Bonjol, 2013, Padang: Padang Hypa
Press.
123
124
Karel, Rivika Sakti dkk, 2014, Komunikasi Antar Pribadi pada Pasangan Suami
Istri Beda Negara, Jurnal Acta Diurna Volume III. No.4.
Meizara Eva Puspita Dewi, Basti, 2008, Jurnal Psikologi Universitas Negeri
Makassar, Vol. 2 No. 1.
NIM : 088172681
Orang Tua:
Jenjang Pendidikan:
Pengalaman Organisasi: