Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“ETHICAL ISSUE IN MANAGERIAL CASE”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
No. Urut Daftar
No Nama Mahasiswa NPM Paraf
Hadir
1 Arin Perwitasari 1401180098 6
2 Ario Wibowo 1401180099 7
3 Aulia Irfan Mufti 1401180100 8
4 Doni Habibur Rahman 1401180101 9
5 Farchan Maulana 1401180102 10

KELAS 7-2
PRODI D-IV AKUNTANSI ALIH PROGRAM NON AKUNTANSI
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
SEPTEMBER 2018
CASE 3-28 HANSEN & MOWEN
Role Play Managerial Decision Case
Bill Lewis, manajer dari Thomas Electronics Division, mengadakan sebuah rapat dengan
Controller Brindon Peterson, CMA dan manajer pemasaran Patty Fritz Thomas Electronics
Division. Berikut ini adalah percakapan selama rapat berlangsung:
Bill: Don, sistem variabel costing yang anda kembangkan ternyata berhasil untuk divisi kita.
Kesuksesan kita telah meningkat, dan sebagai hasilnya pendapatan perusahaan meningkat 25%.
Meskipun begitu, jika kita ingin mencapai target keuntungan tahun ini. Kita tetap butuh sesuatu
yang lebih dari itu. Betul kan Pat?
Patty: Iya bro, meskipun kita telah memenangkan beberapa proyek. Kita masih tertinggal untuk
beberapa hal. Terutama terhadap competitor utama kita, Kilborn Electronics. Kalau saja saya
tahu strategi mereka, pasti kita akan lebih sukses.
Bill: Apakah dengan mengetahui sistem variabel costing si Killborn, itu akan membantu kita?
Patty: Tentu saja itu akan memberikan informasi tentang harga minimal mereka. Dengan begitu,
kita pasti menemukan strategi untuk mengalahkan mereka, terutama untuk pekerjaan kita yang
masih belum efisien. Selain itu, hal tersebut akan membantu kita mengidentifikasi di bagian mana
kita masih belum bisa kompetitif secara biaya. Dengan begitu, kita akan mengetahui cara untuk
meningkatkan efisiensi.
Bill: Saya punya berita baik. Saya memiliki beberapa daftar data harga milik si Kilborn terkait
penawaran untuk beberapa proyek. Saya juga memiliki data terkait jam kerja karyawan atas
beberapa pekerjaan si Killborn. Plus, saya juga memiliki total biaya manufaktur dan biaya tenaga
kerja langsung bulanan untuk semua pekerjaan mereka dalam jangka waktu sepuluh bulan
terakhir. Don, dengan data-data ini bisakah anda menghitung berapa biaya variable produksi per
jam nya? Jika memang bisa, kita bisa hitung berapa variable untuk masing-masing pekerjaan
plus berapa mark up yang dipakai oleh si Kilborn.
Brendon: Oh tentu saja bisa, tapi sebelum itu saya ingin tahu, data-data tersebut anda dapatkan
darimana? Saya tidak yakin si Kilborn bisa memberikan data tersebut secara cuma-Cuma.
Bill: Memangnya penting bagaimana saya bisa mendapatkan data tersebut? Sekarang yang
penting adalah kita sudah memiliki data-data penting milik si Kilborn. Yang lebih penting lagi kita
akan memenuhi target manajerial. Dan tentu saja kita akan mendapatkan bonus besar.
Setelah rapat tersebut, Brendon bercakap-cakap dengan Patty. Dari percakapan tersebut
diketahui bahwa Bill ternyata berpacaran dengan Jackie Wilson, seorang akuntan senior yang
bekerja untuk Kilborn. Patty berasumsi bahwa Jackie adalah sumber utama data-data yang
dimiliki oleh Bill. Mengetahui hal ini, Brandon merasa bertentangan dalam menganalisis data yang
dimiliki oleh Bill.

Diminta:

1. Asumsikan bahwa Bill memang memperoleh data tersebut dari Jackie Wilson. Berilah
komentar Anda mengenai perilaku Jackie! Standar etika apakah yang dilanggar olehnya? Lihat
daftar kode etik pada Bab 1.
Jawaban:
Selaku akuntan biaya dan CMA yang bekerja di Kilborn Electronics, Jackie Wilson telah
melanggar kode etik, yaitu kerahasiaan. Dia memberikan data berupa harga penawaran
Kilborn terkait beberapa pekerjaan, jam tenaga kerja langsung dan biaya manufaktur kepada
Bill Lewis selaku manajer Thomas Electronics. Seorang manajer akuntan dilarang
memberikan informasi rahasia tentang strategi bisnis perusahaan kepada pihak luar kecuali
apabila pengungkapan informasi tersebut memang telah disahkan oleh perusahaan,
dibutuhkan secara hukum atau memberikan kepada semua pihak yang relevan (namun tetap
terbatas) menerima informasi. Jackie Wilson telah menyalahgunakan penggunaan informasi
rahasia tersebut untuk keuntungan pribadi dan itu merupakan tindakan yang tidak etis.
2. Apakah Firasat Brindon benar? Haruskah dia keberatan untuk menganalisis data tersebut?
Apakah etis jika data tersebut dianalisis? Adakah standar kode etik IMA yang berlaku dalam
hal ini? Apa yang Anda lakukan seandainya Anda adalah Brindon? Jelaskan.
Jawaban:
Firasat Brindon benar. Data yang didapatkan oleh Bill sangat terinci, diantaranya tentang biaya
bulanan yang di dalamnya terdapat biaya manufaktur dan jam tenaga kerja langsung yang
digunakan selama 10 bulan terakhir sehingga tidak mungkin perusahaan lain bisa
mendapatkan data tersebut dengan mudah. Brindon sebagai Controller yang sudah
mempunyai sertifikasi CMA seharusnya menolak dengan tegas untuk menganalisis data
tersebut karena data tersebut dicurigai berasal dari teman wanita Bill. Sesuai dengan kode
etika CMA, data tersebut tidak boleh dianalisis. Terdapat Standar Kode Etik IMA yang berlaku
dalam hal ini yakni:
Standar II.3 “Menghindari penggunaan informasi secara rahasia untuk keuntungan yag
melanggar hukum atau tidak etis”
Yang saya lakukan seandainya saya adalah Brindon adalah saya akan melakukan konfirmasi
ulang kepada Bill, apakah data tersebut memang berasal dari Jackie yang merupakan teman
wanitanya yang bekerja di Kilborn. Jika memang benar, maka saya akan menolak untuk
melakukan analisis data tersebut dengan pertimbangan bahwa hal tersebut akan melanggar
kode etik. Jika ternyata Bill menjawab bahwa data tersebut didapatkan dengan cara yang tidak
melanggar kode etik dan tidak melanggar hukum maka saya akan melakukan analisis sesuai
permintaan Bill.

3. Berkenaan dengan kasus etika tersebut, jika terdapat kasus yang sama pada sektor
privat/swasta kita dapat mengacu pada Kode Etik oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan kode Etik Akuntan Profesional pada tanggal
5 Desember 2016.
Kode Etik Akuntan Profesional meliputi:
- Prinsip Dasar Etika
1. Pendahuluan dan Prinsip Dasar
2. Integritas
3. Objektivitas
4. Kompetensi dan kehati-hatian professional
5. Kerahasiaan
6. Perilaku profesional
- Akuntan Profesional di Praktik Publik
- Akuntan Profesional di Bisnis
1. Pendahuluan
2. Benturan Kepentingan
3. Penyusunan dan Pelaporan Informasi
4. Bertindak dengan Keahlian yang Memadai
5. Kepentingan Keuangan, Kompensasi, dan Insentif terkait dengan Pelaporan Keuangan
dan Pengambilan Keputusan
6. Bujukan
7. Merespon Ketidakpatuhan pada Hukum dan Peraturan

4. Terkait dengan kasus di atas, relevansinya dengan sektor privat/publik yang ada di Indonesia
sendiri telah diatur dalam kode etik akuntan professional yang diterbitkan oleh Komite Etika
Ikatan Akuntan Indonesia pada Oktober 2016, diantaranya adalah kerahasiaan pada seksi
140, yakni:
1. Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk tidak melakukan hal
berikut:
a. Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan
hubungan bisnis kepada pihak di luar Kantor Akuntan atau organisasi tempatnya
bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika
terdapat hak atau kewajiban secara hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya; dan
b. Menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan
hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
2. Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi, termasuk dalam lingkungan
sosialnya, serta waspada terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja
terutama kepada rekan bisnis dekat atau anggota keluarga dekat.
3. Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien
atau pemberi kerja.
4. Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor Akuntan atau
organisasi tempatnya kerja.

Seharusnya, Jackie dalam mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, harus


mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan yang termasuk dalam poin:
1. Dapat tidaknya kepentingan semua pihak dirugikan, termasuk pihak ketiga yang
kepentingannya terpengaruh, jika klien atau pemberi kerja menyetujui pengungkapan
informasi oleh Akuntan Profesional.
2. Diketahui tidaknya dan dibuktikan tidaknya semua informasi yang relevan, sepanjang
praktis; ketika menghadapi situasi bahwa fakta tidak didukung bukti yang kuat, informasi
yang tidak lengkap, atau kesimpulan yang tidak didukung bukti yang kuat, maka
digunakan pertimbangan professional dalam menentukan jenis pengungkapan yang akan
diberikan.
3. Jenis komunikasi yang digunakan dan pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.
4. Pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut adalah penerima yang tepat.

Selain itu, dalam seksi 310.4 diatur bahwa:


Ketika menghadapi benturan kepentingan, Akuntan Profesional di Bisnis dianjurkan untuk
mencari panduan dari organisasi tempatnya bekerja atau dari pihak lain, seperti Ikatan
Akuntan Indonesia, penasihat hukum, atau Akuntan Profesional lain. Ketika mengungkapkan
atau menyampaikan informasi di dalam organisasi tempatnya bekerja dan mencari panduan
dari pihak ketiga, Akuntan Profesional tetap waspada terhadap prinsip kerahasiaan.

Sumber:
1. http://www.iaiglobal.or.id/v03/materi-publikasi/materi-70
2. http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/file_publikasi/KODE_ETIK_2016.pdf

Anda mungkin juga menyukai