Anda di halaman 1dari 20

Tugas

AUDIT DAN ASURANS


Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP)

Kelompok 4

KELOMPOK 4

22.1.09.33.0445 Suciati
22.1.09.33.0446 Agung Budi Nugroho
22.1.09.33.0448 Deandra Saputra
22.1.09.33.0453 Widodo Setio Pamuji
22.1.09.33.0457 Bambang Pirwanto

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


2023
Soal
1. Kode Etik Profesi Akuntan Publik disusun oleh siapa, kapan & berlaku efektif kapan?
Jawab:
Kode Etik Profesi Akuntan Publik disusun olej Komite Etika Profesi Institut Akuntan Publik
Indonesia untuk kemudian ditetapkan dan disahkan dalam rapat Dewan Pengurus.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ditetapkan pada tanggal 2 September 2021 dengan Keputusan
Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Nomor 34 Tahun 2021 tentang Penetapan dan Pengesahan
Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2021.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2021 berlaku efektif mulai 31 Desember 2021.

2. Isi Kode Etik Profesi Akuntan Publik dibagi menjadi berapa bagian? Sebutkan!
Jawab:
Kode Etik Profesi Akuntan Publik dibagi menjadi:
a. Bagian 1 : Kepatuhan terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan Kerangka Kerja Konseptual
b. Bagian 2 : Anggota yang bekerja di bisnis
c. Bagian 3 : Anggota yang berpraktik melayani publik
d. Bagian 4A : Independensi dalam perikatan audit dan perikatan reviu
e. Bagian 4B : Independensi dalam perikatan asurans selain perikatan audit dan perikatan reviu

3. Jelaskan istilah-istilah berikut ini!


a. Anggota yang berpraktek melayani publik
b. Anggota yang bekerja di bisnis
c. Contoh bujukan
d. Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
e. Entitas berelasi
f. Indepedensi
g. Perikatan audit
Jawab:
Penjelasan istilah:
a. Anggota yang berpraktik melayani publik : Anggota yang berpraktik melayani publik,
terlepas dari klasifikasi fungsional (misalnya: audit, pajak, atau konsultansi) di Kantornya yang
memberikan jasa profesional. Istilah “Anggota yang berpraktik melayani publik” juga
digunakan untuk merujuk kepada Kantornya.
b. Anggota yang bekerja di bisnis : Anggota yang bekerja di bidang-bidang seperti perdagangan,
industri, jasa, sektor publik, pendidikan, sektor nirlaba, atau dalam asosiasi profesi atau
regulator, yang mungkin menjadi karyawan, karyawan tidak tetap, rekan, direktur (eksekutif
atau non-eksekutif), pemilikmanajer atau sukarelawan.
c. Contoh Bujukan :
1) Hadiah.
2) Keramahtamahan.
3) Hiburan.
4) Smbangan politik atau sosial.
5) Tawaran yang tidak pantas atas persahabatan dan loyalitas.
6) Pemberian kerja atau kesempatan komersial lainnya.
7) Perlakuan, hak, atau hak istimewa.
d. Pihak yang bertanggung jawab atas tata Kelola : Pihak atau organisasi (misalnya, entitas
wali amanat) dengan tanggung jawab untuk mengawasi arah strategis entitas dan kewajiban
yang terkait dengan akuntabilitas entitas. Pengawasan tersebut termasuk pengawasan atas
proses pelaporan keuangan. Untuk beberapa entitas di beberapa peraturan, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola mungkin termasuk personel manajemen, misalnya, anggota
eksekutif dewan tata kelola dari entitas sektor swasta atau entitas sektor publik, atau pemilik
perusahaan.
e. Entitas berelasi : Entitas yang memiliki hubungan berikut dengan klien:
1) Suatu entitas yang memiliki pengendalian langsung atau tidak langsung atas klien jika
klien bersifat material untuk entitas tersebut;
2) Suatu entitas dengan kepentingan keuangan langsung dalam klien jika entitas tersebut
memiliki pengaruh signifikan terhadap klien dan kepentingan klien bersifat material bagi
entitas tersebut;
3) Suatu entitas yang dikendalikan secara langsung atau tidak langsung oleh klien;
4) Suatu entitas yang klien, atau entitas berelasi dengan klien pada huruf (c) di atas,
mempunyai kepentingan keuangan langsung yang memberikan pengaruh signifikan atas
entitas tersebut dan kepentingan keuangan tersebut bersifat material bagi klien dan entitas
berelasinya pada huruf (c); dan
5) Suatu entitas yang berada di bawah kendali bersama dengan klien (“sister entity”) jika
keduanya bersifat material bagi entitas yang mengendalikan keduanya.
f. Indepedensi :
1) Independensi dalam pemikiran - sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk
menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh oleh tekanan yang dapat
mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan individu bertindak
secara berintegritas serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme profesional.
2) Independensi dalam penampilan - penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan
sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang cukup dengan
mempertimbangkan semua fakta dan keadaan tertentu, menyimpulkan bahwa integritas,
objektivitas, atau skeptisisme profesional dari suatu Kantor atau personel dari tim audit
atau tim asurans telah berkurang.
Sebagaimana ditetapkan dalam paragraf 400.5 dan 900.4, referensi kepada individu atau
Kantor Anggota yang “independen” berarti bahwa individu atau Kantor telah mematuhi
Bagian 4A dan 4B, sebagaimana berlaku.
g. Perikatan Audit : Suatu perikatan asurans yang dilakukan oleh Anggota yang berpraktik
melayani public pada suatu Kantor untuk menyatakan opini mengenai apakah laporan keuangan
yang disusun, dalam semua hal yang material (atau disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material), sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, perikatan tersebut
dilakukan berdasarkan Standar Audit. Hal ini mencakup audit berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku, yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan atau
peraturan lainnya. Di Bagian 4A, istilah “Perikatan audit” berlaku sama untuk “Perikatan
reviu”.

4. Sebutkan 5 prinsip dasar Etika dan jelaskan masing-masing!


Jawab:
5 Prinsip dasar etika:
a. Integritas : Anggota harus mematuhi prinsip integritas, yang mensyaratkan Anggota untuk
bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis. Integritas melibatkan
keterusterangan, kejujuran, dan kekuatan karakter untuk bertindak dengan tepat, bahkan ketika
menghadapi tekanan untuk melakukan hal yang tidak seharusnya atau ketika melakukan hal
tersebut dapat menimbulkan potensi konsekuensi yang merugikan bagi pribadi atau organisasi.
b. Objektivitas : Anggota harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan Anggota untuk
menerapkan pertimbangan profesional atau bisnis tanpa dikompromikan oleh:
1) Bias
2) Benturan kepentingan; atau
3) Pengaruh atau ketergantungan yang tidak semestinya terhadap individu, organisasi,
teknologi, atau faktor lain.
c. Kompetensi dan kehati-hatian professional : Anggota harus patuh terhadap prinsip
kompetensi dan kehati-hatian profesional yang mensyaratkan Anggota untuk:
1) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian professional pada level yang
disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh
jasa profesional yang kompeten berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini
dan sesuai dengan perundang-undangan yang relevan; dan
2) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang
berlaku.
d. Kerahasiaan : Anggota harus mematuhi prinsip kerahasiaan, yang mensyaratkan Anggota
untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional
dan bisnis. Anggota harus:
1) Mewaspadai terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja, termasuk dalam
lingkungan sosial, dan khususnya kepada rekan bisnis dekat, anggota keluarga inti, atau
keluarga dekat;
2) Menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja;
3) Menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien atau organisasi
tempatnya bekerja;
4) Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
bisnis di luar Kantor atau organisasi tempatnya bekerja tanpa kewenangan yang memadai
dan spesifik, kecuali jika terdapat hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya;
5) Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga;
6) Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia apa pun, baik yang diperoleh
atau diterima sebagai hasil dari hubungan profesional atau bisnis maupun setelah
hubungan tersebut berakhir; dan
7) Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa personel yang
berada di bawah pengawasannya, serta individu yang memberi advis dan bantuan
profesional, untuk menghormati kewajiban Anggota guna menjaga kerahasiaan informasi.
e. Perilaku professional : Anggota harus mematuhi prinsip perilaku profesional, yang
mensyaratkan Anggota untuk:
1) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang relevan;
2) Berperilaku konsisten dengan tanggung jawab profesi untuk bertindak dalam kepentingan
publik pada semua aktivitas profesional dan hubungan bisnis; dan
3) Menghindari perilaku apa pun yang diketahui atau seharusnya diketahui yang dapat
mendiskreditkan profesi.
Anggota tidak boleh terlibat dalam bisnis, pekerjaan, atau aktivitas apa pun yang diketahui
merusak atau mungkin merusak integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari profesi, dan
hasilnya tidak sesuai dengan prinsip dasar etika.

5. Sebutkan 5 prinsip dasar Etika dan Jelaskan masing-masing!

Jawab:
Prinsip Dasar Etika terdiri dari:
a. Integritas
Intergritas berarti bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis
b. Objectivitas
Objectivitas berarti tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena
adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
c. Kompetensi dan kehati-hatian Professional
 Mencapai & mempertahankan pengetahuan dan keahlian profesional pada level yang
disyaratkan
 Bertindak sesuai dengan standar profesional & standar teknis yang berlaku
d. Kerahasiaan
Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis
e. Perilaku Profesional
Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menghindari perilaku apapun
yang diketahui olehAnggota mungkin akan mendiskreditkan profesi Anggota.

6. Bagaimana cara mengatasi ancaman jika ancaman yang terindentifikasi berada pada
level yang tidak dapat diterima?

Jawab:
Jika ancaman yang teridentifikasi berada pada level yang tidak dapat diterima, maka Anggota
harus:
a. Menghilangkan keadaan; termasuk kepentingan atau hubungan, yang memunculkan
ancaman
b. Menerapkan pengamanan; untuk menurunkan ancaman sampai pada level yang dapat
diterima; atau
c. Menolak atau mengakhiri aktivitas profesional tertentu

7. Buatlah contoh hubungan Prinsil Dasar etika Profesi dengan skeptisme Profesional,
khususnya yang terkait dengan integritas dan objectifitas

Jawab:
Hubungan Prinsip Dasar Etika Profesi dengan Skeptisisme Profesional
a. Integritas mensyaratkan Anggota bersikap lugas dan jujur. Sebagai contoh, anggota
mematuhi prinsip integritas dengan:
 Bersikap lugas dan jujur ketika mengemukakan perhatian atas suatu posisi yang
diambil oleh klien; dan
 Melakukan permintaan keterangan tentang informasi yang tidak konsisten dan
mengumpulkan bukti audit lanjutan untuk mengatasi perhatian tentang pernyataan
yang mungkin salah atau menyesatkan secara material agar dapat membuat
keputusan berdasarkan informasi yang cukup tentang tindakan yang tepat dalam
keadaan tersebut
Dengan demikian Anggota menunjukkan penilaian kritis berdasarkan bukti audit yang
berkontribusi terhadap penerapan skeptisisme profesional.
b. Objektivitas mensyaratkan Anggota mengompromikan pertimbangan profesional atau
bisnis karena adanya bias, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak semestinya
dari pihak lain, sebagai contoh, Anggota mematuhi prinsip objektivitas dengan:
 Mengakui keadaan atau hubungan, seperti kedekatan dengan klien, yang mungkin
mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis; dan
 Mempertimbangkan dampak dari keadaan dan hubungan tersebut terhadap
pertimbangan Anggota ketika mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti audit
yang terkait dengan suatu hal yang material pada laporan keuangan klien.
Dengan demikian perilaku Anggota tersebut berkontribusi terhadap penerapan
skeptisisme professional.
8. a. Jelaskan maksud benturan kepentingan!
b. Buatlah contoh suatu keadaan yang memunculkan benturan kepentingan!
c. Buatlah contoh untuk mengatasi atau menghilangkan ancaman yang timbul karena
benturan kepentingan

Jawab:
a. Benturan kepentingan adalah situasi dimana terdapat konflik kepentingan seseorang yang
memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya (baik dengan sengaja maupun
tdak sengaja) untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau golongannya sehingga tugas yang
diamanatkan tidak dapat dilaksanakan dengan obyektif dan berpotensi menimbulkan
kerugian. Benturan kepentingan dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip objektivitas dan mungkin memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika lainnya.
b. Keadaan yang dapat memunculkan benturan kepentingan:
 Anggota melakukan aktivitas profesional yang terkait dengan permasalahan tertentu
bagi dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan yang saling berbenturan terkait
dengan permasalahan tersebut; atau
 Kepentingan seorang Anggota terkait dengan suatu permasalahan tertentu dan
kepentingan dari pihak yang menggunakan aktivitas profesional yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut, berada pada situasi berbenturan.
c. Berikut cara untuk mengatasi atau menghilangkan ancaman yang timbul karena benturan
kepentingan:
Penanganan konflik kepentingan pada dasarnya dilakukan melalui perbaikan: nilai,
sistem, pribadi, dan budaya. Adapun hal-hal dasar dasar yang terkait dengan keempat hal
tersebut adalah sebagai berikut:
 Penyusunan Kerangka Kebijakan
Terdapat beberapa aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
kerangka kebijakan yaitu:
- Pendefinisian konflik kepentingan yang berpotensi membahayakan integritas
lembaga dan individu.
- Komitmen Pimpinan dalam penerapan kebijakan konflik kepentingan.
- Pemahaman dan kesadaran yang baik tentang konflik kepentingan untuk
mendukung kepatuhan dalam penanganan konflik kepentingan.

 Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan

Dilakukan identifikasi terhadap situasi yang termasuk dalam kategori konflik


kepentingan

 Penyusunan Strategi Penanganan Konflik Kepentingan


Kebijakan konflik kepentingan perlu didukung oleh sebuah strategi yang efektif
berupa:

- Penyusunan kode etik


- Pelatihan, arahan, serta konseling untuk mengatasi situasi-situasi konflik
kepentingan
- Deklarasi konflik kepentingan
- Dukungan kelembagaan

 Penyiapan Tindakan untuk Menangani Konflik Kepentingan

9.
a. Apakah menawarkan imbalan jasa (Fee) yang lebih rendah dari anggota yang
lain merupakan pelanggaran etika? Jelaskan!
Jawab :
Menawarkan imbalan jasa (Fee) yang lebih rendah dari anggota yang lain bukan
merupakan pelanggaran etika, karena Namun, besaran imbalan yang ditawarkan
memunculkan ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada prinsip
kompetensi dan kehati-hatian profesional, jika imbalan yang ditawarkan sangat rendah
sehingga mungkin sulit untuk melakukan perikatan sesuai dengan standar profesional
dan standar teknis yang berlaku.
b. Apa yang dilakukan anggota yang dipercaya untuk menyimpan uang atau aset
lain milik pihak lain, agar tidak menyalahi peraturan perundang-undangan?
Jawab :
Akuntan yang dipercayai untuk menyimpan uang atau aset lain milik pihak lain harus:
a) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk penyimpanan dan
pembukuan aset tersebut;
b) Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset pribadi atau aset Kantor;
c) Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan; dan
d) Setiap saat siap untuk mempertanggungjawabkan aset dan setiap penghasilan,
dividen, atau keuntungan yang dihasilkan, kepada siapa pun yang berhak atas
pembukuan tersebut.
c. Apakah auditor yang melakukan audit atas informasi keuangan historis dan
mendapatkan fasilitas dalam bentuk keramahtamahan melanggar Etika Profesi?
Jawab :
Auditor tidak boleh menerima hadiah dan keramahtamahan dari klien audit, kecuali
nilainya kecil dan tidak berdampak.
Menerima hadiah dan keramahtamahan dari klien audit dapat memunculkan ancaman
kepentingan pribadi, kepentingan kedekatan, atau intimidasi. Seksi ini menetapkan
persyaratan dan materi aplikasi spesifik yang relevan untuk menerapkan kerangka
kerja konseptual dalam keadaan tersebut.
d. Anda melakukan audit atas laporan keuangan PT X dengan Imbalan Jasa yang
besarnya 90% dari total fee dari pendapatan Kantor. Ketergantungan terhadap
klien tersebut dan kekhawatiran kehilangan klien akan memunculkan ancaman
kepentingan pribadi atas ancaman intimidasi. Bagaimana cara pengamanannya?
Jawab : Dikarenakan imbalan jasa sudah mencapai 90% dari total fee pendapatan
kantor maka dikhawatirkan akan mempengaruhi independensi auditor. Ketika total
imbalan yang dihasilkan dari suatu klien audit dari Kantor yang menyatakan opini
audit merupakan sebagian besar dari total imbalan Kantor tersebut, maka
ketergantungan terhadap klien tersebut dan kekhawatiran kehilangan klien tersebut
akan memunculkan ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi.
Pengamanan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman kepentingan pribadi atau
ancaman intimidasi adalah meningkatkan basis klien Kantor untuk mengurangi
ketergantungan pada klien audit tersebut.

10. Sebutkan contoh larangan bagi Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik yang
melakukan jasa Asurans dan Non Asurans untuk Entitas dengan Akuntabilitas Publik?
Jawab :
a. Larangan Tanpa Terkait dengan Materialitas
 Mengambil alih tanggung jawab manajemen klien audit.
 Berfungsi sebagai penasihat hukum klien audit.
 Jasa pembukuan dan akuntansi, termasuk penyusunan catatan akuntansi dan laporan
keuangan klien audit.
 Promosi, transaksi, dan penjaminan saham klien audit.
 Bernegosiasi atas nama klien audit sebagai bagian dari proses rekrutmen.
 Merekrut direktur, komisaris, pejabat eksekutif, atau manajemen senior yang akan
memiliki pengaruh signifikan terhadap catatan akuntansi atau laporan keuangan.
 Mengevaluasi atau memberi kompensasi kepada seorang rekan audit utama berdasarkan
keberhasilan rekan tersebut dalam menjual jasa non-asurans kepada klien audit rekan.

b. Larangan Jika Material terhadap Laporan Keuangan


 Jasa penilaian.
 Menyiapkan perhitungan pajak atas liabilitas (aset) pajak kini dan tangguhan.
 Advis perpajakan atau jasa keuangan korporat yang bergantung pada perlakuan
akuntansi atau penyajian laporan keuangan tertentu yang berkaitan dengan terdapat
keraguan memadai terhadap ketepatan berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang
relevan.
 Bertindak sebagai advokat bagi klien audit sebelum pengadilan publik atau pengadilan
dalam penyelesaian permasalahan pajak.
 Jasa audit internal terkait pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan, sistem
akuntansi keuangan, atau angka-angka/pengungkapan laporan keuangan.
 Merancang atau mengimplementasikan sistem TI atas pelaporan keuangan.
 Mengestimasi kerugian atau jumlah lain yang memengaruhi laporan keuangan sebagai
bagian dari jasa penunjang litigasi.
 Bertindak sebagai advokat untuk membantu penyelesaian sengketa atau litigasi.

11. Tuan A sebagai Komisaris di PT X pada tahun 2017 & 2018, pada tahun tersebut laporan
keuangan PT X diaudit oleh KAP XYZ dengan AP yang bernama B. Pada awal tahun
2019 tuan A sudah habis masa baktinya sebagai komisaris. Pada tahun 2019 KPA XYZ
kembali melakukan audit laporan keuangan PT X dengan AP bernama R, dan Tuan A
sebagai anggota team audit.
Ditanya:
Adakah ketentuan Perikatan Asurans yang dilanggar? Jelaskan!
Sesuai Kode Etik Akuntan Indonesia Seksi 922, pada 922.2 disebutkan bahwa Jika anggota
tim asurans baru-baru ini menjabat sebagai direktur, komisaris, pejabat eksekutif, atau
karyawan dari klien asurans, maka ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, atau
ancaman kedekatan dapat muncul. Seksi ini menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
spesifik yang relevan untuk menerapkan kerangka kerja konseptual dalam keadaan tersebut.
Lalu pada 922. 3 disebutkan Tim asurans tidak boleh memasukan individu yang selama
periode yang dicakup oleh laporan asurans:
a. Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien asurans;
atau
b. Merupakan karyawan dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh signifikan atas
informasi perihal pokok dari perikatan asurans.

Lalu pada 922.4-A1 disebutkan bahwa Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi,
atau ancaman kedekatan dapat muncul jika, sebelum periode yang dicakup oleh laporan
asurans, anggota tim asurans:

a. Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien asurans;
atau
b. Karyawan dalam posisi memberikan pengaruh yang signifikan atas informasi perihal
pokok dari perikatan asurans.
Misalnya, ancaman akan muncul jika keputusan yang dibuat atau pekerjaan yang dilakukan
oleh individu pada periode sebelumnya, saat dipekerjakan oleh klien, harus dievaluasi pada
periode berjalan sebagai bagian dari perikatan asurans kini.

12.Pengumuman, Kantor Akuntan Publik ABC pindah alamat dari jl jemur 30 sby, ke jl
darmo 100 sby. Apakah info ini melanggar etika profesi?

 Apakah Akuntan Publik mengaudit lap keu persh selama 8 th berturut turut merupskan
pelangharan etika profesi? Jelaskan
Sseuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik
Pasal 3 Menyebutkan “Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas sebagaimna dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling
lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling
lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.” Jadi maksimal KAP ABC hanya dapat
mengaudit Laporan Keuangan suatu perusahaan 6 Tahun berturut turut dan harus
mengganti tim auditnya maksimal 3 Tahun berturut turut.

 Sebutkan prinsip dasar etika


1. Klien kami, sebuah persh ternama di jawatimur, membutuhkan karyawan kepala
bagian keuangan dan umum. Lamaran ditujukan ke kantor Akuntan publik di jl raya
darmo 140 sby, paling lambat akhir bln oktober 2021. Apakah info seperti ini di media
masa, merupakan pelanggaran etika profesi akuntan piblik?
Jawab : Sesuai Kode Etik Akuntan Indonesia Seksi 524 menyebutkan bahwa Mantan
anggota tim audit yang telah bergabung dengan klien audit, jika salah satu telah
bergabung dengan klien audit sebagai:
a. Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif; atau
b. Karyawan dalam posisi memberikan pengaruh yang signifikan.
Dalam hal ini maka tidak boleh mantan anggota tim audit dari KAP ABC menjadi
kepala bagian keuangan dan Umum pada perusahaan tersebut.
KAP PQR ternama dan telah terdaftar di Bank MDR ( bukan BI) membutuhkan auditor
senior untuk level manager audit. Silahkan hub KAP PQR jl Basuki rahmat 123 sby.
Apakah info ini melanggar etika profesi? Jelaskan
Jawab : Sesuai Kode Etik Akuntan Indonesia Seksi 522 menyebutkan Tim audit tidak boleh
memasukkan individu yang selama periode yang dicakup oleh laporan audit:
a. Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien audit; atau
b. Pernah bekerja sebagai karyawan dengan posisi untuk memberikan pengaruh yang
signifikan atas penyusunan catatan akuntansi klien atau laporan keuangan yang akan
diberikan opini oleh Kantor.
Sehingga jika calon senior untuk level manager audit pada KAP PQR tidak boleh
berasal dari mantan pegawai dari klien audit. Namun jika calon berasal dari luar
mantan klien audit maka diperbolehkan

13. Setiap Akuntan Publik atau CPA harus mematuhi prinsip dasar etika profesi berikut ini,
kecuali :
a) Integritas
b) Objektivitas
c) Kompetensi dan kehati-hatian professional
d) Kerahasiaan
e) Perilaku Profesional
f) Skeptisime Profesional

14. AC adalah Partner KAP ABC yang telah melakukan audit laporan keuangan PT. XYZ
(tahap penyelesaian). AC rencananya akan memberikan opini Dengan Modifikasian.
Namun PT XYZ mengancam akan mengganti KAP ABC dengan KAP lain, jika opini
Tanpa Modifiasian tidak di berikan. AC akhirnya memberikan Opini Tanpa
Modifikasian. Prinsip dasar etika profesi mana yang dilanggar oleh AC, Jelaskan.
Jawab : Sesuai Kode Etik Akuntan Indonesia Seksi 110 terdapat 5 prinsip dasar etika dalam
profesi akuntan yaitu integritas, objektivitas, Kompetensi dan kehati-hatian Profesional,
Kerahasiaan dan Perilaku Profesional. Merubah Opini dikarenakan adanya intervensi dan
ancaman dari klien(auditee) melanggar prinsip dasar etika yaitu Integritas dan Objektivitas.
Melanggar integritas karena seharusnya seorang akuntan Bersikap lugas dan jujur ketika
mengemukakan perhatian atas suatu posisi yang diambil oleh klien. Jadi walaupun klien
meminta merubah opini sesuai permintaan mereka seorang akuntan harus tetap mengedepankan
integritasnya.
Selain itu hal tersebut juga melanggar prinsis objektivitas karena prinsip okjektivitas
mensyaratkan Anggota mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya
bias, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain. Seharusnya
seorang akuntan tidak boleh terpengaruh oleh pihak manapun termasuk klien dalam menentukan
setiap keputusan dalam pekerjaannya termasuk pemberian opini.

15. KAP RST baru menerima perikatan audit dengan jumlah imbalan sebesar 60% dari KAP
sebelumnya. Tindakan pengamanan KAP RST yang tepat sesuai KEPAP untuk
mengatasi ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada prinsip kompetensi
dan kehati-hatian professional adalah …
a. Menugaskan tim perikatan yang sesuai dengan imbalan perikatan tersebut
b. KAP RST melakukan negoisasi ulang dengan klien asurans
c. KAP RST meminta partner lain mengkaji ulang imbalan jasa tersebut agar dapat
memberikan jasa professional
d. Menugaskan penelaah yang tepat untuk menelaah pekerjaan yang dilakukan

16. Pernyataan berikut yang tepat tentang komisi (referral fee) dalam KEPAP adalah …
a. Setiap Akuntan Publik atau CPA yang berpraktik melayani publik dapat menerima komisi
dari pihak ketiga (seperti penjual perangkat lunak) sehubungan dengan penjualan barang
atau jasa kepada klien
b. Setiap Akuntan Publik atau CPA yang berpraktik melayani publik dapat membayar
imbalan rujukan untuk mendapatkan klien
c. Setiap Akuntan Publik atau CPA yang berpraktik melayani publik dilarang untuk
menerima atau memberikan komisi
d. Penerimaan dan/atau pembayaran komisi dapat dilakukan jika telah disetujui oleh klien
17. Unsur-unsur perikatan asurans sebagai berikut :
a. Hubungan tiga pihak yang melibatkan praktisi, pihak yang bertanggungjawab dan
pengguna yang dituju
b. Hal Pokok dan Informasi hal pokok
c. Kriteria yang sesuai
d. Bukti yang cukup dan tepat
e. Suatu laporan asurans dalam bentuk yang sesuai dengan perikatan yang memberikan
keyakinan memadai atau perikatan yang memberikan keyakinan terbatas
Jawaban yang benar adalah Semua Benar

18. Tujuan keseluruhan auditor independen dalam pelaksanaan audit atas laporan
keuangan adalah.
a) Memperoleh keyakinan absolut tentang laporan keuangan secara keseluruhan bebas
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan dan oleh karena itu memungkin auditor untuk menyatakan suatu opini
tentang apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material, sesuai
dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
b) Memperoleh keyakinan terbatas tentang laporan keuangan secara keseluruhan bebas
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan dan oleh
karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini tentang apakah
laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
c) Memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan dan oleh karena itu memungkin auditor untuk menyatakan suatu
opini tentang apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material,
sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
d) Memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kesalahan dan
oleh karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini tentang apakah
laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Soal B1
a. KAP PQR melakukan Audit Atas Laporan Keuangan Historis
yaitu salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor
menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK) yang ditetapkan oleh
IAPI. Keyakinan yang diberikan pada audit adalah keyakinan positif (possitive assurance).

b. Berdasarkan ABR tahapan audit memang dibagi 3 tahap, namun yang benar adalah.
1) Menilai risiko/risk assessment
Kutipan dari ISA 315.3 mengenai tujuan auditor dalam proses audit tahap 1:
“tujuan auditor adalah mengindentifkasi dan menilai salah saji yang material, karena
kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui
pemahaman terhadap entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian intern entitas,
yang memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasi tanggapan terhadap
risiko (salah saji material) yang dinilai.
2) Menanggapi risiko/risk respone
Kutipan dari ISA 330.3 mengenai tujuan auditor dalam proses audit Tahap 2:
“Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang resiko
(salah saji material) yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan
yang tepat terhadap risiko tersebut.”
Beberapa hal menjadi pertimbangan auditor dalam merencanakan kombinasi prosedur
audit yang tepat untuk menanggapi risiko, termasuk berikut ini.
a) Uji Pengendalian (Tests of Controls)
1. Indentifkasi pengendalian intern yang relevan, yang jika diuji, dapat mengurangi
lingkup prosedur subtantif lainnya.
2. Indentifkasi setiap asersi yang tidak dapat ditangani dengan prosedur substantif
saja
b) Prosedur Analitikal Subtantif (substantive Analytical Procedures)
Ini adalah prosedur dimana jumlah total suatu alur transaksi ( misalnya penjualan)
dapat diperkirakan dengan cukup tepat berdasarkan bukti yang tersedia. Ekspektasi
atau perkiraan dibandingkan dengan jumlah (penjualan ) sebenarnya seperti tercatat
dalam pembukuan, dan selisihnya atau salah sajinya langsung teridentifkasi.
c) Pendadakan (unpredictability)
Dalam hal tertentu, auditor perlu memasukkan unsur pendadakan (element of
unpredictability atau element of surprise) dalam prosedur audit, misalnya ketika
menanggapi salah saji materian karena kecurangan.
d) Management Override
Auditor juga mempertimbangkan perlunya prosedur audit yang spesifik menangani
kemungkinan management override atau putusan manajemen untuk meniadakan atau
mengabaikan pengendalian dengan membuat “pengecualian”
e) Significant Risks
Istilah 'signifcant risks' atau 'risiko signifikan' dalam ISAs mempunyai makna khusus.
Hal ini dibahas dalam bab 24
3) Reporting (Pelaporan), meliputi:
Kutipan dari ISA 700.6 mengenai tujuan auditor dalam proses audit tahap 3:
Tujuan auditor adalah:
a) Merumuskan pendapat berdasarkan bukti audit yang diperoleh
“merumuskan opini mengenai laporan keuangan berdasarkan evaluasi atas
kesimpulan yang ditarik atas bukti audit yang diperoleh”;
b) Membuat dan menerbitkan laporan yang tepat,sesuai kesimpulan yang ditarik
“memberikan opini dengan jelas, melalui laporan tertulis, yang juga menjelaskan
dasar (untuk memberikan) pendapat tersebut”

c. SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan
memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan
SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan
konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang
lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa
tahun.

d. Melakukan Komunikasi Dengan Auditor Terdahulu, dengan melakukan pengiriman surat yang
berisi perkenalan sebagai KAP yang akan melakukan pemeriksaan untuk tahun 2019 dan
meminta penjelasan minimal mengenai:
1) Adanya hal-hal yang terkait dengan integritas manajemen Koperasi karyawan PT X Setia
Kawan;
2) Ketidaksepakatan auditor KAP RST dengan manajemen Koperasi karyawan PT X Setia
Kawan;
3) Adanya kecurangan dan pelanggaran hukum; dan
4) Hal-hal yang terkait dengan penggantian auditor

e. Menurut SA 260, hal-hal yang perlu dikomunikasikan:


1) Tanggung jawab auditor berkaitan dengan audit atas LK (Sebelum Pemeriksaan)
Auditor harus mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata Kelola
tentang tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan audit atas LK, termasuk bahwa:
a) Auditor bertanggung jawab untuk membentuk dan menyatakan opini atas LK yang
telah disusun oleh manajeme dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab
atas tata Kelola;
b) Audit atas LK tidak membebaskan manajemen atau pihak yang bertanggungjawab
atas tata Kelola dari tanggung jawab mereka
2) Ruang lingkup dan saat yang direncanakan atas audit (Sebelum Pemeriksaan)
Auditor harus mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata Kelola
tentang gambaran umum ruang lingkup dan saat yang direncanakan atas audit
3) Temuan signifikan dari audit, auditor harus mengomunikasikan (Sebelum Pelaporan)
a) Pendangan auditor tentang aspek kualitatif signifikan atas praktik akuntansi entitas;
b) Kesulitan signifikan, jika ada, yang dihadapi selama audit;
c) Hal-hal signifikan yang terjadi jika ada, dalam audit yang dibahas atau yang
dimasukkan dalam korespondensi dengan menejemen
d) Hal lainnya, jika ada, yang terjadi selama audit yang menurut pertimbangan
professional auditor adalah signifikan untuk pengawasan atas proses pelaporan
keuangan;
4) Independensi auditor, dalam kasus emiten auditor harus mengkomunikan (Setelah
Pelaporan)
a) Surat pernyataan bahwa tim perikatan dan pihak lainnya dalam KAP telah mematuhi
etika relevan yang terkait dengan independensi;
b) Semua hubungan dan berbagai hal lainnya yang menurut pertimbangan professional
auditor mungkin mempengaruhi independensi.
c) Pencegahan terkait yang telah diterapkan untuk mengeliminasi ancaman atas
independensi atau mengurangi ancamaan tersebut sampai ke tingkat yang dapat
diterima
Komunikasi dilakukan kepada individu atau individu-individu yang terkait dalam tata
Kelola

f. Menurut SA 510, ABC harus melakukan:


1) ABC harus membaca laporan keuangan terkini yang unaudited dan laporan auditor
sebelumnya sehingga ABC mendapatkan pemahaman yang cukup mengenai saldo awal
klien;
2) Memperoleh bukti audit yang cukuptentang saldo awal dengan: (1) menentukan apakah
saldo akhir periode lalu telah secara benar dipindahkan ke saldo awal sekarang, (2)
menentukan apakah saldo awal telah mencerminkan penerapan kebijakan akuntansi yang
sewajarnya, relevan dan juga tepat, (3) melakukan reviu kertas kerja auditor terdahulu, (4)
evaluasi apakah audit telah menyediakan bukti yang relevan, dan (5) melakukan prosedur
audit secara spesifik.

g. Auditor perlu melaksanakan.


1) Jika salah saji materialnya terdapat pada saldo akhir periode sebelumnya maka auditor
harus melakukan prosedur audit tambahan; dan
2) Jika salah sajinya berada di laporan keuangan periode berjalan maka auditor akan
mengkomunikasikan ke manajemen agar auditor memperoleh pemahaman atas salah saji
tersebut.
Jika saldo awal mengandung salah saji yang material dan penyajiannya tidak memadai maka
opininya bisa Tidak Wajar atau Tidak Memberikan Pendapat.
h. Penerapan SA 505 untuk akun piutang sudah tepat, karena dapat memastikan bahwa saldo
yang ada di LK sudah disajikan secara wajar. Konfirmasi eksternal adalah cara auditor
memperoleh bukti audit yang meyakinkan dari luar klien sebagai dasar untuk menyatakan
opini audit.

i. Penilaian ABC atas akun persediaan dan asset tetap seharusnya tidak termasuk high risk, hal
itu mengacu pada nilai akun tersebut yang tidak material dibandingkan nilai akun lain. Dan
secara karakter, kedua akun tersebut bukan termasuk sangat liquid. Seharusnya hanya 4 akun
lainnya yang termasuk high risk.

j. ABC belum melakukan Langkah yang memadai seperti belum menerapkan SA 260 dan SA
510 sebagai Langkah awal audit, dan perlunya diperjelas Langkah-langkah substantif yang
akan dilakukan ABC seperti penerapan SA 505 untuk memperoleh bukti yang cukup dalam
penentuan opini.

Soal B2

Pertanyaan:

A. Buatlah jurnal koreksi atas informasi yang disediakan

Jawab:
1) Informasi poin 2

PT UTAN telah melakukan jurnal sebagai berikut:

Dr. Kerugian piutang Rp30.000.000,00

Cr. Piutang Rp30.000.000,00

Namun, berdasarkan ilustrasi tersebut, perusahaan ingin menyisihkan piutang yang tidak
tertagih bukan menghapus piutang tersebut. Sehingga seharusnya terdapat penjurnalan
koreksi

Dr. Piutang Rp30.000.000,00

Cr. Allowance for Bad Debt Expense Rp30.000.000

(asumsi, kerugian piutang adalah akun yang sama sifatnya dengan akun bad debt
expense)

Namun, dalam hal yang dimaksud adalah melakukan direct write off, maka jurnal PT
Utan sudah dapat diwajarkan.

2) Informasi poin 3.

Sesuai PSAK 14 bahwa Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih
mana yang lebih rendah. Berdasarkan penilaian FIFO, persediaan disajikan sebesar
Rp210.373.312,00. Sedangkan berdasarkan LCM nilai persediaan adalah sebesar
Rp198.373.312.Nilai yang dibunakan adalah nilai sesuai dengan LCM sehingga perlu
adanya usulan koreksi audit sebesar Rp12.000.000,00 dengan jurnal

Dr. Kerugian penurunan nilai persediaan Rp12.000.000,00

Cr. Persediaan Rp12.000.000,00

3) Sesuai PSAK 48, maka perusahana pada akhir periode perlu menilai apakah terdapat
indikasi penurunan nilai aset. Karena terjadi penurunan nilai aset sebesar
Rp20.000.000,00 maka perlu dibuat usulan jurnal koreksi sebagai berikut

Dr. Kerugian penurunan nilai aset (impairmen loss) Rp20.000.000,00

Cr. Aset tetap Rp20.000.000,00

4) Atas adanya kekurangan pencatatan imbalan kerja dicatat sebagai berikut:

Dr. Beban imbalan kerja Rp35.000.000,00

Cr. Utang jangka pendek (imbalan kerja) Rp35.000.000,00


B. Data mana yang digunakan untuk menentukan materialitas awal sebesar Rp180 juta?

Jawab:

Penentuan materialitas dapat didasarkan pada nilai Aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan,
maupun beban dengan pertimbangan tertentu dari auditor.

Penentuan akun materialitas dapat mempertimbangkan apakah entitas tersebut bersifat


earning-based, activity based, atau capital based.

Jika dilihat dari ilustrais yang ada, PT UTAN adalah entitas earning based sehingga
penghitungan materialitas dapat mengacu pada Pendapatan sebelum pajak, earning before
income tax, atau berdasarkan gross amrgin.

Namun demikian, di dalam ilustasi soal tidak diketahui berapa gross margin perusahaan
sehingga kami tidak dapat menentukan persentase materialitas yang digunakan oleh auditor.

C. Jelaskan maksud butir 6 tentang materialitas terkait perolehan bukti audit.

Jawab:

Besaran materialitas dapat menjadi acuan dalam menentukan sampel pemeriksaan . Sebagai
contoh, dalam hal materialitas laporan keuangan telah didistribusikan menjadi materialitas
tingkat akun, maka auditor dapat menjadikan materialitas tersebut sebagai batas nilai terandah
transaksi yang dapat dijadikan sampel audit.

Sebagai contoh, distribusi materialitas pad akaun Persediaan adalah sebesar Rp10 juta, maka
auditor dapat melakukan sampel pemeriksaan untuk transaksi yang nulainya di atas Rp10 juta.
Dokumentasi atas sampel pemeriksaan tersebut merupana salah satu bukti audit.

D. Informasi apa saja yang Anda komunikasikan dengan pihak yang bertanggungjawab
terhadap tata kelola dikaitkan dengan SA 260

Jawab:

Informasi yang dikomunikasikan KAP CSS kepada pihak yang bertanggungjawab pada PT
UTAN antara lain:

1) Tanggung jawab auditor berkaitan dengan audit atas laporan keuangan yaitu

a) Auditor bertanggungjawab membentuk dan menyatakan opini atas laporan keuangan


yang disusun manajemen ;
b) Audit atas laporan keuangan tidak membebaksan manajemen atau pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola dari tanggungjawab mereka

2) Ruang lingkup pemeriksaan

Auditor harus mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
tentang gambaran umum ruang lingkup dan saat direncanakan audit

3) Temuan signifikan dari Audit (pada saat selesai pemeriksaan)

a) Pandangan auditor tentang aspek kualitatif signifikan atas praktik akuntansi entitas,
termasuk kebijakan akuntansi, estimasi akuntansi dan pengungkapan laporan
keuangan;

b) Kesulitan signifikan, jika ada, yang dihadapi selama audit

c) Hal-hal signifikan , jika ada, yang terjadi dalam audit yang dibahas atau yang
dimasukkan dalam korespondensi dengan manajemen

d) Represenstais tertulis yang diminta auditor

e) Hal-hal lain yang menurut pertimbangan profesional auditor adalah signifikan

4) Independendensi auditor

E. Apa yang Anda lakukan terkait standar audit 510 perikatan audit tahun pertama saldo
awal? Jelaskan

Jawab:

Berdasarkan pada SA 510 tentang Perikatan Audit Tahun Pertama – Saldo Awal yang akan
dilakukan KAP adalah meyakini kebenaran saldo awal yang disajikan dalam laporan
keuangan. Saldo awal diperoleh dari laporan keuangan tahun sebelumnya. Karena laporan
keuangan tahun sebelumnya sudah diaudit, meskipun mendapatkan opini WDP untuk akun
Imbalan Kerja, maka selain saldo akun yang dikecualikan, saldo akun yang lain dapat
diyakini kewajarannya.

Auditor perlu mencocokkan saldo awal laporan keuangan dengan saldo akhir laporan
keuangan tahun sebelumnya yang telah diaudit (audited). Dalam hal saldo awal yang
disajikan sudah sesuai dengan saldo akhir auted sebelumnya, maka dapat disajikan kembali
dan audit atas transaksi dapat dilanjutkan, namun jika masih belum sesuai, auditor wajib
mempertanyakan pada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola terkait dengan
perbedaan saldo awal dengan saldo akhir audited tersebut, untuk selanjutnya dapat dilakukan
koreksi audit setelah berkomunikais dengan pihak yang bertganggungjawab atas tata kelola
atau pelaksanaan prosedur tambahan.

Analisa saldo awal tidak hanya atas penyajian namun juga dalam pengungkapan dalam
CaLK.

F. Apabila jurnal koreksi yang Anda usulkan di butir 3, 4, dan 5 ditolak oleh PT Utan , apa
pengaruhnya terhadap opini audit tahun 2020?

Jawab:

Dalam hal salah satu atau ketiga usulan koreksi ditolak oleh PT UTAN, maka opini yang
diberikan atas Laporan Keuangan PT UTAN dapat tetap memperioleh Wajar Tanpa
Pengecualian. Hal ini karena nilai total salah saji tidak melebihi batas materialitas laporan
keuangan yaitu Rp200.000.000 (hanya sebesra Rp57 juta).

Namun demikian, atas penolakan usulan jurnal koreksi tersebut perlu dibuatkan catatan
(temuan pemeriksaan) dan dinilai signifikansinya terhadap akun terkait. Dalam ham tidak
signifikan (contohnya untuk imparment) maka dapat menjadi manajemen letter saja.
Sedangkan untuk persediaan dan utang jangka pendek (imbalan kerja) dapat dijadikan temuan
pemeriksaan karena nilai koreksi signifikan atas akun terkait.

G. Dalam opini audit, KAP CSS dan rekan akan menggunakan SA 700 revisi atau yang
lain?

Jawab:

SA 700 (Revisi 2021) berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. Karena KAP CSS melakukan audit atas
laporan keuangan untuk periode tahun 2020 atau periode akuntansi 1 Januari s.d. 31
Desember 2020, maka SA yang digunakan berkenaan dengan Perumusan Opini dan Pelaporan
atas Laporan keuangan masih menggunakan SA 700 sebelum revisi yaitu yang berlaku sejak 1
Januari 2013 (untuk emiten) dan tanggal 1 Januari 2014 (untuk entitas selain emiten).

H. Berapa kerugian keuangan atas informasi butir 7?

Jawab:

Dari ilustrasi poin 7 tersebut, pencatatan akuntansi dilakukan sebagai berikut

- Expense Rp65 juta


- Persentasi penyelesaian adalah 75% dari nilai proyek sebesar Rp80 juta atu sebesar Rp60
juta.

- Maka kelebihan pembayaran atas pekerjaan dibandingkan dengan persentase


penyelesaian pekerjaan adalah sebesar Rp5 juta rupiah (untuk selanjutnya kami sebut
kelebihan pembayaran). Apakah hal tersebut dapat dikatakan sebagai kerugian?

Menurut kami hal tersebut tidak dapat serta merta dianggap sebagai kerugian. Adanya
kelebihan pembayaran tersebut bisa jadi karena adanya pembelian bahan baku yang
belum digunakan dan masih dapat digunakan untuk proses selanjutnya, atau pembelian
bahan baku (material) dengan metode FOB shipping poin namun bahan baku tersebut
belum sampai sehingga belum dapat dimanfaatkan yang berpengaruh pada persenstase
penyelesiaan pekerjaan, atau biaya tenaga kerja yang memang sudah harus di bayar pada
periode tertentu.

Menurut kami, kerugian dapat dikatakan kerugian ketika pekerjaan sudah selesai 100%
namun expense yang terjadi melebihi nilai 100% dari kontrak. Sedangkan pada ilustrasi
di atas, baru dapat dikatakan potensi yang tidak memerlukan pencatatan apapun.

I. Apakah Akuntan Publik di KAP CSS dan rekan yang melakukan audit atas LK, jika
memberikan keterangan ahli di pengadilan terkait PT UTAN tidak menyalahi etika
profesi dan peraturan perundangan?

Jawab:

KAP CSS dapat memberikan keterangan ahli di pengadilan dalam hal terdapat kasus pada PT
UTAN selama keterangan yang diberikan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan
pengadilan. Dalam hal ini keterangan yang dapat diberikan terkait dengan:

a) Keterangan sebagai ahli audit atau akuntan publik secara umum;

b) Keterangan terkait proses dan hasil pemeriksaan pada PT UTAN selama hal tersebut
relevan dengan yang diperlukan pengadilan;

c) Keterangan terkait dengan temuan pemeriksaan yang dilaporkan oleh KAP CSS

J. Jelaskan apa sebab saldo laba tahun 2020 turun dibanding tahun 2019?

Jawab:

Penyebab saldo laba pada tahun 2020 turun dibandingkan tahun 2019 antara lain:
1) Adanya penurunan nilai aset tetap yang dapat terjadi karena beban penyusutan maupun
adanya penurunan nilai aset tetap;

2) Adanya pembayaran (realisasi) atas imbalan kerja yang dapat dianalisa dari penurunan
nilai beban yang masih harus dibayar. Penurunan tersbeut mengindikasikan pada tahun
2020 ada realisais atas beban yang sebelumnya belum direalisasikan, namun
direalisasikan pada tahun 2020;

3) Adanya penghapusan piutang;

Jika dilijhat dari perbandingan neraca terdapat penurunan yang signifikan pada akun
piutang usaha yang tidak diiringi dengan kenaikan nilai kas. Hal ini (dengan informasi
yang minimal) dapatg mengindikasikan adanya penghapusan piutang yang akan dianggap
kerugian bagi perusahaan;

4) Adanya realisasi pembayaran utang pajak (beban pajak yang tertangguhkan);

5) Meskipun tidak ada dalam ilustasi, hal lain yang berpotensi menurunkan laba adalah
kebijakan harga jual barang yang dapat berpengaruh pada perolehan pendapatan
perusahaan. Karena nilai penurunan laba sangat suignifikan.

Anda mungkin juga menyukai