Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

ETIKA PROFESI AKUNTAN

Contoh Kasus
Bruch Smith menatap saham klien auditnya, ultimate Networks, yang melambungkan
nilainya selama 6 bulan terakhir. Ultimate Networks berhasil meraih pangsa pasar,
dan ia tahu bahwa penjualan perusahaan itu akan terus melambung karena memiliki
teknologi baru dalam pipa saluran. Akhirnya, ia tidak dapat menahan diri lagi. Ia
menghubungi pialang sahamnya, John rizzo, dan memesan sebanyak 200 lembar
saham ultimate net works. “apakah anda yakin ini tidak bermasalah?” Tanya Rizzo.
“bukanlah ultimate net works adalah klien anda.” Rizzo mengetahui tentang tanggung
jawab professional karena ia telah bekerja dengan bruce pada kantor akuntan
publik yang sama sebelum menjadi pialang saham, dan mereka tetap berteman.
“mengapa kau tidak mengeceknya dulu dan kembali menghubungi saya lagi nanti?”
tambah Rizzo.

Esok paginya, bruce merasa senang karena mempunyai John Rizzo, sebagai teman
dan pialang sahamnya. SEC baru saja mengumumkan bahwa badan itu telah
mengungkapkan sejumlah pelanggaran independensi pada kantor akuntan publik lain.
Kantor akuntan tersebut harus menarik kembali beberapa laporan audit, dan
beberapa rekan serta staf audit diberhentikan karena membuat investasi saham
serupa dengan investasi yang ingin dicoba oleh Bruce kemarin. Ketika memikirkan
tentang persyaratan bahwa ia tidak boleh mempunyai saham dalam klien audit, ia
menyimpulkan, “pasti ada investasi bagus lain diluar sana.”

ETIKA
Apa itu etika?

Etika adalah norma , prinsip moral atau nilai yang harus dicerminkan dalam
berperilaku masyarakat atau kelompok sosial tertentu sesuai dengan bidangnya.

Apa itu etika profesi akuntan?

Suatu ilmu yang mmbahas perilaku atau perbuatan baik dan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu penguasaan terhadap suatu pengetahuan
khusus sebagai akuntan.

Perilaku Tidak Etis


Perilaku tidak etis adalah tindakan yang berbeda dengan tindakan yang mereka
percayai yang merupakan tindakan tepat dilakukan dalam situasi tertentu.

Mengapa seseorang bertindak tidak etis ?

Tetapi sebagian besar orang mendefinisikan perilaku tidak etis adalah tindakan yang
berbeda dengan apa yang mereka anggap tepat dilakukan dalam situasi tertentu .
Ada dua alasan mengapa seseorang bertindak tidak etis :

1. Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di


masyarakat

2. Orang itu bertindak sesuai dengan kemauannya

Enam nilai etis mengenai perilaku etis menurut joseph


institute
1.Dapat di percaya ( trustworthiness)

2. Penghargaan (respect)

3. Pertanggung jawaban(responsibility)

4.Kelayakan (fairness)

5.Perhatian (caring)

6.Kewarganegaraan (citizenship)
Standar etika seseorang berbeda dengan masyarakat umum
• Contoh ekstrem orang orang yang perilakunya melanggar hamper semua
standar yang dianut adalah : pengedar narkoba , perampok bank dan pencuri .

• Contoh tidak terlalu ekstrem orang yang lain melanggar nilai etis ke kita :
curang dalam mengisi SPT pajaknya , memperlakukan orang lain dengan rasa
permusuhan , berbohong dalam mengisi formulir kerja.

Orang memilih untuk bertindak sesuai kepentingan diri


sendiri
Contoh :

si A menemukan sebuah koper di bandara yang berisi dokumen dokumen


penting dan nilai uang sebesar $1000. ia membuang koper tersebut setelah
mengambil uangnya . Ia berbohong kepada keluarganya dan temannya tentang
keburuntungannya ini . Nilai si a mungkin beda dengan nilai nilai yang dianut oleh
masyarakat .

Si b mengalami situasi yang sama dengan si A Namun si b mengambil sikap


yang berbeda . Ia mengambil uang dalam koper itu tetapi meninggalkan koper itu di
suatu tempat yang mencolok. Si b tidak memberi tahu siapapun dan membelanjakan
uang tersebut . Kemungkinan besar si B telah melanggar etikanya sendiri dan
menganggap uang terlalu berharga dan mementingkan kepentingannya.

Dilema etika
Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan tentang
perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya.
Alternatif untuk menyelesaikan dilema dengan metode yang
rasional
1. Setiap orang melakukannya

2. Jika sah menurut hukum itu hal etis

3. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya

Pendekatan relative sederhana untuk menyelasikan dilema


etika
 memperoleh fakta relevan
 mengindentifikasi isu isu etis berdasarkan fakta tersebut
 menentukan siapa yang akan terpengaruh dan siapa yang terpengaruh dalam
dilemma tersebut dan bagaiman setiap orang atau kelompok itu mempengaruhi
 Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus
menyelesaikan masalah tersebut
 Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dalam setiap alternatif
 Memutuskan tindakan yang tepat

Contoh Kasus
Rryan Longview telah bekerja selama 6 bulan sebagai asisten staf pada KAP
Bartom & Burton, Saat ini sedang dituigaskan untuk melakukan audit atas Reyor.
Manufactaring Company di bawah supervisi Charles Dickerson, seorang auditor
senior yang berpengalaman. Ada tiga orang auditor yang ditugaskan pada audit ini,
Bryan , Charles, dan seorang auditor juinior lainnya yang Iebih berpengalam dari
bryan,Murtha Mills . Pada saat makan siang hari pertama, Charles herkuta, "Kita
harus bekerja lembur selama beberapa jam dengan mengambil waku kita sendiri
untuk memastikan bahwa kita bekerja sesuai dengan anggaran. Audit ini sangat
tidak menguntungkan, dan kita tidak ingin memberat kan kantor kita dengan bekeria
di atas anggaran yang telah ditetapkan . Kita dapat menyelesaikan audit ini dengan
mudah. yailu dengan datang Iebih pagi setengah jam, mempersingkat istirahat ,
makan siangg, din bekerja lebih dari satu jam atau lebih setelah waktu pulang
normal. Kita hanya tidak ingin mencatat waktu tersebut dalam laporan jam kerja”.

Bryan ingat pernah membaca dalam manual kebijakan perusahaan yang


membahas tentang jam kerja, dan ingat bahwa tidak mencatat jam kerja dalam
laporan jam kerja merupakan suatu pelanggaran atas kebijakan ketenaga kerjaan
Barton&Barton . ia juga mengetahui bahwa para senior menerima bonus, tapi tidak
dibayar waktu lemburnya tetapi staff dibayar waktu lemburnya tapi tidak menerima
bonusnya. selanjutnya, ketika membahas masalah ini dengan Martha, Martha
berkata, "Charles melakukan hal ini dalam semua penugasannya ia mungkin akan
menjadi manajer audit kantor kita di masa mendatang. Para rekan menganggap ia
hebat karena pekerjaannya selalu sesuai dibawah anggaran yang ditetapkan
memberikan kita evaluasi penugasan yang baik, khususnya dalam kategori sifat
kooperatif. Beberapa auditor senior lainnya melakukan praktik yang sama .

Kebutuhan Etika dalam Profesi Auditor


Kode etik profesi akuntan terdapat pada etika profesi akuntansi yang
mengatur kaidah serta norma dalam lingkup profesional.

Tanggung Jawab Profesi


Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional terhadap semua
kegiatan yang dilaksanakannya.

Standar teknis
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan berkewajiban
untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa, selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas
Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik serta menunjukkan sikap
profesionalisme.

Prinsip-prinsip dasar Etika Profesi menurut IAPI

1. Integritas

2. Objektivitas

3. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

4. Kerahasiaan

5. Perilaku profesional

Integritas
Akuntan sebagai seorang professional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut
dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.

Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan atau di bawah pengaruh pihak
lain.
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Kompetensi adalah salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang
profesional di bidang jasa. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional
mengharuskan setiap anggota akuntan untuk:

1. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk


menjamin pemberi kerja (klien menerima layanan yang profesional dan
kompeten.)

2. Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku
ketika memberikan jasa profesional.

Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut
ini.

1. Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan


profesional dan hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau
organisasi tempat akuntan bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai
dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak dan kewajiban secara hukum atau
profesional untuk mengungkapkan kerahasiaan tersebut.

2. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.


Informasi yang diperoleh baik melalui hubungan profesional maupun hubungan
bisnis.

Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Anda mungkin juga menyukai