jenazah dikuburkan. Hal ini berdasarkan penjelasan yang disebutkan dalam kitab Nihayatuz Zain
berikut;
علَ ْي ِه َوسلم أَنه قَا َل ََل يَأْتِي على ْال َم ِيت أَشد من َ عن النَّبِي صلى هللا َ ص ََلة َر ْكعَتَي ِْن لألنس فِي ْالقَبْر ُر ِو
َ ي َ َو ِم ْنه
صدَقَ ِة من يَ ُموت فَمن لم يجد فَليصل َر ْكعَتَي ِْن ي ْق َرأ فيه َما أَي فِي كل َر ْكعَة ِم ْن ُه َما فَاتِ َحة َّ اللَّ ْيلَة األولى فارحموا بِال
ْالكتاب مرة َوآيَة ْال ُك ْر ِسي مرة و {أ َ ْل َها ُكم التكاثر} مرة {قل ُه َو هللا أحد} عشر َم َّرات
“Sebagian shalat sunah adalah shalat dua rakaat lil unsi fi qabri (untuk memberi kesenangan pada
jenazah di dalam kubur). Diriwayatkan dari Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda, ‘Tiada beban
siksa yang lebih keras atas mayit melebihi dari malam pertama kematiannya. Karenanya, kasihanilah
mayit itu dengan bersedekah. Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah shalat dua
rakaat. Di setiap rakaat, dia membaca surat al-Fatihah 1 kali, ayat Kursi 1 kali, surah al-Takatsur 1
kali, dan surat al-Ikhlas 11 kali.”
“Saya shalat sunah untuk kesenangan mayit dalam kuburnya dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Kedua, masing-masing pada rakaat pertama dan kedua membaca al-Fatihah sekali, ayat Kursi sekali,
al-Takatsur sekali, dan surah al-Ikhlas sebelas kali (11x).
ِّْ ْوتَعلَ ُمْ َماْأ ُ ِّريدُْاللَّ ُه َّمْابعَْثْث َ َوابَ َهاْإِّلَىْقَب ِّرْفُ ََل
ْنْاب ِّنْفُ ََلن َ َص ََلة
َّ صلَّيتُ ْ َه ِّذهِّْال
َ ْاللَّ ُه َّمْإِّنِّي
Allohumma inni shollaitu hazihis sholata wa ta’lamu uridu allohummab’ats tsawabaha ila qobri fulan
ibni fulan (sebut nama jenazah).
“Ya Allah, saya melakukan shalat ini dan Engkau tahu apa yang saya maksudkan. Ya Allah,
kirimkanlan pahala shalat ini kepada fulan bin fulan (sebut nama jenazah).”