Shalat sunnah
rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib disebut shalat sunnah qobliyah. Sedangkan
sesudah shalat wajib disebut shalat sunnah ba’diyah.
Kedua: Akan meninggikan derajat di surga karena banyaknya shalat tathowwu’ (shalat sunnah)
yang dilakukan
“Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah karena tidaklah engkau bersujud pada
Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan
menghapuskan satu kesalahanmu.” Ini baru sekali sujud. Lantas bagaimanakah dengan banyak
sujud atau banyak shalat yang dilakukan?!
صالَتِ ِه تُ ْس ُعهَا ثُ ُمنُهَا ُسبُ ُعهَا ُس ُد ُسهَا ُخ ُم ُسهَا ُربُ ُعهَا ثُلُثُهَا نِصْ فُهَا
َ ب لَهُ إِالَّ ُع ْش ُر َ إِ َّن ال َّر ُج َل لَيَ ْن
َ ِص ِرفُ َو َما ُكت
“Sesungguhnya seseorang ketika selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya sepersepuluh,
sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, separuh
dari shalatnya.”
Untuk menutup kekurangan ini, disyari’atkanlah shalat sunnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ِدىnالَ ِة َع ْبnص َ صالَةُ قَا َل يَقُو ُل َربُّنَا َج َّل َو َع َّز لِ َمالَئِ َكتِ ِه َوهُ َو أَ ْعلَ ُم ا ْنظُرُوا فِى َّ إِ َّن أَ َّو َل َما يُ َحا َسبُ النَّاسُ بِ ِه يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن أَ ْع َمالِ ِه ُم ال
َ nَع ق
الn ٍ ص ِم ْنهَا َش ْيئًا قَا َل ا ْنظُرُوا هَلْ لِ َع ْب ِدى ِم ْن تَطَ ُّو
ُّ nَهُ تَطnَع فَإ ِ ْن َكانَ ل
ٌ وn َ َت لَهُ تَا َّمةً َوإِ ْن َكانَ ا ْنتَق ْ ََت تَا َّمةً ُكتِب َ َأَتَ َّمهَا أَ ْم نَق
ْ صهَا فَإ ِ ْن َكان
ضتَهُ ِم ْن تَطَ ُّو ِع ِه ثُ َّم تُ ْؤ َخ ُذ األَ ْع َما ُل َعلَى َذا ُك ْم َ أَتِ ُّموا لِ َع ْب ِدى فَ ِري
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat
dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada
malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku,
apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat
baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka
lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat
sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia
lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.”
Keempat: Rutin mengerjakan shalat rawatib 12 raka’at dalam sehari akan dibangunkan rumah di
surga.
Coba kita lihat, bagaimana keadaan para periwayat hadits ini ketika mendengar hadits tersebut.
Di antara periwayat hadits di atas adalah An Nu’man bin Salim, ‘Amr bin Aws, ‘Ambasah bin
Abi Sufyan dan Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam– yang mendengar dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara langsung.
Ummu Habibah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at
dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. ”
‘Ambasah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam
sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah.”
‘Amr bin Aws mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at
dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari ‘Ambasah.”
An Nu’man bin Salim mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas
raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari ‘Amr bin Aws.”
Yang dimaksudkan dengan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari dijelaskan dalam
riwayat At Tirmidzi, dari ‘Aisyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُّ َلnت قَ ْب
َدnْن بَ ْعnِ َدهَا َو َر ْك َعتَيnر َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْعn
ِ nالظ ْه ِ nَا فِى ْال َجنَّ ِة أَرْ بnnًهُ بَ ْيتnَنَّ ِة بَنَى هَّللا ُ لnالس
ٍ اnnع َر َك َعn ُّ َ ةً ِمنn َرةَ َر ْك َعnَش
ْ ابَ َر َعلَى ثِ ْنت َْى عnnََم ْن ث
د ْال ِع َشا ِء َو َر ْك َعتَي ِْن قَب َْل ْالفَجْ ِرnَ ب َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع
ِ ْال َم ْغ ِر
“Barangsiapa merutinkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari, maka Allah akan
membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas raka’at tersebut adalah empat
raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudah zhuhur, dua raka’at sesudah maghrib, dua
raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum shubuh.”[
Dua belas raka’at rawatib yang dianjurkan untuk dijaga adalah:empat raka’at sebelum Zhuhur,
dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya’, dua
raka’at sebelum Shubuh.