Anda di halaman 1dari 3

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima waktu.

Shalat sunnah
rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib disebut shalat sunnah qobliyah. Sedangkan
sesudah shalat wajib disebut shalat sunnah ba’diyah.

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Pertama: Shalat adalah sebaik-baik amalan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َّ ‫َوا ْعلَ ُموا أَ َّن َخ ْي َر أَ ْع َمالِ ُك ُم ال‬


ُ‫صالَة‬

“Ketahuilah, sebaik-baik amalan bagi kalian adalah shalat.”

Kedua: Akan meninggikan derajat di surga karena banyaknya shalat tathowwu’ (shalat sunnah)
yang dilakukan

Tsauban –bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam– pernah ditanyakan mengenai


amalan yang dapat memasukkannya ke dalam surga atau amalan yang paling dicintai oleh Allah.
Kemudian Tsauban mengatakan bahwa beliau pernah menanyakan hal tersebut pada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau menjawab,

َ ‫ك هَّللا ُ بِهَا َد َر َجةً َو َحطَّ َع ْن‬


ً‫ك بِهَا خَ ِطيئَة‬ َ َّ‫ك بِ َك ْث َر ِة ال ُّسجُو ِد هَّلِل ِ فَإِن‬
َ ‫ك الَ تَ ْس ُج ُد هَّلِل ِ َسجْ َدةً إِالَّ َرفَ َع‬ َ ‫َعلَ ْي‬

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah karena  tidaklah engkau bersujud pada
Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan
menghapuskan satu kesalahanmu.” Ini baru sekali sujud. Lantas bagaimanakah dengan banyak
sujud atau banyak shalat yang dilakukan?!

Ketiga: Menutup kekurangan dalam shalat wajib

Seseorang dalam shalat lima waktunya seringkali mendapatkan kekurangan di sana-sini


sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫صالَتِ ِه تُ ْس ُعهَا ثُ ُمنُهَا ُسبُ ُعهَا ُس ُد ُسهَا ُخ ُم ُسهَا ُربُ ُعهَا ثُلُثُهَا نِصْ فُهَا‬
َ ‫ب لَهُ إِالَّ ُع ْش ُر‬ َ ‫إِ َّن ال َّر ُج َل لَيَ ْن‬
َ ِ‫ص ِرفُ َو َما ُكت‬

“Sesungguhnya seseorang ketika selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya sepersepuluh,
sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, separuh
dari shalatnya.”
Untuk menutup kekurangan ini, disyari’atkanlah shalat sunnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam  bersabda,

‫ ِدى‬n‫الَ ِة َع ْب‬n‫ص‬ َ ‫صالَةُ قَا َل يَقُو ُل َربُّنَا َج َّل َو َع َّز لِ َمالَئِ َكتِ ِه َوهُ َو أَ ْعلَ ُم ا ْنظُرُوا فِى‬ َّ ‫إِ َّن أَ َّو َل َما يُ َحا َسبُ النَّاسُ بِ ِه يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن أَ ْع َمالِ ِه ُم ال‬
َ nَ‫ع ق‬
‫ال‬n ٍ ‫ص ِم ْنهَا َش ْيئًا قَا َل ا ْنظُرُوا هَلْ لِ َع ْب ِدى ِم ْن تَطَ ُّو‬
ُّ nَ‫هُ تَط‬nَ‫ع فَإ ِ ْن َكانَ ل‬
ٌ ‫و‬n َ َ‫ت لَهُ تَا َّمةً َوإِ ْن َكانَ ا ْنتَق‬ ْ َ‫َت تَا َّمةً ُكتِب‬ َ َ‫أَتَ َّمهَا أَ ْم نَق‬
ْ ‫صهَا فَإ ِ ْن َكان‬
‫ضتَهُ ِم ْن تَطَ ُّو ِع ِه ثُ َّم تُ ْؤ َخ ُذ األَ ْع َما ُل َعلَى َذا ُك ْم‬ َ ‫أَتِ ُّموا لِ َع ْب ِدى فَ ِري‬

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat
dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada
malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku,
apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat
baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka
lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat
sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia
lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.”

Keempat: Rutin mengerjakan shalat rawatib 12 raka’at dalam sehari akan dibangunkan rumah di
surga.

Dari Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa


sallam  bersabda,

‫ْت فِى ْال َجنَّ ِة‬


ٌ ‫صلَّى ْاثنَت َْى َع ْش َرةَ َر ْك َعةً فِى يَوْ ٍم َولَ ْيلَ ٍة بُنِ َى لَهُ بِ ِه َّن بَي‬
َ ‫« َم ْن‬

“Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka


karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.”

Coba kita lihat, bagaimana keadaan para periwayat hadits ini ketika mendengar hadits tersebut.
Di antara periwayat hadits di atas adalah An Nu’man bin Salim, ‘Amr bin Aws, ‘Ambasah bin
Abi Sufyan dan Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam– yang mendengar dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara langsung.

Ummu Habibah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at
dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. ”

‘Ambasah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam
sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah.”

‘Amr bin Aws mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at
dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari ‘Ambasah.”
An Nu’man bin Salim mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas
raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari ‘Amr bin Aws.”

Yang dimaksudkan dengan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari dijelaskan dalam
riwayat At Tirmidzi, dari ‘Aisyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُّ ‫ َل‬n‫ت قَ ْب‬
‫ َد‬n‫ْن بَ ْع‬nِ ‫ َدهَا َو َر ْك َعتَي‬n‫ر َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع‬n
ِ n‫الظ ْه‬ ِ nَ‫ا فِى ْال َجنَّ ِة أَرْ ب‬nnً‫هُ بَ ْيت‬nَ‫نَّ ِة بَنَى هَّللا ُ ل‬n‫الس‬
ٍ ‫ا‬nn‫ع َر َك َع‬n ُّ َ‫ ةً ِمن‬n‫ َرةَ َر ْك َع‬n‫َش‬
ْ ‫ابَ َر َعلَى ثِ ْنت َْى ع‬nnَ‫َم ْن ث‬
‫د ْال ِع َشا ِء َو َر ْك َعتَي ِْن قَب َْل ْالفَجْ ِر‬nَ ‫ب َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع‬
ِ ‫ْال َم ْغ ِر‬

“Barangsiapa merutinkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari, maka Allah akan
membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas raka’at tersebut adalah empat
raka’at sebelum  zhuhur, dua raka’at sesudah zhuhur, dua raka’at sesudah maghrib, dua
raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum shubuh.”[

Hadits di atas menunjukkan dianjurkannya merutinkan shalat sunnah rawatib sebanyak 12


raka’at setiap harinya.

Dua belas raka’at rawatib yang dianjurkan untuk dijaga adalah:empat raka’at sebelum Zhuhur,
dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya’, dua
raka’at sebelum Shubuh.

Anda mungkin juga menyukai