Anda di halaman 1dari 9

FALSAFAH KEFARMASIAN

Nama Anggota Kelompok: Syahrani Madiha Putri (051911133141)


Maulidya Nur Hafidha (051911133142)
Nafiladiniaulia Jihanwasila (051911133143)
Namira Shalawasabila R (051911133147)
Peggy Ignatia Winarko (051911133155)
Sherly Maidasari (051911133165)

Kelas :A
Bidang : Perusahaan Besar Farmasi (PBF)

1. Definisi PBF
Pedagang Besar Farmasi adalah suatu usaha berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk pengadaan,penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi
dalam jumlah besar sesuai perundang-undangan yang berlaku.Penyelenggaraan
pekerjaan kefarmasian di Pedagang Besar Farmasi(PBF) adalah dalam bidang
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusi atau penyaluran sediaan farmasi.
Menurut PerMenKes RI No. 1148/Menkes/Per/VI/2011, Pedagang Besar Farmasi
adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan /atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dimana pedagang besar farmasi
berfungsi untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat/bahan obat dalam
jumlah besar sesuai peraturan perundang-undangan.

2. Klasifikasi Pedagang Besar


Menurut jenis produk, pedagang besar dibedakan dalam dua kelompok utama,
yakni:
(a) Pedagang Besar Umum
(b) Pedagang Besar Khusus, yang hanya menyalurkan satu jenis produk,
misalnya Pedagang Besar Farmasi, dan penyalur-penyalur suku cadang kendaraan
bermotor.

Menurut fungsinya, pedagang besar dapat digolongkan dalam beberapa kelas,


antara lain:
(1). Pedagang Grosir adalah pedagang atau perusahaan independen yang kegiatan
utamanya adalah mendistribusikan produk berbagai produsen dengan atau tanpa
ikatan perjanjian. Pedagang grosir adalah kelompok terbesar yang mendominasi
perdagangan besar. Anggota kelompok ini terdiri atas:
(a). Grosir Penuh ialah pedagang yang menjual hanya kepada para pengecer dan
memberikan pelayanan penuh seperti menyimpan stok, memberikan kredit,
mengantar barang dan bahkan kadang-kadang menyediakan bantuan konsultansi
manajemen. Contoh: PT Peba- pan, PT Tempo, dan sebagainya.
(b). Distributor Industri, yakni pedagang besar yang hanya melayani kebutuhan
industri.

(2). Pialang dan Agen mempertemukan penjual dan pembeli serta membantu
dalam negosiasi. Pialang mendapatkan komisi dari pihak yang meminta
bantuannya, yakni pembeli dan/atau penjual. Pialang tida kmenyimpa nstok, tidak
terlibat dalam pendanaan, dan tidak ikut menanggung risiko. Contoh: PT
Proconndah, dll.
(3). Agen mewakili pembeli atau penjual secara resmi dan permanen. Antara agen
dan lembaga yang diageni (produsen atau pembeli) ada ikatan perjanjian atau
kontrak yang mengikat. Contoh: Agen Sepatu Bata. Ada beberapa jenis agen,
antara lain: agen produsen yang ditunjuk oleh beberapa produsen sekaligus untuk
menyalurkan produk-produk mereka, agen tunggal, dan agen pembelian.

3. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PHAROS INDONESIA
Fungsi Setiap Departemen Manufaktur

1. Production Planning & Inventory Control Departemen


Departemen ini merupakan penghubung antara divisi pemasaran dan divisi
manufaktur. Departemen ini bertugas menyusun rencana produksi dan
mengendalikan persediaan di gudang.
2. Production Departement
Bertugas untuk membuat obat sesuai dengan perencanaan. Departemen
produksi dipimpin oleh seorang Apoteker, terdiri dari dua proses yaitu
proses obat non ß lactam dan obat ß lactam.
3. Packaging
Setelah obat jadi kemudian dikemas setelah melewati pemeriksaan oleh
departemen pengawasan mutu.
4. Quality Control Departemen
Dipimpin oleh seorang apoteker yang bertugas untuk menjamin kualitas
obat yang dibuat dengan pengawasan yang menyeluruh yang menyelimuti
pengawasan bahan baku, bahan kemasan, dan bahan jadi. Selain itu juga
untuk menjamin proses pembuatan sesuai dengan CPOB.
5. Purchasing Departement
Bertugas melakukan pembelian bahan baku baik impor maupun lokal dan
pembelian kemasan yang diperlukan oleh departemen lain.
6. Engineering Departement
Bertugas melakukan pemeliharaan dan penanganan masalah-masalah yang
terjadi pada ruang ampisilin, produksi, pengepakan, dan ruang teknik.

4. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadi perusahaan farmasi terkemuka yang menghasilkan produk kesehatan


terbaik yang didukung oleh manajemen profesional serta kemitraan strategis guna
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Misi
1. Menyediakan produk kesehatan yang terbaik guna memenuhi kebutuhan
masyarakat

2. Memberikan imbal hasil kepada pemegang saham sebagai refleksi kinerja


perusahaan dan memberikan penghargaan terhadap karyawan yang
memberikan kontribusi serta melakukan inovasi

3. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial


danberwawasan K3LL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lindungan
Lingkungan)

5. Kewajiban Apoteker di PBF


Menurut petunjuk pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) tahun
2015, kewajiban apoteker hendaklah :
1.Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan menejemen mutu.
2.Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta menjaga
akurasi dan mutu dokumentasi.
3.Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan lanjutan
mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan distribusi.
4.Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan penarikan
obat dan/atau bahan obat.
5.Memastikan bahwa keluhan pelanggan dapat ditangani dengan efektif.
6.Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan.
7.Meluluskan obat dan/atau bahan obat kembalian untuk dikembalikan kedalam
stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual.
8.Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masing-masing pihak yang
berkaitan dengan distribusi dan/atau transportasi obat dan/atau bahan obat.
9.Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan tersedia
tindakan perbaikan yang diperlukan.
10.Mendelegasikan tugasnya kepada apoteker atau tenaga teknis kefarmasian
yang telah mendapatkan persetujuan dari instansi yang berwenang ketika sedang
tidak berada ditempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen
yang terkait dengan pendelegasian yang dilakukan.
11.Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
memusnahkan obat dan/atau bahan obat kembalian, rusak, hasil penarikan
kembali atau diduga palsu.
12.Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat dan/atau
bahan obat tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.

5.1 Tanggung jawab Apoteker di PBF


Seorang Apoteker diPBF adalah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
ketentuan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat atau bahan obat sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pendistribusia noba tdari PBF
hanya dapat dilakukan melalui sarana pelayanan kefarmasian yang memiliki ijin
seperti Apotek, Rumah Sakit, PBF lainnya, Puskesmas, Klinik, Tokoobat, dan lain
sebagainya. Selain itu juga untuk menjamin penyebaran obat secara merata dan
teratur agar dapat diperoleh oleh pasien saat dibutuhkan, pengamanan lalu lintas
dan penggunaan obat, melindungi masyarakat dari kesalahan penggunaan dan
penyalahgunaan obat, menjamin agar obat yang sampai ketangan pasien adalah
obat yang efektif, aman, dan dapat digunakan sesuai tujuan penggunaannya,
menjamin penyimpanan obat aman dan sesuai, termasuk selama transportasi.
Disinilah peran Apoteker yang berkompeten dibutuhkan.
Distribusi obat tidak seperti distribusi barang dan jasa yang lain. Obat
bukan sekedar objek perdagangan yang komersil semata. Lebih dari itu, obat
memiliki nilai yang lebih besar, yaitu nilai sosial. Salah-salah, nyawa jutaan
manusia taruhannya. Dunia obat adalah bisnis yang dilematis. Apoteker, melalui
sumpah profesinya, memegang tanggungjawab besar atas ilmu yang dimilikinya,
tak hanya pada profesi tetapi juga kepada Tuhan YME. Melihat krusialnya aspek
obat itu sendiri, kini Apoteker tak hanya dituntut untuk bisa ‘membuat’ atau
‘memberikan’ obat saja, tetapi juga dalam memastikan peredarannya (distribusi).
Tak hanya pendistribusiannya tetapi juga pengadaan barang dan
penyimpanan yang menjadi tanggung jawab apoteker di PBF. Untuk PBF cabang
pengadaan Obat-obatan, bahan obat maupun alat kesehatan didapat dari PBF
pusat, namununtuk PBF pusat sendiri disuplai dari pabrik obat yang telah
melakukan kerjasama. Untuk penyimpanan obat itu sendiri sudah disiapkan di
gudang PBF yang telah memenuhi persyaratan seperti luas, letak,
suhu/temperatur, tata ruang, kebersihan, kerapihan, pest control, dll.
Peran apoteke rselanjutnya adalah Quality Control dan Quality Assurance
di dalam ruangan penyimpanan obat tersebut yang bekerja sama dengan petugas
gudang, sehingga ketika akan didistribusikan kesarana pelayanan kesehatan obat-
obatan tersebut dalam keadaan mutu terjamin.
Setiap PBF harus memiliki apoteker penanggungjawab yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan ketentuan pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran obat dan/atau bahan obat.Apoteker penanggungjawab harus memiliki
izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.2 Tugas Apoteker


Apoteker penanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya harus memastikan
bahwa fasilitas distribusi telah menerapkan CDOB dan memenuhi pelayanan
publik. Selain itu terdapat beberapa peranan lainnya yang harus dilaksanakan oleh
Apoteker penanggung jawab, yaitu :
a. Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem manajemen
mutu.
b. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta menjaga
akurasi dan mutu dokumentasi.
c. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan lanjutan
mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan distribusi.
d. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan penarikan
obat dan/atau bahan obat.
e. Memastikan bahwa keluhan pelanggan ditangani dengan efektif.
f.Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan.
g. Meluluskan obat dan/atau bahan obat kembalian untuk dikembalikan ke dalam
stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual.
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masing- masing pihak yang
berkaitan dengan distribusi dan/atau transportasi obat dan/atau bahan obat.
i. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan tersedia
tindakan perbaikan yang diperlukan.
j. Mendelegasikan tugasnya kepada Apoteker/tenaga teknis kefarmasian yang
telah mendapatkan persetujuan dari instansi berwenang ketika sedang tidak berada
di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen yang terkait
dengan setiap pendelegasian yang dilakukan.
l. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
memusnahkan obat dan/atau bahan obat kembalian, rusak, hasil penarikan
kembali atau diduga palsu.
m. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat dan/atau
bahan obat tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.

5.3 Fungsi PBF


1).Sebagai sarana distribusi farmasi bagi industri-industri farmasi.
2).Sebagai saluran distribusi obat-obatan yang bekerja aktif keseluruht anah air
secara merata dan teratur guna mempermudah pelayanan kesehatan.
3).Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tingkat kesempurnaan
penyediaan obat-obatan untuk pelayanan kesehatan.
4).Sebagai penyalur tunggal obat-obatan golonga nnarkotik dimana PBF khusus,
yang melakukannya adalah PT. Kimia Farma.
5).Sebagai asset atau kekayaan nasional dan lapangan kerja.
6. Permasalahan yang dihadapi dalam organisasi PBF
a. Profesi kesehatan lain menganggap apoteker, khususnya apoteker di apotek
hanya berfokus pada kepentingan bisnis.
b. Jasa pelayanan apoteker masih dipandang setara dengan staff biasa.
c.Tuntutan kewajiban belum seimbang dengan jasa profesi yang diterima..
d. PSA meminta apoteker untuk tidak hadir praktik profesi.
e. Organisasi profesi belum maksimal memperjuangkan solusi permasalahan
praktik apoteker.

Referensi:
http://fitriakaluku.blogspot.com
https://www.stfi.ac.id/penanggung-jawab-pedagang-besar-farmasi-pbf/
http://pharma96.blogspot.com/2015/10/pbf-pedagang-besar-farmasi.html
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-pedagang-besar/#

https://www.phapros.co.id/id/about_us/brief-of-phapros/vision-mission
http://braditpulloh.blogspot.com/2015/10/manufaktur-ptpharos-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai