VOLUME 17, NO. 2, 2009: 57 – 65 ISSN: 0854‐7108
KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI DALAM
PERSPEKTIF PSIKOLOGI
Avin Fadilla Helmi
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
E‐mail: avinpsi@yahoo.com
BULETIN PSIKOLOGI 57
H E L M I
apa yang dapat menjembatani antara ilmu kemanfaatan baik secara ekonomis mau‐
dan pasar? Inovasi jawabannya. pun sosial (Myers & Marquis dalam Brazeal
& dan Herbert, 1997). Jika dikaitkan secara
ekonomi maka dikenal dengan istilah ino‐
Inovasi
vasi bisnis yaitu merupakan suatu upaya
Istilah inovasi dibedakan dengan isti‐ komersialisasi ide dan atau penemuan,
lah kreativitas dan penemuan (invention). produk, rancangan, dan sumber daya baru.
Kreativitas merupakan sumber utama Sebaliknya dikenal inovasi sosial yaitu
inovasi dan penemuan (William, 1999). pemanfaatan penemuan tersebut lebih
Kreativitas seringkali berkaitan dengan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat
menghasilkan sesuatu yang baru apakah luas.
dalam bentuk ide, konsep, ataupun peme‐ Bryd & Brown (2003) mengatakan
cahan masalah yang bersifat asli. bahwa ada dua dimensi yang mendasari
Penemuan merupakan penciptaan dan inovasi yaitu kreativitas dan pengambilan
pengembangan dasar teknis dan mekanis resiko. Demikian halnya dengan pendapat
yang baru seperti rancangan baru, proses Amabile dkk (de Jong & Kamp, 2003)
produksi dan kerja yang baru, layanan bahwa semua inovasi diawali dari ide yang
baru, dan ide atau konsep seperti hak kreatif. Selain ide yang kreatif, Adair (1996)
intelektual yang dipatenkan. Misalnya ide dan Janssen (2003) mengatakan bahwa
mengenai teknologi mesin diesel yang inovasi masih terdiri dari 2 aspek perilaku
dapat dipatenkan sebelum motor diesel yang lain yaiti promosi ide dan
dikembangkan (William, 1999). implementasi ide.
Inovasi merupakan istilah yang perta‐
ma kali diperkenalkan oleh Schumpeter 1. Generasi ide: Kreativitas dari perspektif
pada tahun 1934. Inovasi dipandang seba‐ Sosial dan Budaya
gai kreasi dan implementasi ‘kombinasi
Studi kreativitas pada mulanya menge‐
baru’. Istilah kombinasi baru ini dapat
depankan pada pengukuran psikometrik
merujuk pada produk, jasa, proses kerja,
dan kepribadian untuk mengkategorikan
pasar, kebijakan dan sistem baru. Istilah
pribadi‐pribadi kreatif yang seolah‐olah
‘baru’ dijelaskan Adair (1996) bukan berarti
kurang memperhatikan faktor‐faktor di
orisinal tetapi lebih ke ‘kebaruan’. Arti
luar individu, yang mungkin berpengaruh
kebaruan ini diperjelas dengan pendapat
terhadap kreativitas. Ketika kreativitas
Schumpeter yang mengatakan bahwa
masih diyakini sebagai unsur bawaan yang
inovasi adalah mengkreasikan dan meng‐
hanya dimiliki sebagian kecil individu dan
implementasikan sesuatu menjadi satu
dianggap akan berkembang secara otoma‐
kombinasi. Melalui inovasi seseorang dapat
tis, tidak dibutuhkan adanya rangsangan
menambahkan nilai dari produk, pelayan‐
lingkungan atau kondisi lingkungan yang
an, proses kerja, pemasaran, sistem pengi‐
kondusif bagi stimulasi kreativitas. Muncul
riman, dan kebijakan, tidak hanya bagi
kritik terhadap pandangan tradisional yang
perusahaan tetapi juga pemegang saham
kurang memperhatikan faktor‐faktor ling‐
dan masyarakat (de Jong & Den Hartog,
kungan. Intervensi orang‐orang sekitar,
2003).
misalnya dalam bentuk masukan orang lain
Tujuan inovasi untuk memberikan terhadap ide seseorang dianggap sebagai
nilai tambah dari produk atau jasa menganggu kreativitas. Akibatnya dalam
(William, 1999) yang dapat memberikan studi tradisional kreativitas, peran orang‐
58 BULETIN PSIKOLOGI
KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI
orang di sekitar objek selalu dinetralkan bangkitkan pengetahuan yang sifatnya
atau dikontrol sedemikian rupa sehingga cepat dan praktis (algoritmik), mengan‐
subjek cenderung berpikir secara konven‐ dalkan pengetahuan khusus dan praktis,
sional. sehingga tepat guna. Orang dengan moti‐
Amabile mengintegrasikan konsep vasi instrinsik, akan menggunakan penga‐
psikologi sosial dalam menjabarkan proses laman dan pengetahuan lain yang tersim‐
kreativitas. Model pemikirannya berten‐ pan, cenderung berpikir lebih luas dan
tangan dengan pendapat semula dan bebas dengan berbekal pengetahuan yang
berkeyakinan bahwa semua individu sifatnya heuristik sehingga akan
memiliki potensi kreatif, walaupun tingkat menghasilkan sebuah langkah pemecahan
kreativitasnya berbeda‐beda. Akibatnya, masalah yang tepat.
kreativitas seperti halnya setiap potensi Kualitas dari hasil dipengaruhi kuat
lain, perlu diberi kesempatan dan stimulasi oleh creativity‐relevant process, apakah hasil
oleh lingkungan untuk berkembang. Peran sebuah kreasi dapat diterima atau tidak
lingkungan subjek tidak perlu dikontrol oleh orang lain. Tiga faktor yang menen‐
untuk mendapatkan model‐model proses tukan yaitu gaya berfikir (cognitive style),
kreatif seseorang. Individu dan lingkungan pemikiran heuristik, dan gaya kerja
merupakan satu rangkaian dalam proses (working style).
kreativitas (Strenberg, 1999 & Weisberg, Gaya berpikir ini merupakan seberapa
2006). mampu seseorang memutuskan sesuatu
Kreativitas sebagai penciptaan produk yang baru untuk mengganti langkah‐
yang baru dan diakui oleh orang‐orang langkah atau metoda lama dalam proses
atau kelompok referensi. Kreasi produk pemecahan masalah. Kemampuan memu‐
tersebut dikatakan sesuatu yang kreatif tuskan sebuah langkah dengan mening‐
tergantung pada nilai‐nilai yang diakui galkan metode lama, merupakan salah satu
oleh pihak referensi. Ada tiga komponen penonjolan dalam model gaya berpikir
utama kreativitas, yaitu domain‐relevant dalam kreativitas. Berfikir heuristik meru‐
skills, motivation‐relevant skills, dan creati‐ pakan gaya berfikir yang mampu meng‐
vity‐relevant skills. Domain‐relevant skills kombinasikan berbagai hal. Berbeda
merupakan ketrampilan dan pengetahuan dengan berfikir algoritmik yang mengan‐
yang berkaitan dengan bidangnya. Kreati‐ dalkan kemampuan spesifik. Generasi ide‐
vitas harus didasarkan atas pengetahuan ide atau gagasan akan memiliki variasi
yang dimiliki (Amabile dalam Weisberg, yang lebih tinggi ketika seseorang menggu‐
1999). nakan pengetahuan heuristik daripada
Lingkungan sosial akan membentuk mengandalkan pengetahuan spesifik atau
kekuatan bagi motivasi dalam berbagai algoritmik. Pemanfaatan pengetahuan
bentuk, baik yang dilakukan secara instrin‐ secara heuristik memungkinkan diperoleh
sik maupun ekstrinsik. Motivasi instrinsik solusi yang baru karena model pemecahan
dan motivasi ekstrinsik memberikan andil masalahnya melalui perspektif yang
dalam proses kreativitas secara berbeda, berbeda dan cenderung meninggalkan
baik dalam metode atau cara‐cara yang sesuatu yang konvensional. Ketika
dipakai dalam memecahkan masalah. seseorang menggunakan model pemikiran
Seseorang dengan motivasi ekstrinsik yang algoritmik, maka prosedur penciptaan
lebih kuat, menyebabkan seseorang akan sesuatu cenderung mengerucut dan
menyelesaikan masalah dengan cara mem‐ spesifik, yang akan menghasilkan produk
BULETIN PSIKOLOGI 59
H E L M I
yang diinginkan prosedur itu. Berbeda ga tidak akan mengalami kesulitan
dengan cara berpikir heuristik yang cende‐ menghadapinya. Namun ketika penge‐
rung luas, maka seseorang akan mempu‐ tahuan yang ada dalam otak tidak
nyai berbagai alternatif yang mendorong sedetil pengetahuan algoritmik tersebut,
pada munculnya kreativitas. Model proses maka ia akan menggunakan kemam‐
yang heuristik lebih ditekankan daripada puan heuristiknya untuk mencari solusi
proses algoritmik dalam membentuk pemecahan masalah.
kreativitas (Weisberg, 2006). c. Ketiga, individu menggabungkan
Gaya bekerja (working style) berkaitan pengetahuan atau memori yang telah
dengan usaha mencari, mengembangkan, aktif dengan informasi lingkungan
dan menerapkan ide‐ide untuk mencipta‐ sekitar guna menemukan kemungkinan‐
kan sesuatu. Ketika seseorang mampu kemungkinan pemecahan masalah.
berpikir secara heuristik, maka seseorang d. Keempat, ide‐ide yang muncul dikomu‐
akan mencoba menggunakan cara pandang nikasikan kepada orang lain untuk
lain meskipun akan membawa resiko yang kemudian memunculkan sebuah solusi
lebih tinggi. Dalam hal pengambilan resiko pemecahan masalah.
inilah kemampuan dari seorang yang
e. Kelima, model solusi yang dihasilkan
kreatif terlihat. Gaya bekerja ini berkaitan
akan menjadi acuan pada siklus awal
dengan komitmen seseorang untuk terlibat
dalam memori sehingga proses tersebut
dan berdedikasi dalam mengembangkan
berkelanjutan.
ide‐ide yang dicetuskannya dan menang‐
gung resiko yang diakibatkan. Kualitas dari Lingkungan sosial menyumbang pe‐
gaya bekerja ini akan terlihat ketika ngaruh dalam menguatkan motivasi sese‐
seseorang menemui kegagalan dalam ide orang untuk memulai proses kreativitas
yang dikembangkannya, apakah seseorang yang terdiri dari lima tahap tersebut.
tersebut mampu bertahan, tetap berusaha, Kreativitas lebih sering muncul karena
atau mencari ide lain atau menyerah. adanya motivasi intrinsik daripada moti‐
vasi ekstrinsik. Seseorang yang memiliki
Ada 5 tahap dalam proses kreativitas
niat dan tujuan secara internal akan berpe‐
yaitu:
luang menghasilkan pemikiran kreatif
a. Pertama, proses kreatif dimulai ketika daripada seseorang yang memfokuskan
seseorang menyadari atau menemukan pada tujuan eksternal seperti imbalan atau
sebuah masalah, yang bisa jadi terkait gaji. Lingkungan sosial justru memiliki
dengan tugas yang dihadapi atau isu‐isu andil besar dalam membentuk motivasi
luar yang muncul. instrinsik dalam iklim lingkungan yang ada
b. Kedua, setelah individu tersebut menya‐ yaitu kondisi yang otonom, berkompetensi
dari ada sebuah masalah, akan meng‐ dan menjunjung partisipasi pada tugas.
aktifkan memori‐memori yang tersim‐
pan dalam ingatan. Pengetahuan umum 2. Mendiskusikan ide
yang berasal dari pengalaman individu
yang terkait dengan problem yang Inovasi terjadi dalam konteks ling‐
ditemui akan aktif dari ingatan. Apabila kungan, apakah dalam kelompok atau
seseorang telah memiliki pengalaman antar kelompok. Mendiskusikan ide
dan pengetahuan khusus tentang masa‐ merupakan suatu cara untuk mempenga‐
lah yang dihadapi maka ia telah memi‐ ruhi pihak lain yang terkait agar idenya
liki dasar pemikiran algoritmik, sehing‐ dapat diterima. Jika dilihat dari proses,
60 BULETIN PSIKOLOGI
KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI
sebenarnya terkait menjadi satu dengan karenanya, jika tujuan semula melakukan
proses generasi ide atau merupakan proses inovasi untuk kemanfaatan organisasi,
terpisah. Bagaimanapun juga ketika tetapi jika tidak dikelola dengan baik justru
sesorang menyatakan idenya, sebenarnya menjadi bumerang. Pengertian yang lebih
merupakan proses mempromosikan ide komprehensif mengenai inovasi dinyatakan
sekaligus. Berbeda situasinya ketika proses oleh West & Anderson (1996) yaitu penge‐
generasi ide dilakukan terpisah, dalam tim nalan dan aplikasi dalam kelompok,
khusus, misalnya tim pemecahan masalah organisasi atau masyarakat luas tentang
kelompok, maka sebelum diimplemen‐ proses, produk, dan prosedur baru yang
tasikan perlu didiskusikan agar imple‐ relevan dengan unit yang diadopsi dan
mentasi idenya menjadi mudah. Resistensi dimaksudkan untuk memberikan keman‐
terhadap perubahan menjadi kecil. faatan bagi kelompok, organisasi, dan
Dalam mendiskusikan ide ini ketram‐ masyarakat luas.
pilan yang harus dimiliki adalah ketram‐ Pendekatan modern lebih melihat
pilan komunikasi, baik verbal maupun non inovasi sebagai proses yang berjenjang,
verbal, baik dalam arti menyampaikan dapat diprediksi atau diperkirakan. Asumsi
gagasan maupun sebagai pendengar aktif. modern memahami inovasi sebagai karya
Ke duanya merupakan komponen dalam sebuah tim atau kelompok. Inovasi
ketrampilan berkomunikasi yang tidak bisa merupakan hasil proses dinamis kelompok
dipisahkan. Ketika orang mampu menyam‐ yang terdiri atas keragaman individu di
paikan gagasan dengan baik dan tidak dalamnya. Individu‐individu dengan latar
didukung ketrampilan menjadi pendengan belakang dan bakat yang berbeda mem‐
yang baik, orang lain akan merasa bentuk sebuah kombinasi pemikiran dan
terganggu. saling bertukar pengetahuan kreatif
Selain itu ketrampilan yang harus sehingga mewujudkan sebuah inovasi
dimiliki adalah negosiasi. Sebuah inovasi (Greenberg & Baron, 2003).
jika akan diimplementasikan, berarti akan Proses inovasi digambarkan sebagai
menggantikan atau menambah sesuatu. proses yang siklus dan berlangsung terus
Dalam konteks ini, perlu meyakinkan menerus, meliputi fase kesadaran, peng‐
pihak penerima ide terutama bagaimana hargaan, adopsi, difusi dan implementasi
menghilangkan ketakutan atau kecemasan (Damanpour dkk dalam Brazeal & Herbert,
terhadap biaya sosial, psikologis, ekonomi 1997; De Jong & Den Hartogg, 2003)
terhadap sesuatu yang baru, menjadi merinci lebih mendalam proses inovasi
komponen penting. dalam 4 tahap sebagai berikut:
a. Melihat kesempatan. Bagi karyawan
3. Implementasi Ide untuk mengidentifikasi kesempatan‐
kesempatan. Kesempatan dapat berawal
Dalam mengimplementasikan ide
dari ketidaksesuaian dan diskontinuitas
diperlukan keberanian mengambil resiko
yang terjadi karena adanya ketidak‐
karena memperkenalkan ‘hal baru’ itu
sesuaian dengan pola yang diharapkan
mengandung resiko. Pengambilan resiko
misalnya timbulnya masalah pada pola
merupakan kemampuan untuk mendorong
kerja yang sudah berlangsung, adanya
ide baru menghadapi rintangan sehingga
kebutuhan konsumen yang belum
pengambilan resiko merupakan cara
terpenuhi, atau adanya indikasi trends
mewujudkan ide yang kreatif menjadi
yang sedang berubah.
realitas (Bryd & Brown, 2003). Oleh
BULETIN PSIKOLOGI 61
H E L M I
Tabel 1. Pendekatan Klasik dan Modern mengenai Inovasi dari Hussey &
Hussey (1997)
Inovasi adalah proses yang tidak Inovasi adalah proses yang dapat
dapat diprediksi diprediksi
62 BULETIN PSIKOLOGI
KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI
BULETIN PSIKOLOGI 63
H E L M I
64 BULETIN PSIKOLOGI
KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI
Readings. New Jersey: Prentice Hall Art. New Jersey: John Wiley & Sons,
Englewood Cliffs. Inc.
Kuratko, D.F. dan Hodgetts R.M. (1998). West, M. A & Anderson, N.R. (1996).
Entrepreneurship; Contemporary Innovation in Top Management Teams.
Approach. Fort Worth: The Dryden Journal of Applied Psychology. 81, 6, 680‐
Press. 693.
Weisberg, R.W. (2006). Creativity: Under‐ Williams, A. (1999). Creativity, invention, &
standing Innovation in Problem innovation. Sydney: Allen & Unwin.
Solving, Science, Invention and The
BULETIN PSIKOLOGI 65