BAB V Stratigrafi Dan Paleontologi
BAB V Stratigrafi Dan Paleontologi
Bagian 5
STRATIGRAFI DAN
PALEONTOLOGI
PENDAHULUAN
Stratigrafi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi, yang
berasal dari bahasa Latin, Strata (perlapisan, hamparan) dan
Grafia (memerikan, menggambarkan). Jadi pengertian stratigrafi
yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan
serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan yang
lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang
sejarah bumi.
- Pembajian
Menipisnya suatu lapisan batuan pada tepi cekungan
sedimentasinya.
- Perubahan Fasies
Perbedaan sifat litologi dalam suatu garis waktu pengendapan
yang sama, atau perbedaan lapisan batuan pada umur yang
sama (menjemari).
Gambar Pemancungan
Gambar Dislokasi
Gambar Perlapisan
Disconformity,
kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi
dan di atas bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.
Gambar Disconformity
Paraconformity,
disebut juga keselarasan semu, yang menunjukan suatu
lapisan di atas dan di bawahnya yang sejajar, dibidang
ketidakselarasannya tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk
membedakan bidang sentuh dua lapisan berbeda. Untuk
menentukan perbedaannya harus dilakukan analisis
Paleontologi (dengan memakai kisaran umur fosil).
Gambar Paraconformity
Nonconformity,
merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana
terdapat kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf.
Gambar Nonconformity
UMUR GEOLOGI
Mengenai waktu geologi ini kita dapat meninjaunya dari 2 segi:
Waktu Kualitatif
Waktu relatif ditentukan berdasarkan kedudukan relatif daripada
batuan sedimen. Tiap lapisan sedimen mewakili waktu
pengendapannya, jadi bila kita dapat menyusun urut-urutan
daripada batuan sedimen itu dengan benar, maka kita mempunyai
pula urut-urutan waktu yang sesungguhnya. Untuk menyusunnya,
kita harus mengetahui mana yang lebih dulu dan bagian mana
yang diendapkan kemudian. Hal ini dapat dibantu dengan
menggunakan “Hukum Superposisi”. Cara lain penyusunan
lapisan-lapisan batuan yang terpencar adalah dengan melakukan
apa yang dinamakan dengan “Korelasi”
Ada dua macam korelasi yang dapat ditempuh:
1. Berdasarkan sifat fisik dari batuan sedimen tersebut.
2. Berdasarkan fosil.
Waktu Kuantitatif
Untuk mengetahui berapa tahun Dunia umurnya? Sangatlah susah
ditentukan, karena tidak ada orang yang menghitungnya. Salah
PALEONTOLOGI
Di bumi ini banyak terdapat makhluk hidup yang telah mati
kemudian terkubur dalam tanah. Bagian yang terkubur tersebut
ada yang membusuk dan tidak meninggalkan sisa serta ada yang
bentuknya masih utuh seperti ketika makhluk tersebut hidup.
Berbagai sisa dari makhluk hidup tersebut membuktikan bahwa
sebelumnya telah terjadi suatu kehidupan yang berlangsung di
waktu lampau. Ada suatu ilmu yang mempelajari tentang jasad
hidup di masa lampau, yang disebut Paleontologi. Kata ini
berasal dari bahasa latin yaitu Paleos (tua), Onto (kehidupan),
Logos (ilmu). Jadi Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan masa lampau.
FOSIL
Seperti yang telah dituliskan tadi bahwa makhluk hidup yang mati
itu ada yang tidak meninggalkan sisa ataupun busuk seluruhnya di
dalam tanah namun juga ada yang tersisa oleh proses alam. Sisa-
sisa bagian tubuh dari makhluk hidup yang terkubur dalam tanah
dan telah terubah menjadi batu ini dinamakan Fosil, dimana fosil
JENIS-JENIS FOSIL
Berdasarkan ukurannya, fosil terbagi menjadi :
1. Macrofosil (fosil besar), tanpa menggunakan
mikroskop.
2. Microfosil (fosil kecil), mengunakan mikroskop.
KETERDAPATAN FOSIL
Fosil bisa terdapat di lingkungan darat dan laut. Keberadaan fosil
di darat biasanya terdapat di:
1. Dalam lapisan es, contohnya fosil Mammuthus
(sejenis gajah purba) yang ditemukan utuh di Siberia.
KLASIFIKASI FOSIL
Klasifikasi fosil dikenal dengan nama taksonomi. Adapun
urut-urutan dari taksonomi adalah sebagai berikut :
KINGDOM
PHYLUM
KLAS
ORDO
FAMILI
GENUS
SPESIES
KEGUNAAN FOSIL
Fosil dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan perkiraan umur relatif batuan; lapisan yang
memiliki kesamaan kandungan fosil diperkirakan diendapkan
pada waktu yang bersamaan.
2. Mengetahui kisaran lingkungan pengendapan; penemuan fosil
pada suatu tempat dapat menjadi petunjuk untuk menentukan
lingkungan pengendapan, misalnya dengan ditemukannya fosil