Anda di halaman 1dari 21

ALBUM FORAMINIFERA PLANKTONIK

Foraminifera merupakan mikrofosil yang paling penting dalam kajian


mikropaleontologi karena jumlahnya yang melimpah pada batuan sedimen, banyaknya
literatur tentang mikrofosil tersebut, dan peranannyayang penting dalam penentuan umur
lapisan batuan maupun rekontruksi lingkungan sedimenter. Secara terminologi, foraminifera
dapat didefenisikan sebagai organisme bersel tunggal yang hidupnya secara akuatik (terutama
hidup di laut, mungkin seluruhnya), mempunyai satu atau lebih kamar yang terpisah satu
sama lain oleh sekat (septa) yang ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen). Adapun
ciri-ciri umum daripada foraminifera plankton adalah sebagai berikut, yaitu: Test : Bulat
Susunan kamar : Umumnya trochospiral Komposisi test : Gamping Hyalin Hidup : Dengan
cara mengambangkan diri pada permukaan laut Foraminifera plankton sangat kecil bila
dibandingkan dengan spesies dari golongan Benthos. Meskipun jumlah spesiesnya sangat
sedikit golongan ini mempunyai arti penting terutama digunakan sebagai fosil penunjuk jarak
jauh dari korelasi regional. Golongan ini tidak terlalu peka terhadap perubahan-perubahan
facies dari yang lain dan pada umumnya golongan ini kurang tahan terhadap pengurangan
salinitas, meskipun ada beberapa species yang dapat tahan dalam kenaikan kadar garam.
Berdasarakan cara hidupnya, foraminifera dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Foraminifera planktonik
2. Foraminifera bentonik

Foraminifera Planktonik

Foraminifera planktonik merupakan foraminifera kecil yang berhabitat planktonik,


pada daerah dekat permukaan air laut sampai pada batas kedalaman yang tertembus sinar
matahari (photic zone). Oleh karena habitatnya yang planktonik maka kamar-kamarnya
mempunyai konfigurasi untuk beradaptasi agar dapat melakukan pengapungan dipermukaan
air laut hingga dibagian bawah air laut. Bila kolom air laut dibuat semacam zonasi maka pada
bagian teratas ditempati oleh golongan foraminifera tertentu hingga ke bagian air laut paling
bawah. Berikut ini golongan foraminifera planktonik berdasarkan tempat hidupnya dari yang
paling dekat ke permukaan air laut hingga paling dekat dasar laut.
1. Golongan yang mempunyai test globigerin : kamar ganda globuler, terputar
trochospiral dengan 3-4 kamar pada putaran terakhir.
2. Golongan dengan test turborotalin : kamar ganda, sublobuler tanpa keel,
dengan 5-7 kamar pada putaran terakhir.
3. Golongan globorotalin : kamar terputar trochospiral dengan keel, 5-6 kamar
pada putaran terakhir.
4. Golongan truncorotalin : kamar ganda, terputar trochospiral dengan keel, 4-5
kamar pada putaran terakhir, vetral umbilicus menunjukkan kenampakan terpancung.
ALBUM FORAMINIFERA PLANKTONIK

A. FORAMINIFERA PLANKTONIK
1.

Globigerina venezuelana, Hedberg (1937)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globigerinida
Family Globigirinidae
Genus Globigerina
Spesies venezuelana
Age Miocene - Neogene
Zonasi Umur N4 – N23 (Blow,1969)
Occurrence Mexico, and Middle America
2.

Globigerinoides altiapeturus, Bolli (1957)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globigerinida
Family Globigerinidae
Genus Globigerinoides
Spesies altiapeturus
Age Oligocene – Miocene
Zonasi Umur N5 – N11 (Blow,1969)
Occurrence West Africa
3.

Orbulina bilobata, d’Orbigny (1846)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globigerinida
Family Globigerinidae
Genus Orbulina
Spesies bilobata
Zonasi Umur N9 – N23 (Blow, 1969)
Age Miocene – Neogen
Occurrence Austria, Vienna basin
4.

Hantkenina alabamensis, Cushman (1924)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Hantkeninida
Family Hantkeninidae
Genus Hantkenina
Spesies alabamensis
Age Eocene – Paleogene
Zonasi Umur P13 – P17 (Blow,1969)
Occurrence Brazil
5.

Sphaeroidinella dehiscens, Parker & Jones (1865)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globigerinida
Family Globigirinidae
Genus Sphaerodinella
Spesies dehiscens
Age Recent – Quarternary
Zonasi Umur N9 – N20 (Blow, 1969)
Occurrence Muertos Trough, Carribean
6.

Hastigerina pelagica, d’Orbigny (1846)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globigerinida
Family Hastigerinidae
Genus Hastigerina
Spesies pelagicia
Age Recent – Holocene
Zonasi Umur N16 – N23 (Blow,1969)
Occurrence St. Helena
7.

Sphaeroidinelopsis disjuncta, Finley (1940)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globorotaliida
Family Globigerinidae
Genus Sphaeroidinelopsis
Spesies disjuncta
Age Miocene – Neogene
Zonasi Umur N13 – N19 (Blow,1969)
Occurrence West Africa
8.

Pulleniatina obliquiloculata, Parker & Jones (1862)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globorotaliida
Family Pulleniatinidae
Genus Pulleniatina
Spesies obliquiloculata
Age Recent – Holocene
Zonasi Umur N19 – N23 (Blow,1969)
Occurrence Muertos Trough, Carribean
9.

Catapsydrax dissimilis, Cushman and Bermudez (1937)

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globigerinida
Family Catapsydracidae
Genus Catapsydrax
Spesies dissimilis
Age Miocene – Neogene
Zonasi Umur N5 – N6 (Blow, 1969)
Occurrence Pelotas Basin, Brazil
10.

Globorotalia inflata, d'Orbigny 1839

Kingdom Protista
Phylum Protozoa
Class Rotaliata
Order Globigerinida
Family Globorotaliidae
Genus Globorotalia
Spesies Inflata
Age Pliocene – Recent
Zonasi Umur N17 – N23 (Blow,1969)
Occurrence South Africa
11. Globorotalia humerosa TAKAYANAGI & SAITO

Ukuran cangkang sedang hinnga besar yang terdiri dari 6-7 kamar berbentuk bulat
pada putaran terakhir, secara keseluruhan terdapat 10-14 kamar yang tersusun dalam 2
putaran. Kamar-kamar berbentuk bulat dimana ukurannya bertambah secara perlahan,
khususnya pada satu atau lebih kamar yang terdapat pada putaran terakhir. Sutura jelas pada
bagian ventral dan lemah pada bagian dorsal. Mulut terletak pada bagian pusat hingga
melebar ke tepi membentuk lingkaran dangkal yang panjang serta terdapat rim yang tebal
dimana terputar dari kamar ke kamar pada putaran terakhir. Dinding gampingan, berpori
serta berlubang halus

12. Globorotalia obesa (BOLLI)

Interval umur relatif : N4 – N23 (Zonasi Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).

Cangkang trochospiral sangat rendah, equatorial periphery lobulate, sumbu periphery


membundar. Dinding berpori kasar, permukaan berbintil, kamar awal berduri. Kamar datar,
sferikal, tersusun dalam dua setengah hingga tiga putaran, kamar ke empat terlihat pada
putaran terakhir, ukurannya meningkat dengan cepat. Sutura pada tampak dorsal dan ventral
radial, tertekan. Umbilikus lebar, dalam. Aperture interiomarginal, ekstraumbilikal-sampai
umbilikal, dibatasi oleh bibir atau rim.
13. Catapsidrax disimillis (CHUSMAN & BERMUDEZ)

Interval umur relatif : N4 – N6 (Zonasi Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).

Cancellate terstruktur kecil, most notable apertur, umbilical tunggal, dua aksesoris
mengelilingi margin dan poor preservation.

14. Globorotalia siackensis (LeROY)

Interval umur relatif : N2 – N14(Zonasi Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).

Tersusun oleh tiga buah kamar yang berbentuk agak membundar, cangkang
trochospiral rendah, dinding cangkang halus berpori agak kasar, aperture interiomarginal,
umbilical extra umbilical, melengkung panjang.

15. Globigerina ciperoensis BOLLI

Bentuk cangkang trokospiral, putaran cangkang


umumnya tiga putaran, dinding cangkangnya berpori, pori-pori
pada permukaannya tersusun secara teratur. Bentuk kamar
spherikal, disusun oleh tiga putaran dan sebuah kamar yang
berbetuk setengah putaran, kamar kelima lebih besar dari
kamar-kamar sebelumnya. Sutura pada sisi-sisi spiral tampak
tertekan dan terputar (radial), sutura pada sisi umbilikal juga
tampak tertekan dan terputar (radial). Apertur interiomarginal
16. Globigerina riveroae BOLLI dan BERMUDEZ

Bentuk cangkang trokospiral, dinding cangkangnya berpori dan tersusun rapi. Bentuk
kamar hampir sperikal, disusun oleh tiga putaran dan sebuah kamar yang berbetuk setengah
putaran, kamar keempat pada putaran terakhir semakin membesar. Sutura pada sisi spiral dan
umbilikal hampir radial dan tertekan. Apertur interiomarginal.

17. Globigerinoides conglobatus (BRADY)

Bentuk cangkang trokospiral, subglobular sampai subquadrat, dinding cangkangnya


berpori. Bentuk kamar pada pembentukan tahap awal adalah subsperikal dan tahap
selanjutnya bentuk kamar tertekan. Disusun oleh empat putaran. Kamar ketiga dan sebuah
kamar yang berbentuk setengah putaran pada putaran terakhir ukurannya lebih besar dari
kamar sebelumnya. Sutura pada sisi spiral tidak begitu tampak, sutura pada sisi umbilikal
hampir radial dan tertekan. Umbilikus kecil. Apertur utama adalah interiomarginal, apertur
tambahan berada di sepanjang sutura yang membatasi antar kamar.
18. Globorotalia archeomenardii BOLLI

Bentuk cangkang trokospiral, bikonveks dan tertekan, dinding cangkangnya berpori


dengan permukaan yang halus. Kamar-kamar tertekan, disusun oleh tiga putaran, kamar
keempat sampai kelima pada putaran terakhir ukurannya menjadi lebih besar. Sutura pada sisi
spiral adalah kurva, pada sisi umbilikal radial-kurva dan tertekan. Umbilikus kecil. Apertur
interiomarginal.

19. Globorotalia fohsi CUSHMAN dan ELLISOR

Bentuk cangkang trokospiral, bikonveks dan tertekan, dinding cangkangnya berpori


dengan permukaan yang kasar. Kamar-kamar tertekan, disusun oleh tiga putaran, kamar
keenam sampai kesembilan pada putaran terakhir ukurannya menjadi lebih besar. Sutura pada
sisi spiral adalah kurva, pada sisi umbilikal radial-kurva dan tertekan. Umbilikus kecil.
Apertur interiomarginal.
20. Globorotalia kugleri BOLLI

Bentuk cangkang trokospiral, dinding cangkangnya berpori dengan permukaan yang


kasar. Bentuk kamar ovate (elips), disusun oleh tiga putaran, kamar keenam sampai
kedelapan pada putaran terakhir ukurannya menjadi lebih besar. Sutura pada sisi spiral adalah
kurva dan tertekan, pada sisi umbilikal radial. Umbilikus kecil. Apertur interiomarginal.

21. Globorotalia lobata BERMUDEZ

Bentuk cangkang trokospiral, bikonveks dan tertekan, dinding cangkangnya berpori


dengan permukaan yang kasar. Kamar-kamar tertekan, disusun oleh tiga putaran, kamar
keenam sampai kedelapan pada putaran terakhir ukurannya menjadi lebih besar. Sutura pada
sisi spiral adalah kurva dan tertekan, pada sisi umbilikal radial. Umbilikus kecil. Apertur
interiomarginal.

22. Globorotalia mayeri CUSHMAN dan ELLISOR

Bentuk cangkang trokospiral, dinding cangkangnya berpori dengan


permukaan yang halus. Bentuk kamar mengembang, subglobular,
disusun oleh tiga putaran, kamar kelima sampai keenam pada
putaran terakhir ukurannya menjadi lebih besar. Sutura pada sisi
spiral adalah kurva dan tertekan, pada sisi umbilikal radial dan
tertekan. Umbilikus besar. Apertur interiomarginal
23. Globorotalia nana BOLLI

Bentuk cangkang trokospiral, dinding cangkangnya berpori dan kasar Kamar sperikal,
disusun oleh tiga putaran, kamar keempat sampai kelima pada putaran terakhir ukurannya
menjadi lebih besar. Sutura pada sisi spiral hampir radial dan tertekan, pada sisi umbilikal
radial dan tertekan. Umbilikus kecil. Apertur interiomarginal.

24. Orbulina suturalis BRONNIMANN

Cangkang hampir globular, trokospiral pada tahap awal.


Dinding cangkang berpori. Bentuk kamar sperikal. Apertur
utama interiomarginal, umbilikal pada tahap awal menjadi
globigerin, apertur tambahan berada di sutura yang membatasi
antar kamar.

25. Pulleniatina obliquiloculata (PARKER dan JONES)

Bentuk cangkang globose, pada tahap awal trokospiral, pada tahap akhir streptospiral dan
hampir involute, dinding cangkangnya berpori. Bentuk kamar subsperikal, disusun oleh tiga
putaran, putaran terakhir terdiri dari empat kamar dengan setengah kamar terputar sampai
lima kamar. Sutura pada sisi spiral adalah kurva sampai radial dan tertekan. Umbilikus
tertutup. Apertur terletak pada kamar terakhir.
26. Globorotalia fohsi peripheroronda BLOW

Bentuk cangkang trokospiral, bikonveks dan tertekan, dinding cangkangnya berpori


dengan permukaan yang kasar. Kamar-kamar tertekan, disusun oleh tiga putaran, kamar
keenam sampai kesembilan pada putaran terakhir ukurannya menjadi lebih besar. Sutura pada
sisi spiral adalah kurva, pada sisi umbilikal radial-kurva dan tertekan. Umbilikus kecil.
Apertur interiomarginal.

27. Globigerina riveroae BOLLI dan BERMUDEZ

Bentuk cangkang trokospiral, dinding cangkangnya berpori dan tersusun rapi. Bentuk
kamar hampir sperikal, disusun oleh tiga putaran dan sebuah kamar yang berbetuk setengah
putaran, kamar keempat pada putaran terakhir semakin membesar. Sutura pada sisi spiral dan
umbilikal hampir radial dan tertekan. Apertur interiomarginal.

28. Globoquadrina altispira CHUSMAN & JARVIS


Interval umur relatif : N6 – N20 (Zonasi Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).

Cangkang trochospiral menengah sampai tinggi, equatorial periphery lobulate,


dengan dorso-peripheral shoulders, dinding berpori kasar, permukaan pitted kadang hispid,
kamar pada bagian berikutnya spherical, dimana kamar terakhir tertekan kuat secara lateral,
tersusun oleh tiga setengah sampai empat putaran cangkang, empat sampai lima kamar pada
putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada sisi spiral curved sampai radial, umbilicus
lebar dan dalam, aperture interiomarginal, umbilical, high arched, ditutupi oleh semacam
gigi.

29. Globorotalia plesiotumida BLOW & BANNER

Cangkang trochospiral sangat rendah, bikonveks tidak simetris, tertekan, equator


periphery lobulate, sumbu peripheral lancip dengan keel yang jelas, dinding berpori kecil,
kebanyakan permukaannya halus, permukaan yang kasar berkembang pada dinding tiga
kamar pertama, kamar tertekan, tersusun dalam tiga putaran, 5 - 6 kamar pada putaran
terakhir ukurannya membesar secara regular, sutura pada sisi spiral melengkung, bagian
terakhirnya hampir sub-radial, pada sisi umbilikal radial - sedikit melengkung dan tertekan,
umbilikus sempit dan dalam, apertur interiomarginal, ekstraumbilikal sampai umbilikal,
berbusur agak rendah, dibatasi oleh bibir tebal.

30. Globigerinoides sacculifer (BRADY)

Interval umur relatif : N6 – N23 (Zonasi Blow, 1969 dalam Postuma, 1971).
Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding cangkang
berpori, kamar membundar, tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga kamar putaran
terakhir bertambah ukurannya, kamar terakhir agak

memanjang, lonjong menyerupai kantung, sutura pada posisi spiral melengkung, pada sisi
umbilicus tertekan melingkar, apertur primer interiomarginal-umbilikal, pada kamar
terakhir terdapat apertur sekunder pada sutura.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mikrotax.org/pforams/index.php?id=104058
http://www.marinespecies.org/foraminifera/aphia.php?p=taxdetails&id=7
35274
https://www.foraminifera.eu/species.php?no=1009207&aktion=suche
https://www.scribd.com/doc/97057809/DESKRIPSI-FOSIL#download

https://id.scribd.com/document/328312144/Foraminifera-Planktonik

https://www.researchgate.net/figure/Foraminifera-species-used-in-the-
biozones-recognition-1-Catapsydrax-dissimilis_fig5_260586314

Anda mungkin juga menyukai