Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kelompok Sains Arsitektur

Al Bahar Towers
( Bangunan Tanggap iklim )

Oleh :

CUT AZURA UTAMI 1204104010036

NELLY PUTRIJA 1204104010040

BENAZIRA ADITA 12041040100

Dosen Pengajar :

ERNA MUTIA, ST. MT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat serta hidayat-Nya kepada kita semua sehingga kita
masih bisa menikmati keangguan-Nya sampai hari ini. Shalawat beserta salam
tidak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam jahiliah kealam islamiah dan berilmu pengetahuan serta
teknologi seperti yang kita rasakan saat ini.
Makalah ini kami buat dengan tujuan tugas dari mata kuliah “Sains
Arsitektur”, yang dosen pengajar “Erna Mutia ST. MT.
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tidak lepas dari segala kekurangan,
semoga para pembaca bisa memakluminya dan bisa memberikan saran dan
kritikan yang sifatnya membangun demi kepentingan bersama.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Abu Dhabi, banyak arsitek yang berlomba membangun gedung


pencakar langit yang unik, hal seperti ini diumpama seperti sebuah pantai
di mana anak-anak bebas membentuk istana dan objek favorit mereka dari
pasir pantai. Arsitek-arsitek terkenal dunia mengusulkan sesuatu desain
yang biasanya akan kutukan para insinyur. Dan pastinya biaya
membangunnya juga akan berlipat mahalnya akibat sesuatu yang tidak
konvensional. Namun itu tidak menghalangi Abu Dhabi Investment
Council Headquaters dari menerima desain Aedas Arsitek dalam
melanjutkan proyek menara kembar Al Bahar Towers setinggi 25
lantai. Keunikan proyek Al Bahar Towers yang dapat memuat 1.000
karyawan di setiap lantai ini terletak pada fitur luarannya yang
mengapikasikan sistem geometrik variabel yang secara sendirinya akan
menghambat panas gurun di waktu cuaca terik dari masuk pada waktu-
waktu tertentu. Bentuk geometri ini diinspirasikan dari pola islamik yang
diberi nama 'mashrabiya'. Ekspansi dan kontraksi dari sistem ini
memberikan dampak visual yang hebat dan tidak tampak terlalu kikuk
meskipun pelindung ini menyusut pada tingkat yang berbeda.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa alasan di bangunnya Al- Bahar towers ?


2. Bagaimana dan apa saja kinerja konstruksi fasad al bahar tower?

1.3. Tujuan

Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui :


1. Bagaimana kinerja bangunan Al- Bahar terhadap iklim
2. Jenis material yang digunakan pada sistem fasad.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Dan Gambaran Umum Bangunan

Al Bahar Towers, Abu Dhabi, United Arab Emirates

Lokasi : Abu Dhabi, United Arab Emirates

Arsitek : Aedas Architects, Abdulmajid Karanouh

Grup Arsitek : Diar Consult

Engineer : Arup

Tahun Perencanaan : 2008

Tahun Konstruksi : 2009-2012

Ketinggian : 147.0 m

Roof Height : 145.1 m

Top Floor Height : 120.0 m

Lantai : 27 + 2 lantai bawah tanah

Luas Tapak : 100.080 m²

Luas Area Bangunan : 56.000 m²

Fasad : Facade responsive


Al Bahar Towers merupakan bangunan gedung pencakar langit
yang terletak di Abu Dabhi. Gedung ini memenangkan Inovasi pertama
CTBUH (Council on Tall Buildings and Urban Habitat) atau dalam bahsa
lain Dewan Bangunan Tinggi dan Hunian Kota, yang merupakan sebuah
penghargaan luar biasa untuk proyek yang dikendalikan komputer layar
matahari. Al Bahar Towers adalah dua bangunan dengan 29 lantai, menara
perkantoran yang dirancang berdasarkan mosaik geometris Islam,
menggunakan tessellation bentuk sederhana untuk menopang struktur.
Bentuknya yang silinder memaksimalkan volume dan lantai ke area
dinding sambil menawarkan pemandangan ke segala arah.

Desain bangunan ini juga membuka interior ke faktor keuntungan


yang sangat besar dimana matahari yang merupakan masalah besar dalam
iklim ekstrim lokal. Mengikuti kisi kayu layar tradisional yang
disebut Mashrabiya menggunakan kemampuan teknologi saat ini
mengakibatkan kulit luar sistem layar segitiga diatur dalam serangkaian
segi enam scalable melipat untuk menciptakan sebuah penghalang
matahari yang solid.

Masing-masing 1000 panel terhubung ke aktuator linier yang


memungkinkan untuk berfungsi dalam menanggapi posisi matahari, efektif
mengurangi keuntungan panas dan silau dengan 50% sementara
memberikan vernakular islamic representasi kontemporer, tampak cerdas,
bersama-sama dengan panel surya termal untuk pemanas air panas dan
panel photovoltaic di atap, meminimalkan kebutuhan untuk penerangan
internal dan pendinginan, sekaligus mengurangi jumlah emisi karbon
dioksida oleh lebih dari 1.750 ton per tahun.

2.2. Konstruksi dan Material Pada Fasad Bangunan

Sistem fasad yang bertentangan dengan bentuk tipikal pada


bangunan pencakar langit di daerah tersebut menghadirkan solusi yang
lebih cerdas dan dinamis untuk menghadapi iklim setempat. Perancang Al
Bahar Tower berusaha untuk memberikan desain yang kontekstual dan
mengandung budaya setempat, dan juga memanfaatkan teknologi modern
untuk memenuhi standar tertinggi efisiensi.

Sistem shading Masharabiya berdasarkan kisi-kisi Arab tradisional,


merupakan salah satu konsep utama yang menyebabkan perusahaan Aedas
untuk memenangkan kompentisi untuk pembangunan gedung pencakar
langit yang berpusat di ADIC, Abu Dhabi. Rancangan parametrik untuk
geometri panel bergerak pada fasad dan mensimulasikan operasi dalam
respon terhadap paparan sinar matahari dan perubahan akibat sudut
kejadian selama hari-hari yang berbeda tahun ini, di rancang oleh arsitek
dan insinyur yang didukung oleh tim desain komputasi.
Desain menara juga dapat dilihat sebagai respon dan solusi
terhadap serangkaian permasalahan lingkungan yang dibahas di Emirat
pada saat pembukaan, termasuk publikasi Rencana Abu Dhabi 2030 , yang
terdiri dari kerangka pembangunan yang komprehensif berdasarkan
prinsip-prinsip tanggung jawab budaya dan lingkungan , bersama-sama
dengan pengembangan promosi standar pengelolaan lingkungan Estidama
dan Masdar inisiatif untuk energi terbarukan .

2.3. Secondary Skin pada Fasad

Layar shading yang dinamis dan sensitif pada cahaya mengurangi


damapk negatif yang di hasilkan dari cahaya matahari. Bertindak sebagai
'’Mashrabiya", secondary skin menyaring cahaya dan mengurangi silau.
Sistem ini didukung oleh energi terbarukan yang berasal dari panel
photovoltaic. Fasad ini menyelimuti hampir keseluruhan dari dua menara
kecuali pada bagian utara.

Pada malam hari semua layar dari secondary skin melipat. Saat
matahari terbit di pagi hari dari arah timur, secondary skin pada sepanjang
sisi bangunan yang menghadap ke arah ini akan mulai menutup. Dan
ketika matahari bergerak mengelilingi gedung, semua bagian vertikal dari
secondary skin bergerak mengikuti arah matahari.
 Dampak Secondary Skin

Menara layar baru shading dikendalikan komputer beroperasi


sebagai dinding tirai , siap untuk dua meter dari fasad eksterior bangunan ,
dalam bingkai yang terpisah . Setiap segitiga dilapisi dengan fiberglass
mikro dan diprogram untuk merespon pergerakan matahari sebagai cara
untuk menangkap sinar matahari. Diperkirakan bahwa lebih dari 50 %
layar dapat menangkap sinar surya,. Selain itu, kemampuan secondary skin
untuk menyaring cahaya telah memungkinkan arsitek untuk lebih selektif
dalam memilih kaca. Hal ini memungkinkan kita untuk menggunakan kaca
biasa, yang memungkinkan lebih banyak cahaya di dalam dan mengurangi
penggunaan cahaya buatan secondary skin. Cara ini merupakan sebuah
teknik kuno yang digunakan dengan cara modern, dan untuk menanggapi
aspirasi emirat sebagai contoh bangunan dalam bidang keberlanjutan.

Susunan lapisan struktur (structural layers) dari menara

Setiap unit dari secondary skin terdiri dari serangkaian panel yang
berlapiskan PTFE (polytetrafluoroethylene) dan beroperasi dengan
aktuator linier untuk membuka dan menutup sekali sehari. Secondary skin
diprogram secara berurutan yang dihitung untuk menghindari sinar
matahari langsung pada saat sinar matahari menyinari bangunan dan untuk
sinar matahari langsung dibatasi maksimal 400 watt per meter. Seluruh
sistem dilapisi oleh berbagai sensor untuk membuat agar unit terbuka pada
setiap perubahan kondisi matahari maupun cuaca. Efek dari sistem ini
bersifat global yaitu:

o mengurangi silau
o meningkatkan penetrasi siang hari
o ketergantungan kurang pada pencahayaan buatan
o pengurangan lebih dari 50 % dalam penghasilan energi solar
o pengurangan emisi CO2 denagn jumlah 1.750 ton per tahun

Pola geometris yang membentuk layar raksasa ini mencakup lebih dari
1.000 unit yang menutup dan membuka pada siang hari, tergantung pada
posisi matahari.

Sinar matahari yang masuk saat panel ini membuka


Atap yang menghadap ke selatan setiap menara menggabungkan
sel surya, menghasilkan sekitar lima persen dari energi yang dibutuhkan
total sumber energi terbarukan, yang digunakan untuk memanaskan air.
Menara telah menjadi salah satu bangunan pertama di Teluk yang
menerima penghargaan LEED dengan Peringkat Perak.
SUMBER

http//:www.ctbuh.org

http//:www.aedas.com

http//:www.wikipedia.id

Anda mungkin juga menyukai