Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN VISUAL PADA DESAIN UANG KERTAS RUPIAH

SEMUA PECAHAN EMISI TERAKHIR


Yopi Samsul Arifin
Departemen Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: yopisamsularifin@gmail.com
harrysulastianto@upi.edu
suryadi9maskat@gmail.com

ABSTRAK

Uang kertas rupiah tercatat sebagai salah satu mata uang yang paling sering mengalami
perubahan desain. Rata-rata setiap enam tahun mengeluarkan seri baru dan ini terjadi cukup lama
hingga masa Orde Baru. Memasuki era Reformasi, sekitar tahun 2000-an desain rupiah cenderung
konsisten dan hanya mengalami sedikit perubahan pada warna dan fitur pengaman. Desain ini
mampu bertahan hingga saat ini atau sekitar 16 tahun. Keunikan desain uang kertas rupiah membuat
penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana elemen-elemen desain seperti ilustrasi, tipografi dan
komposisi pada desainnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan
kajian pustaka. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan disiplin desain komunikasi visual.
Berdasarkan hasil penelitian, desain uang kertas rupiah emisi tahun 2000 sampai 2014 menggunakan
komposisi yang sama, hanya dibedakan oleh nilai nominal, ilustrasi, warna, ukuran dan fitur
pengaman. Semakin tinggi nilai nominal maka semakin cerah/terang warna dasar yang digunakan,
begitupun ukuran dan fitur pengaman, semakin tinggi nilai nominal maka semakin besar ukuran uang
dan semakin tinggi fitur pengaman yang ada di dalamnya. Untuk ilustrasi di bagian depan semuanya
menggunakan tema pahlawan nasional dan di bagian belakang menggunakan ilustrasi kekayaan alam
dan budaya yang ada di daerah tempat asal pahlawan di bagian depan. Ini semua tidak lepas dari
fungsi lain uang sebagai alat komunikasi dan promosi pemerintah. Untuk tipografi, semuanya
menggunakan jenis huruf sans serif. Desain rupiah yang beragam tentu membuatnya menjadi
menarik untuk di teliti. Oleh karena itu, penulis sangat berharap jika selanjutnya ada penelitian
lanjutan tentang kajian visual desain uang logam rupiah.

Kata kunci: uang kertas rupiah, desain komunikasi visual, ilustrasi, tipografi, komposisi
ABSTRACT

Banknotes of the Rupiah are listed as one of the most frequently changing banknotes. Every six
years in average, a new series are published. It happened in quite a long time until the new order.
Entering the reformation era, around the 2000s, the design tended to be consistent with only a slight
change in color and security features. This design lasts until today, or about 16 years. The lack of
public attention to the banknotes of rupiah’s design uniqueness made the writer interested to know
more about the its design elements, such as illustration, typography, and composition on the design
of the money that has no function other than to make it interesting to see. This research uses
descriptive method with qualitative approach. Data collection techniques used in this research are
observation, interviews, documentation, books, and the internet. The method of analysis in this study
uses visual communication design discipline. Based on the results of the study, the design of
banknotes of rupiah emitted from 2000 to 2014 have the same composition, distingushed only by the
nominal, illustration, color, size and security features. The higher the nominal value, the brighter
the basic colors used. Same goes to the size and security features, the higher the nominal value, the
greater the size of the money and the higher the nominal value, the higher the security features that
are in it. For the illustration, on the front side of all of them, the theme of national heroes is used
while on the rear side there are the illustrations of natural and cultural resources in the origin area
of the national heroes on the front. It can not be separated from other functions of money as a means
of communication and promotion of the government. For typography, all of them uses sans serif font.
A various design of rupiah certainly makes it interesting to study. Therefore, the author hopes that
there will be further research on the visual design study of rupiah coins.

Keywords: banknotes of rupiah, visual communication design, illustration, typography, composition

PENDAHULUAN Desain komunikasi visual terdiri dari


tiga suku kata yaitu desain, komunikasi
Desain dimaknai sebagai solusi dan visual. Desain seperti telah kita
pemecahan masalah yang berorientasi ketahui merupakan solusi dari
pada fungsi (form follows function) permasalahan yang dihadapi manusia.
(Rahayu dalam Sugiharto, 2013, hlm. Selanjutnya komunikasi merupakan
171). Manusia menciptakan produk desain sebuah rangkaian proses pennyampaian
sebagai solusi dari permasalahan yang informasi atau pesan kepada pihak lain
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, (Anggraini dan Nathalia, 2014, hlm. 14).
aspek kenyamanan menjadi prioritas Dan visual adalah sebuah wujud yang
utama desainer dalam menciptakan suatu tampak atau terlihat oleh indera
karya desain, sehingga semua produk penglihatan. Jadi, menurut definisinya
desain yang sekarang beredar terasa desain komunikasi visual adalah suatu
sangat nyaman ketika digunakan, baik itu disiplin ilmu yang mempelajari konsep-
desain produk, interior, arsitektur hingga konsep komunikasi serta ungkapan kreatif
desain komunikasi visual. Di era modern melalui berbagai media untuk
ini, desain komunikasi visual mendapat menyampaikan pesan dan gagasan secara
banyak sorotan karena berhubungan visual dengan mengelola elemen-elemen
dengan pesan visual yang akan grafis berupa bentuk dan gambar, tatanan
disampaikan kepada orang lain. Desain ini huruf, komposisi, warna serta layout.
harus benar-benar dibuat agar pesan yang sehingga gagasan bisa diterima oleh orang
ingin disampaikan dapat dimengerti dan atau kelompok yang menjadi sasaran
menarik perhatian pembaca. penerima pesan (Kusrianto, 2007, hlm. 2).
Dalam menciptakan sebuah karya bentuk dari visual komunikasi”. Maka dari
desain, dalam hal ini desain komunikasi itu, berbicara tipografi bukan hanya
visual tentu ada unsur atau elemen-elemen sekedar menyusun dan mengatur layout
pendukung yang dapat membuat karya huruf saja, namun lebih luas dari itu.
desain komunikasi visual ini menjadi Mulai dari proses kreatif dalam penciptaan
menarik dan pesan yang ada di dalamnya atau mendesain huruf, memilih dan
tersampaikan dengan baik. Elemen- memilah huruf yang sudah ada, menata
elemen itu diantaranya adalah ilustrasi, huruf-huruf dalam komposisi harmonis
tipografi dan komposisi. sesuai dengan konsep yang diusung,
Secara harfiah ilustrasi berasal dari hingga yang paling penting adalah dapat
bahasa latin yaitu ilustrare yang berarti berkomunikasi dengan pembaca tentang
menerangi atau menghias. Dalam bahasa apapun melalui huruf yang estetis,
Inggris illustration berarti gambar, menarik dan komunikatif.
penjelasan dan uraian. Dapat disimpulkan Komposisi tidak kalah penting dalam
jika ilustrasi merupakan sebuah gambar sebuah karya desain. Elemen-elemen
yang digunakan untuk memberi desain yang ada harus disusun agar
penjelasan atas suatu maksud dan tujuan mampu menyajikan sebuah karya yang
secara visual. Sebagai penjelas atau nyaman dan seimbang apabila dilihat.
gambar yang memberikan keterangan Komposisi atau penyusunan elemen-
akan sesuatu tentunya ilustrasi elemen desain yang tidak baik dapat
mempunyai beberapa jenis dan gaya membuat karya desain menjadi tidak
sesuai dengan segmentasi serta keterangan menarik sehingga audiens akan malas dan
apa yang akan dijelaskan. Beberapa gaya cepat bosan melihatnya. “Komposisi pada
ilustrasi diantaranya gaya dasarnya adalah susunan dari elemen-
realistis/naturalistis, kartun, karikatur, elemen karya atau objek yang bersama-
dekoratif/deformasi. Selanjutnya jenis- sama membangun satu kesatuan karya
jenis ilustrasi adalah ilustrasi manuskrip, utuh atau objek, baik gubahan dua
bacaan, cerpen, sudut halaman, buku dimensional ataupun gubahan tiga
pelajaran dan ilustrasi pada komik. Semua dimensional.” (Masri, 2010, hlm.87).
gaya dan jenis ilustrasi itu memiliki
tujuan/segmentasi tertentu. METODE
Untuk mengkomunikasikan sebuah
karya desain akan terasa kurang apabila Penulis menggunakan metode
tidak disertakan tipografi di dalamnya, deskriptif analisis dengan pendekatan
meskipun tidak menutup kemungkinan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu
sebuah informasi dapat tersampaikan prosedur penelitian berdasarkan data
tanpa adanya huruf/tulisan, namun akan deskriptif, berupa lisan atau tertulis dari
lebih jelas dan spesifik apabila sebuah seorang subjek yang telah diamati dan
informasi disertai dengan sebuah tulisan. memiliki karakteristik bahwa data yang
Secara definitif, Maharsi (2013, hlm. 2) diberikan merupakan data asli yang tidak
mengatakan jika “tipografi adalah seni diubah serta menggunakan cara yang
dalam memilih, menyusun dan mengatur sistematis dan dapat dipertanggung
tata letak huruf dan jenis huruf untuk jawabkan kebenarannya. Tujuan
keperluan pencetakan maupun penelitian dengan menggunakan metode
reproduksi.” Tipografi dikatakan baik deskriptif kualitatif adalah untuk
apabila menarik, terbaca serta mengungkapkan fakta, keadaan,
menciptakan gaya dan karakter. fenomena, variabel, dan keadaan yang
Sedangkan menurut Carter (dalam terjadi saat penelitian dilakukan dan
Maharsi, 2013, hlm. 3) “tipografi adalah menyuguhkannya dengan apa adanya.
Teknik pengumpulan data yaitu dengan Namun penggunaan ORI secara sah baru
observasi, wawancara, dokumentasi dan dimulai sejak diresmikan oleh pemerintah
kajian pustaka. Metode analisis dalam sebagai mata uang Indonesia pada 30
penelitian ini menggunakan disiplin Oktober 1946. Setelah masa ORI berakhir,
desain komunikasi visual. rupiah mulai menjadi mata uang
Penelitian dilakukan selama 14 hari di Indonesia, meskipun pada masa
Museum Bank Indonesia, Jalan Pintu pemerintahan RIS (Republik Indonesia
Besar Utara no. 3, komplek wisata Kota Serikat), mata uang Indonesia sempat
Tua, Jakarta Barat dan kediaman Mujirun diganti menjadi mata uang RIS, namun
(seorang engraver sekaligus salah satu setelah pemerintahan RIS berakhir, mata
perancang uang pada pecahan uang Indonesia kembali menjadi rupiah.
Rp1.000,00; Rp5.000,00; Rp20.000,00; Sebagai mata uang resmi Indonesia,
Rp50.000,00) yang bertempat di rupiah kemudian dikeluarkan dan
Komplek PERURI Blok BB 12, Jl. CPM dikontrol oleh Bank Indonesia yang pada
Yunus Mutter 1, RT. 02/RW. 09, tanggal 1 Juli 1953 resmi menjadi bank
Sudimara timur, Ciledug, Tangerang. sentral Indonesia dan diberi kewenangan
15151. penuh untuk mengatur perbankan negara.
Uang kertas rupiah yang pertama kali
HASIL DAN PEMBAHASAN diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah
Secara sederhana mata uang dapat pecahan Rp5,00 dengan gambar R.A.
dipahami dalam dua pengertian besar. Kartini pada tahun 1952, dicetak oleh
Pertama, sesuatu yang diterima secara Thomas De La Rue & Co Ltd. Didesain
umum oleh masyarakat sebagai alat oleh C.A. Mechelse.
pembayaran yang sah di suatu wilayah
tertentu dari transaksi ekonomi yang
dilakukan untuk pembelian barang, jasa
atau pembayaran hutang. Kedua, alat
untuk mempermudah pertukaran yang
secara umum dapat diterima dalam
transaksi pembelian barang dan jasa atau
pembayaran utang. Seperti yang dikatakan Gambar 1. Pecahan Rp5,00
oleh Nasution (1998, hlm.2) “uang (Sumber: http://www.uang-kuno.com/delinavit/pelukis-
didefinisikan sebagai alat tukar yang uang/, diakses 25 November 2015)
mempunyai nilai tertentu untuk
memperlancar proses tukar menukar atau Dalam Pasal 1 ayat 5 UU No.7 tahun
perdagangan.” 2011 tentang mata uang disebutkan bahwa
Menurut Bank Note dan Indonesian “Ciri rupiah adalah tanda tertentu pada
Coins (dalam Banindro, 2008, hlm.14) setiap rupiah yang ditetapkan dengan
uang kertas pertama Republik Indonesia tujuan untuk menunjukkan identitas,
adalah “Uang kertas ORI 1945 dengan membedakan harga atau nilai nominal,
nominal Satu Sen, disahkan pada tanggal dan mengamankan rupiah tersebut dari
17 Oktober 1945 di Jakarta, dirancang upaya pemalsuan.” Dalam setiap pecahan
oleh Abdulsallam, pelukis dan pengajar uang kertas rupiah terdapat beberapa fitur
Akademi Seni Rupa “ASRI” Yogyakarta, pengaman/security features yang
dicetak oleh Percetakan RI Salemba berfungsi untuk mengamankan rupiah dari
Jakarta.” Oeang Repoeblik Indonesia upaya pemalsuan. Fitur pengaman itu
(ORI) memiliki jangka waktu peredaran di dibagi menjadi dua, pertama tertanam
Indonesia selama 4 tahun. Mulai pada bahan uang dan kedua merupakan
digunakan pada periode 1945-1949. hasil dari teknik cetak.
Tabel 1. Security Features Terdapat beberapa ilustrasi pada
Tertanam Hasil Cetak desain uang kertas pecahan ini, seperti
Cetak dalam gambar utama, lambang Garuda
(intaglio) Pancasila, tanda air, gilose, rectoverso dan
Gambar saling isi latent image. Selain sebagai identitas dan
Benang pengaman
(rectoverso) sarana promosi pemerintah ilustrasi ini
(security thread)
berubah warna
berfungsi sebagai fitur pengaman.
(optically variable
ink)
Tabel 3. Ilustrasi pada Pecahan Rp1.000,00
Micro text
Ilustrasi Gaya Teknik
Mini text
Tanda air Gambar Realistis/
Invisible ink Intaglio
(watermark) utama naturalistis
Visible ink
Garuda Dekoratif/
Latent image Intaglio
Pancasila deformasi
Uang kertas rupiah emisi terakhir Realistis/ Ditanam
Tanda air
(2000-2014) memiliki tujuh pecahan yang naturalistis dalam kertas
terdiri dari Rp1.000,00; Rp2.000,00; Dekoratif/ Menggunakan
Gilose
deformasi mesin gilose
Rp5.000,00; Rp10.000,00; Rp20.000,00;
Dekoratif/ Menggunakan
Rp50.000,00 dan Rp100.000,00 Rectoverso
deformasi mesin offset
1. Pecahan Rp1.000,00 Latent Dekoratif/
Intaglio
image deformasi

Tipografi pada pecahan ini


menggunakan jenis huruf sans serif seperti
huruf Swis721 BT dan Arial. Nilai
nominal utama merupakan huruf Swis721
BT yang dimodifikasi. Selain untuk
menunjukkan nilai nominal, tipografi pada
desain uang juga berfungsi sebagai fitur
pengaman, hampir semua tipografi pada
desain uang menjadi fitur pengaman,
mulai dari nilai nominal yang dicetak
dengan teknik intaglio, hingga micro text
Gambar 2. Pecahan Rp1.000,00 yang hanya dapat terbaca apabila
(Sumber: Dokumen Pribadi)
menggunakan kaca pembesar.
Tabel 2. Detail Uang Pecahan Rp1.000,00 Komposisi pecahan ini menggunakan
Ukuran 141 mm x 65 mm jenis hierarcichal grid/grid hierarki
Bahan Serat kapas dengan nilai nominal dan pahlawan
Warna dominan Hijau nasional Kapitan Patimura di bagian
Tanggal terbit depan serta ilustrasi Pulau Maitara dan
29 November 2000
pertama
Tidore di bagian belakang sebagai focal
Penandatangan Dewan Gubernur BI
pointnya. Komposisi pada bagian depan
Gambar utama
Kapitan Pattimura menggunakan prinsip keseimbangan
(depan)
Gambar utama Pulau Maitara dan simetris, sedangkan bagian belakang
(belakang) Tidore menggunakan prinsip keseimbangan
Pencetak Perum PERURI asimetris.
Perancang
Mujirun
(engraver)
2. Pecahan Rp2.000,00 keterangan, tipografi berfungsi sebagai
fitur pengaman, mulai dari yang kasat
mata hingga hanya dapat terlihat dengan
menggunakan bantuan alat tertentu.
Komposisi pecahan Rp2.000,00
menggunakan jenis hierarcichal grid
dengan focal point gambar Pangeran
Antasari dan nilai nominal pada bagian
depan, serta ilustrasi tarian adat Dayak
pada bagian belakang.

3. Pecahan Rp5.000,00

Gambar 3. Pecahan Rp2.000,00


(Sumber: Dokumen Pribadi)
Tabel 4. Detail Uang Pecahan Rp2.000,00
Ukuran 141 mm x 65 mm
Bahan Serat kapas
Warna dominan Abu-abu
Tanggal terbit
10 Juli 2009
pertama
Penandatangan Dewan Gubernur BI
Gambar utama
Pangeran Antasari
(depan)
Gambar utama
Tarian adat Dayak Gambar 4. Pecahan Rp5.000,00
(belakang) (Sumber: Dokumen Pribadi)
Pencetak Perum PERURI
Perancang Tabel 6. Detail Uang Pecahan Rp5.000,00
Sri Wahyuni Ukuran 143 mm x 65 mm
(engraver)
Bahan Serat kapas
Tabel 5. Ilustrasi pada Pecahan Rp2.000,00 Warna dominan Hijau dan Cokelat
Ilustrasi Gaya Teknik Tanggal terbit
6 November 2001
Gambar Realistis/ pertama
Intaglio Penandatangan Dewan Gubernur BI
utama naturalistis
Garuda Dekoratif/ Gambar utama Tuaku Imam
Intaglio (depan) Bondjol
Pancasila deformasi
Realistis/ Ditanam Gambar utama
Tanda air Pengrajin tenun
naturalistis dalam kertas (belakang)
Dicetak Pencetak Perum PERURI
Ornamen Dekoratif/ Perancang
dengan Mujirun
daerah deformasi (engraver)
visible ink
Dekoratif/ Menggunakan
Rectoverso
deformasi mesin offset Ilustrasi pada pecahan ini
Dicetak menggunakan dua penggayaan ilustrasi,
Dekoratif/
Visible ink dengan yaitu realistis/naturalis dan dekoratif/
deformasi
visible ink deformasi. Untuk tipografi, pecahan ini
menggunakan jenis huruf sans serif seperti
Pecahan ini menggunakan jenis huruf Arial, Swis721 BT dan SF Old Republic
sans serif dan didominasi oleh huruf Arial. SC. Hierarcichal grid menjadi jenis grid
Selain sebagai penunjuk nilai nominal dan yang digunakan pada desain ini dengan
gambar pahlawan nasional Imam Bondjol Mahmud Badaruddin II dan nilai nominal
dan nilai nominal sebagai focal point di di bagian depan serta ilustrasi rumah limas
bagian depan dan pengrajin tenun di di bagian belakang sebagai focal pointnya.
bagian belakang. 5. Pecahan Rp20.000,00
4. Pecahan Rp10.000,00

Gambar 6. Pecahan Rp20.000,00


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 5. Pecahan Rp10.000,00 Tabel 8. Detail Uang Pecahan Rp20.000,00


(Sumber: Dokumen Pribadi) Ukuran 147 mm x 65 mm
Bahan Serat kapas
Tabel 7. Detail Uang Pecahan Rp10.000,00
Warna dominan Hijau
Ukuran 145 mm x 65 mm
Bahan Serat kapas Tanggal terbit
1 Agustus 2011
pertama
Warna dominan Ungu kebiruan
Gubernur dan
Tanggal terbit Penandatangan
3 Juni 2010 Dewan Gubernur BI
pertama
Gambar utama Oto Iskandar Di
Penandatangan Dewan Gubernur BI
(depan) Nata
Gambar utama Sultan Mahmud
Gambar utama
(depan) Badaruddin II Pemetik Teh
(belakang)
Gambar utama Rumah Limas,
Pencetak Perum PERURI
(belakang) Palembang
Perancang
Pencetak Perum PERURI Mujirun
(engraver)
Perancang
Ambrizal
(engraver)
Ilustrasi yang ada dalam pecahan ini
Gaya realistis/naturalistis dan terdiri dari dua penggayaan, yaitu gaya
dekoratif/deformasi digunakan untuk realistis/naturalis dengan dekoratif
ilustrasi pada pecahan ini. Gaya ilustrasi /deformasi. Untuk ilustrasi yang
realistis/naturalis terdapat pada gambar menggunakan gaya realistis/naturalis
utama Sultan Mahmud Badaruddin II, terdapat pada gambar utama di bagian
Rumah Limas dan tanda air. Sedangkan depan dan belakang, lalu tanda air.
gaya dekoratif/deformasi terdapat pada Sedangkan untuk gaya ilustrasi dekoratif/
ornamen khas Palembang, rectoverso dan deformasi terdapat pada lambang garuda
lambang garuda pancasila. pancasila, rectoverso dan logo Bank
Untuk tipografi, pecahan ini Indonesia. Sementara, untuk jenis ilustrasi
menggunakan jenis huruf sans serif seperti sudut halaman terdapat pada gilose yang
Swis721 BT dan Arial. Komposisi desain berada di sekitar gambar utama.
pecahan ini menggunakan jenis Untuk tipografi, pecahan ini
hierarcichal grid dengan ilustrasi Sultan menggunakan Jenis huruf sans serif dan
custom font. Sedangkan untuk komposisi, Jenis huruf sans serif dan custom text
pecahan ini menggunakan jenis digunakan pada uang pecahan ini seperti
hierarcichal grid/grid hierarki dengan Glametrix, Swis721 BT, Galexica mono
gambar pahlawan nasional Oto Iskandar bold dan Arial. Untuk komposisi, desain
Di Nata dan nilai nominal di bagian depan pecahan ini menggunakan jenis
serta ilustrasi pemetik teh di bagian hierarcichal grid dengan gambar
belakang sebagai focal point. pahlawan I Gusti Ngurah Rai dan nilai
nominal pada bagian depan serta ilustrasi
6. Pecahan Rp50.000,00
Danau Beratan, Bedugul di bagian
belakang sebagai focal pointnya.
7. Pecahan Rp100.000,00

Gambar 7. Pecahan Rp50.000,00


(Sumber: Dokumen Pribadi)
Tabel 9. Detail Uang Pecahan Rp50.000,00
Ukuran 149 mm x 65 mm Gambar 8. Pecahan Rp100.000,00
Bahan Serat kapas (Sumber: Dokumen Pribadi)
Warna dominan Biru Tabel 10. Detail Uang Pecahan Rp100.000,00
Tanggal terbit Ukuran 151 mm x 65 mm
20 Oktober 2005
pertama Bahan Serat kapas
Penandatangan Dewan Gubernur BI Warna dominan Merah
Gambar utama Tanggal terbit
I Gusti Ngurah Rai Agustus 2014
(depan) pertama
Gambar utama Danau Beratan, Gubernur BI dan
(belakang) Bedugul Penandatangan
Menteri Keuangan
Pencetak Perum PERURI Gambar utama Dr. Ir. Soekarno dan
Perancang (depan) Dr. H. Moh. Hatta
Mujirun
(engraver) Gambar utama Gedung
(belakang) DPR/MPR/DPD RI
Ilustrasi pada pecahan ini terdiri dari Pencetak Perum PERURI
gaya realistis/naturalistis dan dekoratif/ Perancang
Ambrizal
deformasi. Untuk ilustrasi yang (engraver)
menggunakan gaya realistis/naturalis
adalah gambar Pahlawan Nasional I Gusti Pecahan Rp100.000,00 merupakan
Ngurah Rai, Danau Beratan Bedugul dan pecahan uang kertas yang paling besar di
tanda air. Sedangkan untuk gaya ilustrasi Indonesia. Mengalami beberapa kali
dekoratif/deformasi terdapat pada pembaharuan diantaranya pada 1 Agustus
lambang garuda pancasila, rectoverso, 2011 terjadi penambahan tinta pelangi
ornamen khas Bali dan logo Bank sebagai fitur pengaman dan mengalami
Indonesia. pembaharuan lagi pada Agustus 2014
dengan penambahan aksen warna kuning
di daerah lambang garuda pancasila, 1. Ilustrasi
perubahan keterangan penerbit uang yang Semua pecahan pada desain uang
asalnya bertuliskan BANK INDONESIA kertas rupiah emisi terakhir menggunakan
menjadi NEGARA KESATUAN dua penggayaan ilustrasi, yaitu gaya
REPUBLIK INDONESIA dan ilustrasi realistis/naturalistis dan gaya
penandatanganan yang sebelumnya oleh dekoratif/deformasi, serta satu jenis
Dewan Gubernur BI, sekarang menjadi ilustrasi sudut halaman. Penggayaan
Gubernur BI dan Menteri Keuangan. ilustrasi realistis/naturalistis terdapat pada
Terdapat perbedaan antara ilustrasi gambar utama tokoh pahlawan nasional di
pada pecahan ini dengan ilustrasi pada bagian depan dan gambar utama kekayaan
pecahan lainnya, jika gambar utama alam dan budaya Indonesia di bagian
bagian depan pecahan lain hanya berupa belakang, selain itu terdapat pada tanda air
satu potret pahlawan nasional, pada yang merupakan gambar pahlawan
pecahan Rp100.000,00 dua potret nasional yang akan terlihat apabila di
pahlawan nasional yang menjadi tokoh terawang ke arah cahaya.
proklamator kemerdekaan Indonesia. Untuk penggayaan ilustrasi
begitu juga di bagian belakang, jika pada dekoratif/deformasi, terdapat pada
pecahan lain lebih mempromosikan lambang garuda pancasila yang
kekayaan alam dan budaya Indonesia, merupakan stilasi dari burung garuda dan
pada pecahan ini berupa ilustrasi gedung fitur pengaman rectoverso (gambar saling
DPR/MPR/DPD RI yang merupakan isi) yang merupakan deformasi dari huruf
pusat kegiatan politik di Indonesia. B dan I. Keduanya berfungsi sebagai fitur
perbedaan ini membuat uang kertas pengaman uang dari upaya pemalsuan.
Rp100.000,00 sebagai pecahan terbesar Jenis ilustrasi sudut halaman terdapat
mata uang rupiah menjadi lebih istimewa pada fitur pengaman gilose/guilloche yang
dibandingkan pecahan lainnya. Untuk berfungsi sebagai ornamen untuk
penggayaan, ilustrasi pada pecahan ini memenuhi komposisi pada sudut halaman
terdiri dari dua gaya ilustrasi yaitu ilustrasi uang dan salah satu fitur pengaman. Jenis
realistis/naturalisti dan dekoratif/ ilustrasi ini merupakan susunan garis
deformasi. bergelombang yang saling bersentuhan
Tipografi pada pecahan ini yang merupakan hasil dari cetakan mesin.
menggunakan jenis huruf sans serif seperti
Swis721 BT dan Arial. Untuk komposisi, 2. Tipografi
sama dengan yang lainnya yaitu Untuk tipografi pada desain uang
menggunakan jenis hierarcichal grid kertas rupiah emisi terakhir ini semuanya
dengan tokoh pahlawan nasional di bagian menggunakan jenis sans serif dan custom
depan dan ilustrasi gedung font. Selain untuk menunjukan nilai
DPR/MPR/DPD RI di bagian belakang nominal dan keterangan lainnya, tipografi
sebagai focal pointnya. pada desain uang merupakan salah satu
fitur pengaman, mulai dari ukuran huruf
KESIMPULAN yang besar hingga ukuran yang sangat
kecil bahkan hanya dapat dibaca dengan
Seluruh uang kertas rupiah emisi menggunakan kaca pembesar (micro text)
terakhir ini dicetak di Perusahaan Umum atau bahkan hanya dapat dilihat di bawah
Percetakan Uang Republik Indonesia sinar ultra violet (invisible ink). Untuk
(PERUM PERURI) dengan menggunakan nama huruf yang digunakan cukup
bahan dasar serat kapas. Berdasarkan beragam mulai dari, Arial, Arial Narrow,
hasil penelitian ini, kesimpulan yang Arial Black, Swis721 BT, SF Old
diperoleh oleh peneliti adalah: Republic SC, Galexica Mono Bold, Sorren
Black dan Glametrix. Untuk tipografi DAFTAR PUSTAKA
pada nilai nominal utama merupakan hasil
modifikasi dari jenis huruf tersebut di atas. Sumber Buku:
Secara keseluruhan format penulisan Alam, S. (2013). Ekonomi. Jakarta: Esis.
uang dalam tipografi uang kertas rupiah
Anggraini, L. dan Nathalia, K. (2014).
semua pecahan cetakan terakhir bersifat Desain Komunikasi Visual; Dasar-
formal dan sesuai dengan kaidah-kaidah Dasar Panduan untuk Pemula.
penulisan yang berlaku. Hanya dalam Bandung: Nuansa Cendekia.
penulisan nilai nominal uang yang tidak
mengikuti format penulisan yang berlaku. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian;
Ini dikarenakan nilai nominal merupakan Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
salah satu tipografi paling penting dalam Revisi VI). Jakarta: PT. Asdi
desain uang sehingga harus disajikan Mahasatya.
secara sederhana dan jelas agar mudah Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain
dibaca. Sejalan dengan pendapat Rustan Komunikasi Visual. Yogyakarta:
(2014) tentang prinsip dan syarat huruf Andi
yang baik pada desain grafis yaitu simple,
readable, visible (sederhana, menarik dan Maharsi, I. (2013). Tipografi (Tiap Font
terlihat) Memiliki Nyawa dan Arti). Jakarta:
CAPS.
3. Komposisi Masri, A. (2010). Strategi Visual.
Komposisi pada desain uang kertas Yogyakarta: Jalasutra.
rupiah semua pecahan cetakan terakhir
pada dasarnya menggunakan layout/tata Nasution, M. (1998). Ekonomi Moneter;
letak yang serupa. Hanya dibedakan oleh Uang dan Bank. Jakarta: Djambatan
nilai nominal, tipografi, warna, ukuran Rahmat, E. Dkk. (2011). Buku Panduan
dan ilustrasi. Komposisi pada desain uang Uang Rupiah; Ciri-Ciri Keaslian,
kertas rupiah semua pecahan cetakan Standar Visual Kualitas Rupiah dan
terakhir menggunakan jenis Hierarchical Daftar Rupiah Yang Dicabut dan
Grid (Grid Hierarki) dengan focal point Ditarik dari Peredaran. Jakarta:
ilustrasi pada gambar utama dan nilai Direktorat Pengedaran Uang Bank
nominal. Warna yang digunakan pada Indonesia.
desain uang kertas rupiah semua pecahan
Rustan, S. (2014). Layout; Dasar dan
cetakan terakhir didominasi oleh warna-
Penerapannya. Jakarta: PT.
warna tersier dan sekunder. Apabila
Gramedia Pustaka Utama.
diperhatikan, warna pada pecahan kecil
berbeda dengan warna yang terdapat pada Sanyoto, S. E. (2009). Nirmana; Elemen-
uang rupiah dengan pecahan besar. Pada Elemen Seni dan Desain. Yogyakarta:
uang pecahan kecil (Rp1.000,00 Jalasutra.
Rp2.000,00 Rp5.000,00) cenderung Sastradipoera, K. (2016). Ensiklopedia
menggunakan warna yang redup/kusam. Ilmu Ekonomi. Bandung: Kappa
Sedangkan warna pada uang rupiah Sigma.
pecahan besar (Rp10.000,00 Rp20.000,00
Rp50.000,00 Rp100.000,00) cenderung
menggunakan warna-warna yang yang
lebih cerah dan menyala. Selanjutnya
ukuran uang, semakin tinggi nilai nominal
uang, maka semakin besar ukuran uang.
Sumber Skripsi:
Saputra, K. G. D. (2007). Prangko
Indonesia (Analisis Estetik Desain
Prangko Tahun 2006). (Skripsi).
Departemen Pendidikan Seni Rupa,
Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.

Pratiwi, S. (2013). Desain Kemasan


Cokelat Garut (Kajian Visual Estetik
pada Kemasan Chocodot Perusahaan
Tama Chocolute Garut). (Skripsi).
Departemen Pendidikan Seni Rupa,
Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.

Sumber Jurnal:
Banindro, B. S. (2008). Tinjauan Visual
Gambar Uang Kertas Indonesia.
[Online]. 8 halaman. Tersedia di
http://nirmana.petra.ac.id/index.php/
dkv/article/view/18001/0. (22
November 2015).

Sumber Internet:
Arifin. (2013). Delinavit (Pelukis Uang)
[Online]. Tersedia di
http://http://www.uang-
kuno.com/delinavit/pelukis-uang/,
diakses 25 November
2015/delinavit/pelukis/uang.html (25
November 2015).

__.(2014). Sejarah Uang [Online].


Tersedia di
http://uangindonesia.com/sejarahperk
embangan-uang-rupiah-di-indonesia/
(03 April 2016).

__.(2015). Pengertian Uang Menurut


Para Ahli [Online]. Tersedia di
http://www.definisi-
pengertian.com/2015/06/definsi-
pengertian-uangfungsi-menurut-
ahli.html (13 Maret 2016).

Anda mungkin juga menyukai