Anda di halaman 1dari 12

Arty 8 (2) 2019

Arty: Jurnal Seni Rupa


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/arty

ORNAMENTAL VARIETIES OF GEDONG SONGO SEMARANG TEMPLE AS A


TYPEFACE DESIGN INSPIRATION
RAGAM HIAS PADA CANDI GEDONG SONGO SEMARANG SEBAGAI INSPIRASI
PERANCANGAN TYPEFACE

Dany Prasetyo Nugroho, Moh. Rondhi, Rahina Nugrahani


Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Disiplin ilmu Tipografi memiliki peranan penting dalam menentukan suatu
Diterima April 2019 keberhasilan dari bentuk seni komunikasi. Sayangnya, disiplin ilmu ini kurang
Disetujui Mei 2019
mendapat perhatian di dunia desain grafis Indonesia. Menanggapi hal tersebut, penulis
Dipublikasikan Juli 2019
dalam proyek studi bertujuan membuat karya tipografi berupa rancangan huruf
________________
dengan ragam hias di Candi Gedong Songo Semarang sebagai sumber inspiasinya.
Keywords:
Karya yang dihasilkan berupa huruf teks dan huruf display serta penerapanya pada
Decorative Variety;
Designing Typeface; berbagai media dan merchandise. Dari seluruh proses perancangan hingga distribusi
Gedong Songo Temple karya dapat disimpulkan bahwa penulis mampu berkontribusi melalui rancangan
____________________ typeface Gedong Songo untuk memajukan dunia tipografi Indonesia serta dalam
pelestarian warisan budaya Indonesia. Diharapkan dengan adanya proyek studi ini,
dapat menginspirasi desainer lain untuk berkarya sekaligus melestarikan warisan
budaya Indonesia, kemudian dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat
ikut serta dalam pelestarian budaya Indonesia melalui caranya masing-masing.
Abstract
___________________________________________________________________
The discipline of Typography has an important role in determining a success of the art
form of communication. Unfortunately, this discipline received less attention in the world
of graphic design in Indonesia. As the response, the writer in the study project entitled
"Decorative Variety at Gedong Songo Temple Semarang as Inspiration of Typeface
Design" tries to contribute through typography work in the form of letters with
decorative vines in Gedong Songo Temple Semarang as inspiration. The work is produced
in the form of text letters and display letters and the application of it to various media
and merchandise. From the whole process of design to the distribution of the work could
be concluded that the authors are able to contribute through the design of typeface
Gedong Songo to advance the world of typography of Indonesia and in the preservation of
Indonesia's cultural heritage. expected through this project would inspire other designers
to work as well as preserve the Indonesian cultural heritage, and can increase public
awareness to participate in the preservation of Indonesian culture through their own
way.

© 2019 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-7516
Gedung B5 Lantai 2 FBS Unnes
E-ISSN 2721-8961
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email : dannyprasetyo@student.mail.unnes.ac.id

65
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

PENDAHULUAN black slanted dan sebagainya). Bentuk visual


Di dalam kehidupan manusia, berko- dari huruf tidak hanya mampu mengirimkan
munikasi merupakan salah satu hal yang sangat pesan dan makna tetapi juga tingkatan bunyi
penting. Baik itu dalam melakukan kegiatan dan perasaan, hirarki dan kepentingan,
belajar, bekerja, maupun bermain. Secara tidak keterangan dan kejernihan (Haswanto,
kita sadari dalam kehidupan sehari-hari kita 2009:27).
merupakan partisipan dari kegiatan Di Indonesia sendiri, perkembangan
berkomunikasi, baik sebagai pengirim pesan tipografi cenderung kurang diminati oleh para
maupun penerima pesan. Keberhasilan sebuah pelaku seni dan desain. Tipografi, terutama di
komunikasi dapat ditentukan oleh perangkat dunia desain grafis Indonesia kurang mendapat
yang menjembatani antara pengirim pesan dan perhatian lebih jika dibandingkan dengan
penerima pesan. Selama berabad-abad telah disiplin ilmu desain yang lain.
terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah Dalam era modern saat ini media
perangkat komunikasi yang efektif. Huruf komunikasi tulis yang paling efektif adalah
merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa huruf latin. Menurut Kertasari dkk. (2009:35)
tulis dan merupakan elemen dasar untuk “Huruf latin termasuk dalam jenis aksara
membangun kata atau kalimat. Rangkaian huruf fonetik yaitu jenis aksara yang berupa lambang
dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja fonem (ab-c-d-e)”. Fakta inilah yang mendasari
dapat memberikan suatau makna yang mengacu upaya penciptaan typeface yang terinspirasi
kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi oleh ragam hias pada Candi Gedong Songo
juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan Semarang. Typeface yang dirancang berupa text
suatu citra ataupun kesan visual (Sihombing, type dan display type. Text type menurut
2001:2). Gunarta (2013:20) “adalah huruf yang
Huruf selain berupa lambang bunyi untuk digunakan sebagai font bacaan yang padat, kecil,
menyampaikan pesan, bentuk dan rupa huruf dan berbaris-baris” sedangkan Display type
memiliki beragam emosi yang menyiratkan menurut Kusrianto (2005:5) “adalah huruf yang
karakter. Setiap simbol merepresentasikan dipergunakan sebagai judul artikel, iklan, serta
bunyi spesifik tertentu. Karakter tersebut untuk penarik perhatian”. Display type
menjadi kekuatan untuk menyiratkan berbagai dirancang bertujuan untuk menarik perhatian
perasaan (suasana dan konotasi) untuk pembaca dan lebih bersifat persuasif jika
kepentingan perancangan visual sesuai tujuan dibandingkan dengan karakter Text type yang
komunikasinya (pada iklan, situs internet, memiliki legibility serta readability tinggi.
logotype, branding/identitas, dsb). Typeface akan dirancang untuk memenuhi
Perancang huruf (typographer) dapat kebutuhan secara umum pada Text type yang
merancang huruf dengan berbagai arti dan terdiri dari Uppercase (huruf besar), Lowercase
kesan yang berbeda-beda dalam suatu paket (huruf kecil), Punctuation Mark (tanda baca),
keluarga huruf (family type, style, case, size, dan Modern Figure (angka yang besarnya sama
weight, bold, regular, slimness, italic, condensed, dengan huruf besar). Kemudian pada Display
66
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

type akan dirancang Uppercase (huruf besar) (2013:11) “font atau fount adalah seperangkat
dan Small Caps (huruf besar yang ukuranya huruf dalam ukuran dan ragam tertentu pada
sama dengan huruf kecil). Set karakter tersebut suatu typeface. Penggunaan istilah font sering
nantinya diaplikasikan pada media komunikasi disamaartikan dengan istilah typeface,
visual sebagai alat untuk memperkenalkan sedangkan file komputer sebagai font. Misalnya,
typeface Gedong Songo kepada khalayak Jokerman adalah sebuah typeface dan
sasaran. Pemilihan media akan disesuaikan Jokerman.ttf adalah sebuah font”. Sedangkan
dengan target audience dan target market tipografi secara tradisional, muncul untuk
sehingga penyampaian informasi dapat berjalan merepresentasikan segala kegiatan percetakan
dengan efektif dan efisien. Media-media yang dan penataan huruf pada zaman metal type.
dipilih diharapkan mampu menjangkau target Tipografi modern didefinisikan sebagai teknik
market di antaranya desainer lokal maupun mengatur huruf (arranging type) untuk
internasional, serta lembaga pemerintahan menuliskan bahasa. Pengaturan huruf tersebut
terkait. Media yang dirancang juga memiliki meliputi pemilihan huruf (typeface), ukuran
fungsi sebagai media pengenalan budaya lokal, huruf, panjang baris, spasi, leading, tracking,
serta sebagai pengenalan rancangan typeface dan kerning (Gunarta, 2013:1).
bernuansa nusantara sehingga mampu Perjalanan sejarah typeface tidak terlepas
menjangkau target audience yaitu masyarakat dari pemahaman mengenai alfabet atau huruf.
umum. Menurut Rustan (2014:16) ”Alphabet / alfabet
adalah satu set huruf yang digunakan dalam
Huruf
bahasa tulisan”. Sedangkan menurut Gunarta
Definisi dan pemahaman mengenai huruf
(2013:10) “Alfabet merupakan jenis sistem
(typeface) sangat penting sebelum memulai
penulisan yang menggunakan satu huruf untuk
perancangan, sehingga nantinya dapat
satu bunyi suara”.
menghasilkan rancangan typeface yang baik
Huruf latin yang sering kita jumpai
dari segi visual serta fungsinya. Istilah typeface,
sekarang ini merupakan proses perjalanan
font, dan tipografi saat ini menjadi salah satu hal
bahasa gambar yang telah ditemukan pada
yang kadang membingungkan, maka dari itu
masa 3500-4000 sebelum Masehi oleh bangsa
perlu adanya pemahaman yang mendalam
Afrika dan Eropa, proses perjalanan tersebut
mengenai istilah typeface.
diawali mulai dari lukisan di zaman manusia
Rustan dalam bukunya yang berjudul
gua hingga pada zaman biner.
Huruf, font & tipografi (2014:32) menyatakan
Perangkat serta media yang berkembang
bahwa “typeface adalah sekumpulan karakter
secara pesat mempengaruhi perjalanan huruf
yang memiliki kesamaan ciri-ciri visual.
yang ditandai oleh munculnya Personal
Walaupun tidak sama persis, ada bagian
Computer. Evolusi ini yang akhirnya melahirkan
anatomi pada huruf yang satu, dipakai lagi pada
huruf-huruf latin yang sekarang sering kita
huruf yang lain juga, inilah yang memberi kesan
gunakan.
unity sebuah typeface”. Menurut Gunarta

67
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

Selanjutnya pada tahun 1985 perusahaan antara komponen visual yang satu dengan yang
AltSys merilis Fontographer, software untuk lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman
mendesain huruf. Dalam tahun yang sama dan Austria pada tahun 19000
muncul software dekstop publishing pertama memformulasikan sebuah teori yang dikenal
yang mudah digunakan yaitu Pagemaker yang dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada
diproduksi oleh Aldus. Perusahaan-perusahaan ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Setiap
seperti Aldus, Adobe, Corel, Macromedia dan bagian dari sebuah gambar dapat dianalisis dan
lain-lain makin menyemarakan kegiatan desain dievaluasi sebagai komponen yang berbeda.
dan penerbitan digital dunia (Rustan 2014:9). Salah satu hukum persepsi dari teori ini adalah
Perkembangan gaya huruf dan tipografi membuktikan bahwa untuk mengenal atau
dalam sejarah banyak dipengaruhi oleh membaca sebuah gambar diperlukan adanya
berbagai faktor diantaranya oleh faktor budaya kontras antara ruang positif yang disebut
serta teknik pembuatanya, baik menggunakan dengan figure dan ground (Sihombing,
teknik tradisional maupun menggunakan 2001:12).
teknologi. Perkembangan gaya huruf dari masa Layaknya tubuh manusia, huruf terdiri
ke masa dapat kita ketahui diantaranya: (1) atas beberapa bagian yang memiliki nama
Roman, (2) Uncial Scripts, (3) Angka Arab, (4) anatomi tersendiri. Typeface memiliki istilah
Gothic, (5) Renaissance, (6) Baroque Script, (7) anatomi yang harus dipahami oleh desainer,
Era Revolusi Industri, (8) Art Nouveau, (9) sehingga dapat membantu dalam
Bauhaus. mengidentifikasi suatu font yang satu dengan
Selain perkembangan gaya huruf, huruf font yang lain.
pada masa ke masa juga mempunyai klasifikasi Typeface memiliki banyak bagian dan
atau pengelompokkan yang tidak lain bertujuan masing-masing memiliki nama tersendiri.
untuk memudahkan dalam mengidentifikasi Berikut ini adalah istilah umum yang perlu
serta sebagai pembanding dalam proses dipahami oleh desainer, antara lain: Stem,
pemilihan typeface yang akan digunakan. Sejak Crossbar, Arm, Tittle, Bowl, Tail, Ascender, Ball
dahulu pengelompokkan typeface dibedakan Terminal, Ear, Loop, X-Height, Shoulder, Leading,
berdasarkan ciri fisik, alat yang digunakan Leg, Aperture, Spur, Eye, Kerning, Terminal,
dalam proses perancangan typeface, serta ada Descender, X-Line, Serif, Ligature, dan Counter.
juga yang dikelompokkan berdasarkan Macam-macam struktur dasar
kegunaannya, serta berdasarkan sejarah pembentukan huruf menurut Sihombing
kebudayaannya (Rustan, 2014:46). (2001:) antara lain: (1) setiap huruf terdiri dari
Analisis Huruf kombinasi berbagai guratan garis (stroke) yang
Bentuk huruf dalam sebuah alfabet terbagi menjadi dua yaitu guratan garis dasar
memiliki keunikan fisik yang menyebabkan (basic stroke) dan guratan garis sekunder
mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ (secondary stroke). (2) ditinjau dari sudut
dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini geometri, maka garis dasar yang mendominasi
disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi struktur dalam alphabet dapat dibagi menjadi 4
68
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

kelompok besar yaitu: kelompok garis tegak- Candi Gedong Songo


datar, Kelompok garis tegak-miring, kelompok Candi Gedong Songo terletak di puncak
garis tegak-lengkung, dan kelompok garis lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi,
lengkung. (3) Struktur huruf dari ruang negatif, Kecamatan Somawono, Semarang, Jawa Tengah.
Apabila keberadaan ruang negatif dari seluruh Lokasi yang berada di daerah perbukitan
huruf ditelaah, maka secara garis besar dapat menjadi dasar bahwa candi ini merupakan candi
dipecah menjadi tiga kelompok yaitu: ruang yang dibangun pada masa awal perkembangan
negatif bersudut lengkung, ruang negatif agama Hindu di Jawa, yaitu pada masa
bersudut persegi-empat, ruang negatif bersudut pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Dilihat
persegi-tiga. dari gaya arsitektur serta lokasinya, candi
Dalam merancang sebuah typeface, perlu Hindu Syiwa ini diduga dibangun untuk
kita ketahui bahwa typeface memilikki sistim keperluan pemujaan. Pada masa itu dataran
pengukuranya sendiri. Satuan pengukuran tinggi atau perbukitan dianggap sebagai
dalam tipografi berbeda dengan satuan yang perwujudan dari ‘kahyangan’, tempat
umum seperti sentimeter atau inch, ini bersemayam para dewa.
disebabkan karena sistim pengukuran tipogrfi Keberadaan candi ini awalnya di ungkap
lebih dulu ada sebelum ditemukannya sistim pertama kali dalam laporan Raffles pada tahun
pengukuran sentimeter dan inch. terdapat 1740. Pada awal ditemukanya hanya ada tujuh
beberapa satuan yang masing-masing khusus kelompok bangunan yang ditemukan. Setelah
untuk mengatur elemen tertentu saja, yaitu: (1) dilakukan beberapa penelitian oleh para
Pica untuk panjang baris teks. (2) Point untuk arkeolog, dalam penelitianya ditemukan dua
tinggi huruf, jarak antar baris / leading, garis, kelompok candi lain, sehingga namanya
border. (3) Em untuk jarak antar kata, indent, berubah menjadi Gedong Sanga (dalam bahasa
dan dash. (4) Unit adalah satuan terkecil, untuk Jawa berarti sembilan bangunan)
lebar huruf, jarak antar huruf (tracking dan (“Kapustakaan Candi” 2014).
kerning) (Rustan, 2014:34). Gaya arsitektur Candi Gedong Songo
Huruf juga mempunyai keluarga, atau mempunyai gaya klasik tua yang disebut gaya
istilah dalam dunia tipografi disebut family. Mataram Kuno. Candi Gedong Songo berdenah
Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan bujur sangkar dengan ukuran rata-rata 3,5-4,5
yang berakar dari struktur bentuk dasar m dan mempunyai tinggi sekitar 6 m. Candi
(regular) sebuah alphabet dan setiap perubahan Gedong Songo terdiri atas tiga bagian,
berat huruf masih memiliki kesinambungan diantaranya kaki, tubuh, serta atap candi.
bentuk. Perbedaan tampilan pokok dalam Bingkai-bingkai candi pada kaki dan tubuh
keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk candi serta dinding tubuh candi terdapat
pengembangan, yaitu berat, proporsi, relung-relung untuk menempatkan arca-arca
kemiringan (Sihombing, 2001:28). tertentu. Pada bagaian atap candi terdiri atas
tiga lapis bagian yang dihiasi oleh simbar dan

69
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

replika candi pada keempat sudut masing-


masing lapisan atap (Sedyawati et al. 2013:53).
Pra Produksi
1. Riset
Ragam Hias 2. Penetapan Tujuan
Ragam hias sulur / floral masuk di 3. Penetapan Konsep Typeface
4. Penetapan Konsep Media
Indonesia bersamaan dengan pengaruh budaya
5. Analisi Khalayak Sasaran
India, serta menjadi bagian utama dalam
ornamentasi di Indonesia terutama pada
peninggalan arkeologi Masa Hindu – Budha.
Produksi
Ragam hias motif tumbuh-tumbuhan diterapkan
1. Roughsketch
secara luas sebagai ornamen yang dipahatkan 2. Tracing
pada candi. Ragam hias ini bersumber pada 3. Layouting
4. Aplikasi typeface pada media
tumbuh-tumbuhan yang dikelompokkan
& merchandise
menjadi 2 bentuk, yaitu bentuk Naturalis dan
bentuk Stilasi tumbuh-tumbuhan.
Menurut Toekio dalam Istari T.M.
Pasca Produksi
(2015:4) Bentuk Naturalis adalah “bentuk asal
1. Penyajian Karya (Pameran)
tumbuh-tumbuhan, dan tidak mengalami 2. Distribusi
perubahan. Sedangkan bentuk Stilisasi tumbuh-
tumbuhan adalah bentuk asal dirubah
bentuknya sesuai dengan keinginan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembuatnya, bahkan dikombinasikan dengan
Hasil akhir dari proyek studi ini berupa
bentuk ragam hias geometris, binatang, dan
rancangan typeface Gedong Songo serta
manusia”.
aplikasinya pada media dan merchandise. Hasil
karya tersebut antara lain:
METODE BERKARYA
Proses berkarya dalam proyek studi ini 1. Huruf Gedong Songo Reguler
terdiri atas beberapa tahapan, yaitu tahap pra
produksi, tahap produksi dan pasca produksi.
Berikut adalah bagan dari tahap-tahap
perancangan typeface Gedong Songo.

Huruf Gedong Songo Reguler merupakan


typeface yang dirancang untuk digunakan pada

70
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

penulisan naskah panjang atau biasa disebut


body text. Typeface ini dirancang dengan Huruf Gedong Songo Display type
mengacu pada struktur anatomi typeface merupakan huruf yang dirancang khusus untuk
‘Georgia’. Typeface ‘Georgia’ dipilih sebagai digunakan sebagai judul atau tulisan yang tidak
typeface acuan karena termasuk dalam kategori terlalu panjang. Typeface ini dirancang untuk
transitional, yaitu typeface peralihan pada masa keperluan sebagai penarik perhatian (eye
old style ke masa modern, sehingga dapat catching). Huruf Gedong Songo Display type
mewakili konsep dari typeface Gedong Songo dirancang tanpa menggunakan typeface acuan
yaitu modern tetapi masih memiliki unsur seperti pada versi regulernya, dimana typeface
tradisional. Typeface Gedong Songo Reguler ini langsung mengacu pada ragam hias yang
terdiri dari karakter Uppercase, Lowercase, sebelumnya telah digambar, ukuran stem dari
Modern Figure, dan Punctuation Mark. typeface ini relatif sama dan ada penambahan
Typeface Gedong Songo Reguler unsur ragam hias pada anatominya. Huruf
merupakan rancangan typeface yang Gedong Songo Display type masuk dalam
difungsikan sebagai text type sehingga aspek kategori condensed type, yaitu typeface yang
utama dalam rancangan typeface ini adalah memiliki ukuran tingginya melebihi dari ukuran
legibility dan readability yang tinggi. set-widths atau lebar karakternya.
Melalui rancangan typeface Gedong Songo
2. Huruf Gedong Songo Display type
Display type diharapkan sebuah desain atau
naskah yang menggunakan typeface tersebut
dapat menambah nilai tersendiri, selain itu
desain yang menggunakan typeface ini
diharapkan secara tidak langsung mampu
berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan
gagasan mengenai sumber inspirasi typeface
Gedong Songo Display type, yaitu ragam hias di
Candi Gedong Songo Semarang. Sehingga
typeface Gedong Songo Display type selain
berfungsi sebagai hururf display, typeface ini
juga mampu berfungsi sebagai alat untuk
mengkomunikasikan serta melestarikan
warisan budaya lokal berupa ragam hias di
Candi Gedong Songo Semarang.

71
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

3. Buku Gedong Songo Type specimen dalam karakter Punctuation Mark typeface
Gedong Songo Reguler, ditempatkan pada sisi
atas cover belakang.
Buku Gedong Songo Type specimen
memberi gambaran secara utuh kepada
audience maupun target market bahwa buku
konsep ini menampung informasi mengenai
rancangan typeface Gedong Songo. Dari segi
cover depan dan belakang informasi yang
diberikan dapat dilihat dari desain tipografi,

Buku Gedong Songo Type specimen judul, sub judul, serta keterangan tambahan

merupakan buku konsep yang memuat yang berkaitan dengan rancangan typeface

informasi-informasi mengenai typeface Gedong Gedong Songo.

Songo. Buku konsep ini terdiri dari 30 halaman Isi buku Gedong Songo Type specimen

yang menjelaskan konsep perancangan hingga berjumlah 30 halaman, dan masing-masing

aplikasi typeface pada media dan merchandise. halaman memiliki fungsi sendiri dalam

Seluruh isi buku serta cover dicetak dengan menyampaikan informasi sesuai konten atau isi

teknik digital printing. Cover depan dan yang dimuat dalam halaman tersebut.

belakang dibuat tebal (hardcover) sedangkan


4. Poster
untuk isi buku dicetak pada kertas art paper
dengan gramasi 150 gsm.
Cover depan dan belakang pada Gedong
Songo Type specimen menampilkan latar
belakang warna yang mendominasi yaitu biru
tua, pada cover depan tepat diatas warna dasar
biru tua terdapat desain tipografi yang
bertuliskan ‘GS9’, kemudian judul buku
‘GEDONG SONGO’ yang berwarna orange dan
sub judul ‘TYPE SPECIMEN’ berwarna putih
dituliskan tepat diatas desain tipografi. Poster merupakan salah satu media
Pada sisi-sisi cover depan dan belakang komunikasi yang dipilih untuk mempromosikan
terdapat aksen berupa garis berwarna hijau typeface Gedong Songo. Terdapat 2 desain
tosca, garis tersebut memotong desain tipografi poster yang berbeda tetapi didalamnya masih
dengan tidak mengisi warna tepat jika melewati memuat informasi yang sama yaitu sebagai
desain tersebut. Kemudian pada cover belakang media untuk mempromosikan typeface Gedong
terdapat sub judul berwarna orange yang ditulis Songo.
secara vertikal pada sisi sebelah kiri bawah, Poster yang pertama menggunakan
serta terdapat simbol Asterisk yang termasuk background foto penampakan candi Perwara,
72
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

yaitu candi yang termasuk dalam komplek candi 5. Kalender


ke-4. Diatasnya terdapat desain tipografi
bertuliskan ‘DISCOVERING HERITAGE’
‘SEMARANG REGENCY’. Poster tersebut
menyampaikan informasi mengenai
penggunaan typeface Gedong Songo sebagai
elemen dalam desain tipografi. Desain tipografi
pada poster tersebut mengandung pesan yang
ingin disampaikan kepada pembaca untuk
mengajak, mencari tahu, menemukan, serta
melestarikan peninggalan budaya (Candi
Gedong Songo Semarang) yang terdapat di Kalender merupakan media promosi
kabupaten Semarang. berupa merchandise. Kalender dirancang
Poster yang ke-2 menggunakan warna sebagai media pendukung dalam pengenalan
biru tua sebagai warna background, terdapat typeface Gedong Songo. Desain kalender dibuat
ilustrasi berupa outline dari komplek candi ke- menggunakan typeface Gedong Songo untuk
3, kemudian terdapat desain tipografi diatas menuliskan informasi mengenai hari, tanggal,
ilustrasi tersebut bertuliskan ‘OLD BUT GOLD’ dan bulan pada periode waktu di tahun 2018.
serta keterangan berupa tulisan mengenai Rancangan kalender ini memiliki dimensi 30 x
konsep rancangan typeface Gedong Songo. 42 cm dan difungsikan sebagai kalender duduk.
Pesan yang ingin disampaikan tidak lain yaitu Kalender Gedong Songo tahun 2018
untuk menyampaikan bahwa Candi Gedong selain berfungsi sebagai alat untuk melihat
Songo berperan sebagai sumber inspirasi tanggal dalam periode tahunan, kalender
rancangan typeface Gedong Songo. tipografi Gedong Songo juga difungsikan sebagai media
bertuliskan ‘OLD BUT GOLD’ mengandung promosi typeface Gedong Songo. Melalui desain
pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca yang dirancang dengan memadukan foto Candi
bahwa sesuatu yang lampau atau tua, tetap akan Gedong Songo dan penerapan typeface
menjadi sesuatu yang mempunyai arti, didalamnya sebagai teks dan nomor tanggalan,
mempunyai nilai tersendiri, semakin lama informasi akan lebih mudah untuk dipahami
semakin bernilai harganya. Berkaitan dengan oleh pembaca bahwasanya kalender tersebut
hal itu kalimat ‘OLD BUT GOLD’ mengacu pada merupakan kalender yang berfungsi sebagai
peninggalan budaya Candi Gedong Songo media promosi typeface Gedong Songo.
Semarang yang sampai sekarang tetap menjadi
situs peninggalan yang tak ternilai harganya.
Sehingga harapanya rancangan typeface Gedong
Songo dapat diterima oleh audience sebagai
rancangan typeface yang sedikit mewakili unsur
dari warisan budaya tersebut.
73
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

6. T-shirt dan pada sisi atas tulisan, tengah, serta bawah


ditambahkan bentuk ornamen yang mengacu
pada ragam hias di Candi Gedong Songo.
Desain kaos Gedong Songo yang
mengusung konsep tipografi dari olahan
typeface Gedong Songo Display type dan
ornamen ragam hias dapat menginformasikan
kepada audience bahwasanya penggunaan
typeface Gedong Songo tidak hanya dapat
digunakan untuk kepentingan konvensional
seperti pada penulisan naskah atau teks,
melainkan jika diolah dengan baik melalui
proses kreatif, typeface Gedong Songo dapat
menjadi suatu alternatif yang digunakan sebagai
elemen desain untuk diterapkan pada kaos.

7. Canvas bag

T-shirt atau kaos merupakan media


promosi berupa merchandise. Desain kaos yang
dirancang menggunakan typeface Gedong Songo
dapat menjadi media untuk mengenalkan hasil
rancangan typeface Gedong Songo melalui
Tote bag atau tas kanvas merupakan
penerapanya pada desain kaos. Kaos terdiri dari
media promosi berupa merchandise. Desain tas
2 macam warna yaitu warna biru tua dan putih.
kanvas yang dirancang menggunakan typeface
Desain kaos berupa rancangan tipografi yang
Gedong Songo menjadi media untuk
dibuat menggunakan typeface Gedong Songo
mengenalkan hasil rancangan typeface Gedong
Display type pada sisi kiri depan dan sisi
Songo melalui penerapanya pada desain tas
belakang kaos. Pada sisi kiri atas dibagian
kanvas. Produk ini terdiri dari 2 macam warna
depan, terdapat desain tipografi bertuliskan
yaitu warna hitam dan putih. Desain tas kanvas
‘GEDONG SONGO’ ditulis dalam 2 baris secara
berupa rancangan tipografi yang dibuat
diagonal atau miring ke atas. Kemudian pada
menggunakan typeface Gedong Songo Reguler
sisi bagian belakang kaos sama seperti pada
berupa teks bertuliskan ‘*ABCDEF GEDONG
bagian depan hanya saja ukuranya lebih besar
74
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

SONGO PQRSTUVW’ serta keterangan Gedong Songo sudah tersedia dalam bentuk file
bertuliskan ‘Gedong Songo ttf. font. Kemudian pemilihan media berupa
Desain tas kanvas mengusung konsep gantungan kunci dengan bahan kulit dapat
tipografi dari olahan typeface Gedong Songo memberi pesan kepada audience bahwa konsep
Reguler. Tas kanvas tersebut memiliki fungsi perancangan dari typeface Gedong Songo serta
utama yaitu sebagai tas yang fleksibel untuk pemilihan media dan merchandise mengusung
dipakai dalam kegiatan sehari-hari, selain itu konsep modern sekaligus tradisional
melalui desain tipografi tersebut, tas kanvas
Gedong Songo menyampaikan informasi atau PENUTUP
pesan mengenai hasil rancangan typeface Pada artikel proyek studi ini disampaikan
Gedong Songo. dua hal yaitu (1) Proyek studi ini menghasilkan
rancangan typeface berupa text type dan display
8. Keychain
type. Tidak hanya sampai disitu, perancangan
ini juga menerapkan hasil rancangan typeface
dalam media komunikasi visual. Sehingga
rancanga typeface tidak berhenti pada hasil
yang diperoleh, namun distribusinya dapat
menjaungkau audience serta target market. dan
(2) Hasil rancangan typeface Gedong Songo
antara lain Gedong Songo Reguler yang
difungsikan sebagai huruf teks, Gedong Songo
Display type yang terdiri dari Gedong Songo
Keychain atau gantungan kunci Display type Reguler, Display type Reguler
merupakan media promosi berupa merchandise Shadow, Display type Oblique, dan Display type
dari produk typeface Gedong Songo. Keychain Oblique Shadow, difungsikan sebagi huruf
dibuat menggunakan bahan kulit dan logam display. Media komunikasi dan merchandise
kuningan sebagi bahan dasar pembuatanya. Di yang dirancang antara lain, Type specimen Book,
salah satu sisi gantungan kunci terdapat desain Poster, Kalender, T-shirt, Canvas bag, serta
berupa teks ‘GEDONG SONGO ttf.’ Desain Keychain.
gantungan kunci yang dirancang menggunakan
typeface Gedong Songo menjadi media untuk DAFTAR PUSTAKA
mengenalkan hasil rancangan typeface melalui
Gunarta, Adien. 2013. Cara Mudah Membuat Font
penerapanya sebagai desain pada gantungan dengan CorelDRAW. Yogyakarta: CV Andi
kunci. Offset.
Rancangan desain berupa teks
Haswanto, Naomi. 2009. Aksara Daerah dan
bertuliskan ‘GEDONG SONGO ttf.’ Pada
Budaya Visual Nusantara Sebagai Gagasan
gantungan kunci dapat memberi pesan pada Perancangan Typeface (Font) Latin.
audience bahwa hasil rancangan typeface

75
Dany Prasetyo Nugroho / Arty: Jurnal Seni Rupa 8 (2) 2019

Wimba, Jurnal Komunikasi Visual. Vol. 1


No. 2 (2009):25-31.

Istari, T.M. Rita. 2015. Ragam Hias Candi-Candi di


Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.

Kertasari, Njoo Dewi Candra, Naomi Haswanto, &


Priyanto Sunarto. 2009. Adaptasi Karakter
Aksara Batak Toba Dalam Huruf Latin.
Wimba, Jurnal Komunikasi Visual. Vol. 1
No. 2 (2009):33-40.

Kusrianto, Adi. 2005. Huruf Display dengan


Komputer dan Manual. Yogyakarta: CV
Andi Offset.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.


"Kapustakaan Candi". Perpustakaan
Nasional RI. Web. 17 Jun. 2017.
<http://Candi.perpusnas.go.id/temples/>

Rustan, Surianto. 2014. Huruf Font dan Tipografi.


Edisi 2014. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Sedyawati, Edi, et al. 2013. Candi Indonesia Seri


Jawa. Jakarta: Direktorat Pelestarian
Cagar Budaya dan Permuseuman,
Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain


Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Wijaya, Priscilia Yunita. 1991. Tipografi dalam


Desain Komunikasi Visual. Nirmana. Vol. 1
No. 1 (1999):47-54

76

Anda mungkin juga menyukai