Anda di halaman 1dari 4

1.

Elemen-Elemen Desain Infografis

Di dalam merancang infografis, peneliti perlu mempelajari beberapa elemen-

elemen penting yang terkandung di dalam sebuah desain infografis, yaitu:

a. Gambar/Ilustrasi

Di dalam merancang sebuah infografis diperlukan suatu konsep tentang

visualisasi dari informasi yang ingin kita sampaikan. Visualisasi ini berbentuk

sebuah ilustrasi. Dalam disiplin ilmu seni rupa maupun desain grafis kita pasti

akan sering menemukan pemahaman tentang ilustrasi. Ilustrasi berasal dari kata

latin illustrare yang berarti menerangi atau memurnikan. Menurut Witabora

(2012: 660), adalah sebuah citra yang dibentuk untuk memperjelas sebuah

informasi dengan memberi representasi secara visual. Esensi dari ilustrasi ini

merupakan pemikiran, ide dan konsep yang melandasi apa yang ingin

dikomunikasikan gambar. Menghidupkan atau mewujudkan bentuk visual dari

sebuah tulisan adalah peran dari ilustrator. Mengombinasikan pemikiran analitik

dan kemampuan praktis (skill practice) untuk membuat sebuah bentuk visual yang

mempunyai pesan.

Di dalam infografis ini, peneliti membuat ilustrasi animasi yang baik untuk

setiap materi yang disampaikan agar lebih mudah dipahami dan dibayangkan para

audience.

b. Gaya Visual

Ada bermacam-macam gaya visual yang ada saat ini. Gaya visual ini akan

berpengaruh pada segmentasi, genre, dan positioning media informasi yang akan

dirancang. Dari waktu ke waktu tren desain grafis terus mengalami perubahan.

Bahkan tak jarang, berbagai tren desain yang muncul saat ini terinspirasi dari

aliran desain zaman dulu, seperti Vintage design dan Flat Design yang bahkan
terinspirasi dari style desain ‘Victorian Style Design (1837-1901)’ (Larasati,

2018). Beberapa contoh gaya visual tersebut di antaranya:

1) Psychedelic Style (1960 – 1970)

Desain ini terinspirasi dari aliran desain Art Nouveau, yang memiliki ciri

bentuk kurva lengkung, font hand draw. Psychedelic mulai terkenal di

pertengahan 1960-an dengan ciri khasnya penggunaan warna yang intens dan

memberi kesan halusinasi.

2) Post-Modern Style (1970 – 1990)

Post Modern memiliki ciri khas judul yang miring, ilustrasi kolase,

terdapat unsur tumpang tindih dalam desain, menampilkan tokoh sebagai

objek utama, dan dekorasi impulsif. Karena desainnya yang tumpang tindih,

banyak yang mengira kalau desain ini merupakan campuran dari berbagai

aliran desain lainnya.

3) Grunge Style (2000 – 2015)

Grunge Style menjadi salah satu aliran yang paling mudah dikenali.

Memiliki tekstur kasar (efek bercak-bercak) yang konsisten, tanpa garis tepi /

border dan tata letak yang teratur, Grunge Style sering digunakan sebagai

gambar latar belakang untuk menu navigasi pada website, foto dan

keseluruhan layout.

4) Flat Design Style (2010 – Present)

Flat Design mulai muncul di tahun 2010 dan penggunaannya masih

populer hingga saat ini. Memiliki ciri khas unsur minimalis dengan kombinasi

warna yang cerah. Desain ini sering digunakan pada grafis antarmuka website,

software / aplikasi, dan mobile Apps dan berbagai media seperti banner,

poster, brosur, ikon-ikon dan lainnya.


5) Metro Design Style (2012 – Present)

Nama Metro Design mulai digunakan sejak munculnya sistem operasi

Windows 8 pada tahun 2012. Hampir semua orang mengenal istilah ini karena

kemunculannya bersamaan Windows 8. Ciri khas utama dari desain ini adalah

penggunaan grid layout yang sederhana dan penggunaan tipografi sans-serif.

Tipografi dalam Metro Design sangat penting sekali, desain ini mempunyai

konten dengan konteks yang singkat namun mudah untuk dipahami,

kesederhanaan tipografi ini mampu dibaca dan dimengerti dalam beberapa

detik saja.

Peneliti memilih menggunakan gaya desain flat (Flat Design Style) dalam

merancang infografis Mobil Listrik sebagai Kendaraan Ramah Lingkungan,

karena gaya ini dirasa lebih sederhana dan efektif dalam mengilustrasikan

informasi-informasi yang cukup kompleks dalam waktu yang cepat.

c. Warna

Dalam bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang terjadi karena

adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek, dan observer (mata atau alat ukur). Warna

merupakan fenomena getaran/gelom-bang cahaya (Irawan dan Tamara, 2013:51).

Bentuk atau benda apapun di alam ini pasti mempunyai warna bila terkena

paparan cahaya. Warna merupakan salah satu unsur penting di dalam sebuah

desain. Karena warna dapat menunjukkan identitas, memvisualkan suasana,

menyampaikan pesan, mempengaruhi perasaan, atau membedakan sifat dari

bentuk-bentuk visual secara jelas, dan masih banyak lagi pengaruh dari warna

tersebut.

d. Tipografi
Menurut Kusrianto (2010: 1), pengertian ilmiah tentang tipografi adalah seni

dan teknik dalam merancang maupun menata aksara dalam kaitannya untuk

menyusun publikasi visual baik cetak maupun non cetak. Sedangkan menurut

Hendratman (2015:151), tipografi adalah ilmu tentang penempatan, penataan

huruf agar mendapatkan kesan tertentu, sehingga pembaca bisa mendapat

informasi secara maksimal.

Menurut Adi Kusrianto (2010: 48), terdapat dua kelompok aksara yang

paling utama berdasarkan anatomi huruf tersebut. Yang pertama yaitu jenis huruf

Serif yang memiliki ciri khas banyak bentuk-bentuk kait (Counter Stroke) di

sudut-sudutnya, biasa digunakan untuk kebutuhan formal yang serius dan resmi

seperti urusan pendidikan dan instansi pemerintahan. Yang kedua yaitu jenis

huruf Sans Serif tanpa ada bentuk-bentuk kait, biasa digunakan pada keperluan-

keperluan yang tidak begitu resmi seperti media edukasi, hiburan, atau media

informasi.

Peneliti menggunakan jenis huruf Sans Serif karena cocok untuk media

informasi edukasi yang membutuhkan waktu yang sangat cepat untuk

menyimaknya.

Anda mungkin juga menyukai