Oleh :
Kelompok 4 Beta
Disetujui Oleh:
Instruktur
MUKHLIS,ST.,MT
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Mukhlis pada mata kuliah Bahan Bangunan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Proses Pembuatan Batu Bata bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Mukhlis, selaku dosen mata kuliah
Bahan Bangunan dengan bidang studi Batu Bata yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
III.II.I Pengilingan
III.II.II Pencetakan
III.II.III Pengeringan
III.II IV Pembakaran
BAB IV Penutupan
IV.I Kesimpulan
IV.II Saran
BAB I PENDAHULUAN
Batu bata merupakan salah satu komponen yg penting pada suatu bangunan. Batu bata
digunakan sebagai bahan utama rumah atau gedung dan dipilih sebagai bahan alternatif
utama penyusun bangunan karena harganya yang relatif murah, mudah diperoleh, memiliki
kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca dan api dengan suhu 800o C
sehingga tidak hancur bila direndam dengan air. Sedangkan pembakaran menggunakan kayu
bakar.
Pembuatan batu bata merah sangat dipengaruhi oleh cuaca, apabila cuaca baik maka
proses pembuatan batu bata dapat berlangsung selama satu bulan. Bahan dasar batu bata
biasanya diambil dari galian tanah liat dan dapat merusak lingkungan lokal. Akibat galian
tanah liat yang berlebihan. Pembuataan batu bata diperlukan peningkatan mutu yang
dihasilkan secara efektif, ramah lingkungan praktis dan murah. Salah satu cara memperbaiki
karakterisktik mekanis dan fisis batu bata atau menggunakan abu sekam padi dengan limbah
Disamping itu pemanfaatan limbah karbit dan abu sekam padi untuk bahan campuran
batu bata untuk mengurangi penambangan tanah liat yang berlebihan dan merupakan salah
satu solusinya. Pembuatan batu bata pun juga masih banyak menggunakan motede tradisional
atau secara manual. Jika ingin menggunakan teknologi maka membutuhkan biaya yang
cukup mahal.
I.II Rumusan Masalah
1. Apa saja Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan batu bata?
4. Apa saja manfaat penggunaan abu sekam padi pada pembakaran batu bata?
Mencari tahu bagaimana proses pembuatan bata yang sebenarnya dan memberikan
pengetahuan tentang pembuatan batu bata tersebut pada mahasiswa teknik sipil agar
menguasai salah satu bahan bangunan yang sering dipakai dalam pembuatan bangunan
selama ini.
Selain itu juga untuk mengetahui apa ciri bata yang kuat untuk membuat bangunan,
Nama pabrik pengolahan batu bata ini adalah HTS (Hasil Tangan sendiri).
Pabrik ini telah memproduksi batu bata sekitar tahun 1993-an. Pabrik ini didirikan oleh
ibuk Iyat beserta keluarganya, tanah pabrik ini adalah milik keluarga ibuk Iyat.
Dipabrik ini, proses pengadukan bahan menggunakan mesin milik buk Iyat sendiri.
Semenjak pabrik batu bata ini berdiri, yang mengerjakan proses pencetakan adalah beberapa
pekerja serta ibuk Iyat sendiri. Proses pembuatan batu bata, tanah nya digiling dengan mesin,
Upah pekerja buk Iyat disesuaikan dengan banyaknya bata yang dibuat oleh pekerja
dalam sehari, satu bata yang telah dibuat dibayar buk Iyat RP.250,00;/buah. Biasanya gaji
1. ALAT
b. Sekop/cangkul
d. Gerobak
e. Tempat pembakaran
2. BAHAN
Bahan Utama :
a. Tanah liat
b. Sekam padi
Bahan Tambahan :
a. Pasir
Pasir digunakan sebagai campuran tanah liat agar bata saat dipanggang tidak bengkok
III.II.I PENGGILINGAN
Pada tahap ini tanah liat digiling menggunakan mesin spiral/ mesin penggiling tanah.
Caranya masukan tanah liat kedalam mesin menggunakan sekop sedikit demi sedikit lalu
dicampurkan dengan air selama proses penggilingan hingga tanah siap untuk dicetak.
Teori dasar:
Penggunaan mesin spiral disini untuk mempermudah proses pengilingan dan dapat
menghasilkan tanah giling dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat, serta tanah
yang telah lumat dengan pengilingan mesin tidak perlu lagi diendapkan dan pengerjaannya
Sedangkan kekurangan dengan mengunakan mesin ini adalah masalah teknis. Mesin
yang sering rusak menyebabkan pengeluaran tak terduga. Sedangkan penggilingan secara
manual harus diendapkan terlebih dahulu dan membutuhkan tenaga yang lebih banyak.
III.II.II PENCETAKAN
Tanah liat yang dihaluskan diangkut menggunakan gerobak ke tempat proses
pencetakan. Cetakan yang digunakan berbentuk balok yang memiliki panjang 22 cm, lebar 12
cm dan tebal 6 cm. Sebelum tanah liat dimasukan kedalam cetakan. Cetakan dan papan alas
ditaburi dengan butiran tanah liat kerung yang berbentuk seperti pasir agar liat yang
dicetak tidak lengket pada cetakan dan papan alas. Setelah itu tanah liat dimasukkan kedalam
cetakan dan dipadatkan dengan cara menekan tanah liat dengan menggunakan tangan, dan
tanah yang berlebih pada atas cetakan dipotong menggunakan benang boflang. Hasil cetakan
Teori dasar:
Batu yang dihasilkan dalam proses manual ini biasanya lebih padat, lebih kuat dan
bagus dipasaran. Serta keutuhan bata cukup besar karena kepadatan bata yang lumayan
maximum.
Sedangkan kekurangan dalam proses manual ini lamanya dalam penncetakan batu
karena proses pembuatan dilakukan oleh tenaga manusia. Selain itu juga membutuhkan
kesabaran dan ketelitian yang tinggi. Cara kerja yang dilakukan sangat tradisional, sehingga
sulit pengerjaannya. Tempat produksi yang kami kunjungi tidak menggunakan mesin cetak
batu bata karena masalah dana yang cukup besar untuk membeli mesin cetak batu bata yang
lumayan mahal.
III.II.III PENGERINGAN
Proses pengeringan dilakukan dengan cara menyusun bata dengan diberi celah disetiap
batu bata yang akan disusun. Pada proses penyusunan ini memakai teknik penyusunan zigzag
agar susunan pada batu bata menjadi kuat dan tidak mudah roboh. Proses pengeringan ini
Teori dasar:
Batu bata yang disusun zigzag karena memudahkan untuk pengeringan karena sirkulasi
udara yang masuk lancar. Selain itu agar penyusunannya batu bata kokoh. Kekurangan dalam
penggunaan cara zigzag ini adalah tempat yang diperlukan cukup besar.
III.II.IV PEMBERIAN LOGO
Pada tahapan ini batu bata yang sudah dicetak disusun ditempat pengeringan,
kemudian batu bata diberi nama dengan cara menekan alat pencetakan nama pada batu bata.
Biasanya proses penamaan ini dilakukan setelah satu hari atau minimal 8 jam setelah
pemerosesan pencetakan.
III.II.V PEMBAKARAN
Pembakaran batu bata berlangsung di oven yang terbuat dari susunan batu bata.
Pembakaran menggunakan dadak/sekam padi. Proses pembakaran berlangsung selama 12 hari,
selama itu kondisi api harus dijaga dan sekam harus ditambah secara teratur agar proses
pembakaran pada batu bata menjadi merata.
Teori dasar:
Keuntungan dari proses pembakaran dengan pengunaan sekam padi ini adalah proses
pembakaran yang merata karena panas yang dihasilkan rendah. Sedangkan kekurangan dalam
proses ini adalah proses pembakaran yang lama. Berbanding terbalik dengan proses
pembakaran dengan sekam padi, pembakaran mengunakan kayu lebih singkat karena kalor
Sedangkan secara teori penambahan abu sekam padi dengan persentase dengan
komposisi 5% sampai 15% dapat mempengaruhi sifat mekanik batu bata yaitu menurunkan
porositas dan susut bakar serta meningkatkan kuat tekan batu bata. Hal ini disebabkan oleh
susunan SiO2 yang terdapat pada tanah liat dan abu mencapai kestabilan susunan molekul,
yang berartu penggabungan partikel semakin rapat karena pori-pori dapat terisi penuh.
Sedangkan pada penambahan abu sekam padi sebanyak 10%-15% terjadi kenaikan porositas.
Hal ini disebabkan oleh adanya rongga yangterdapat pada batu bata yang dihasilkan dari
penambahan abu. Abu yang dibakar akan menguap dan meninggalkan rongga pada tanah liat
sehingga menghasilkan porositas batu bata yang besar. Seiring penambahan persentase abu
sekam padi maka rongga yang dihasilkan oleh sisa pembakaran semakin banyk sehingga
porositas batu bata semakin meningkat. Dari hasil pengujian porositas, batu bata dengan
komposisi abu sekam padi 5% dengan pembakaran selama 24 jam memiliki nilai porositas
minimum yaitu sebesar 18,5%. Nilai kuat tekan optimum dicapai pada persentase abu sekam
pado sebanyak 5% dengan pembakaran selama 24 ham yaitu sebesar 4,1 N/mm2.
BAB IV
PENUTUP
IV. I KESIMPULAN
Berdasarkan penilitian yang telah kami lakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
2. Pembuatan batu bata secara manual biasanya menghasilkan batu bata yang lebih
3. Batu bata yang disusun zigzag memudahkan pengeringan karena sirkulasi udara
dapat mempengaruhi sifat mekanik batu bata yaitu menurunkan porositas dna
susut bakar serta meningkatkan kuat tekan batu bata. Sedangkan lama
pembakaran batu bata juga berpengaruh terhadap sifat mekanik batu bata yaitu
batu bata. Pada susut bakar, semakin singkat lama pembakaran maka daoat
menurunkan susut bakar batu bata. Pada kuat tekan, semakin lama pembakaran
IV.II SARAN
1. Belilah bata yang berasal dari daerah yang sudah terkenal baik tanahnya.
2. Walaupun bata yang digunakan dalam jumlah ribuan, tidak ada salahnya
dilakukan pengujian tanah untuk mengetahui kandungan atau komposisi di
dalamnya.
3. Jika memang sudah terlanjur membelinya atau sudah terlanjur terpasanag tetapi
kualitas bata kurang bagus, maka komponen beton anda yang dijaga kualitasnya.