Anda di halaman 1dari 10

HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA DI DUNIA

KESEHATAN DAN FARMASI

A. Pendahuluan
Benda di alam bergerak, diam dan sebagainya tidak terjadi secara tiba-tiba.
Ada penyebab sehingga gerak tersebut terjadi dan proses gerak pun tidak terjadi
secara bebas. Benda selalu bergerak mengikuti aturan yang sudah pasti. Benda
yang dilepas dari ketinggian tertentu pasti bergerak jatuh jika tidak ada dorongan
lain yang membelokkan arah gerak. Benda yang dilempar dalam arah horizontal
selalu bergerak melengkung ke bawah. Paku yang didekatkan ke magnet akan
ditarik ke arah magnet. Bumi selalu bergerak mengelilingi matahari pada orbit
tertentu. Dengan kata lain gerak benda umumnya bersifat determinsitik, artinya
dapat diramalkan di mana lintasan yang akan diambil, ke mana arah kecepatan
pada tiap titik di lintasan tersebut, dan berapa percepatan tiap saat.

Jika saat ini sebuah benda didorong dengan kekuatan tertentu ke arah
tertentu maka benda akan bergerak dalam satu lintasan. Jika besok benda yang
sama didorong dengan kekuatan yang sama dan dalam arah yang sama maka
benda menempuh lintasan yang persis sama dengan lintasan yang kemarin,
kecuali ada pengganggu lain yang berpengaruh. Dengan sifat yang deterministik
tersebut tentu ada hukum yang menjelaskan sifat-sifat gerak benda tersebut.
Dengan hukum tersebut kita dapat memprediksi kemana benda akan bergerak jika
diberikan dorongan tertentu. Newton menemukan bahwa semua persoalan gerak
di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya tiga hukum yang sederhana.
Karya besar Newton termuat dalam bukunya yang sangat termashyur,
Philosophiae Naturalis Principia Mathematica.

B. Pengertian Hukum Newton


Hukum Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika
klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada
suatu benda dan gerak yang disebabkannya.
Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Sir Isaac Newton dalam
karyanya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan
pada 5 Juli 1687. Newton menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meneliti
gerak dari bermacam-macam benda fisik maupun sistem.

Gambar 1 Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica


(https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton)

C. Hukum I Newton

“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka
benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula bergerak
lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap”

Gambar 2 Mobil melaju kencang kemudian direm


mendadak (https://idschool.net/sma/hukum-newton-1-2-3/)
Hukum I Newton mendefinisikan adanya sifat kelembaman benda, yaitu
keberadaan besaran yang dinamai massa. Karena sifat kelembaman ini maka
benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Keadaan gerak
direpresentasikan oleh kecepatan. Jadi, sifat kelembaman mengukur
kecenderungan benda mempertahankan kecepatannya. Makin besar kelembaman
yang dimiliki benda maka makin kuat benda mempertahankan sifat
kelembamannya. Atau diperlukan pengganggu yang lebih besar untuk mengubah
kecepatan benda. Makin besar massa, maka benda makin lembam. Itulah
penyebabnya bahwa kita sangat sulit mendorong benda yang memiliki massa
lebih besar daripada benda yang memiliki massa lebih kecil.
Hukum I Newton dapat dirumuskan sebagai berikut :

∑F=0
Sebenarnya pernyataan Hukum I Newton di atas sudah pernah diucapkan
oleh Galileo beberapa tahun sebelum Newton lahir, Galileo mengatakan:

“Kecepatan yang diberikan pada suatu benda akan tetap dipertahankan


jika semua gaya penghambatnya dihilangkan.”

Hal ini berarti benda akan bergerak dengan suatu percepatan jika jumlah
gaya – gaya yang bekerja pada benda tersebut tidak sama dengan nol. Bila suatu
benda sedang bergerak dengan suatu kecepatan konstan, maka benda tersebut
akan tetap bergerak walaupun tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut,
namun jika pada suatu benda yang bergerak dengan kecepatan konstan diberikan
suatu gaya sehingga resultan gaya-gaya yang bekerja tidak sama dengan nol,
maka benda tersebut akan mengalami percepatan atau perlambatan.

D. Hukum II Newton
“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan
sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”
Hukum II Newton menjelaskan perubahan keadaan gerak benda. Hukum
ini menyatakan bahwa benda dapat diubah keadaan geraknya jika pada benda
bekerja gaya. Gaya yang bekerja berkaitan langsung dengan perubahan keadaan
gerak benda. Besarnya perubahan keadaan gerak sama dengan gaya yang
diberikan kepada benda.

Gambar 3 Seseorang yang sedang mendorong gerobak


dengan kekuatan yang besarnya tertentu. Maka gerobak
tersebut akan bergerak dengan percepatan tertentu pula.
(http://materi4belajar.blogspot.com/2018/04/contoh-hukum-
newton-1-2-3-dalam.html#)

Dapat dipahami bahwasanya suatu gaya benda akan semakin bertambah


besar jika diberikan dorongan daya yang searah dengan laju arah gaya benda
tersebut. Namun, jika diberikan gaya tolak atau berlawanan arah dari gaya benda
tersebut maka, akan memperkecil atau memperlambat laju gaya benda tersebut.
Hukum II Newton dapat dirumuskan sebagai berikut :

F=ma
F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)
E. Hukum III Newton

“Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda memberikan gaya
pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya
yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi
arahnya berlawanan”

Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar


dengan gaya aksi, tetapi berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya
pada benda kedua (gaya aksi), maka benda kedua melakukan gaya yang sama
besar pada benda pertama tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi).
Hukum III Newton dapat dirumuskan sebagai berikut :

F aksi = - F reaksi

Gambar 4 Gaya yang diberikan lemari terhadap orang


sama dengan gaya dorong yang dilakukan
(https://1.bp.blogspot.com/Hukum%2BNewton.jpg)

Tiga hal yang harus diperhatian dalam Hukum III Newton adalah sebagai
berikut :

 Aksi-reaksi bekerja pada dua buah benda berbeda.


 Aksi-reaksi tidak saling meniadakan satu sama lain.
 Aksi-reaksi dapat menyebabkan salah satu atau kedua benda diam atau
bergerak.

F. Penerapan Hukum Newton dalam Kehidupan Sehari-hari


 Hukum Newton I
- Saat seseorang mengerem kendaraan bermotor atau mobil, maka tubuh
akan terdorong ke depan.
- Saat seseorang menginjak pedal gas, maka tubuh akan terdorong ke
belakang.
- Jika kertas yang berada di bawah gelas kaca ditarik dengan cepat, maka
gelas akan tetap diam karena resultan gayanya nol.
 Hukum Newton II
- Truk yg membawa massa sedikit bisa mendapatkan percepatan yang
lebih besar daripada truk yang membawa muatan sangat banyak.
 Hukum Newton III
- Semburan gas panas ke bawah yang dihasilkan oleh pembakaran bahan
bakar roket akan mendorong roket meluncur ke atas.

G. Penerapan Hukum Newton dalam Dunia Kesehatan dan Farmasi


 CPR (Cardio-Pulmonary Resuscitation) yang dilakukan di atas ambulance
Menurut hukum II Newton, percepatan suatu benda yang diberi
gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan
masa benda, yang artinya bahwa, jika ambulans ditarik dengan gaya
(kecepatan) yang lebih besar, maka percepatannya akan lebih besar pula.
Percepatan ini akan memengaruhi keadaan benda yang diberi percepatan,
hal ini sesuai dengan hukum I Newton bahwa benda akan tetap diam atau
bergerak beraturan selama tidak ada gaya lain yang memengaruhi.
Menurut hukum III Newton bahwa setiap ada aksi pasti ada reaksi, yang
artinya ketika ambulans diberikan gaya (aksi) yang besar (kelajuan yang
besar), maka benda-benda yang ada di dalamnya akan memberikan reaksi
gaya yang sama dengan arah yang berlawanan. Berdasar konsep di atas
dapat dijelaskan bahwa, semakin cepat kelajuan suatu benda (gaya), maka
semakin besar gaya reaksi yang harus diberikan, ini artinya dengan
kecepatan yang tinggi akan memengaruhi stabilitas gaya (pijat jantung)
yang secara teknis dapat diobservasi melalui parameter teknis CPR.

H. Contoh Soal dan Pembahasan


1. Sebuah benda memiliki massa 5 kg bergerak mendatar dengan kecepatan
mula-mula 10 m/s. Setelah itu diberikan gaya konstan sebesar 15 Newton
selama 10 sekon searah dengan arah gerak benda. Maka besarnya
kecepatan benda setelah 10 sekon adalah...
Jawaban :
a = ΣF/ m
a = 10 N /5 kg
a = 3 m/s2

Kecepatan benda (v)


v = vo + a.t
v = 10 m/s + 3 m/s2. 10 s
v = 40 m/s

2. Sebuah drum oli yang massa 30 kg bergerak dengan kecepatan awal 6


m/s. Oleh karena gaya yang bekerja searah dengan gerak drum tersebut,
kecepatan drum menjadi 10 m/s setelah menempuh jarak 8 m. Gaya yang
bekerja pada drum tersebut adalah...
Jawaban :
Percepatan benda (a):
v2 = vo2 + 2 . a . s
(10 m/s)2 = (6 m/s)2 + 2 . a . 8 m
100 = 36 + 16 a
12 a = 100 - 36
16a = 64
a = 4 m/s2

Besarnya gaya pada benda (∑F):


∑F = m .a
∑F = 30 kg . 4 m/s2
∑F = 120 N

3. Sebuah balok bermassa 5 kg (berat w = 50 N) digantung dengan tali dan


diikatkan pada atap. Jika balok diam maka berapakah tegangan talinya?
Jawaban :
ΣF = 0
T–w=0
T – 50 = 0
T = 50 N

4. Dhania menarik beban dengan bantuan katrol seperti pada gambar di


bawah ini. Pada saat gaya yang diberikan F = 125 N ternyata beban dapat
terangkat dengan kecepatan tetap. g = 10 m/s2. Jika gaya gesek katrol dan
massa tali dapat diabaikan maka berapakah massa beban tersebut?
Jawaban :
ΣF = 0
T–w=0
F – mg = 0
125 – m(10) = 0
125 – 10m = 0
10m = 125
m = 125/10
m = 12,5 kg
5. Sebuah truk dapat menghasilkan gaya sebesar 7000 N. Jika truk tersebut
dapat bergerak dengan percepatan 3,5 m/s2, maka tentukan massa truk
tersebut!
Jawaban :
m= ∑F/a
m= 7000/3,5
m= 2000 kg
m= 2 ton
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung : Institut Teknologi


Bandung.
Apriyanto, Yogo., et al. 2010. Parameter Teknis Cardio-Pulmonary Resuscitation
dengan Travelling Time 20, 40, dan 60 km/jam. (Online),
(https://www.researchgate.net/publication/327392724., diakses tanggal 11
Oktober 2018 pukul 08.52 WIB)
Ardianto, Rosyid. Fisika untuk Universitas Jilid 1. Surabaya: Departemen Fisika
Universitas Airlangga
Soedojo, Peter. 1986. Azas-Azas Ilmu Fisika Jilid 1. Jogjakarta: Gadjah Mada
University Press.
Wang, H., et al. 2003. Cardiopulmonary Resuscitation during Transport,
(Online), (http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0300957207000329.,
diakses tanggal 11 Oktober 2018 pukul 08.40 WIB).

Anda mungkin juga menyukai