Anda di halaman 1dari 20

38

BAB IV

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Letak geografis pelabuhan parepare pada posisi 03º Lintang

Selatan dan 119º Bujur Timur dan dan tepat berada pada pantai

Teluk Parepare yang berbatasan dengan wilayah Kapubaten

Pinrang. Pelabuhan Parepare merupakan pelabuhan alam, aman

dari gelombang laut lepas karena terlindung oleh Tanjung Lero

sehingga posisi pelabuhan parepare sangat strategis karena selain

letaknya juga tepat berada pada jalur silang transportasi darat dari

beberapa kabupaten dengan kota Makassar sebagai ibu kota

provinsi Sulawesi Selatan.

Pelabuhan parepare di awal mulanya adalah merupakan

daerah yang hanya di tumbuhi oleh semak belukar pepohonan jenis

bakau. Oleh karena pergerakan kebutuhan dan perdagangan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di suatu daerah maka

terjadilah transaksi jual beli dengan sistem barter di pantai parepare

pada waktu itu, sejalan dengan perkembangan dari tahun ke tahun

maka pemerintah Belanda mulai mengembangkan tepi pantai

parepare tersebut menjadi pelabuhan dengan dilengkapi sarana

yang masih terbatas.

Mengingat letaknya yang strategis tersebut maka pelabuhan

parepare sangat potensial untuk dikembangkan karena memunyai


39

prospek yang bagus ke depan. Dengan kemajuan dan tuntutan

perkembangan khususnya di bidang transportasi laut, maka pada

tahun 1956 – 1960 pemerintah Indonesia membenahi seluruh

pelabuhan yang ada, dimana pelabuhan-pelabuhan kecil yang ada di

provinsi dikoordinasikan oleh pemerintah daerah setempat dengan

menunjuk seorang koordinator.

Pada periode ini status pelabuhan dibedakan menurut aspek

keuangan yaitu pelabuhan Indische Contabilities Wet (ICW) adalah

pelabuhan-pelabuhan yang dibiayai atau masih menggantungkan

pada subsidi pemerintah untuk membiayai kegiatan dan pelabuhan

Indische Bedrift Wet (IBW) adalah pelabuhan-pelabuhan yang

dipandang mampu membiayai kegiatannya dari hasil pendapatannya

sendiri.

Pada tahun 1957, dilakukan penataan status organisasi

pengelolaan pelabuhan karena adanya nasionalisasi pelabuhan milik

Belanda. Dengan dikeluarkannya PP No. 19 Tahun 1960 maka

status pengelolaan pelabuhan dialihkan dari Jawatan Pelabuhan

menjadi bentuk badan hukum Perusahaan Negara (PN), dimana

pelabuhan dikelompokkan dalam wilayah-wilayah pelabuhan, yaitu:

1. Perusahaan pelabuhan wilayah I di Medan

2. Perusahaan pelabuhan wilayah II di Dumai

3. Perusahaan pelabuhan wilayah III di Jakarta

4. Perusahaan pelabuhan wilayah IV di Surabaya


40

5. Perusahaan pelabuhan wilayah V di Banjarmasin

6. Perusahaan pelabuhan wilayah VI di Makassar

7. Perusahaan pelabuhan wilayah VII di Manado

8. Perusahaan pelabuhan wilayah VIII di Semarang

9. Perusahaan pelabuhan wilayah IX di Irian Jaya

Status Perusahaan Negara (PN) ini berlangsung sampai

tahun 1969. Pada tahun 1969, berdasarkan PP No. 1 Tahun 1969

status perusahaan dilikuidasi dan untuk sementara pengelolaan

pelabuhan adalah Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) yang

dipimpin oleh Administrator Pelabuhan (Adpel) sebagai penangung

jawab tunggal dan umum di pelabuhan.

Pada tahun 1983, pemerintah mengeluarkan PP No. 11

Tahun 1983 dan PP No. 3 Tahun 1983 tentang perubahan status

pelabuhan dari Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berubah

menjadi Perusahaan Umum (Perum) pelabuhan dimana pengelolaan

dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di Indonesia

terdapat empat Perusahaan Umum (PU) pelabuhan yaitu:

1. Perum pelabuhan I berkedudukan di Medan meliputi Provinsi

Aceh, Sumatera Utara dan Riau.

2. Perum pelabuhan II berkedudukan di Jakarta meliputi Provinsi

Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung,

Kalimantan Barat, Jakarta dan Jawa Barat.


41

3. Perum pelabuhan III berkedudukan di Surabaya meliputi Provinsi

Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, NTB, NTT.

4. Perum pelabuhan IV berkedudukan di Makassar meliputi Provinsi

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tengah, Maluku, Kalimantan Timur, dan Irian Jaya.

Pada Tahun 1991, pemerintah mengeluarkan PP No. 56, 57,

58, 59 Tahun 1991 yang merubah status Perum Pelabuhan I, II, III,

dan IV menjadi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV

hingga sekarang.

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV Cabang Parepare

adalah merupakan salah satu cabang dari PT. (Persero) Pelabuhan

Indonesia IV yang berkedudukan di Makassar dengan membawahi

seluruh pelabuhan umum yang diusahakan di kawasan Indonesia

Timur termasuk Kalimantan Timur.

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV adalah badan hukum

Indonesia untuk mengelola pelabuhan umum tersebut di atas

berdasarkan landasan hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran.

Jaminan hukum bahwa pihak swasta dapat diikut sertakan dalam

penyelenggaraan atas dasar kerjasama dengan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan pelabuhan.


42

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1996 tentang Perseroan

Terbatas. Jaminan hukum untuk penyelenggaraan Badan Hukum

Indonesia yang terbentuk Perseroan Terbatas.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1991 tentang pengalihan

bentuk Perum Pelabuhan IV menjadi PT. (Persero) Pelabuhan

Indonesia IV. Jaminan hukum bahwa PT. (Persero) Pelabuhan

Indonesia IV merupakan Badan Usaha Milik Negara.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1993 tentang Pengawasan

dan Pembinaan BUMN. Jaminan hukum dalam rangka

pengawasan dan pembinaan Badan Usaha Milik Negara.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang

Kepelabuhanan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional. Jaminan hukum

untuk meningkatkan pembinaan dan penyelenggaraan

kepelabuhanan sesuai dengan tuntutan perkembangan.

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 740/KMK/ 00/1989 tentang

Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Badan Usaha Milik

Negara. Jaminan hukum mengenai upaya-upaya yang dapat

dilakukan oleh BUMN dalam rangka efisiensi dan produktivitas

antara lain melalui kerjasama usaha.


43

2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

a. Visi

Menjadi perusahaan yang bernilai dan berdaya tarik tinggi melalui

proses dan pelayanan unggul dengan orang-orang yang bahagia.

b. Misi

1) Menjadi penggerak dan pendorong pertumbuhan ekonomi

Indonesia Tengah dan Timur

2) Memberi tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi

3) Tingkat kepuasan dan keterikatan pegawai terus meningkat

4) Menjadi mitra usaha yang terpercaya dan menguntungkan

5) Pertumbuhan pendapatan dan laba usaha 20% setiap tahun

6) Menjadi public company tahun 2018

c. Nilai Perusahaan

1) Integritas terkait dengan kejujuran, komitmen, loyalitas, dan

kredibilitas

2) Antusias terkait dengan passion, gairah, semangat, dan energi

3) Kompoten terkait dengan pengembangan diri, penguasaan

bidang, kreatifitas, dan keandalan

4) Kolaborasi terkait dengan kerjasama, kinerja tinggi, empati,

partisipatif, dan pemberdayaan

5) Fokus pelanggan terkait dengan WOW servis, adaptif,

mendengarkan, dan solutif.


44

A. Struktur Organisasi PT. PELINDO IV (Persero) Cabang Parepare

Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Parepare
GENERAL
MANAGER

MANAGER MANAGER MANAGER

OPERASI KEUANGAN SDM DAN UMUM

Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare

Setelah kita lihat dari struktur organisasi di atas, adapun uraian

tugas-tugas dari PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Parepare mulai dari pimpinan sampai kebagian pemasaran yaitu

sebagai berikut :

1. General Manager

General Manager, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Direksi.

a. Tugas pokok dan fungsi

General Manger mempunyai tugas memimpin Cabang

Parepare dalam hal menyusun rencana pengelolaan,

mengendalikan kegiatan administrasi dan operasional sesuai

arah, kebijaksanaan dan sasaran perseroan agar tercipta

produktivitas, pelayanan, pendapatan dan laba perseroan.

Melakukan pembinaan dan mengendalikan program kerja


45

masalah strategis di Pelabuhan Cabang Parepare sesuai

dengan strategis dan kebijakan Direksi.

Dalam melaksanakan tugas, General Manager meliputi fungsi:

1) Pengelolaan Cabang Parepare sesuai dengan visi, misi, dan

tujuan perseroan.

2) Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan perusahaan

3) Wakil Perseroan didalam dan diluar pengadilan, baik yang

berhubungan dengan pelaksanaan tugas, maupun yang

timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas, setelah

mendapatkan Surat Kuasa Khusus dari Direksi.

4) Penanganan permasalahan bidang hukum

5) Pelaksana kebijakan umum Perseroan yang telah ditetapkan

oleh Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan

yang berlaku.

6) Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

7) Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan

8) Penyiapan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan

perhitungan hasil usaha

b. Wewenang

1) Menetapkan program rencana kerja anggaran dan masalah

strategi Cabang.

2) Melakukan kerjasama usaha dengan pihak ketiga.


46

3) Melakukan usulan kepada Direksi yang berkaitan dengan

Sumber Daya Manusia.

4) Menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan

operasional atas persetujuan Direksi.

c. Tanggung jawab

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja dan

anggaran.

2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan

administrasi dan operasional Cabang Parepare.

2. Manager Operasi

Manager Operasi berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada General Manager

a. Tugas pokok dan fungsi

Manager Operasi mempunyai tugas untuk menyelengarakan

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan

pengembangan usaha pelayanan kapal yang meliputi jasa

labuh, pemanduan, penambatan, penyediaan air kapal,

telekomunikasi pelabuhan, kegiatan pelayanan bongkar/muat

barang, embarkasi dan debarkasi penumpang, hewan, tumbuh-

tumbuhan, pemasaran/persewaan, pas/retribusi pelabuhan,

bongkar muat barang konvensional dan kegiatan aneka usaha

lainnya, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan

mengawasi kegiatan pembangunan, pemeliharaan,


47

pembengkelan, analisa dampak lingkungan hidup dan

pencemaran limbah pelabuhan.

Dalam melaksanakan tugas Manager Operasi meliputi fungsi:

1) Perencanaan dan pelaksanaan pengusahaan fasilitas labuh,

pemanduan, penambatan, penyediaan air bersih untuk

kapal, dermaga, gudang, lapangan penumpukan, angkutan

Bandar, serta bongkar muat barang, penumpang, hewan,

kendaraan, dan tumbuh-tumbuhan, serta telekomunikasi

pelabuhan.

2) Penyusunan rencana pemasaran jasa kapal, penyewaan

fasilitas pergudangan, lapangan penumpukan, pemanfaatan

tanah, perairan, bangunan, listrik, alat mekanik, tongkang, air

minum dan alat pemadam kebakaran.

3) Pengendalian dan pengadministrasian penjualan berbagai

jenis pas pelabuhan dan jasa retribusi lainnya.

4) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan

program pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan.

5) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program

pemeliharaan, perbaikan, fasilitas peralatan dan bangunan

pelabuhan.

6) Penyusunan dan penanganan pemeliharaan dan perawatan

tingkat I dan tingkat II terhadap peralatan pelabuhan.


48

7) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program

pengadaan bahan operasional, suku cadang serta kegiatan

pembekalan teknik.

8) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program

kegiatan, anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan

dengan bidang operasi.

9) Penyusunan laporan yang berkaitan dengan utilisasi dan

kondisi pengusahaan fasilitas dan peralatan pelabuhan.

10) Penyelenggaraan bantuan SAR

11) Pengawasan kebersihan dermaga, gudang, dan lapangan

penumpukan

12) Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan

perairan di dalam daerah kerja pelabuhan.

13) Pelaksanaan kebersihan fasilitas, peralatan dan bangunan

pelabuhan serta pengelolaan lingkungan hidup.

14) Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodik

terhadap master plan pelabuhan.

15) Penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian

program kegiatan, anggaran pendapatan dan biaya yang

berkaitan dengan bidang operasi.

b. Wewenang

1) Menetapkan program rencana kerja anggaran dan masalah

strategis bidang Operasi.


49

2) Melakukan kerjasama usaha dengan pihak ketiga.

3) Melakukan usulan kepada General Manager yang berkaitan

dengan Sumber Daya Manusia

c. Tanggung jawab

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja dan

anggaran.

2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan

administrasi dan operasional

3. Manager Keuangan

Manager Keuangan berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada General Manager

a. Tugas pokok dan fungsi

Manager Keuangan mempunyai tugas untuk merencanakan,

melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi kegiatan

administrasi keuangan, akuntansi, pembendaharaan,

perpajakan, distribusi barang, verifikasi dan pengamanan

dokumen.

Dalam melaksanakan tugas, Manager Keuangan mempunyai

fungsi:

1) Perencanaan dan penyiapan bahan penyusunan rencana

kerja anggaran cabang serta pengendaliannya.

2) Perencanaan administrasi keuangan, pembendaharaan,

perpajakan, akuntansi umum dan akuntansi biaya,


50

pengelolaan bahan persediaan, serta melaksanakan

verifikasi penerimaan dan pengeluaran.

3) Penyimpanan dan pengamanan dokumen

4) Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

dan biaya yan berkaitan dengan bidang administrasi

keuangan dan akuntansi.

b. Wewenang

1) Berwenang atas pengendalian anggaran biaya pada semua

unit kerja.

2) Melakukan penolakan atas usulan biaya yang tidak sesuai

dengan program anggaran pada tahun anggaran berjalan.

c. Tanggung jawab

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja dan

anggaran.

2) Bertanggung jawab terhadap pencarian putang usaha.

4. Manager SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum berada di bawah dan bertanggung

jawab langsung kepada General Manager.

a. Tugas pokok dan fungsi

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi kegiatan

administrasi SDM, administrasi perkantoran, kerumahtanggaan,

hukum, hubungan masyarakat, dokumentasi dan kearsipan,


51

manajemen mutu, pemeliharaan kesehatan, keselamatan kerja,

kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan, pengumpulan dan pengolahan analisa dan evaluasi

data, informasi, statistik, laporan operasional dan laporan

lainnya, penanganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan

komputer dalam keadaan siap operasi.

Dalam melakukan tugas, Manager SDM dan Umum

mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan perencanaan administrasi SDM, kesejahteraan

dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai, pensiunan dan keluarganya.

2) Penanganan permasalahan bidang hukum, penyelenggaraan

hubungan masyarakat dan dokumentasi.

3) Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran,

kerumahtanggaan, protokoler, penyusunan kebutuhan dan

perlengkapan kantor, pelaksanaan pemeliharaan peralatan

kantor, kebersihan kantor dan mengorganisir laporan

Cabang Parepare.

4) Penanganan K3 dan satuan pengamanan (satpam) di dalam

daerah lingkungan kerja pelabuhan dan aset Cabang

Parepare di luar daerah kerja pelabuhan.

5) Pelaksanaan manajemen mutu.


52

6) Pengendalian program kegiatan, anggaran biaya yang

berkaitan dengan bidang SDM dan Umum.

7) Penyusunan, pengolahan sistem informasi, analisa dan

evaluasi, penyajian data secara sistematis, cepat dan akurat,

baik dengan media komputer dan atau media lainnya.

8) Penyusunan laporan operasional Cabang Parepare dan

pengendalian sistem informasi bidang usaha, teknik,

keuangan, SDM dan administrasi umum, baik yang

dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun

secara manual.

9) Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data

yang meliputi peangkat lunak dan perangkat keras serta

tanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan sistem

komputerisasi, baik dari segi perangkat keras maupun

perangkat lunak.

10) Pengendalian program kegiatan manajemen yang berkaitan

dengan bidang sistem informasi.


53

B. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

a. Rincian Anggaran Operasional dan Realisasi Anggaran Pada PT.

PELINDO IV (Persero) Cabang Parepare

Tabel 4.1
Rincian Anggaran Operasional dan Realisasi Anggaran Pada PT.
PELINDO IV (Persero) Cabang Parepare
Rincian Biaya Realisasi
Anggaran Variance Persent
Operasional Anggaran
(Rp) (Rp) a-se
Tahun 2017 (Rp) %
Gaji / Penghasilan
918.346.660 981.241.036 62.894.376 6,41
Pegawai
Bahan Bakar 135.936.360 126.772.150 9.164.210 6,74

Air 896.018.400 1.355.132.960 459.114.560 33,88

Listrik 248.023.481 270.683.445 22.659.964 8,37


Bahan Pas
57.444.754 36.994.800 20.449.954 35,60
Pelabuhan
Bahan Pemadam
8.000.000 6.489.500 1.510.500 18,88
Kebakaran
Insentif
136.438.827 121.013.778 15.425.049 11,31
Operasional
Instalasi Fasilitas
103.000.000 80.549.417 22.450.583 21,80
Pelabuhan
TOTAL 2.503.208.482 2.978.877.086 475.668.604 15.96
Sumber: Data diolah (PT. PELINDO IV (Persero) Cabang Parepare)

Pada Tabel.4.1 menunjukkan bahwa jumlah anggaran

yang disiapkan pada tahun 2017 sebesar Rp2.503.208.482 dan

realisasi anggaran sebesar Rp2.978.877.086 dengan selisih

variance (penyimpangan) sebesar Rp475.668.604 serta

persentase penyimpangan sebesar 15.96%. Hal ini karena

realisasi anggaran pada tahun 2017 lebih besar dibanding dengan

anggaran yang disiapkan pada tahun tersebut.


54

Adapun biaya-biaya yang realisasinya lebih besar dari

yang dianggarkan yaitu berikut:

1) Biaya gaji / penghasilan pegawai yang dianggarkan sebesar

Rp918.346.660 dan realisasinya sebesar Rp981.241.036

dengan selisih variance (penyimpangan) sebesar

Rp62.894.376 serta nilai persentase penyimpangan sebesar

6,41%

2) Biaya air yang dianggarkan sebesar Rp.896.018.400 dan

realisasinya sebesar Rp.1.355.132.960 dengan selisih variance

(penyimpangan) sebesar Rp.459.114.560 serta nilai persentase

penyimpangan sebesar 33,88%

3) Biaya listrik yang dianggarkan sebesar Rp248.023.481 dan

realisasinya sebesar Rp270.683.445 dengan selisih variance

(penyimpangan) sebesar Rp22.659.964 serta nilai persentase

penyimpangan sebesar 8,37%

Adapun biaya-biaya yang realisasinya lebih kecil dari yang

dianggarkan yaitu berikut:

1) Biaya bahan bakar yang dianggarkan sebesar Rp135.936.360

dan realisasinya sebesar Rp126.772.150 dengan selisih

variance (penyimpangan) sebesar Rp9.164.210 serta nilai

persentase penyimpangan sebesar 6,74%

2) Biaya bahan pas pelabuhan yang dianggarkan sebesar

Rp57.444.754 dan realisasinya sebesar Rp36.994.800 dengan


55

selisih variance (penyimpangan) sebesar Rp20.449.954 serta

nilai persentase penyimpangan sebesar 35,60%

3) Biaya bahan pemadam kebakaran yang dianggarkan sebesar

Rp8.000.000 dan realisasinya sebesar Rp6.489.500 dengan

selisih variance (penyimpangan) sebesar Rp1.510.500 serta

nilai persentase penyimpangan sebesar 18,88%

4) Biaya insentif operasional yang dianggarkan sebesar

Rp136.438.827 dan realisasinya sebesar Rp121.013.778

dengan selisih variance (penyimpangan) sebesar

Rp15.425.049 serta nilai persentase penyimpangan sebesar

11,31%

5) Biaya instalasi fasilitas pelabuhan yang dianggarkan sebesar

Rp103.000.000 dan realisasinya sebesar Rp80.549.417

dengan selisih variance (penyimpangan) sebesar

Rp22.450.583 serta nilai persentase penyimpangan sebesar

21,80%
56

2. Analisis Hasil Penelitian

a. Gaji Pegawai

Realisasi
Rasio Efektivitas = × 100%
Anggaran

Rp981.241.036
Rasio Efektivitas = × 100%
Rp918.346.660

Rasio Efektivitas = 106,84%

b. Bahan Bakar

Realisasi
Rasio Efektivitas = × 100%
Anggaran

Rp126.772.150
Rasio Efektivitas = × 100%
Rp135.936.360

Rasio Efektivitas = 93,25%

c. Air Bersih

Realisasi
Rasio Efektivitas = × 100%
Anggaran

Rp1.355.132.960
Rasio Efektivitas = × 100%
Rp. 896.018.400

Rasio Efektivitas = 151,23%

d. Listrik

Realisasi
Rasio Efektivitas = × 100%
Anggaran

Rp270.683.445
Rasio Efektivitas = × 100%
Rp248.023.481

Rasio Efektivitas = 100%


57

e. Bahan Pas Pelabuhan

Realisasi
Rasio Efektivitas = × 100%
Anggaran

Rp36.994.800
Rasio Efektivitas = × 100%
Rp57.444.754

Rasio Efektivitas = 64,40%

f. Bahan Pemadam Kebakaran

Realisasi
Rasio Efektivitas = × 100%
Anggaran

Rp6.489.500
Rasio Efektivitas = × 100%
Rp8.000.000

Rasio Efektivitas = 81,11%

g. Insentif Operasional

Realisasi
Rasio Efektivitas = × 100%
Anggaran

Rp121.013.778
Rasio Efektivitas = × 100%
Rp136.438.827

Rasio Efektivitas = 88,69%

h. Instalasi Fasiitas Pelabuhan

Realisasi
Rasio Efektivitas = × 100%
Anggaran

Rp80.549.417
Rasio Efektivitas = × 100%
Rp103.000.000

Rasio Efektivitas = 78,20%

Anda mungkin juga menyukai