Anda di halaman 1dari 2

1.

Klorheksidin

CHX merupakan molekul dasar yang kuat dengan pH berkisar antara 5,5-7, dan sebagai

kelompok polibiguanid yang terdiri dari dua simetris ring four-chlorophenyl dan two

bisbiguanide dan terhubung dengan rantai hecamethylene. Garam CHX diglukonat mudah

larut dalam air dan sangat stabil (Hargreaves & Berman, 2016).

Klorheksidin memiliki muatan kationik dan mampu mengikat permukaan bakteri yang

bermuatan negative secara elektrostatik sehingga lapisan luar dinding sel rusak dan menjadi

permeabel. CHX digunakan sebagai agen antimikroba berspektrum luas, aktif terhadap bakteri

gram negatif. Pada konsentrasi tinggi, CHX memberikan efek bakterisid dengan merusak

membrane sel dan menyebabkan presipitasi sitoplasma. Sedangkan pada konsentrasi rendah

bersifat bakteriostatik menyebabkan kebocoran zar dengan berat molekul rendah tanpa

kerusakan sel yang permanen (Hargreaves & Berman, 2016).

CHX yang umum digunakan memiliki konsentrasi antara 0,12% dan 2%. CHX memiliki

tingkat toksisitas yang rendah. Pada endodontic, CHX digunakan sebagai irigan dan medikasi

intrakanal. CHX 2% memiliki efek antibakteri yang lebih baik dibandingkan 0,12%

(Hargreaves & Berman, 2016).

Jika dibandingkan dengan NaOCl, CHX memiliki kelemahan dalam melarutkan bahan

organic. Penelitian melaporkan bahwa NaOCl 2,5% secara signifikan lebih efektif

dibandingkan CHX 0,2% ketika dilakukan irigasi selama 30 menit. Tetapi dari penelitian

lainnya menunjukkan bahwa CHX memberikan penyembuhan periapical yang lebih baik. Jika

dibandingkan dengan saline, CHX memiliki efek desinfektan yang lebih baik sebagai irigan

akhir (Hargreaves & Berman, 2016).


Apabila NaOCl dan CHX berkontak maka akan menghasilkan perubahan warna dan

presipitasi. Reaksi tersebut bergantung dengan konsentrasi NaOCl. Selain itu, terdapat

kemungkinan pembentukan presipitasi insoluble yang toksik dan mengganggu seal obturasi

saluran akar. Alternatifnya, saluran dapat dikeringkan menggunakan paper point sebelum

pembilasan CHX terakhir. Sedangkan kombinasi dengan EDTA menghasilkan endapan putih.

Endapa dihasilkan kemudian dilarutkan, dikenal dengan asam trifluoroacetic yang larut.

Berdasarkan hasil tersebut, CHx membentuk garam dengan EDTA dibandingkan reaksi

kimianya (Hargreaves & Berman, 2016).

Anda mungkin juga menyukai