Anda di halaman 1dari 8

KAPABILITAS SISTEM POLITIK

OLEH:

FINNY AYUSTINA H

E031181312

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
A. PENDAHULUAN
Suatu sistem politik dapat dikatakan selalu mempunyai kapabilitas dalam
menghadapi kenyataan dan tantangan terhadapnya. Dewasa ini telaahan tentang
apa yang benar-benar dilakukan atau dikerjakan oleh sistem politik telah
menjadi salah satu ukuran keberhasilan atau kegagalan suatu sistem politik.
Penelaahan terhadap system-sistem politik tersebut dapat mendorong kita
kearah perkenalan dan pengertian yang lebih mendalam tentang soal-soal
perubahan politik. Prakarsa perubahan politik tersebut dapat berasal dari tiga
sumber yaitu elite (termasuk elite yang duduk di dalam pemerintahan) dari
kelompok-kelompok dalam infrastruktur politik, lingkungan internasional.
Perubahan politik tersebut akan dapat menghasilkan pola hubungan baru antar
tuntutan dan dukungan dalam sistem politik yang bersangkutan.
Suatu sistem politik harus memiliki kapabilitas dalam menghadapi
kenyataan dan tantangan terhadapnya. Pada era modern ini prestasi sistem
politik di ukur dari kemampuannya melakukan penyelesaian dalam
menghadapi masalah bangsa, dan tantangannya. Atau lebih berorientasi pada
hal yang bersifat nyata (riil), seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial,
politik dan lainnya.

B. PEMBAHASAN
Kapabilitas sistem politik adalah kemampuan sistem politik dalam
menghadapi tantangan, dinamika dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
suatu negara atau pengertian lainnya yaitu kemampuan sistem politik dalam
bidang ekstraktif (kemampuan eksplorasi sumber daya alam, dan juga
manusia), distributive (kemampuan mengelola SDA dan SDM), regulative
(kemampuan menyusun undang-undang, mengatur, serta mengawasi dan
mengendalikan tingkah laku individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dll.
Sehingga dapat patuh dan taat kepada undang-undang yang berlaku), simbolik
(kemampuan untuk membangun pencitraan terhadap kepala negara atau juga
rasa bangga terhadap negaranya), responsive (kapabilitas untuk menciptakan
daya tanggap kepada masyarakat), dan dalam negeri serta internasional
(hubungan interaksi dengan luar negeri) untuk mencapai tujuan nasional seperti
dalam pembukaan UUD 1945.
Menurut Almond, untuk menentukan realitas kegagalan sistem politik,
memerlukan serangkaian parameter yang sekaligus pemenuhan didalamnya
menjadi sebuah tawaran solusi. Dikatakan bahwasanya setiap sistem politik
harus memiliki enam jenis kemampuan, yaitu:

1. Ekstraktif
Ekstraktif adalah kemampuan pemerintah untuk melakukan
pengolahan terhadap SDA dan SDM dilingkungan dalam maupun
lingkungan luar. Adapun menurut Gabriel Almond mengemukakan
bahwa Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan mengumpulkan dan
mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia dari lingkungan
dalam negeri dan internasional. Kemampuan SDA biasanya masih
bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh
pemerintah, seperti bagaimana pemerintah mengelola pertambangan
berhadapan dengan modal domestic maupun asing dan kepentingan
kemakmuran rakyat di sisi yang lain. Sementara kemampuan
pengelolaan SDM akan berkaitan dengan masalah-masalah pendidikan,
peningkatan sumber daya, pengalokasian SDM dan lain-lain. Tentu
saja, pada akhirnya kedua dimensi kemampuan pengelolaan potensi
SDA dan SDM harus dipadukan ke dalam satu tujuan, yakni
kemaslahatan bangsa di mana sistem politik itu bekerja.
2. Regulatif
Regulatif adalah kemampuan pemerintah untuk membuat
aturan- aturan yang dapat mengontrol dan mengendalikan perilaku
individu atau kelompok agar sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku. Gabriel Almond beranggapan bahwa Kapabilitas
Regulatif sama dengan pengaturan yang merujuk kepada aliran kontrol
atas perilaku individu dan relasi-relasi kelompok di dalam sistem
politik. Point ini biasanya dilakukan dengan cara menerapkan
peraturan-peraturan secara umum, dimana tolok ukur penilaiannya
terletak pada sejauh mana pola-pola tingkah laku dari pada individu-
individu yang ada beserta berbagai bidang di dalamnya dapat diatur oleh
suatu sistem politik.

3. Distributif
Distributif adalah kemampuan pemerintah untuk
mengalokasikan dan mendistribusikan SDA dan SDM berupa barang
dan jasa yang dimiliki oleh masyarakat dan negara secara merata.
Menurut Gabriel Almond Kapabilitas Distributif yakni merujuk kepada
kemampuan melakukan alokasi dan distribusi sumber-sumber ekonomi,
penghargaan, status, dan kesempatan untuk semua lapisan masyarakat.
SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa
untuk dapat didistribusikan secara merata, dalam rangka penciptaan
keadilan sosial. Pada saat yang sama distribusi sumber-sumber
penghidupan dan pekerjaan serta mobilitas sosial juga penting
diperlihatkan oleh kapabilitas distributif ini. Demikian pula dengan
pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Sistem dan struktur perpajakan,
dengan demikian, akan memengaruhi corak kenegaraan, apakah bisa
dikatakan lebih adil atau kurang adil, lebih mampu menjalankan
kapabilitas distributif atau malah gagal.

4. Simbolik
Simbolik adalah kemampuan untuk membangun pencitraan
terhadap kepala negara atau juga rasa bangga terhadap negaranya.
Menurut Gabriel Almond Kapabilitas simbolik, artinya kemampuan
pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat kebijakan
yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang
dibuat pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sebuah
sistem politik.

5. Responsif
Responsif adalah kemampuan daya tanggap yang diciptakan
oleh pemerintah terhadap tuntutan atau tekanan. Gabriel Almond
berpendapat tentang Kapabilitas responsif bahwa dalam proses politik
terdapat hubungan antara input dan output. Output berupa kebijakan
pemerintah dapat dikur dari sejauh mana kebijakan tersebut dipengaruhi
oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat (sebagai inputnya). Di
sini, agak sedikit berbeda dengan kapabilitas simbolik, yang paling
pokok bukan lah didapatkannya benang merah antara kebijakan dengan
tuntutan/aspirasi masyarakat, tetapi lebih kepada bagaimana proses
pembuatan kebijakan itu sendiri, yakni pelembagaan mekanisme
agregasi dan artikulasi politik kepentingan masyarakat ke dalam sebuah
kebijakan politik. Jadi, bukan sekedar melihat apakah Output kebijakan
paralel dengan aspirasi/tuntutan masyarakat (kemampuan menangkap
wacana aspirasi), tetapi apakah di dalam sistem politik tersebut telah
terlembagakan suatu mekanisme dimana rakyat dapat lebih mudah dan
lebih mungkin untuk terlibat di dalam tahapan-tahapan pembuatan
kebijakan.

6. Domestik dan Internasional


Domestik dan Internasional adalah kemampuan yang dimiliki
pemerintah dalah hal bagaimana ia berinteraksi dilingkungan domestik
maupun luar negeri. Kemampuan domestik sistem politik masih lemah
sehingga relasi antara pemerintah dan masyarakat kurang harmonis, hal
ini tergambar dari berbagai aksi ketidakpercayaan publik terhadap
kinerja pemerintah selama ini. Mengenai kemampuan internasional,
sistem politik indonesia sangat terbuka terhadap kebijakan internasional
dan membentuk relasi yang baik dengan dunia internasional.

C. KESIMPULAN
Kapabilitas system politik adalah kemampuan system politik dalam
menghadapi tantangan, dinamika dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
suatu Negara. Terdapat 6 kapabilitas system politik, yaitu:

1. Kapabilitas Ekstraktif, yakni yang menyangkut sumber daya alam (SDA) dan
sumber daya manusia (SDM).
2. Kapabilitas Distributif, yakni kemampuan system politik dalam membagikan
sumber daya alam dan sumber daya manusia tersebut ke seluruh wilayah
dengan seadil-adilnya.
3. Kapabilitas Regulatif, yakni dalam pembuatan peraturan-peraturan dari tingkat
tertinggi sampai tingkat yang terendah.
4. Kapabilitas Simbolik, yakni yang berkaitan dengan kharisma seorang
pemimpin.
5. Kapabilitas Responsif, yakni bagaimana tanggapan pemerintah dalam
menghadapi tuntutan-tuntutan masyarakat.
6. Kapabilitas dalam Negeri & Internasional, yakni bagaimana system politik
dapat bertahan menghadapi dinamika dan tekanan-tekanan baik internal
maupun eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

http://ekoaryono11.blogspot.com/2016/02/kapabilitas-sistem-politik-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai