Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH

PENDETEKSIAN BORAKS PADA MAKANAN


DENGAN KUNYIT

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan oleh
Dra. Sri Muriarti, M.Pd.

Oleh
Akmal Hanif Adhimi
181411003

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
II
KATA PENGANTAR
Pertama penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas
segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pendeteksian Boraks pada Makanan dengan
Kunyit “.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis
semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang
terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Pengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga berterima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis mohon maaf jika
ada kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja telah di lakukan. Dan penulis juga
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan
percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat. Terima kasih.

Bandung, 27 Desember 2018

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................................ 1
1.4 Cara Memperoleh Data .............................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Indikator .................................................................................................................. 3
2.2 Macam-macam Indikator........................................................................................................... 3
2.3 Macam-macam Indikator Alami ............................................................................................... 4
2.4 Kunyit .......................................................................................................................................... 4
2.5 Boraks .......................................................................................................................................... 8
2.6 Kandungan kimia pada kunyit ................................................................................................ 10
2.7 Kandungan kunyit sebagai pendeteksi boraks ....................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................................. 11
ANALISIS DATA ............................................................................................................................... 11
3.1 Cara kerja .................................................................................................................................. 11
3.2 Hasil percobaan dan pembahasan ........................................................................................... 12
BAB IV ................................................................................................................................................. 14
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 14
4.1 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Maraknya penggunaan zat kimia berbahaya pada makanan,membuat orang
orang mencari agar kita sebagai konsumen yang memiliki keterbatasan kemampuan
dalam bidang Teknik kimia maupun farmasi ini dapat membedakan makanan yang
tidak mengandung zat kimia yang berbahaya(boraks) dengan cara yang praktis dan
dapat dicoba dirumah.
Terlebih lagi, penggunaan zat kimia berbahaya pada makanan telah merambah
ke jajanan anak-anak seperti baso,sosis,tahu,dan masih banyak yang lainnya.Pada
dasarnya, penggunaan bahan kimia berbahaya itu ditujukan agar menunjang kualitas
bahan konsumsi.Akan tetapi kualitas kandungan gizi makanan adalah hal yang
utama menjadi dikesampingkan. Para produsen hanya mementingkan tampilan
makanan yang menarik agar mengudang minat beli konsumen, sehingga
menggunakan zat berbahaya dalam produksinya yang telah melanggar aturan.
Seharusnya, bahan berbahaya tersebut hanya digunakan di industri tertentu menjadi
bahan pelengkap pada pembuatan makanan atau jajanan anak.
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya karya ilmiah ini dapat mengurangi
pengonsumsian zat kimia berbahaya pada makanan tersebut dan menyadarkan para
produsen nakal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang menyebabkan kunyit dapat mendeteksi boraks pada makanan?
2. Bagaimana cara mendeteksi boraks dengan kunyit dengan praktis?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana kunyit mendeteksi boraks pada makanan
2. Mengetahui bagaimana cara mendeteksi boraks dengan kunyit secara praktis

1
1.4 Cara Memperoleh Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan
metode observasi atau teknik pengamatan langsung dan metode eksperimen, yaitu
melakukan percobaan langsung. Tidak hanya itu, penulis juga mencari bahan dan
sumber-sumber dari media massa yang berjangkauan Internasional yaitu internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Indikator


Pengertian tentang Indikator banyak dijelaskan oleh para ahli. Salah satunya
adalah Wilson dan Sapanuchart yang menyatakan bahwa indikator adalah ukuran dari
sebuah status atau kondisi secara tidak langsung yang telah terjadi. Departemen Kesehatan,
Pendidikan dan Kesejahteraan yang ada di Amerika Serikat juga memberikan pendapatnya
tentang indikator.

Menurut departemen Amerika Serikat tersebut, indikator adalah sebuah statistik yang
dapat membantu manusia untuk membuat penilaian yang komprehensif, imbang dan ringkas
untuk berbagai macam kondisi.

Sementara itu, Green menyatakan bahwa indikator merupakan kumpulan variabel yang
dapat mengindikasikan atau menunjukkan kepada penggunanya suatu kondisi tertentu.
Indikasi terhadap kondisi tertentu tersebutlah yang kemudian digunakan untuk mengukur
semua perubahan yang terjadi.

Setelah membahas beberapa pengertian indikator yang dikemukakan oleh para ahli
seperti di atas, bisa disimpulkan bahwa penjelasan tentang apa itu indikator adalah setiap ciri,
ukuran, ataupun karakteristik yang bisa menunjukkan sekaligus mengindikasikan adanya
perubahan yang terjadi untuk suatu bidang tertentu.

2.2 Macam-macam Indikator


Indikator terbagi menjadi dua macam:

 Indikator alami adalah indikator yang dibuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu
yang memiliki warna.

 indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau
pabrik alat-alat kimia.

3
2.3 Macam-macam Indikator Alami
Indikator alami adalah indikator yang dibuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu
yang memiliki warna.Contohnya: Kunyit, bunga mawar, kembang sepatu, kubis merah,
kubis ungu, stroberi.

2.4 Kunyit
A. Mengenal Kunyit
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa atau Curcuma domestica) tergolong dalam
kelompokjahe-jahean, Zingiberaceae. Dengan Klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa L

Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama yang berbeda,


seperti: turmeric di Inggris, kurkuma di Belanda, serta kunyit di Indonesia dan Malaysia.
Kunyit termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara.
Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia
bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah
mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk
menjaga kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan
Janar. Adapun kandungan yang terdapat dalam kunyit, yaitu:
 Kurkumin dan desmetoksikumin 10%.
 Bisdesmetoksikurkumin 1-5%.
 Minyak atsiri yang terdri dari : keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen
25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil.
 Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1 -3%, karbohidrat sebanyak 3%, protein 30%,
pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan
kalsium.

4
B. Jenis-Jenis Kunyit dan Masing-Masing Fungsinya

1. Kunyit Kuning
Kunyit kuning merupakan jenis kunyit yang biasa beredar di masyarakat.
Adapun kunyit kuning memiki fungsi, sebagai berikut:
 Kunyit bermanfaat sebagai obat penghilang rasa gatal pada kulit seperti terkena
ulat bulu / gigitan serangga
 Kunyit mengandung antiseptik dan antibakteri alami, berguna sebagai anti
inveksi luka biasa mau pun luka bakar.
 Kombinasi kembang kol dan kunyit telah terbukti mencegah kanker prostat
 Mencegah kanker payudara
 Kunyit mampu mencegah kanker kulit
 Kunyit bermanfaat mengurangi risiko leukemia.
 Kunyit bermanfaat sebagai anti racun secara alami.
 Kunyit mampu mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit
Alzheimer
 Kunyit mampu mencegah metastasis dari terjadinya berbagai bentuk kanker.
 Kunyit bermanfaat sebagai obat anti-inflamasi tanpa efek samping.
 Dapat memperlambat perkembangan multiple sclerosis.
 Dapat membantu dalam metabolisme lemak dan membantu dalam manajemen
berat badan.
 Sebagai pengobatan untuk depresi.
 Kunyit dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alami untuk arthritis dan
rheumatoid arthritis.
 Kunyit bermanfaat dalam pengobatan kanker pankreas.
 Kunyit mampu menghentikan pertumbuhan pada tumor.
 Kunyit dapat mempercepat penyembuhan luka

2. Kunyit Putih
Nama umum kunyit putih adalah temu mangga dan kunir putih,
sedanngkan nama ilmiahnyaCurcuma alba. Kunyit putih sudah sangat terkenal
sebagai tanaman obat sejak dulu sekali. Bangsa kunyit putih adalah temu lawak,

5
temu giring, temu hitam, dan lain-lain. Bangsa kunyit putih tersebut merupakan
kelompok rimpang jamu yag sudah dipergunakan oleh nenek moyang kita. Ternyata
di China juga cukup dikenal bahkan dalam farmakologi China dan pengobatan
tradisional lain disebutkan bahwa tumbuhan ini memiliki sifat: menghentikan
pendarahan, anti inflamasi, dan menambah nafsu makan.
Hasil penelitian menunjukkan tanaman ini bersifat antineoplastik (merusak
pembentukan ribosom pada sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker).
Bagian yang digunakan adalah rimpang dan daun. Kandungan pada rimpang dan
daun Kunyit Putih antara lain mengandung saponin, dan polifenol, sedangkan
daunnya mengandung polifenol. Berikut ini merupakan fungsi dari kunyit putih:
 Bermanfaat sebagai pelancar susah buang air besar
 Menghambat perkembangan sel kanker.
 Merapatkan organ kewanitaan.
 Mencegah kepuithan pada organ wanita
 Memperkuat syahwat.
 Sebagai penurun panas demam
 Mengobati sakit sesak napas / asma
 Mengobati penyakit radang saluran pernapasan
 Bermanfaat sebagai antitoksin
 Membantu mengurangi lemak pada perut.
 Meningkatkan nafsu makan.
 Dapat digunakan sebagai antioksidan.
 Bermanfaat untuk mengobati demam, masuk angin, kembung

3. Kunyit Hitam
Kunyit Hitam adalah sejenis kunyit yang jarang di temui dan mempunyai nilai
yang sangat tinggi di dalam perobatan mistik (alam Jin). Di India kunyit ini di tanam
secara komersial karena mengandung nilai perobatan yang tinggi dalam perobatan
AYURVEDA. Untuk mengenali kunyit hitam, kita dapat memeperhatikan ciri-ciri
berikut:
 Rupa yang sama seperti kunyit biasa tetapi rizomnya yang hitam gelap, jika
cukup matang.
 Jika masih muda warnanya unggu gelap.
 Daunnya di sebelah belakang bertulangkan warna hitam.

6
 Warna akarnya coklat jernih jika masih muda.

Cara pembiakan dan penjagaan kunyit hitam: walaupun cara pembesaran dan
penanaman sama dengan kunyit biasa, kunyit ini memerlukan penjagaan yang rapi
dan sangat rumit, yaitu:
 Tanahnya mesti bercampur dengan pasir dan memerlukan kawasan yang redup
dan air yang cukup tetapi jangan terlalu banyak air.
 Kunyit ini bercambah dalam masa yang sangat lama dan kadang kala selama 3
bulan baru bercambah.

Adapun kunyit hitam berfungsi untuk:

 Untuk menyuburkan kandungan


 Sebagai obat cacingan
 Mengobati sakit ambeien
 Mengurangi rasa nyeri haid pada wanita
 Membersihkan darah setelah melahirkan
 Untuk batuk
 Untuk meningkatkan stamina
 Menambah nafsu makan
 Obat untuk mengatasi air kemih mengandung darah
 Menetralkan racun dalam tubuh
 Untuk penyakit kulit ringan
 Asma
 Untuk sariawan
C. Efek Samping Kunyit
Dari sekian banyak manfaat kunyit sebagai tanaman obat,ternyata kunyit juga bisa
memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh bila digunakan dengan cara yang kurang
baik. Berikut beberapa efek samping yang bisa diakibatkan oleh tanaman kunyit bagi tubuh
kita :

1. Menyebabkan Gangguan Lambung


Bila kita mengkonsumsi kunyit untuk jangka waktu yang lama.bisa mengakibatkan
tergangguna lambung kita karena diakibatkan oleh sifat pedas yang dimiliki oleh kunyit.

7
2. Menimbulkan rangsangan pada rahim.
Bagi para wanita hamil dan menyusui agar lebih berhati-hati dalam menkonsumsi
kunyit. Penggunaan kunyit yang telalu banyak dapat menstimulasi rahim yang dapat
mendorong aliran menstruasi.

3. Susah diserap tubuh


Zat-zat yang terkandung dalam kunyit cenderung sudah diserap oleh tubuh kita
sehingga tubuh kurang mendapatkan manfaat yang maksimal dari kunyit ini.

4. Pendarahan kunyit
Memiliki fungsi sebagai penghambat penggumpalan trombosit sehingga bisa
membantu mencegah penggumpalan darah, tapi karena sifat ini kunyit juga bisa memicu
terjadinya pendarahan bila dosis yang digunakan terlalu berlebihan.

5. Kunyit bisa menurunkan efek kemoterapi


Hasil penelitian menyebutkan bahwa kunyit kemungkinan memiliki efek terhadap
kemoterapi,sehingga disarankan bagi anda yang sedang menjalankan kemoterapi untuk tidak
menggunakan suplemen kunyit.

2.5 Boraks
Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat boron (B), Boraks merupakan
anti septik dan pembunuh kuman. Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan anti jamur,
pengawet kayu, dan antiseptik pada kosmetik (Svehla, G). Asam borat atau boraks (boric
acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran
bahan makanan. Boraks adalah senyawa kimia dengan rumus Na2B4O7.10H2O berbentuk
kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks
berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat (Syah, 2005).

Asam borat (H3BO3) merupakan senyawa bor yang dikenal juga dengan nama borax. Di
Jawa Barat dikenal juga dengan nama “bleng”, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal
dengan nama “pijer”. Digunakan/ditambahkan ke dalam pangan/bahan pangan sebagai
pengental ataupun sebagai pengawet (Cahyadi, 2008). Komposisi dan bentuk asam borat
mengandung 99,0% dan 100% H3BO3. Mempunyai bobot molekul 61,83 dengan B =
17,50% ; H = 4,88% ; O = 77,62% berbentuk serbuk hablur kristal transparan atau granul
putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis (Cahyadi, 2008).

8
Senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut: jarak lebur sekitar
171°C, larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85% dan tak
larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida, asam
sitrat atau asam tetrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul
airnya pada suhu 100°C yang secara perlahan berubah menjadi asam metaborat (HBO2).
Asam borat merupakan asam lemah dan garam alkalinya bersifat basa. Satu gram asam
boratlarut sempurna dalam 30 bagian air, menghasilkan larutan yang jernih dan tak berwarna.
Asam borat tidak tercampur dengan alkali karbonat dan hidroksida (Cahyadi, 2008).

Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan tekstur
makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso dan lontong akan membuat
bakso/lontong tersebut sangat kenyal dan tahan lama, sedangkan pada kerupuk yang
mengandung boraks jika digoreng akan mengembang dan empuk serta memiliki tekstur yang
bagus dan renyah. Parahnya, makanan yang telah diberi boraks dengan yang tidak atau masih
alami, sulit untuk dibedakan jika hanya dengan panca indera, namun harus dilakukan
ujikhusus boraks di Laboratorium (Depkes RI, 2002).

Boraks bisa didapatkan dalam bentuk padat atau cair (natrium hidroksid aatau asam
borat). Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik dan biasa digunakan oleh
industri farmasi sebagai ramuan obat, misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat
oles mulut dan obat pencuci mata. Selain itu boraks juga digunakan sebagai bahan solder,
pembuatan gelas, bahan pembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu
(Aminah dan Himawan, 2009).

Asam borat dan boraks telah lama digunakan sebagai aditif dalam berbagai makaan.
Sejak asam borat dan boraks diketahui efektif terhadap ragi, jamur dan bakteri, sejak saat itu
mulai digunakan untuk mengawetkan produk makanan. Selain itu, kedua aditif ini dapat
digunakan untuk meningkatkan elastisitas dan kerenyahan makanan serta mencegah udang
segar berubah menjadi hitam.

Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan
dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks memiliki efek racun yang
sangat berbahaya pada sistem metabolisme manusia sebagai halnya zat-zat tambahan
makanan lain yang merusak kesehatan manusia. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No.722/MenKes/Per/IX/88 boraks dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan dilarang untuk
digunakan dalam pembuatan makanan. Dalam makanan boraks akan terserap oleh darah dan

9
disimpan dalam hati. Karena tidak mudah larut dalam air boraks bersifat kumulatif. Dari hasil
percobaan dengan tikus menunjukkan bahwa boraks bersifat karsinogenik. Selain itu boraks
juga dapat menyebabkan gangguan pada bayi, gangguan proses reproduksi, menimbulkan
iritasi pada lambung, dan atau menyebabkan gangguan pada ginjal, hati, dan testes (Suklan
H).

Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati,


lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang system saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis,
sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian (Widyaningsih dan
Murtini, 2006).

Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorpsi dalam waktu lama. Akibat yang timbul
diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia dan
konvulsi. Penggunaan boraks apabila dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu
gerak pencernaan usus, kelainan pada susunan saraf, depresi dan kekacauan mental. Dalam
jumlah serta dosis tertentu, boraks bisa mengakibatkan degradasi mental, serta rusaknya
saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran
pernapasan dan pencernaan, kulit yang luka atau membran mukosa (Saparinto dan Hidayati,
2006).

2.6 Kandungan kimia pada kunyit

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang
terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10% dan
bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri
yang terdiri dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Zingiberen25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak
sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C45-
55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.

2.7 Kandungan kunyit sebagai pendeteksi boraks

Pengujian kandungan boraks pada makanan dapat dilakukan dengan ekstrak kunyit.
Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak kunyit tersebut
mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada
makanan karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan
mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan senyawa boron
cyano kurkumin kompleks. Maka, ketika makanan yang mengandung boraks ketika ditetesi
oleh ekstrak kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan.

10
BAB III

ANALISIS DATA

Percobaan mendeteksi boraks menggunakan ekstrak kunyit menggunakan metode


mengekstrak atau di blendernya bahan yang akan dicoba pada percobaan
ini.(Bilazhr,2015).Berdasarkan penelitian nya didapatkan beberapa pembahasan seperti table
hasil percobaan ini.

Alat-alat dan bahan:

Alat-alat:

1. Cobek
2. Pipet ukur
3. Blender
4. Piring / mangkok sebagai wadah
5. Sendok

Bahan-bahan:

1. Kunyit yang telah di ekstrak


2. Mi basah pasar
3. Kerupuk gendar
4. Sosis siap makan daling
5. Kerupuk tempe
6. Kerupuk warung ikan SHS
7. Ketupat pasar
8. Tahu china rumahan
9. Bleng
10. Sosis siap makan kimbo
11. Tahu china pasar

3.1 Cara kerja


1. Blender kunyit dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
2. Kemudian, tuangkan kunyit yang telah di ekstrak ke mangkok plastik kecil
3. Blender mie basah pasar dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
4. Tumbuk halus tahu china pasar menggunakan cobek, setelah halus barulah tambahkan
sedikit air hingga makanan yang halus menjadi tercampur dengan air. Lakukan hal
yang sama untuk sosis siap makan daling, kerupuk tempe, kerupuk warung ikan SHS,
kerupuk gendar, sosis siap makan kimbo, ketupat pasar, dan tahu china rumahan

11
5. Letakan setengah sendok pada wadah yang berwarna putih atau bening agar hasilnya
dapat terlihat lebih jelas
6. Setelah itu, tetesi dengan air kunyit yang telah di ekstrak sebanyak 2 ml kedalam
makanan yang telah dihaluskan
7. Lalu aduk rata makanan yang di uji dan lihat perubahan warna yang terjadi, sisihkan
8. Masukan bleng kewadah lalu haluskan menggunakan air sebanyak 50 ml untuk 50
gram bleng

3.2 Hasil percobaan dan pembahasan


Warna Sebelum Warna sesudah
Bahan-bahan Keterangan
ditetesi Kunyit ditetesi kunyit
Positif mengandung
Kerupuk gendar Coklat muda Coklat kemerahan
boraks
Positif mengandung
Kerupuk tempe Coklat muda Coklat tua
boraks
Positif mengandung
Kerupuk ikan SHS Putih Coklat muda
boraks
Sosis siap makan Tidak mengandung
Coklat muda Coklat muda
kimbo boraks
Sosis siap makan Positif mengandung
Coklat muda Mendekati coklat tua
daling boraks
Tidak mengandung
Tahu china pasaran Putih Kuning
boraks
Tidak mengandung
Tahu china rumahan Putih Kuning
boraks
Positif mengandung
Mie basah pasar Kuning Coklat tua
boraks
Tidak mengandung
Ketupat pasar Putih Kuning tua
boraks
Positif mengandung
Bleng Oranye Coklat kemerahan
boraks

Indikator perubahan warna bahan makanan yang mengandung boraks adalah coklat. Bila
suatu makanan banyak mengandung boraks, maka warna setelah ditetesi kunyit akan berubah
hingga menjadi coklat yang sangat pekat bahkan sampai berwarna coklat kemerahan.

Hasil percobaan pada kerupuk gendar saat ditetesi oleh kunyit mengalami perubahan warna
yang semula berwarna coklat muda menjadi merah kecoklatan, ini membuktikan bahwa
kerupuk gendar mengandung boraks.

Warna kerupuk tempe sebelum ditetesi kunyit berwarna coklat muda, ketika ditetesi kunyit
berubah menjadi coklat tua. Maka, kerupuk tempe positif mengandung boraks.

12
Kerupuk ikan SHS juga mengalami perubahan, walaupun perubahan warnanya tidak
signifikan, kerupuk ikan SHS positif mengandung boraks karena warna sebelum ditetesi
kunyit adalah putih, dan ketika ditetesi oleh kunyit kerupuk ini berubah warna menjadi coklat
muda.

Saat ditetesi kunyit, sosis kimbo tidak mengalami perubahan warna yang signifikan dan
perubahannya tidak termasuk kedalam indikator warna makanan yang mengandung boraks,
maka sosis kimbo tidak mengandung boraks. Sedangkan sosis siap makan daling mengalami
perubahan warna, dan positif mengandung boraks. Warna sebelum ditetesi adalah coklat
muda, ketika ditetesi kunyit, sosis itu berubah warna menjadi coklat tua.

Tahu china rumahan tidak mengandung boraks, karena tidak ada perubahan warna yang
termasuk kedalam indikator perubahan warna pada makanan yang mengandung boraks. Tahu
china pasaran juga tidak mengandung boraks, karena perubahan warna tidak termasuk
kedalam indikator perubahan warna pada makanan yang mengandung boraks.

Mie basah pasar mengalami perubahan warna ketika ditetesi oleh kunyit. Mie basah pasar
yang semula berwarna kuning berubah menjadi coklat tua. Ini menunjukan bahwa mie basah
pasar mengandung boraks

Ketupat pasar mengalami perubahan warna, namun, perubahan warna pada ketupat pasar
tidak termasuk kedalam indikator perubahan warna pada makanan yang mengandung boraks.

Ketika bleng ditetesi kunyit, bleng langsung mengalami perubahan warna menjadi coklat
kemerahan yang sangat pekat. Maka bleng pasti positif mengandung boraks.

13
BAB IV

KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak
kunyit tersebut mengandung senyawa kurkumin yang dapat mendeteksi adanya
boraks pada makanan.Berdasarkan hasil percobaan jenis makanan yang mengandung
boraks adalah kerupuk gendar, kerupuk tempe, sosis siap makan, kerupuk ikan SHS,
mie basah pasar, dan bleng.

Bila konsumen terus menerus memakan makanan yang mengandung boraks,


makan akan menyebabkan gangguan kesehatan yang berakibat buruk bagi
metabolisme manusia.

14
DAFTAR PUSTAKA
Afriani,Triana. 2014. Contoh Karya Ilmiah”Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks”.

http://triana-afriani.blogspot.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-kunyit-sebagai.html?m=1
[4 Oktober 2018]

Azizah,Nahri. 2016. Laporan Praktikum Uji Analisis Formalin pada Makanan.

http://www.academia.edu/26331279/LAPORAN_PRAKTIKUM_UJI_ANALISIS_FORMALIN_
pada_MAKANAN_SECARA_MODERN_dan_KONVENSIONAL. [11 Oktober2018]

Bilazhr. 2015. Menguji Kandungan Boraks pada Beberapa Makanan Menggunakan Kunyit.

https://www.google.com/amp/s/bilazhr.wordpress.com/2014/11/15/menguji-kandungan-
boraks-pada-beberapa-makanan-menggunakan-kunyit/amp/. [3 Januari 2019]

Fudin,Shehab. 2015. Kunyit Sebagai Pendeteksi Boraks.http://kunyitpendeteksi.blogspot.com/?m=1.

[4 Oktober 2018]

Yunjae,Milla. 2015. Artikel Boraks.

http://www.academia.edu/26331279/LAPORAN_PRAKTIKUM_UJI_ANALISIS_FORMALIN_pa
da_MAKANAN_SECARA_MODERN_dan_KONVENSIONAL. [11 Oktober 2018]

15

Anda mungkin juga menyukai