Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sepanjang jalan sejarah Yahudi dapat diidentifikasikan menjadi agama atau suku, Bangsa
Yahudi adalah keturunan dari nabi Ibrahim AS, beliau berhijrah dari kota aur di seblah selatan
Mesopotamia, menuju ke Khuran di Syria. Disinilah nabi Ibrahim meninggal dunia. Kemudian
keturunan nabi Ibrahim berpindah lagi menuju bumi Kanaaniah sekitar tahun 2000 sm, diantara
keturunan nabi Ibrahim adalah nabi Ya’kub, yang diberi gelar Israel, sehinga anak cucunya kelak
dipanggil dengan sebutan bani Israel. Diantara keturuna ya’kub (Israel) adalah nabi Yusuf yang
pernah menjabat semacam menteri pertanian Mesir, sehinga anak cucu Ya’kub berdiam diri di
mesir hingga masa nabi Musa AS, nabi Musa inilah yang mengajak bani Israel keluar dari
penindasan Fir’aun.

Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel yang
paling banyak keturunannya, yakni Yehuda. Yehuda ini adalah salah satu dari 12 putera Yakub,
seseorang yang hidup sekitar abad 18 SM. Dengan mempertegas asal usul Seluruh turunan dari
12 putera Yakub (Israel) itu dikenal dengan sebutan Bangsa Israel (keturunan langsung Israel)
yang kemudian berkembang menjadi besar dinamakan menjadi Suku Israel.

Dengan asal usul yang sangat begitu panjang bangsa israel pada saat ini menempati tanah
timur tengah, degan membentuk suatu negara yaitu israel, dengan ibu kota yerusalem, bangsa
yahudi adalah bangsa yang sangat mempertahankan identitasnya dengan kuat, dengan
bergariskan keturunan nabi yang begitu kuat bangsa yahudi menjadi satu keluarga yang sangat
besar sampai pada titik menjadi negara dan diakui oleh dunia, terlepas ada 32 negara yang tidak
mengakui negara israel termasuk indonesia.

berjalanya sejarah hingga saat ini bangsa Yahudi sudah banyak tersebar bukan hanya
berkumpul disuatu tempat akan tetapi telah meluas ke Eropa dan Amerika Serikat, cukup kita
ketahui bangsa Yahudi sangat memberikan banyak sekali kontribusi kepada dunia salah satunya
dalam dunia pendidikan, kita sebut saja Eistein,Blavastsky dan Freud yang menghiasi dunia
keilmuan dan lain sebagainya

1
1.1 RUMUSAN MASALAH
 Apa pengertian mengenai bangsa Yahudi ?
 Bagiamana komunikasi non-verbal Dalam Ritus Agama Yahudi

1.2 TUJUAN PENULISAN


 Memberikan wawasan mengenai bangsa yahudi
 Memahami peribadatan agama yahudi

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Kohesivitas


Kohesivitas sangat penting dalam dunia organisasi dan industri untukmenjaga performa
dari tim kerja dan karyawan untuk mencapai tujuanorganisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Peran pemimpin dalam hal inisangatlah penting terutama untuk menjaga dan mengakomodir
bawahannyaagar sampai pada tingkatan dimana kekohesifan antar karyawan terjalin denganerat.

Robbin (2001) menjelaskan bahwa kelompok atau karyawan yangkohesif ditunjukkan


dari adanya kebersamaan dan interaksi yang intensif antarkaryawan.

Kohesivitas kelompok (kekompakkan) erat hubungannya dengankepuasan anggota


kelompok atau karyawan, makin kohesif karyawan makinbesar tingkat kepuasan karyawan.
Dalam kelompok atau karyawan yangkohesif, karyawan merasa aman dan terlindungi, sehingga
komunikasi menjadi bebas, dan lebih terbuka. (Gitosudarmo dan Sudita. Dalam Amalia,
2009)Menurut (Walgito,2007) mengemukakan Kohesi Kelompok ialahbagaimana para anggota
kelompok saling menyukai dan saling mencintai satudengan yang lainnya. Shaw (1979; dalam
Walgito, 2007:46) mengemukakanbahwa tingkatan kohesi akan menunjukkan seberapa baik
kekompakkandalam kelompok yang bersangkutan. Untuk mengetahui tingkatan
kohesivitaskelompok, maka umumnya kita menggunakan metode sosiometri (Shaw,1979)

Menurut (Walgito, 2007:47) Kohesivitas adalah saling tertariknya atausaling senangnya


anggota satu dengan yang lain dalam kelompok. Dengandemikian, kesimpulannya adalah
tingkatan kohesi akan dapat mempengaruhisaling hubungan atau interaksi anggota dalam
kelompok bersangkutan.Dari pemaparan diatas bahwa kohesivitas kelompok kerja adalah
adanyaperasaan saling menyukai, saling mencintai dan adanya interaksi dalamkelompok serta
menimbulkan emosional positif.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lot dan Lot (dalamShaw, 1979)
menemukan bahwa ada hubungan antara kohesivitas kelompokdengan kuantitas komunikasi.
Kuantitas komunikasi menunjukkan interaksi.Dengan rank difference correlation, mereka
memperoleh koefisien korelasi0,42 antar kohesi dengan communication level. Korelasi
demikianmenujukkan korelasi yang bermakna.Walaupun tidak tinggi. (Walgito,

2007:47)

3
2.2 Teori Semiotika
Semiotika merupakan suatu kajian ilmu tentang mengkaji tanda. Dalam kajian semiotika
menganggap bahwa fenomena sosial pada masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-
tanda, semiotik itu mempelajari sistemsistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang
memungkikan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Kajian semiotika berada pada dua
paradigma yakni paradigma konstruktif dan paradigma kritis. Secara etimologis semiotik berasal
dari kata Yunani simeon yang berarti “tanda”. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh
kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest (dalam Sobur, 2001, hlm. 96) mengartikan semiotik
sebagai “ ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya,
hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang
mempergunakannya”.

Secara singkat Sobur (2003, hlm. 15) mengungkapkan semiotika adalah suatu ilmu atau
metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda disini yaitu perangkat yang kita pakai dalam
upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, atau dalam istilah Barhtes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagai mana
kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (things). Sedangkan menurut Lechte (dalam Sobur,
2003, hlm. 16) Semiotika adalah teori tentang tanda dan penandaan. Berger (dalam Sobur, 2003,
hlm. 18) mengungkapkan, “Semiotika menaruh perhatian pada apa pun yang dapat dinyatakan
sebagai tanda. Sebuah tanda adalah semua hal yang dapat diambil sebagai penanda yang
mempunyai arti penting untuk menggantikan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain tersebut tidak
perlu harus ada, atau tanda itu secaranyata ada di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.
Dengan begitu, semiotika pada prinsipnya adalah sebuah disiplin yang mempelajari apa pun
yang bisa digunakan untuk menyatakan suatu kebohongan. Jika sesuatu tersebut tidak dapat
digunakan untuk mengatakan sesuatu kebohongan, sebaliknya, tidak bisa digunakan untuk
mengatakan kebenaran”

2.3 Komunikasi Bangsa Yahudi Di Israel

2.3.1. Bahasa nasional


Selain bahasa ibrani modern, bahasa arab merupakan bahasa utama yang dipakai warga
israel. Kedua bahasa ini merupakan bahasa resmi di israel. Bahasa ibrani modern baru
berkembang pada akhir abad-19 bahasa ini berakar dari bahasa ibrani kuno yang
dipengaruhi oleh berbagai bahasa lain, seperti inggris, slavia, arab dan jerman.

4
2.3.2. Dialek dalam bahasa ibrani
Terdapat dua jenis tradisi pelafalan bahasa Ibrani, yaitu tradisi pelafalan sefardis dan
tradisi pelafalan askenas. Tradisi pelafalan sefardis saat ini dipakai oleh orang-orang
Yahudi di Eropa Barat dan juga menjadi pelafalan resmi negara Israel modern.
Sedangkan tradisi pelafalan askenas sampai saat ini dipakai oleh perkumpulan-
perkumpulan ibadah Yahudi di Eropa Timur. Contoh perbedaan dari kedua pelafalan
tersebut di atas sebagai berikut:

Sefardis : Wa'ani tfilati lekha hasyem et ratson

Askena : Wa'ani sfilosi lekho hasyem es rotson

Secara resmi bangsa yahudi itu sendiri memiliki dua bahasa diapakai yaitu bahasa ibrani dan
yahudi kedua bahasa ini dipakai sehari-hari akann tetapi bahsa arab digunakan secara minoritas
dan bahasa ibrani menjadi bahasa ibu dan dipakai secara minoritas.

2.4 Bagimana komunikasi non-verbal Dalam Ritus Agama Yahudi


Untuk penebusan dosa-dosa mereka, umat Yahudi melakukan peribadatan diantaranya

2.4.1. Sembahyang Tiga Kali Sehari


Penganut agama Yahudi melaksanakan sebanyak tiga kali sehari yakni, pagi
(mulai terbit fajar sampai sepertiga siang), siang (setelah matahari condong ke barat
smpai terbenam), dan malam (ketika malam tiba sampai terbitnya fajar).
Dalam pelaksanaannya boleh dilakukan sendiri ataupun berjama’ah, sedang tata caranya
mirip dengan shalatnya orang islam. Didalamnya juga terdapat ruku’, sujud, dan
menyimpan tangan di dada hanya saja yang dibaca adalah ayat-ayat Taurat dan Talmud.
Pada waktu tegak berdiri mereka mengawali dengan “terfillah” atau “amidah” dan
mengucapkan selawat 19 kali. Amidah sering didahului dengan “shema” atau “syahadah’
pertama Yahudi, dilanjutkan dengan pujian terhadap Tuhan, dan diakhiri dengan “alenu
wajib” atau doa wajib sembahyang mereka bisa dilakukan sendiri atau bersama yang
biasanya dilakukan ditempat yang disebut Sinagog, serta kiblatnya ke Baitul Maqdis.

2.4.2. Ibadah Puasa


Menurut pendapat Yahudi, ibadah puasa hanya dijalankan pada saat berkabung,
duka cita, dan kemalangan (Samuel I 13:13) disebutkan bahwa Nabi Daud menjalankan
puasa 7 hari ketika putranya yang masih kecil sakit. Dalam agama Yahudi terdapat dua
puasa utama dan empat puasa kecil yang merupakan bagian dari tahun Yahudi, ibadah
puasa tersebut ialah:
a. Dua Puasa Utama yaitu sebagai berikut

5
o Puasa Yom Kippur yaitu puasa hari perdamaian untuk penebusan setiap dosa
selama setahun dan memulihkan jiwa agar kembali bersih.
o Hisha B’Av, dilakukan untuk memperingati kekalahan kedua Kerajaan
Yahudi atas Raja Babilonia (Nebukadnezar) pada tahun 586 SM.
Kedua puasa tersebut berlangsung selama 24 jam, dimulai sejak sebelum matahari
terbenam sampai setelah matahari terbenam berikutnya. Puasa ini hukumnya wajib
dan bagi orang yang melkasanakannya dilarang makan, minum, menyisir rambut,
bahkan tidak boleh Mandi.
b. Puasa Kecil
Dilakukan untuk memperingati tragedi nasional (dari mulai fajar sampai malam) dan
yang berpuasa diperbolehkan sarapan sebelum matahari terbit. Puasa kecil tersebut
adalah sebagai berikut:
o Puasa gedalya, yaitu 3 bulan Tishri yang ditujukan untuk memperingati
pembunuhan Gubernur Yahudi Israel.
o Puasa tebet, yaitu pada 10 bulan Tebet untuk memperingati peristiwa
Holocaust dimana sejumlah enam juta orang Yahudi diklaim tewas.
o Puasa ester, yaitu pada 13 bulan Adar.
o Puasa tammuz, yaitu puasa pada 17 bulan Tammuz (hari diimana dinding
Yerusalem dilanggar).

2.4.3. Ibadah Korban


Ibadah korban terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Korban Perdamaian
Korban perdamaian merupakan korban yang dilakukan demi meminta perdamaian bagi
dosa-dosa (yang tidak disengaja). Korban ini terdiri atas :
o Penghapusan dosa, korban yang dipersembahkan pada hari perdamaian besar
untuk menebus dosa para imam dan segenap bangsa Israel.
o Penebusan dosa, korban ini mirip korban penghapusan dosa, hanya saja korban
ini dilakukan oleh pencuri, tidak memenuhi syarat pada YeHoVeh, atau tidak
membayar iuran kepada imam.
b. Korban Pemujaan
Korban pemujaan terdiri atas:
o Korban bakaran, ketika pelaksanaan orang yang berkurban harus meletakkan
tangannya di atas kepala korban sebagai tanda bahwa dia menyerahkan diri
kepada YaHoVeh, dan sebagai gantinya binatang itu dibakar.
o Korban kesalamatan, sama halnya dengan persembahan korban bakaran hanya
saja yang dibakar lemaknya.
6
o Korban sajian, korban ini terdiri atas tepung terbaik dicampur minyak dan
beberapa roti yang tidak beragi.
c . Korban Lain-lain
o Korban perjanjian, yang dipersembahkan ketika mengadakan perjanjian di Gurun
Sinai.
o Korban pelantikan Imam, dilaksanakan ketika pelantikan Imam.
o Korban cemburuan, dilakukan oleh suami yang menuduh istrinya berzina atau
berkhianat.
o Korban pembunuhan, dilakukan para tetua dari tempat terdekat orang yang
terbunuh (pembunuhnya tidak diketahui).
d. khitan
dilakukan pada hari kedelapan dari lahirnya seorang bayi dan sekaligus diberi nama.
e. Hari-hari Suci Yahudi
o Hari Paskah, yaitu hari raya yang dipestakan untuk merayakan pembebasan
orang-orang Israel dari pebudakan di Mesir.
o Hari Pantekosta, yaitu hari kelima puluh, pesta pasca panen.
o Hari Perdamaian Besar, yaitu kesepuluh bulan ke tujuh, menurut kalender
Yahudi, semua orang berpuasa dan berkorban untuk menghapus dosa.
o Hari Raya Pondok Daun, atau hari raya pengumpulan hasil, yang dirayakan pada
tanggal 15-22 bulan ketujuh kalender Yahudi. Waktu ini orang-orang Yahudi
berada dalam di pondok-pondok yang terbuat dari dahan dan daun tumbuh-
tumbuhan, serta pesta makan minum dan setiap hari dilakukan korban-korban
khusus.
o Hari Penebusan Dosa. Hari ini bernilai rohaniah bagi umat Yahudi, sehingga
dianggap sebagai hari yang sangat penting dan paling mereka keramatkan. Hari
ini jatuh pada sekitar akhir bulan keenam dan awal bulan ketujuh kalender
mereka.
o Hari bulan Baru. Orang yahudi selalu merayakan dan mensucikan hari ppertama
tiap-tiap bulan baru, yag dirayakan dengan korban dan perjamuan makan
bersama.
o Tahun Sabbath. Menurut kepercayaan umat Yahudi, selama Tahun yang ketujuh,
tanah tidak boleh dikerjakan atau ditanami. Semua orang harus beristirahat.

7
2.4.4. Lambang Bintang Daud

Bintang Daud atau Perisai Daud (bahasa Ibrani: ‫דָ וִ ד מָ גֵן‬, Māḡēn Dāwīḏ) adalah
lambang yang sudah sangat lumrah digunakan sebagai tanda jati diri Yahudi dan agama
Yahudi. Lambang ini adalah sebuah heksagram, gabungan dua gambar segitiga sama sisi.
Berbeda dari menorah, Singa Yehuda, syofar, dan lulav, Bintang Daud bukanlah semata-
mata sebuah lambang khas Yahudi, meskipun memang telah digunakan sebagai kolofon
khas Yahudi dalam buku-buku cetak semenjak abad ke-16.

Pada abad ke-19, lambang ini mulai sering digunakan oleh paguyuban-paguyuban
Yahudi di Eropa Timur, dan akhirnya digunakan pula oleh paguyuban-paguyuban Yahudi
di Lingkungan Permukiman (kampung Yahudi, kawasan yang boleh dihuni orang
Yahudi). Faktor utama yang mendorong penggunaan lambang ini, menurut ilmuwan
Gershom Sholem, adalah keinginan untuk memiliki tanda khusus yang melambangkan
agama dan/atau jati diri Yahudi, sebagaimana salib digunakan sebagai lambang agama
dan jati diri Kristen. Lambang Bintang Daud pertama kali digunakan oleh orang Yahudi
ketika para pengikut Kabalah (aliran kebatinan Yahudi) mengambil gambar Mohor
Sulaiman dari khazanah sastra Arab Abad Pertengahan untuk digunakan sebagai azimat
pelindung diri (bahasa Ibrani: ‫סגולה‬, segulah). Lambang ini juga digunakan sebagai ragam
hias di gereja-gereja Kristen selama berabad-abad sebelum digunakan untuk pertama
kalinya di sinagoge Yahudi. Penggunaan lambang ini secara resmi di kalangan
paguyuban-paguyuban Yahudi sebelum abad ke-19, pada umumnya diketahui hanya
terjadi di kawasan yang kini menjadi wilayah Republik Ceko, Austria, dan mungkin pula
di beberapa daerah di kawasan selatan Jerman, setelah mulai digunakan di Praha pada
abad pertengahan.

Bintang Daud digunakan sebagai lambang paguyuban Zionis sedunia, dan di


kemudian hari digunakan pula oleh paguyuban-paguyuban Yahudi lainnya, setelah
8
Bintang Daud dipilih menjadi lambang utama pada bendera yang dikibarkan dalam
penyelenggaraan Kongres Zionis Pertama pada 1897.

Jika melihat orang-orang Yahudi di Internet, TV, Media dan sebagainya pastinya kita
melihat mereka memakai pakaian yang seragam. Hampir semuanya memakai jas hitam
panjang dan topi bundar (Fedora). Tidak hanya itu, mereka juga memanjangkan jambang-
jambang mereka yang menjadi simbol dari orang-orang Yahudi.

dalam ajaran Yahudi juga mengatur cara berpakaian dengan sebutan

a. Kosher

Istilah ini dalam agama Islam spesifiknya hampir disamakan dengan halal-haram dalam
Islam. Jika Islam mengatur bagaimana pakaian yang sesuai Syar'i (halal) dan juga yang
dilarang (haram), begitu pula dengan ajaran Yahudi ini.

b. Jambang

Tidak semua Yahudi memanjangkan jambangnya, melainkan hanya Yahudi Orthodox


Jambang ini oleh Yahudi disebut dengan Peyot. Kata peyot, yang juga disebut pe'ot, pe'at,
payot, adalah bentuk jamak dari pe'ah. Kata pe'ah artinya sudut atau samping.

c. Pemakaian peyot

bagi orang Yahudi Ortodoks berdasarkan pada penafsiran perintah di dalam Imamat
19:27, yaitu tentang larangan mencukur tepi rambut kepala. Dikatakan, "Janganlah kamu
mencukur tepi rambut kepalamu berkeliling dan janganlah kamu merusakkan tepi
janggutmu". Para rabi Yahudi menafsirkan kata pe'at di ayat tersebut sebagai rambut di
depan telinga yang memanjang sampai ujung tulang pipi, sejajar dengan hidung. Karena
itu mereka tidak mau memotongnya, bahkan membiarkannya sampai panjangnya
melebihi tulang rahang.
9
d. Pakaian

Kemudian mengenai pakaiannya orang Yahudi. Kalau dipelajari lebih dalam, Yahudi
punya cara berpakaian yang rumit. Mulai dari cara pakai, dipakai untuk apa, dipakai oleh
siapa bahkan dari bahan apa dibuat.

Hitam adalah warna kejayaan(Gevurah) dengan demikian merupakan pakaian yang


sesuai secara simbolis untuk kegiatan penting (ibadah, hari raya, dll.) Maka dari itu warna
hitam adalah warna tradisional untuk pakaian formal di antara banyak kalangan di abad
18 Masehi.Semua ini tidak ada dalam ajaran bangsa yahudi, karena fedora (topi bundar)
dan jas umum adalah usaha untuk menyajikan penampilan yang seragam. Hal ini yang
mengubah model pakaiannya pada saat pendirian mereka menjadi seragam (semua
memakai hitam) untuk mendefinisikan keanggotaan dan melestarikan keunikan budaya
mereka.

Mengenai pemakaian jas sendiri juga banyak model, ada Bekishe, Kapoteh dan Rekel

Kemudian bangsa Yahudi selalu menggunakan topi sebenarnya topi yang banyak dipakai oleh
orang Yahudi ini disebut dengan Fedora. Karena dahulu pada awal abad ke-20 pakaian jas dan
topi Fedora menjadi pakaian umum oleh orang-orang Eropa hingga komunitas Yahudi Orthodox
lainnya menjadikan mode fashion ini sebagai pakaian khas mereka sehari-hari.

Mengenai pakaian kepala, ada satu jenis pakaian yang harus dipakai oleh Yahudi yaitu Yarmulke
atau Kippah. Semacam peci bulat yang mirip dipakai juga sama ummat Islam dan juga dipakai
oleh Paus di Vatikan. Merupakan topi setengah bola yang dipakai sesuai perintah agama mereka
untuk menutup kepala. Kippah ini tidak saja dipakai oleh kaum Yahudi Orthodox melainkan juga
Yahudi konservatif, Yahudi modern bahkan penganut Zionism.

Jadi mereka selain memakai topi fedora juga didalamnya ada Kippah. Tidak hanya Fedora,
pakaian kepala mereka juga memiliki banyak model seperti Kashket, Kolpik, Sthreimel dan
Spondik.
10
 Kashket

biasanya dibuat dari Felt, dipakai terutama oleh anak-anak Yahudi Hasidic sebagai
alternatif Kippah. Sejak awal abad ke-20 sampai Perang Dunia Kedua, banyak orang
Yahudi Rusia dan Yahudi Polandia mengenakan topi ini sebagai bagian dari pakaian
sehari-hari mereka.

Topi jenis ini diperkenalkan pada awal abad ke-19, sebagai pakaian kerja yang murah dan
praktis untuk para pelaut dan pekerja pabrik di Eropa. Menjadi populer di kalangan
masyarakat Yahudi Rusia perkotaan sebagai tanggapan atas otoritas yang melarang
pakaian kepala Yahudi yang lebih tradisional.

Pada pertengahan abad ke-19 topi ini dipakai setiap hari oleh anak laki-laki Yahudi
Hasidic di Inggris, Jerman, Rusia, Polandia, dan Amerika dari zaman Victoria sampai
pertengahan abad ke-20. Namun pada hari ini umumnya terbatas pada Shabbat dan acara
formal lainnya.

 Kolpik

Sejenis tutup kepala tradisional yang dipakai keluarga Rabbi Hasidim, oleh anak-anak
yang belum menikah di Shabbat, dan oleh Rabbi sendiri pada acara-acara khusus.

 Shtreimel

Topi bulu yang dikenakan oleh banyak pria Yahudi ultra-Ortodoks yang sudah menikah,
terutama (walaupun tidak eksklusif) kelompok Hasidim, pada hari Sabat dan hari libur
Yahudi dan acara-acara perayaan lainnya. Di Yerusalem, shtreimel juga dipakai oleh
Yahudi Yerushalmi shtreimels lebih pendek, lebih lebar, dan berbentuk melingkar.

 Spodik

Spodik yang dikenakan oleh Dinasti Chassidic Polandia dibuat dari bulu hitam. Spodiks
di sisi lain panjang, tinggi, tipis, dan silindris. Ada banyak jenis spodiks, ada juga yang
agak mirip dengan shtreimel.

 Tallit Gadol

kain ibadah yang digunakan selama ibadah pagi (ibadah shacharit) dalam agama Yahudi,
juga pada pembacaan Taurat, dan hari raya pendamaian (Yom Kippur). Pemakaian benda
ini sesuai perintah dari Kitab Bilangan pasal 15.

11
Kain Tallit Gadol ini uniknya sering digunakan oleh sebagian orang untuk dibanding-
bandingkan atau disama-samakan dengan shemagh atau ghutra yang sering dan banyak
digunakan oleh kaum Arab Saudi, Dubai, Qatar, Bahrain dan sekelilingnya.

2.4.5 Kebiasaan orang Yahudi


Dalam kehidupan orang-orang Yahudi mempunyai sebuah kebiasaan yang menjadi
sebuah pertanyaan, dimana orang-orang yahudi terkenal dengan kecerdasaannya karena
orang-orang Yahudi selalu menerapkan pola hidup yang teratur

a. Masa Kehamilan Sang Ibu

Begitu wanita Israel yang mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung anak, maka
langsung sang ibu tersebut sering bernyanyi dan bermain piano dan juga membeli buku
matematika. Bermain piano dan bernyanyi bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati
bawaan bayi tersebut ketika lahir. Dengan bernyanyi dan bermain piano,maka sang ibu
akan merasakan ketenangan Diharapkan sang bayi akan memiliki karakter bawaan yang
tenang dan berfikir matang ketika menghadapi masalah hidup nantinya.

Sedangkan mengerjakan soal matematika bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan


otak bayi yang ada dalam kandungannya Agar anak mereka terkahir dengan otak jenius
Dan para ibu Yahudi yang tengah mengandung, terus menerus mengerjakan soal
matematika yang ada sampai tiba saat melahirkan. Kadang mereka mengerjakan bersama
suaminya dan bertanya kepada saudara-saudaranya bila ada soal yang terasa sulit Artinya
mereka tidak melatih kecerdasan otak anak mereka dari kecil, dari balita, dari umur 3
bulan, tapi dari sejak di dalam kandungan

b. Cara Makan

Sejak awal mengandung orang-orang Yahudi banyak mengkonsumsi kacang badam dan
korma bersama susu Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama
salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

12
Menurut perempuan Yahudi itu daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan
kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan
penumbuhan otak anak didalam kandungan Sama seperti kebiasaan orang Jepang yang
jenius juga dalam kerajinan memakan daging ikan

Ini adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung. Menjadi semacam kewajiban
untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan, Biasanya kalau sudah
ada ikan, tidak ada daging karena Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja.
Menurut orang Yahudi campuran daging dan ikan tidak bagus dikonsumsi bersama Salad
dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Perinsip : “ kalau sudah makan ikan, tidak boleh ada daging yang dimakan bersamaan “
ternyata sama dengan perinsip makannya Rasullullah S.A.W ”

Mereka juga akan makan buah-buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan
terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi akan dihidangkan buah-buahan dahulu.
Menurut mereka, dengan mengkonsumsi hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu
kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk Ternyata makan buah
dahulu baru nasi, akan menyebabkan buah busuk. Karena proses pencernaan makanan di
dalam perut kita itu memakan waktu yang lama.

c. Anak-Anak Yahudi

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat


memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam,
diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Kacang Badam adalah kacang Almond, atau Buah Almond, mirip dengan Buah Persik
dan Aprikot, hanya saja daging buahnya dibuang saat dipanen, sehingga hanya
menyisakan bijinya, karena itu disebut sebagai kacang. Dalam pengamatan Stephen anak-
anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka memahami tiga bahasa: Hebrew, Arab
dan Inggris.

Sejak kecil pula mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu
bakal menjadikan anak pintar.Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat
merangsang otak tidak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi, Musik yang mereka
dengarkan musik yang bisa menambahkan kecerdasan otak mereka. Yaitu musik yang
lagak-lagak bethoven

13
d. Masa Kanak – Kanak

Diawal sekolah dasar anak anak Yahudi akan diajar Matematika berbasis Perniagaan.
Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan
anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran
tadi, olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah
memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan
menembak dapat melatih otak fokus disamping itu menembak bagian dari persiapan
untuk membela negara.

e. Sekolah Tinggi

selalu dituntut untuk memahami pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan
produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap
diteliti dengan serius. Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide
itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Dr Stephen Carr Leon sungguh
terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Di akhir

14
tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Dam mereka harus
mempraktekannya.

f. Merokok Bagi Mereka adalah Sesuatu yang tabu

Menurut ilmuwan Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama
pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal
membawa generasi yang cacat otak ( bodoh).

Jadi merokok merupakan sesuatu yang kejam dan menjijikan bagi orang Israel Perbuatan
terkutuk dan kejam bagi mereka mungkin. Karena bukan saja merusak gen untuk
keturunannya, tapi juga merusak gen orang-orang yang ikut menghirupnya.

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Berdirinya Negara Israel


Kekuatan luar biasa yang menjadi pendorong kemunculan negara Israel di kawasan
Palestina adalah ideologi zionisme. Ideologi zionisme secara singkat dapat didefenisikan sebagai
kepercayaan tentang kembalinya orang-orang dan bangsa Yahudi dari diaspora mereka selama
berabad-abad, sehingga dapat menyelamatkan mereka dari kekuasaan orang-orang non-Yahudi
(gentiles), bahaya asimilasi dengan orang-orang gentiles, ancaman anti Semitisme (anti Yahudi)
dari masyarakat lain.

Karena itu, Zionisme bertujuan untuk mewujudkan sebuah negara – bangsa yang
sepenuhnya Yahudi dalam etos dan karakter setelah berada di diaspora selama lebih dari 2000
tahun, dan dengan demikian, mereka mampu survive di muka bumi. Pencarian sebuah wilayah
negara-bangsa Yahudi, yang biasa mereka sebut sebagai “promised land” atau tanah air yang
dijanjikan merupakan program pokok Zionisme sejak ideologi ini pertama kali dirumuskan
mantan wartawan Theodore Hertzl pada 1897.

Pencarian dan penetapan “tanah air yang dijanjikan” itu pun melalui proses yang rumit;
mulai dari kawasan tertentu di Amerika Selatan, Afrika, sampai akhirnya kemudian bangsa
Yahudi dan gerakan Zionisme internasional menetapkan Palestina sebagai “promised land”.
Berbarengan dengan bangkitnya ideologi Zionisme, kebijakan-kebijakan Tsar Rusia yang anti-
Yahudi mengakibatkan terjadinya gelombang migrasi (pogrom).

orang-orang Yahudi sepanjang 1882-1918 ke Palestina, Eropa Timur dan Amerika


Serikat. Gelombang pogrom mengakibatkan terjadinya pergeseran Zionisme. Semula Zionisme
memegangi prinsip bahwa ideologi ini harus lebih didasarkan pada solidaritas rasial dan
keagamaan daripada kesatuan wilayah atau tanah air. Tetapi migrasi orang-orang Yahudi ke
Palestina mengubah Zionisme menjadi ideologi dan gerakan politik untuk mewujudkan “tanah
air yang dijanjikan” di Palestina.

Dengan perubahan orientasi itu, maka penciptaan mayoritas bangsa Yahudi di Palestina
telah menjadi program gerakan Zionisme internasional sejak masa-masa akhir abad ke-19. Terus
semakin merosotnya kekuasaan Dinasti Usmani sejak perempatan terakhir abad ke-19
memberikan peluang besar bagi masuknya orangorang Yahudi di kawasan Palestina dalam
jumlah besar.

16
Kemiskinan masyarakat palestina sendiri menjadi salah satu faktor paling penting pula
bagi terjadinya penjualan tanah milik orang-orang Palestina kepada orang-orang Yahudi.
Gerakan anti-semit tiga satu (31) di seluruh dunia melahirkan reaksi balik berupa gerakan
Zionisme sedunia, yang digagas oleh Dr. Theodore Herzl (1896), seorang Yahudi Hongaria di
Paris. Menurut Hertzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi anti-semitisme adalah
dengan menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi. Melalui pamfletnya yang berjudul “Der
JudenStaat,” Hertzl mulai mempropagandakan cita-citanya tersebut.

Awalnya Hertzl belum menegaskan di mana letak tanah air bangsa Yahudi akan
dibangun. Mula-mula disebut Argentina atau Palestina. Tetapi dalam kongres kaum Zionis
pertama di Basel, Swiss tahun 1897, mereka menetapkan Palestina sebagai pilihannya. Alasan
pemilihan Palestina adalah latar belakang historis-ideologis untuk mengembalikan ”Haikal
Sulaiman” yang merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di tanah Palestina
(sekitar 975 – 935 SM). Maka, sejak 1930 eksodus Yahudi dari Eropa ke Palestina meningkat
tajam, terutama pada era Nazi Jerman (Perang Dunia II). terhadap, atau diskriminasi terhadap
orang Yahudi karena alasan kewarisan Yahudi mereka.

Menurut laporan tahun 2005 pemerintah AS, antisemitisme adalah "kebencian terhadap
orang Yahudi sebagai individu dan kelompok yang dapat dikaitkan dengan agama Yahudi atau
etnis." Dalam bentuk ekstrim, tuduhan terhadap orang-orang Yahudi suatu posisi luar biasa di
antara semua peradaban lainnya, memfitnah mereka sebagai kelompok inferior dan menyangkal
eksistensi mereka sebagai bagian dari bangsa dimana mereka tinggal.

Seseorang yang memiliki pandangan seperti itu disebut "antisemite". Antisemitisme


dapat diwujudkan dalam banyak cara, mulai dari ekspresi kebencian atau diskriminasi terhadap
Yahudi secara individu sampai kepada serangan kekerasan masif dengan bom, atau bahkan oleh
polisi negara bagian, atau serangan militer terhadap komunitas Yahudi. Contoh ekstrimis dari
penganiayaan termasuk pogrom yang mendahului Perang Salib Pertama di tahun 1096, dengan
pengusiran Inggris pada tahun 1290, dengan pembantaian terhadap orang Yahudi Spanyol di
1391, penganiayaan inkuisisi Spanyol, pengusiran dari Spanyol pada 1492, pengusiran dari
Portugal pada Keruntuhan khilafah juga ikut memberi andil berdirinya negara Israel.

Khalifah Turki Utsmani Sultan Abdul Hamid sebagai penghalang terbesar diturunkan
sebagai Khalifah oleh gerakan Turki Muda. Waktu itu, tahun 1909, Sultan Abdul Hamid
mengeluarkan pernyataan keras kepada Yahudi: “Seandainya kalian membayar dengan seluruh
isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku mengabdi kepada
kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam
yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniyah.

17
Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian!” Pernyataan Sultan Abdul Hamid ini
tentu menjadi penghalang besar bagi konspirasi Yahudi dalam mewujudkan cita-citanya.
Pernyataan itu pun dipastikan membuat Yahudi terus berupaya menghancurkan Sultan Abdul
Hamid. Ide Restorasi Yahudi beriringan kuat dengan kepentingan imperialis. Ketertarikan Eropa
kepada Palestina di abad ke-19 dapat dibagi dalam dua tingkat. Pertama, dimensi politik di antara
pemerintahan Eropa karena letak geografis Palestina sangat strategis yang berada di lingkungan
dunia Arab (Islam).

Kedua, aspirasi sosial yang sangat terkait dengan berkembangnya ide perang Salib damai
(peaceful Crusade) di kalangan orang-orang Kristen Ortodok dan Yahudi untuk menguasai
Yerusalem. Permasalahan bangsa ini nampak sangat rumit, karena bangsa Yahudi ingin
mendirikan tanah air nasional di sebuah wilayah dengan posisi mereka sebagai kelompok
minoritas di tengah penduduk Palestina-Arab. Sekalipun demikian, pada tahun 1917 Inggris
mengeluarkan Deklasrasi Balfour dan menjanjikan akan menghadiahkan sebuah tanah air kepada
Yahudi di Palestina.

Pihak Inggris membayangkan bahwasanya tanah air Yahudi akan menjadi dalih bagi
klaim Inggris untuk menguasai negeri ini. Mereka juga membayangkan bahwasanya mereka
akan menggalang dukungan dari warga Yahudi di Rusia dan Amerika dalam peperangan mereka
dan menghalangi inisiatif yang sama dari pihak Jerman. Dalam melaksanakan maksudnya ini,
mereka mengabaikan komitmen terhadap bangsa Arab. Seusai peperangan, Liga Bangsa-Bangsa
mengesahkan mandat kepada Inggris untuk merealisasikan tujuan pembangunan sebuah tanah air
nasional bangsa Yahudi.

Setelah Deklarasi Balfour pada 2 Nopember 1917 gerakan Zionisme mulai mendorong
migrasi kaum Yahudi ke Palestina. Sesuai keputusan Konferensi Zionisme Internasional ke-1 di
Bazel pada 1897 gerakan migrasi dan penguasaan tanah Palestina dilakukan dengan cara-cara,
pertama, pembelian tanah orang ArabPalestina secara besar-besaran untuk membangun
pemukiman Yahudi. Dana untuk pembelian tanah dari orang Arab-Palestina cukup besar, tetapi
ternyata animo orang Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina sangat rendah.

Untuk memaksa orang Yahudi bermigrasi, kaum Zionis terpaksa melakukan tindakan
kedua, yaitu melakukan terorgelap terhadap orang-orang Yahudi sendiri di Eropa, untuk
memaksa mereka mau ber-eksodus ke Palestina; ketiga, selain itu kaum Zionis juga melakukan
embargo terhadap pemukiman Arab-Palestina dengan menutup jalur suplai kebutuhan seharihari
dan kadangkala dengan cara-cara intimidasi, sehingga mereka jatuh miskin dan terpaksa atau
dipaksa menjual tanah atau berpindah tempat meninggalkan kampung halaman mereka; keempat,
di samping itu gerombolan-gerombolan teroris Zionis seperti Haganah, Stern Gang, Bachnach,

18
Irgun Levi L’ummi, dan sebagainya, secara terus-menerus melakukan teror dan pembunuhan
gelap terhadap orang Arab-Palestina untuk memaksa mereka meninggalkan tanah dan tempat
tinggalnya.

Tindakan itu dilakukan sejak tahun 1920 sampai dengan sekarang; dan yang terakhir,
yang kelima, membangun kepemimpinan orang Yahudi di Palestina di bidang ekonomi dan
politik. Tahun 1918, Palestina jatuh. Jendral Allenby merebut Palestina dari Khilafah Turki
Utsmani. Setahun kemudian, secara resmi mandat atas Palestina diberikan kepada Inggris oleh
PBB. Pada tahun 1947, PBB dengan sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina. 1948
menjadi tahun bersejarah bagi Yahudi karena merupakan tahun deklarasi pembentukan Israel.

Tepat hari berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina
dideklarasikan pendirian Negara Israel, 14 Mei 1948. Ada beberapa perang yang pantas diingat
dalam sejarah berdarah Yahudi. Pada 1948 ada Perang Arab Israel I. Mesir, Jordania, dan Syria
masing-masing menduduki Gaza, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan. Pada 1967 terjadi
Perang 6 Hari, Mesir, Jordania, dan Syiria menyerang Israel, tapi justru kehilangan ketiga daerah
hasil perang 1948 bahkan Gurun Sinai lepas dari Mesir.

Dan pada tahun 1973 terjadi Perang Yom Kippur, Mesir dan Syria menyerang Israel.
Diikuti embargo minyak kepada negara-negara Barat, tapi pada tahun 1978 dalam Perjanjian
Camp David, Mesir mendapatkan kembali Gurun Sinai dengan syarat tidak lagi memerangi
Israel. Gaza, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan tetap dalam kontrol Israel. Puncaknya pada
tahun 1992 dibuat Perjanjian Oslo.

Pengakuan PLO atas eksistensi Berselang beberapa hari setelah Arthur James Balfour
mengirim nota kepada Parlemen Inggris, Lord Balfour kemudian mengirim surat kepada Baron
Rothschild yang intinya berbunyi: “Pemerintahan Sri Baginda dengan segala senang hati
merestui pembentukan Tanah Air bagi kaum Yahudi di Palestina, dan akan menggunakan segala
upaya untuk memfasilitasi tercapainya tujuan ini.”

Israel dan penunjukkan PLO sebagai otoritas resmi atas Jalur Gaza dan Tepi Barat.Sejak
saat itu Israel semakin berdiri kokoh di tanah jajahannya, Palestina.37 Lahirnya Zionisme
sebagai ideologi Yahudi dan eksistensi Israel jelas merubah peta dunia Islam. Palestina yang
awalnya kawasan Islam yang cukup luas terletak di antara Mesir, Lebanon, Syiriah, dan
Yordania kini harus menerima kenyataan dengan berbagi wilayah dengan Israel karena
penduduk Palestina yang mayoritas Arab Islam tidak kuasa membendung kekuatan Zionisme-
Yahudi dalam mendirikan negara Israel di sana.

19
Hal ini jelas mengurangi keluasan wilayah Islam di Timur Tengah. Keberhasilan
Zionisme dalam upaya restorasi Yahudi yang akhirnya berhasil mendirikan sebuah negara
independen Israel di Timur tengah, tepatnya di daerah Palestina, jelas memberi dampak besar
bagi sejarah dunia Islam modern.

3.2. Karakteristik bangsa yahudi

3.2.1. Bangsa Menyembah Berhala


Allah berfirman:

"Dan ingatlah ketika Kami berjanji kepada Musa empat puluh malam, lalu kamu
menjadikan anak sapi sebagai sembahan sepeninggalnya dan kamu adalah
orang-orang yang dzalim:' (Al-Baqarah: 51).

Ketika Nabi Musa diperintahkan oleh Allah selama 40 malam berada di bukit Tursina,
maka bangsa Yahudi ditinggalkannya di bawah pimpinan Nabi Harun. Nabi Musa menanti di
bukit Tursina ini adalah untuk memenuhi permintaan Kaum Yahudi kepadanya, agar Allah
memberikan sebuah Kitab Suci sebagai bukti kebenaran kenabiannya. Lalu Tuhan berjanji
kepada Musa akan memberikan Taurat dan memberi tempo kepadanya untuk menunggu.
Menurut mereka saat-saat menunggu itu selama bulan Dzul-Qaidah dan sepuluh hari Dzul-
Hijjah, tetapi mereka menganggapnya lama, lalu membuat anak sapi dari emas untuk
disembah. Mereka berbuat dzalim kepada diri sendiri lantaran perbuatan syiriknya ini dan
menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, yakni menyembah anak sapi yang dibuatnya
dari emas sebagai ganti menyembah kepada Pencipta mereka dan Penciptanya.

Peristiwa Bangsa Yahudi di zaman Nabi Musa ini dikisahkan kembali oleh Al-Qur'an
kepada Bangsa Yahudi yang hidup pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dimaksudkan untuk menyatakan tingkah laku dan karakter Bangsa Yahudi yang
begitu rusak. Sebab mereka tadinya minta kepada Nabi Musa agar Allah menurunkan Kitab
Suci kepada mereka, tetapi sebelum Kitab Suci tersebut turun mereka telah menyambutnya
dengan perbuatan-perbuatan jahil dan sikap menantan

Akan tetapi perbuatan jahil mereka ini kemudian dihapuskan oleh Allah setelah mereka
lebih dahulu bertobat. Allah tidak cepat-cepat membinasakan kaum Yahudi yang
mengingkari ajaran Nabi Musa ini, bahkan menunda sampai Nabi Musa turun dari bukit
Tursina adalah merupakan nikmat pula bagi mereka. Dalam sejarah ummat manusia hanya
Bangsa Yahudilah yang menukar penyembahan kepada Allah dengan penyembahan kepada
berhala yang berupa patung anak sapi dari emas. Demikianlah kehinaan dan rendahnya jiwa
bangsa Yahudi yang tak mau menjadi baik walaupun dipimpin oleh seorang Nabi.

20
3.2.2. Bangsa yang melanggar janji Allah
Allah berfirman: (QS. Al-Baqarah:64)

"Kemudian kamu berpaling sesudah itu. Kalau tidak karena karunia Allah dan
rahmat-Nya kepadamu, niscaya kamu tergolong orang-orang yang rugi."

Bangsa Yahudi yang berada di bawah pimpinan Nabi Musa diperintahkan oleh Allah
untuk melaksanakan isi Kitab Taurat dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Di
saat mereka menerima perintah ini Allah mengangkat gunung Thursina di atas kepala
mereka, agar mereka menjadi yakin dan bertambah kuat iman serta menghayatinya
dengan sedalam-dalamnya.

Sesudah mereka menyaksikan gunung yang terangkat di atas kepala mereka, lalu Allah
menyuruh mereka berjanji untuk mematuhi kitab Taurat dengan sungguh-sungguh.
Tujuan dari adanya persaksian gunung ini adalah menyiapkan diri mereka menjadi
orang-orang bertaqwa yang sebenar-benarnya.

Akan tetapi yang terjadi pada Bangsa Yahudi ini adalah sikap yang sebaliknya. Mereka
justru dengan cepat melanggar perjanjian yang baru saja mereka buat. Pelanggaran
yang mereka lakukan terhadap Kitab Taurat tidaklah dengan segera dihukum oleh
Allah. Seandainya tidak karena belas kasihan Allah kepada mereka niscayalah Bangsa
Yahudi yang gemar melanggar janji ini telah binasa. Mereka berhak memperoleh siksa
Allah sebab begitu cepat mereka mengingkari janji-janjinya kepada Allah. Bangsa
Yahudi yang tinggal di kota Madinah di masa Rasulullah telah mengadakan perjanjian
dengan beliau untuk tidak saling membantu musuh yang akan menyerang Madinah dan
bersama-sama dengan ummat Islam untuk menjaga keamanan dan ketentraman di
Madinah. Akan tetapi kemudian Bangsa Yahudi bersepakat dengan Bangsa Quraisy di
Mekkah untuk menyerang kota Madinah dan menghancurkan ummat Islam.
Penyerangan bersama ini terjadi dalarn perang yang disebut perang Khandaq.

Perang Ahzab ini pada bulan Syawal tahun 5 H. Peristiwa ini disebutkan dalam surat
Al-Ahzab ayat 10. Kota Madinah dikepung oleh musuh selama 27 hari, sehingga
ummat Islam Madinah hampir mengalami kekacauan, karena kelaparan. Mayoritas
kaum muslimin telah berputus asa. Pada saat yang telah dernikian gawat, kemudian
Allah rnemberikan pertolongan-Nya sehingga musuh lari meninggalkan Madinah dan
selamatlah umat Islam dari kepungan mereka.

Perang Ahzab ini memberikan pelajaran kepada Rasulullah bahwa Bangsa Yahudi
sebagai manusia yang tak pernah jujur memegang janji-janjinya kepada Nabi Musa.

21
Karena pelanggaran janji itulah kemudian Rasulullah menghukum mati Bangsa Yahudi
laki-laki dewasa, sedangkan anak-anak dan perempuan diusir keluar dari kota Madinah.

3.2.3. Bangsa yang suka mengatur tipu daya di tengah masyarakat


Allah berfirman : (QS. Al-Baqarah:76)

"Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka berkata,


"Kami beriman". Dan bila sebagian mereka bertemu dengan sesamanya mereka
berkata, "Apakah kamu ceritakan kepada mereka apa yang Allah bukakan
kepadamu untuk mereka jadikan alasan melawan kamu di harapan Tuhanmu?
Tidakkah kamu berpikir?"

Orang-orang Yahudi bila bertemu dengan sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa


Sallam., maka yang munafiq di antara mereka itu mengemukakan pernyataan bahwa di
dalam Kitab suci mereka telah dijelaskan akan datangnya Muhammad, seorang Rasul
pembawa khabar gembira.

Tetapi orang-orang Yahudi ini bila telah berkumpul sesama mereka, maka para
pendetanya menegur teman-temannya yang telah berani menceritakan rahasia Taurat
pada sahabat-sahabat Nabi tersebut. Mereka mencela perbuatan orang-orang Yahudi
yang telah terlanjur menceritakan isi Taurat kepada sahabat-sahabat Nabi, bukan karena
cerita itu tidak benar, tetapi karena takut menjadi senjata memakan tuan.

Karena apa yang mereka ceritakan itu sesuai dengan keterangan Al- Qur'an. Dengan
cara para pendeta menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya, sedangkan orang-
orang Yahudi yang bersikap munafiq mau menceritakan isi Taurat dari para pendeta itu,
maka masyarakat mereka ciptakan menjadi kebingungan. Dengan tipu muslihat
semacam ini mereka ingin agar masyarakat tetap ragu-ragu kepada kebenaran kenabian
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena bagi orang awam akan timbul
anggapan jika Muhammad itu benar Nabi yang dijanjikan tentulah para pendeta dan
ulama Yahudi akan menjadi orang pertama mengakui kenabian Muhammad ini.

3.2.4. Bangsa yang sombong dan membanggakan etnisnya


Allah berfirman : (QS. Al-Baqarah:91)

"Dan bila mereka dikatakan, "Berimanlah kamu kepada apa yang Allah telah
turunkan", maka mereka berkata, "Kami beriman kepada apa yang diturunkan
kepada kami". Dan mereka kufur kepada apa yang datang sesudahnya, padahal
itulah kebenaran yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah,

22
"Tetapi mengapa kamu dahulu membunuh Nabi-Nabi Allah, jika karnu benar
orang yang beriman?"

Bangsa Yahudi pada zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menolak untuk
beriman kepada Al Qur'an, dengan dalih, "Kami telah beriman kepada Kitab-Kitab
yang di bawa para Nabi Bani Israil, seperti Taurat dan lain-lain'

Jawaban orang Yahudi ini kemudian dibantah oleh Allah dengan menyuruh Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada mereka yang isinya sebagai
berikut: "Jika kamu memang benar-benar jujur daiam mengikuti Kitab-Kitab Yang
Allah turunkan kepada Nabi-Nabi dahulu, mengapa kamu bunuh mereka?" Padahal
agama kamu tidak membenarkan pembunuhan, bahkan pembunuhan dihukum dengan
pembunuhan pula, lebih-lebih membunuh Nabi.

Dengan demikian berarti ucapan-ucapan kamu bertentangan dengan kenyataan dan


fakta kamu. Bangsa Yahudi yang ada pada zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
dikaitkan dengan perbuatan nenek moyang mereka yang pernah melakukan
pembunuhan terhadap Nabi mereka. Kalau Bangsa Yahudi berani melakukan
pembununan terhadap para Nabi, maka tidak heran kalau mereka berani merendahkan
dan menghina kaum mukminin.

Sebab seseorang yang berani berlaku kurang ajar kepada para Nabi, sudah tentu lebih
berani pula berlaku kurang ajar kepada orang-orang mukmin. Lagipula mereka
sombong dan takabur karena nabinya bukan dari golongan Yahudi.

3.2.5. Bangsa yang terlarang bagi kaum mukminin untuk bersetia kawan
Allah Berfirman: (QS. Ali -Imran : 28)

"Dan janganlah orang-orang beriman menjadikan orang-orang kafir sebagai teman-teman


lebih dari orang-orang beriman. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka tidaklah ada
(perlindungan) dari Allah sedikit pun. Kecuali karena kamu takut betul-betul (gangguan)
dari mereka. Dan Allah mengancam kamu dengan diri-Nya dan kepada Allah tempat
kembali."

Ahli-ahli sejarah telah meriwayatkan bahwa sebagian orang yang tadinya masuk Islam
terkecoh oleh kegagalan dan kekuatan orang-orang kafir ke mudian mereka
meninggalkan Islam dan memihak mereka. Soal seperti ini tidaklah aneh. Bahkan sesuatu
yang sudah menjacli tabiat manusia. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ia berkata,
"Adalah Hajjaj bin Amr dan Ibnu Abil Huqaiqu dan Qais Ibnu Zaid, semuanya orang
Yahudi berteman karib dengan beberapa orang Anshar. Mereka ini suka mengganggu
23
agama orang-orang Anshar itu. Lalu Rifaah bin Mundair ini berkata, "Jauhilah orang-
orang Yahudi itu. Tetapi beberapa orang Anshar enggan, bahkan tetap berteman karib
dengan mereka, orang-orang Yahudi itu." Lalu turunlah ayat ini. Ayat di atas
maksudnya, janganlah orang-orang beriman memuliakan orang-orang kafir, lalu
menyampaikan rahasia-rahasia tertentu dalam soal-soal agama kepada, mereka dan

mendahulukan kepentingan mereka daripada kaum mukminin. Karena perbuatan seperti


ini berarti mengutamakan mereka dan menyokong kekafiran, serta mengabaikan
keimanan

Ringkasnya, orang-orang mukminin dilarang mcnjadikan orang-orang kafir sebagai


teman dekat atau pimpinan, karena hubungan keluarga atau persahabatan jahiliyah atau
karena tetangga atau hubungan pergaulan lain-lainnya. Tetapi seharusnya orang-orang
mukmin memperhatikan apa yang menjadi perintah Islam seperti mencintai dan
membenci semata-mata haruslah berdasarkan pertimbangan agama. Berdasarkan
pertimbangan inilah maka memilih teman dekat sesama orang beriman lebih menjadikan
baik kepentingan agama mereka daripada berteman karib dengan orang-orang kafir.
Tetapi jika hubungan teman karib dan kawan perjanjian itu untuk kepentingan bersama
kaum muslimin, maka tidak ada salahnya. Sebab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

pernah mengadakan perjanjian persahabatan dengan suku Khuza'ah yang masih musyrik.
Begitu pula tidak salah seorang muslim percaya dan berhubungan baik dengan orang-
orang bukan Islam dalam urusan keduniaan. Akan tetapi bila dalam keadaan tertentu
yang mengharuskan kaum mukminin untuk mengambil golongan kafir sebagai teman
kerja sama, maka hal ini dibolehkan. Jika menjadikan mereka sebagai teman itu
dibolehkan, karena adanya bahaya, maka adalah lebih utama membolehkan mengambil
mereka sebagai teman dekat di dalam urusan yang menguntungkan ummat Islam. Jadi
tidak ada salahnya suatu negara Islam, bila mengadakan perjanjian persahabatan dengan
negara non-Islam bila membawa keuntungan yang lebih baik, mungkin untuk menolak
bahaya atau memperoleh keuntungan. Tetapi tidak boleh mengadakan perjanjian
persahabatan di dalam sesuatu hal yang merugikan ummat Islam. Kebolehan ini tidak
hanya terbatas ketika keadaan lemah, tetapi berlaku pada segala waktu.

3.2.6. Bangsa yang menganggap dirinya paling pandai


Allah berfirman : (QS. Al-Baqarah : 142)

"Orang-orang bodoh di antara manusia akan berkata, "Apa yang memalingkan mereka
dari kiblat yang dahulu mereka menghadapnya? Katakanlah, "Milik Allah timur dan
barat" Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”
24
Ketika Nabi pindah ke Madinah, selama masa 16 bulan, kiblat umat Islam adalah
Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis. Masjidil Aqsha adalah kiblat para Nabi Bani Israil.
Bahkan orang Yahudi beranggapan Nabi yang benar-benar menjadi utusan Allah
kiblatnya adalah Masjidil Aqsha.

Akan tetapi Nabi memohon kepada Allah agar dibolehkan menjadikan Masjidil Haram
sebagal kiblatnya. Karena ke tempat inilah Nabi Ibrahim berkiblat. Permohonan Nabi
ini dikabulkan oleh Allah, sehingga menjadilah Ka'bah sebagai kiblat bagi Rasulullah
dan ummat Islam untuk selama-lamanya. Perpindahan kiblat yang dilakukan Rasulullah
ini mendapat celaan dan kritik dari kaum munafiq, Yahudi dan musyrik bangsa Arab.
Mereka dengan heran berkata, "Apakah motif yang mendorong kaum muslimin
berpindah kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram, padahal para Nabi dan Rasul
dahulu berkiblat padanya?"

Pertanyaan dan cernoohan mereka ini, kemudian Allah perintahkan kepada Rasul-Nya
untuk menjawab. "Segala arah adalah milik Allah". Karena itu hakekat lapangan yang
ada di Baitul Maqdis tidak lebih baik dari hakekat batu-batu yang lain. Yang tidak ada
manfaatnya seperti juga yang lainnya. Begltu juga Ka'bah dan Baitul Haram. Allah
jadikan dia sebagai kiblat bagi manusia hanya untuk menyatukan mereka dalam ibadah.
Tetapi orang-orang yang akalnya rusak menyangka bahwa kiblat itu merupakan pokok
agama dengan melihat batu atau bangunan itu sendiri. Bahkan hal ini membuat Yahudi
sampai berkata, kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, "Kembalilah kepada
kiblat kami, nanti kami akan ikut dan iman kepadamu"

Maksud omongan mereka ini hanyalah sebagai ujian pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dan hinaan kepada agamanya. Menghadap atau tidak menghadap kiblat itu
adalah perbuatan bukan tanpa dasar, sehingga mereka juga berani berkata, "Sebenarnya
dulu Muhammad benci menghadap kiblat leluhurnya, kemudian sekarang kembali lagi
dan nanti kembali pula pada agama mereka".

25
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Panjangnya perjalanan yahudi dengan segala kisahnya, yahudi pada sekarang menjadi
komunitas yang lebih besar dan menjadi sebuah negara dan menjadi salah satu yang disegani dan
menjadi suatu bangsa yang cukup banyak memberikan kontribursi kepada dunia, komunikasi
dalam bangsa yahudi seperti pada umumnya tidak berbeda signifikan dengan banga-bangsa yang
lain, akan tetapi kami lebih menyoroti dengan pola pikir bangsa yahudi yang Tertutup serta cepat
memberikan suatu penghakiman terhadap orang atau suatu kelompok yang tidak setuju dengan
kebijakan dari bangsa ini dengan sebutan anti-semittisme, sungguh sangat ironi dengan predikat
bangsa yang digaungkan-gaungkan akan kepandaianya bangsa ini sangat konservatif dalam
kebijakan-kebijakan politik yang dikeluarkan oleh bangsa ini sebutlah dengan perpindahan ibu
kota tel aviv ke yerusallem dengan mengunakan kekuatan AS melalui Donald Trump.

Kohesevitas yang sangat begitu tinggi tidak bisa menjadi suatu keterbukaan dalam era modern
ini,dengan begitu cepatnya perkembangan teknologi, bangsa Yahudi secara umum dalam
mengambil kebijakan sungguh sangat literal dalam menafsirkan ayat-ayat kuno itu, sunguh
sangat aneh sekali, bangsa yang disebut-sebut sebagai bangsa yang pandai akan tetapi tidak bisa
melihat perubahan-perubahan yang begitu cepat dalam zaman ini, kami kira pengetahuan tidak
akan sejalan dengan kekuasaan yang dimana kekuasaan digunakan secara kesewenangan.

Adapun itu bangsa-bangsa lain dalam menyikapi ini sunguh sangat heran dengan bangsa yang
terbilang maju akan tetapi masih banyak kesewenangan yang terjadi. Sesunguhnya ilmu akan
sejalan dengan kebenaran dan kemakmuran dalam menghadapi segi-segi kehidupan, dampak
yang terjadi adalah pandangan buruk terhadap bangsa ini. Ini adalah hambatan yang sangat buruk
bagaimana kita memahami bangsa Yahudi ini agar lebih objektif.

dalam kesimpulan ini yang tidak lepas dari kesalahan kami belajar dan mencoba menjadi
manusia yang lebih baik lagi mudah-mudahan kita bisa mengambil sisi positif dari bangsa
Yahudi, Serta dapat mengetahui bagaimana sesunguhnya bangsa Yahudi itu.

26
4.2 SARAN
Upaya menilai suatu bangsa lain kita harus melihat secara seobjektif mungkin dalam
menilai suatu bangsa, agar kita tidak tengelam dengan prasangka-prasangka yang berada diluar
sana. Cukup sulit dalam menilai suatu bangsa yang sangat panjang dalam perjalanan sejarahnya
dan penuh dengan pandangan yang berbeda, kita harus teliti dan pintar dalam dalam mencari
suatu informasi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, 2003

Alwi bin ‘Abd al-Qa>dir al-Saqqa>f, dkk., Mausu>’ah al-Milal wa al-Adya>n, juz 1, h. 178.

Azyumardi Azra, Konflik Baru Antar Peradaban..., h. 29

Azyumardi Azra, Konflik Baru Antar Peradaban, Globalisasi, Radikalisme, dan Pluralitas (Cet. I;
Jakarta: PT

Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, edisi I, h. 88-89.

Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, bagian ketiga (Cet. II; Jakarta: PT. RajaGarafindo
Persada, 2000), h. 169.

Mansoer Pateda, Semantik Lestikal, 2001

Muhammad Amri, Teologi Yahudi dalam Al-Qur’an, h. 74-75.

RajaGrafindi Persada, 2002), h. 28-29.

Syaikh Mustafa Al-Maraghi, 47 karakter yahudi dalam al-qur’an (cetakan pertama: april 1989,

penerbit: cv pustaka mantiq)

Zuckermann, Ghil'ad, 2003. Language Contact and Lexical Enrichment in Israeli Hebrew.
Palgrave Macmillan.

28
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1

1.1 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 2

1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

LANDASAN TEORI ...................................................................................................................... 3

2.1 Teori Kohesivitas ............................................................................................................. 3

2.2 Teori Semiotika ................................................................................................................ 4

2.3 Komunikasi Bangsa Yahudi Di Israel.................................................................................. 4

2.3.1. Bahasa nasional ............................................................................................................. 4

2.3.2. Dialek dalam bahasa ibrani............................................................................................ 5

2.4 Bagimana komunikasi non-verbal Dalam Ritus Agama Yahudi ..................................... 5

2.4.1. Sembahyang Tiga Kali Sehari ....................................................................................... 5

2.4.2. Ibadah Puasa .................................................................................................................. 5

2.4.3. Ibadah Korban ............................................................................................................... 6

2.4.4. Lambang Bintang Daud ................................................................................................. 8

2.4.5 Kebiasaan orang Yahudi .............................................................................................. 12

BAB III ......................................................................................................................................... 16

PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 16

3.1. Sejarah Berdirinya Negara Israel ...................................................................................... 16

3.2. Karakteristik bangsa yahudi ............................................................................................... 20

3.2.1. Bangsa Menyembah Berhala ....................................................................................... 20

3.2.2. Bangsa yang melanggar janji Allah ............................................................................. 21

29
3.2.3. Bangsa yang suka mengatur tipu daya di tengah masyarakat ..................................... 22

3.2.4. Bangsa yang sombong dan membanggakan etnisnya.................................................. 22

3.2.5. Bangsa yang terlarang bagi kaum mukminin untuk bersetia kawan ........................... 23

3.2.6. Bangsa yang menganggap dirinya paling pandai ........................................................ 24

BAB IV ......................................................................................................................................... 26

PENUTUP..................................................................................................................................... 26

4.1 KESIMPULAN .................................................................................................................. 26

4.2 SARAN .............................................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 28

30

Anda mungkin juga menyukai