Anda di halaman 1dari 22

KELAS REPTIL (BUAYA)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah zoologi vertebrata

Disusun oleh :

Dian Aoliah 1210206023

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2012
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan karunia dan kasih sayang, serta shalawat dan salam semoga
tercurah pada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengenalkan kita
ilmu pengetahuan.

Saya bersyukur dapat menyelesaikan tugas tentang “ reptil (buaya)” ini


yang merupakan salah satu pembahasan yang terdapat pada mata kuliah zoologi
vertebrata, sehingga saya mendapat tambahan pengetahuan akan khazanah
keilmuan yang begitu agung.

Saya berharap makalah ini bisa menambah bacaan bagi pembaca tentang
buaya yang dikaji dalam mata zoologi vertebrata tersebut dan pembaca dapat lebih
memahami berbagai aliran dalam pembahasan zoologi vertebrata, salah satunya
buaya.

Demikian pengantar dari saya, meskipun singkat namun semoga


bermanfaat dan bisa memberi inspirasi dan menambah wawasan bagi pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu,saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca.

Bandung, 17 Desember 2012

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A.Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

1 .Pengertian buaya ................................................................................ 2

2 .ciri dan jemis buaya ........................................................................... 2

3.struktur eksternal ................................................................................. 12

4.penutup tubuh ..................................................................................... 13

5.skeleton ............................................................................................... 13

6. sistem pencernaan ............................................................................... 14

7. sistem sirkulasi ................................................................................... 14

8. sistem respirasi.................................................................................... 15

9. sistem sarap dan alat indra .................................................................. 15

10. sistem reproduksi .............................................................................. 16

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 18

Kesimpulan ...................................................................................................... 18

Saran ................................................................................................................ 18

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi
seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma
schlegelii). Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut
‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.
Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan
basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama
buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia,
terkadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya
merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman
dinosaurus.
Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan
orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan
yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’, dan deilos yang berarti ‘cacing’ atau
‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati kebiasaan buaya
berjemur di tepian sungai yang berbatu-batu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian buaya ?


2. sebutkan ciri-ciri dari buaya ?
3. sebutkan struktur eksternal buaya ?
4. Apa yang di maksud dengan skeleton ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian buaya

Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya
meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan
(Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar
untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial, yakni kerabat-kerabat buaya yang
berlainan suku.Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau,
rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya
muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa
ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea
bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah
karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya
buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya
katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong
(Mly.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni
buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning
kecoklatan; dan lain-lain.

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini berasal dari
penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil,
krokodilos, kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’ dan
deilos yang berarti ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena
mengamati kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai yang berbatu-batu.

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi


menjadi gastralia Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan
melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang

2
empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi lain, morfologi
luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang
"streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke
belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan air dan memungkinkannya
menambah kecepatan pada saat berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang,
yang meskipun tak digunakan sebagai pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat
berguna tatkala ia harus mendadak berbalik atau melakukan gerakan tiba-tiba di air, atau
untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya
perlu bergerak atau berjalan di air dangkal.

Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar
air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang dapat menggigit dengan
kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan dengan kekuatan gigitan yang paling
besar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch;
setara dengan 315 kg/cm²) bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang
hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000.
Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya
menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu,
kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke air. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar
rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat.
Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan
tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya
amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat besar (lakban) beberapa
kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, untuk
menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara dilakukan pengamatan dan
pengukuran, atau manakala ingin mengangkut binatang itu dengan aman. Cakar dan kuku
buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu
mudah menyerang ke samping atau ke belakang.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain
yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa
penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya

3
dengan tiba-tiba. Sebagai hewan yang berdarah dingin, predator ini dapat bertahan cukup
lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu bergerak untuk memburu mangsanya.
Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di lingkungannya,
dan beberapa jenisnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.
Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik
dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging
yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai membuka mulutnya lebar-
lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk membersihkannya.

2. Ciri dan jenis buaya


Buaya merupakan hewan purba yang hanya mengalami sedikit perubahan evolusi
semenjak zaman dinosaurus. Boleh dikatakan, buaya yang ada saat ini dengan yang ada
pada zaman dinosaurus dulu relatif tidak berubah. Mengenal Ciri Buaya. Berbagai
macam jenis (spesies) buaya termasuk spesies buaya di Indonesia memiliki ciri-ciri yang
hampir sama. Pada umumnya buaya mempunyai habitat di perairan air tawar seperti
danau, rawa dan sungai, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara.
Buaya merupakan pemangsa penyergap yang menunggu mangsanya mendekat
lalu menerkamnya tiba-tiba. Mangsa buaya meliputi ikan, burung, dan beberapa
mamalia.Selain mampu bergerak dengan cepat dan tiba-tiba buaya mempunyai
kemampuan mencengkeram yang kuat pada rahang mulutnya. Tekanan gigitan rahang
buaya dipercaya sebagai yang terkuat. Tetapi anehnya, otot-otot yang berfungsi untuk
membuka mulut buaya sangat lemah. Buaya terbukti tidak mampu membuka mulutnya
dari lakban yang dililitkan beberapa kali saja.
Mengenal Macam Jenis Buaya Indonesia. Buaya di Indonesia terdiri atas Jenis
(spesies) tersebut antara lain:

4
Buaya muara (Crocodylus porosus)

Buaya muara jenis yang paling sering ditemukan di Indonesia. Buaya muara
merupakan spesies buaya yang terbesar, terpanjang dan terganas di antara jenis-jenis
buaya lainnya di dunia. Buaya muara juga memiliki habitat persebaran yang sangat luas,
bahkan terluas dibandingkan spesies buaya lainnya. Buaya muara dapat ditemukan mulai
dari Teluk Benggala (India, Sri Langka, dan Bangladesh) hingga Kepulauan Fiji.
Indonesia menjadi habitat terfavorit bagi buaya muara selain Australia.

Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang
tujuh meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang
kepalanya yang kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17
baris dari depan ke belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau
tua terutama pada yang dewasa sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan
bercak hitam, dan pada ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna
hitam. Saat bertelur, betina akan membuat sarang dari sampah tumbuhan, dan dedaunan.
Buaya ini bertelur pada awal musim penghujan. Telur-telur ini akan terus dijaga oleh
induk sampai menetas dan mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya jenis ini
menempati habitat muara sungai. Kadang dijumpai di laut lepas. Makanan utamanya
adalah ikan walaupun sering menyerang manusia dan babi hutan yang mendekati sungai
untuk minum. Persebaran buaya ini hampir di seluruh perairan Indonesa.

5
Buaya siam atau buaya air tawar (Crocodylus siamensis)

Buaya siam, masuk daftar Critically Endangered (Kritis). Buaya Siam diperkirakan
berasal dari Siam. Buaya siam selain di Indonesia dapat dijumpai pula di Thailand,
Vietnam, Malaysia, Laos, dan Kamboja. Di Indonesia, buaya siam hanya terdapat di Jawa
dan Kalimantan.

Dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik post occipital-nya yang
berjumlah 2-4 buah. Moncongnya tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas di antara
kedua matanya.. Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga perempat kali
lebarnya. Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala. Tubuhnya kecil dan hanya
dapat mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna hijau tua kecoklatan dan anakan
berwarna lebih muda dengan bercak-bercak pada punggung dan ekor. Belang hitam pada
ekor umumnya tidak utuh. Buaya air tawar betina bertelur pada awal musim penghujan.
Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau rawa-rawa. Makanan
utamanya adalah ikan. Jenis ini juga dikenal sebagai buaya siam. Persebarannya meliputi
Kalimantan Timur,dan Jawa.

6
Buaya irian (Crocodylus novaeguineae)

Buaya irian hanya terdapat di pulau Irian (Indonesia dan Papua Nugini). Bentuk tubuh
buaya yang hidup di air tawar ini menyerupai buaya muara hanya berukuran lebih kecil
dan berwarna lebih hitam. Buaya ini juga tergolong unik karena cuman nongol di malam
hari. Sepanjang siang dia berada didalam air. Sayangnya, buaya jenis ini semakin sedikit
karena diburu manusia.

Spesies yang sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang
lain berdasarkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik
belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah. Sisik D.C.W (Double Crest Whorl) sejumlah
17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah 18-21 buah.
Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke belakang. Ukuran maksimum
dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk betina.

Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada awal
musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus. Telur-telur ini dijaga
oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya-buaya ini menempati
habitat yang sama dengan buaya air tawar di Indonesia Barat dan dijumpai sampai ke
pedalaman dengan persebaran meliputi Irian sebelah utara, mulai dari daerah DAS
Memberamo, sampai semenanjung selatan Papua Nugini.

7
Buaya kalimantan (Crocodylus raninus)

Buaya kalimantan mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan buaya muara. Lantaran itu
buaya yang hanya dapat ditemui di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan ini
statusnya masih menjadi perdebatan para ahli.

Buaya mindoro (Crocodylus mindorensis)

Buaya mindoro, Critically Endangered. Buaya mindoro semula termasuk anak jenis
(subspesies) dari buaya irian (Crocodylus novaeguineae) tapi kini buaya ini di anggap
sebagai jenis tersendiri. Buaya mindoro di Indonesia dapat ditemukan di Sulawesi bagian
timur dan tenggara.

8
Buaya Air Asin Australia

Buaya yang hidup di air asin. Buaya yang terpanjang bisa mencapai 7 meter. Buaya ini
sangat ditakuti karena sering menyerang dan memangsa manusia.

America Alligator ( Buaya Amerika )

mempunyai badan besar yang sedikit bulat dengan otot yang kuat, kepala lebar, dan ekor
yang sangat kuat.Aligator jantan panjangnya 3,96-4,48 meter, sedangkan betinanya hanya
2,99 meter. Ekornya digunakan untuk mendorong ketika berada di air, selain itu dapat
juga digunakan sebagai senjata dan pertahanan ketika terancam. Aligator bepergian
dengan cepat di air. Makanan utama mereka adalah ikan, burung, kura-kura, mamalia,
dan amfibi. Mereka tinggal di rawa-rawa dan sungai Amerika Serikat bagian tenggara,
jenis betina bisa menghasilkan 20 sampai 80 telur. Buayajenis ini memakan serangga dan
ikan dan tergolong berbahaya.

9
Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Buaya senyulong, mulutnya lebih sempit.Buaya senyulong tersebar di Sumatera,


Kalimantan, dan Jawa. Yang membedakan buaya senyulong dengan jenis buaya lainnya
adalah moncongnya yang relatif sempit.

Buaya ini dapat dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan moncongnya
yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6m. Jari kakinya memiliki
selaput, dan sisi kakinya berlunas. Matanya memiliki iris yang tegak. Betinanya bertelur
pada awal musim penghujan. Telurnya diletakkan dalam tanah dan ditimbun dengan
sampah tetumbuhan.

Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam,
rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan utama adalah ikan, udang dan juga monyet.
Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan dan Jawa.

Chinese Alligator ( Buaya China )

10
Mirip dengan buaya Amerika tetapi jauh lebih kecil. Bisa mengerami 10 sampai 20 buah
telur. Buaya cina ini juga tergolong berbahaya

Black Caiman (Melanosuchus niger)

black Caiman adalah buaya yang banyak ditemukan di Amerika Selatang yang tersebar di
perairan Amazone, terutama di kawasan hutan hujan dan basah. Mereka lebih menyukai
sungai dan danau dengan sedikit gelombang. Buaya jenis ini banyak diburu untuk diambil
kulitnya, karena memiliki nilai jual tinggi. Warna kulitnya berfungsi sebagai kamuflase
ketika mencari mangsa Caiman terdiri dari berbagai jenis dan mengerami 14 sampai 60
telur. Punya 75 macam gigi yang tajam banget.

Buaya sahul (Crocodylus novaeguineae)

11
Buaya sahul sebenarnya sama atau masih dianggap satu jenis dengan buaya irian. Namun
oleh beberapa ahli taksonomi buaya sahul yang hanya tersebar di Papua bagian selatan ini
diusulkan untuk menjadi spesies tersendiri.

Konservasi Buaya. Empat jenis buaya yang ada di Indonesia, yakni buaya irian
(Crocodylus novaeguineae), buaya muara (C. porosus), buaya siam (C. siamensis), dan
buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii) merupakan satwa yang dilindungi oleh undang-
undang berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999
tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.Buaya siam dan buaya
mindoro merupakan buaya yang mulai langka dan dimasukkan dalam status konservasi
Critically Endangered (Critis) oleh IUCN Redlist. Buaya senyulong dimasukkan dalam
status konservasi Terancam Punah (Endangered). Sedangkan spesies buaya lainnya
seperti buaya muara dan buaya irian didaftar dalam status konservasi berisiko rendah
(Least Concern).

3. Struktur eksternal
Morfologi buaya meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh dan ekor. Anggota
tubuh berukuran pendek dengan sejumlah hari yang pada bagian ujungnya dilengkapi
cakar. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi, di dekat ujung moncong terdapat 2
lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak ateral, dengan kelopak atas dan bawah,
serta membrane nictatin transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak mata. Telingga
berukuran kecil terletak di ukuran mata. Anus terletak longitudinal di belakang pangkal
kaki belakang.

12
4. Penutup tubuh
Kulit yang keras membungkus tubuh dan ekor buaya. Sisik berbaris melebar
secara transversal dengan diantaranya terdapat celah dan kulit yang lunak. Hewan dengan
penutup tubuh terkornifikasi tidak mengalami pergantian kulit, tapi ada proses
penggantian dengan lapisan baru yang juga terkornifikasi yang berasal dari epidermis di
bawahnya. Buaya dewasa memiliki eksoskeleton berupa keeping dermal dari leher
samapai ekor dan terletak di bawah titik dorsal. Keeping dermal ada yang berbentuk segi
empat ada yang oval atau meruncing. Terdapat 3 pasang kelenjar di bagian bawah kepala,
di dalam mulut dan di dalam kloaka.

5. Skeleton
Tengkorak buaya meliputi moncong yang panjang, dan sejumlah tulang. Rahang
bawah memanjang sampai ke batas posterior tengkorak. Di bagian ventral cranium
terdapat tulang palatal keras, tepat di atas saluran pernafasan.

Kolom vertebrata terdiri 5 tipe vertebrata, yaitu: 9 servical, 10 toraks, 5 lumbar, 2 sacral,
dan sekitar 39 caudal. Pada vertebrata servical terdapat rusuk servical bebas. Vertebrata
toraks dan sternum di hubungkan oleh rusuk toraks yang mengandung kartiloago pada
bagian ventral. Di antara sternum dan tulang pubis terdapat 7 pasang rusuk abdominal.

13
6. Sistem pencernaan
Mulut buaya berukuran besar dapat terbuka lebar dapat dilengkapi gigi yang di
gunakan untuk menyerang dan mempertahankan diri, selain itu juga untuk menarik dan
memutar mangsa yang berukuran besar. Lidah tipis terdapat di dasar rongga mulut. Pada
bagian belakang lidah, terdapat lipatan melintang, yang berhadapat dengan lipatan yang
terdapat pada langit-langit mulut, jika kedua lipatan menempel, maka rongga mulut
tertutup kea rah faring, sehingga ketika buaya berada di dalam air, mulutnya dapat
terbuka tanpa ada air yang masuk ke paru-paru. Di atas faring terdapat esophagus, berupa
saluran panjang menuju lambung. Lambung terdiri dari fundus yang terbentuk bulat
berukuran besar, dan polorus yang berukuran lebih kecil di sebelah kananya. Selanjutnya
terhubung ke usus halus dan rectum yang menuju kloaka dan anus. Hati terdiri dari 2
lobus terletak anterior dari lambung. Pancreas merupakan terdapat pada lekukan
duodenum dari usus halus. Saluran hati dan pancreas bermuara keusus halus bagian awal.
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan, ekskresi dan reproduksi.

7. Sistem sirkulasi
Jantung buaya terdapat pada bagian anteroventral dari toraks, terdiri dari 1 sinus
venosus kecil, 2 serambi dan 2 bilik. Pada buaya, kedua bilik terpisah sempurna, tetapi
tidak demikian pada hewan reptil lainnya. Dareah dari vena mengalir dengan arah
sebagai berikut: (1) Sinus venosus, (2) serambi kanan (3) bilik kanan (4) alteri pulmonary
ke setiap lobus paru-paru (5) vena pulmonary dari paru-paru (6) serambi kiri (7) bilik
kiri. Selanjutnya darah keluar dari jantung melalui sepasang pembuluh aorta yang
melewati dorsal esophagus, pembuluh bagian bawah bercabang menjadi 2 arteri carotid
yang menuju leher dan kepala, sedangkan pembuluh aorta satunya berlanjut ke alteri

14
subclavian menuju kaki depan. Kedua pembuluh aorta bergabung di bagian dorsal
sebagai aorta dorsal dan bercabang ke berbagai organ di dalam rongga badan dan ke kaki
belakang serta ekor.
Darah kotor mengalir dari (1) vena cava anterior di setiap sisi kepala, leher dan
kaki depan (2) vena cava posterior yang mengumpulkan darah dari ginjal dan organ
refroduksi (3) vena porta hepatica dari mengumpulkan darah dari saluran pencernaan
yang bercabang ke kapiler di hati dan berperan sebagai pena hepatik yang pendek dan (4)
vena epigastrik yang terdapat di setiap sisi rongga perut, mengumpulkan darah dari kaki
belakang, ekor dan tubuh. Keempat vena mengalirkan darah kesinus venosus.

8. Sistem respirasi
Udara masuk ke lubang hidung, melewati bagian atas langit-langit keras menuju
rongga hidung yang terdapat di bawah rongga velum, melewati glottis pada faring yang
terletak di belakang lidah. Glottis terdiri dari 3 tulang kartilago dan pita suara, dan
selanjutnya terhubung ke trakea yang berupa cincin kartilago. Trakea memanjang ke
bagian depan toraks, selanjutnya bercabang menjadi 2 bronchi pendek, menuju ke lobus
paru-paru kanan dan kiri. Paru-paru terdiri dari kapilar pulmonary.

9. Sistem sarap dan alat indra


Otak buaya memiliki 2 lobus olfaktori yang panjang, yang terhubung ke cerebral
hemispher yang berukuran besar. Di belakang cerebral hemispher terdapat lobus optikus.
Berikutnya cerebellum berbentuk buah pir dan terletak di tengah, yang ukurannya lebih
besar dari pada yang terdapat pada hewan Amphibia. Medulla oblongata terletak di
bawah cerebellum, dan memanjang ke sumsum tulang belakang. Di bagian ventral,
terdapat syaraf optic di lanjutkan infundibulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf
cranial dan syaraf spinal berpasangan.
Di lidah terdapat syaraf pengecap (taste bud), dan di setiap lubang hidung terdapat
organ olfaktori. Pada mata terdapat kelenjar lachrymal yang menjaga kornea atau
permukaan bola mata tetap lembab, ketika hewan berada di permukaan air. Telinga buaya
memiliki tipe vertebrata darat. Setiap telinga memiliki saluran auditory eksternal yang
pendek, yang terdapat di bawah daun telinga. Saluran telinga berlanjut ke membran

15
timpani kemudian rongga timpani. Di dalam rongga timpani atau telinga tengah terdapat
3 saluran semisirkuler dan organ pendengar. Dari setiap rongga timpani, terdapat tabung
eustachian di bagian tengah, yang terhubung ke rongga di atas faring di belakang rongga
hidung.

10. Sistem reproduksi


Pada buaya yang masih muda, gonad jantan dan betina tampak serupa. Pada jantan
dewasa, 2 testis berbentuk bulat terdapat di dekat batas ventromedial dari ginjal. Dari
setiap testis terdapat sebuah vas deferensi menuju kloaka, yaitu di sebelah anterior dari
ureter, yang berlanjut ke penis tunggal yang terdapat pada bagian ventral kloaka. Pada
betina dewasa, terdapat 2 ovarium yang sama, yang melekat dekat ginjal. Di sebelah
anterior dari setiap ginjal terdapat saluran oviduct yang berlanjut ke kloaka. Telur dari
ovarium akan masuk ke saluran oviduct, yang merupakan tempat terjadinya fertilisasi.
Selanjutnya telur yang sudah di fertilisasi akan di selaputi albumin, membrane dan
cangkang, kemudian di keluarkan dari tubuh betina untuk di tetaskan.

Famili Crocodylidae merupakan hewan yang berkembang biak secara musiman.


Masa kawin pada musim semi ketika air hangat. Famili ini berkembang biak dengan
bertelur dan fertilisasinya secara internal. Setelah melahirkan, induk buaya melakukan
parental care.
Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah
menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas
menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-

16
telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan
serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.
Perkawinannya dilakukan dengan cara yang jantan menaiki yang betina di air
sambil membelitkan ekornya di bawah ekor betinanya untuk bersetubuh. Kira-kira
sebulan setelah pembuahan, yang betina membuat sarang dekat suatu sungai kecil.
Sarang itu dibentuknya dengan membelakanginya sambil mengaiskan kakinya untuk
mengonggokkan ranting dan dedaunan yang membusuk, hingga menjadi suatu gundukan
yang berlapis-lapis. Telurnya ditempatkan hanya beberapa inci di dalam gundukan itu.
Yang betina selalu memperbaiki kerusakan sarangnya, sambil menjaga agar sarang
beserta semua telurnnya itu tetap lembab dengan selalu merangkak dari air menuju
puncak gundukan. Panas dari tumbuh-tumbuhan yang membusuk pada sarang itu dapat
membuat telur berada dalam suhu tetap 320C.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi
seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma
schlegelii). Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk
menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial, yakni kerabat-kerabat buaya yang
berlainan suku.Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau,
rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya
muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa
ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea
bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah
karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran


buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (i besar) (menetas pada 10 Juni
1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang
melata ini memiliki panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang lain adalah seekor buaya muara yang bernama
Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kemudian dijual ke
St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit
jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran
tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia antara 70–80
tahun.

B. Saran
Makalah ini dibuat untuk memberi motivasi pada pembaca agar pembaca dapat lebih
memahami tentang reptil (buaya). Semoga makalah ini berguna, saran dan kritiknya saya
harapkan dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sumiyati Sa’adah. 2011. Materi Pokok Zoologi vertebrata. Bandung

http://zonaikankita.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-buaya.html#ixzz1t2sGRoQk

http://alamendah.wordpress.com/2010/05/21/buaya-di-indonesia-ciri-dan-macam-jenisnya/

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, 2008

19

Anda mungkin juga menyukai