Anda di halaman 1dari 7

BUKU

UDANG KIPAS (Thenus orientalis)

Oleh :

Delima Teresia Simatupang

26020215120052

Oseanografi B

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
Thenus orientalis

Kingdom : Animalia
Filum : Athropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Scyllaridae
Genus : Thenus
Spesies : Thenus orientalis

Diskripsi umum

Thenus orientalis merupakan kelas dari crustacean bersama dengan kepiting, udang-
udangan dan lobster. Hewan laut ini memiliki nama lain sesuai dengan tempatnya Udang kipas
atau Lobster kipas (Indonesia), Flathead lobster (Inggris), Cigale raquette (Prancis). Seperti
namanya dinamakan udang kipas atau flathead (kepala pipih) dilihat dari bentuk tubuh hewan
tersebut disebut kipas karena pada bagian kepala bentuknya lebih tipis dan karena tipis inilah
disebut masyarakat Indonesia seperti kipas dan flathead lobster dikarenakan bentuk kepalanya
lebih pipih rata dibandingkan dengan bagian badanya. Pada umumnya udang lobster ini dapat
dijadikan sebagai konsumsi serta memiliki nilai ekonomis yang cukuo tinggi.Tidak banyak
nelayan yang mefokuskan untuk mencari udang jenis ini karena jumlahnya di alam tidak begitu
banyak karena beberapa hal yang menjadikan populasinya tidak dapat melimpah dan sulit untuk
didapatkan. Jenis udang lobster ini sangat mencolok dalam hal bentuknya sehingga sangat
mudah di identifikasi bahwa udang lobster ini adalah jenis kipas.
Bioekologi
Thenus orientalis memiliki lingkungan hidup yang berbeda dengan udang lobster lainya.
Hewan ini memiliki habitat dengan subtrat yang berpasir, berlumpur, atau campuran dari kedua
subtract tersebut dan juga subtract dengan pecahan cangkang dan krikil (Holthuis, 1991).
Memiliki parameter lingkungan sebagai faktor pembatas dia hidup dengan Suhu berkisar pada
27,2-29,3 derajat celcius dan salinitas pada 28,9-32,2 psu serta oksigen terlarut pada nilai >5mg/l
dan untuk nilai pH berkisar pada nilai 7,8-8,10 (Manambrakat, 2004).

Udang kipas ini hidup pada perairan dengan kedalaman hingga 100m namun pada
rentang kedalamanya hidup paling dangkal pada kedalaman 8 meter, nelayan sering menangkap
udang kipas ini pada kedalaman 10 hingga 50 meter. Thenus orientalis Ttermasuk hewan bentik
yang aktif beraktifitas di dasar laut dan tidak termasuk dalam hewan migrasi karenan memiliki
area habitatnya sendiri. Hidup dari udang tersebut memiliki rentang 4-8 tahun untuk mencapai
panjang maksimalnya, panajang maksimal tubuh dari udang kipas ini dapat mencapai 25cm
dengan panjang karapas nya 8cm (Holthuis, 1991).

Struktur Morfologi

Tampak Bawah Tampak Atas Tampa katas karapas

Gambar 1. Strutur morfologi lobster secara garis besar (sumber : Google)


Bentuk dari lobster memiliki kesamaan diantara organ seperti kaki antenna karapas dan
tubuh ataupun kipas yang dimilikinya. Beberapa organ yang dimiliki udang kipas berguna dalam
mencari makanan dan mengolah makananya agar dapat ia makan. Seperti pereriopods berguna
untuk mengayak sedimen untuk mendapatkan makanan yang ada dibawah sedimen seperti
kerang dan moluska lainya karena pada pereriopod terdapat setae atau bulu-bulu halus yang
berguna sebagai chemosensitive dan berguna mendeteksi makanan pada antennules akan juga
ikut bergerak keatas dan kebawah untuk mengibaskan lateral fillamen atau flagellum. Dan saat
menemukan makananya maka akan langsung di capit dan kemudian akan bergerak dengan
koordinasi yang bagus antara mulut pereriopod dan antennules saat fase memakan (Phillips,
2013).

Reproduksi
Udang kipas betina dapat dianggap dewasa dan siap untuk mlakukan perkawinan pada
saat berusi diatas 1 tahun dengan panjang diatas 130mm dan pada saat bertelur udang lobster ini
dapat memproduksi hingga 50.000 butir telur (Phillips, 2013). Jenis hewan ini memiliki laju
pertumbuhan yang lambat atau rendah sehingga rentan mengalami penurunan stok menurut
IUCN tergolong kedalam kategori Least Concern . Meskipun masuk kategori yang belum
diperhatikan namun dengan laju pertumbuhan lobster yang lambat dan mencapai dewasa 1,5
tahun untuk betina dan 2 tahun untuk jantan perlu diperhatikan lebih dini karena sangat mudah
terancam akan ketersediaan stok yang dapat menurun drastic (Tirtadanu, 2016). Thenus
orientalis memiliki bulan-bulan spawning dan puncak recruitmen untuk spawning pada bulan
februari Maret dan Juni Agustus sedangkan puncak recruitmen terjadi pada Januari- februari
dan May juli. Pada stadia larvanya Thenus orientalis merupakan fase larva yang sangat cepat
karena kurang lebih dapat menyelesaikan 4 fase larva dalam satu bulan (Manambrakat, 2004).

Perilaku Makan
Makanan dari udang kipas ini adalah beberapa ikan yang berada didasar serta beberapa
bivalvia, clam dan oyster. Cangkang yang keras dimiliki bivavia dan jenis kerang laainya dapat
di pecahkan menggunakan mulut dari udang ini untuk mengambil daging yang ada didalamnya
(Phillips, 2013). Udang kipas ini memiliki cara makan yang unik. hewan ini termasuk aktif pada
malam hari atau nocturnal dan menjelajah pada subtract sedimen yang lunak dihabitatnya
menggunakan antenna depan yang dinamakan pereiopods dan kadang udang kipas ini berenang
untuk mencari mangsanya namun kebiasaan dari udang tersebut termasuk hewan yang lambat
dalam bergerak. Radhakarisnan et al. ,2004 dalam Phillips 2013 melaporkan dalam usus Thenus
orientalis mengandung beberapa asupan makananya pada level tertinggi hingga terendah adalah
Mollusca 27,7% Sediment 24,1% Ikan-ikan 22,9% custacea 10,7% polychaetas 4,2% dan
beberapa item makanan lainya 10,4% yang meliputi cephalopods.
Perikanan
Lobster pasir (Thenus orientalis) merupakan salah satu jenis lobster yang memiliki nilai
ekonomi penting. Jenis lobster ini terlaporkan sebagai salah satu hasil tangkapan penting oleh
alat trawl di Samudera Hindia dan bagian barat Samudera Pasifik. lobster pasir yang bernilai
ekonomi tinggi di India berumur lebih dari 2 tahun pada jantan dan 1,5 tahun pada betina.
Menurut penelitian yang dilakukan (Tirtadanu, 2016). kepadatan stok lobster pada substrat
lumpur, lumpur berpasir dan berpasir. Rata-rata kepadatan stok lobster lebih tinggi ditemukan
pada substrat berpasir dibandingkan berlumpur.

Tidak ada nelayan yang khusus menangkap udang kipas ini karena pada umumnya hasil
nelayan yang menangkap udang kipas ini adalah hasil tangkapan atau bycatch dari alat tangkap
nelayan yang menggunakan trawl, namun ada juga nelayan yang menangkap udang kipas ini
dengan menyelam namun tujuan mereka adalah menembak ikan tapi karna harga jual dari lobster
ini cukup tinggi maka akan ditangkap juga oleh para penyelam.

Di Taiwan spesies udang kipas ini sangat melimpah di pasar dan tersedia pada bulan
maret hingga agustus karena dilihat dari recruitmen serta spawningnya dilakukan pada bulan mei
sampai juni hingga September.

Gambar 1. Beberapa hasil olahan dari udang lobster kipas (Sumber : Google).
Daerah Persebaran
Daerah persebaran dari udang kipas ini ditemukan di sekitar daerah pesisir seperti Okinawa
jepang selatan, Vietnam bagian selatan, Filipina, Taiwan, Singapura, Indonesia , dan Emitrates
Arab (Holthuis, 1991).

Gambar 1. Wilayah persebaram dari udang kipas


Thenus orientalis menurut Holthuis tahun 1991.
DAFTAR PUSTAKA

Manambrakat, Vijayakumaran, Dilip Kumar Jha, Mary Leema J.T, Kumat T.S. 2004. Early
Larval Stage of Sand lobster, Thenus orientalis (Lund, 1793). New Frontiers in Marine
Research, pp 161-168.

Phillips, Bruce. 2013. LOBSTERS: Biology, Management, Aquaculture and Fisheries. Wiley
Blackwell, Chicaster, USA.

Holthuis, L.B. 1991. Vol.13. Marine Lobsters of the World An annotated and illustrated
catalogue of marine lobsters known to date. FAO

Tirtadanu, Duranta D. Kembaren. Suprapto.2016. Kepadatan Stok aspek Biologi Lobster Pasir
(Thenus orientalis) Di laut Jawa. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap Volume 8(3)
Halaman 131-136.

Anda mungkin juga menyukai