Metode Squash
Metode Squash
Disusun Oleh:
Nama : Anisa Rosita
NIM : K4314007
Kelas :A
Kelompok :4
I. TUJUAN
Membuat preparat pembelahan mitosis sel – sel akar bawang merah dengan metode
squash
II. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Botol flakon 1. Ujung akar bawang merah
2. Silet yang diambil pada jam 10.00
3. Penggaris WIB
4. Kaca arloji 2. Acetoorcein
5. Kulkas 3. Larutan Fiksasi (larutan
6. Gelas beker farmer, aquades, HCl 1 N)
7. Bunsen
8. Tripot
9. Termometer
10. Object glass
11. Cover glass
12. Penghapus karet
13. Pipet tetes
14. Kapas
15. Mikroskop
Perbesaran 40 x
V. PEMBAHASAN
Gambar Gambar Referensi
4
1
Perbesaran 40 x
Keterangan : Keterangan :
1. Inti sel(kromosom) 1. Sitoplasma
2. Dinding sel 2. Inti sel(kromosom)
3. Sitoplasma 3. Dinding sel
4. Sel interfase 4. Sel interfase
Deskripsi
Ujung akar bawang merah terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik, artinya sel-
selnya sangat aktif membelah, sehingga penggunaan ujung akar bawang merah pada
praktikum ini diharapkan agar fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap
(Rudyatmi, Ely. (2014))
Hasil pengamatan telah sesuai dengan gambar referensi yaitu dapat dilihatnya bagian
inti sel, sitoplasma, dinding sel pada tahap interfase. Diketahuinya hasil preparat
berada pada fase interfase yaitu dengan adanya ciri selaput nukleus membatasi
nukleus dan nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus (Mulyani, S. 2010).
Dapat dibedakan antara bagian satu dengan bagian lain, yaitu dapat dibedakan antara
inti sel yang berwarna lebih merah dengan sitoplasma yang berwarna merah muda.
Hal ini membuktikan bahwa pewarnaan yang dilakukan telah berhasil.
Namun, Preparat yang dihasilkan kurang representatif, karena masih kurang jelas
bagian sel yang mengalami pembelahan mitosis karena tertutupi oleh adanya struktur
serabut sklereid yang mendominasi. Hal ini disebabkan karena pemotongan akar
tidak pada bagia ujung yang merupakan bagian jaringan meristematik.
Fiksasi yang dilakukan dalam tahap pembuatan preparat squash ini merupakan
tindakan perendaman potongan jaringan ke dalam bahan penstabil (stabilizing
agents) yang bertujuan untuk mempertahankan struktur fisiknya agar dapat
mengawetkan sebanyak mungkin morfologi dan ciri molekul jaringan tersebut (Coe
G. F. and K. Klitgaard. (1959)). Sedangkan pemberian larutan acetoorcein bertujuan
untuk mewarnai sel, sehingga dapat diamati dengan jelas bagian inti sel dan
sitoplasma pada tahap mitosis yang berlangsung (Aisyah, S. Sujiprihati, M. Syukur,
R. Yunianti. (2006)).
Kesalahan yang kami lakukan yaitu pada tahap pemotongan akar bawang merah.
Akar tidak dipotong secara tepat pada bagian ujungnya sehingga didapatkan hasil
preparat yang tidak menunjukkan berlangsungnya proses mitosis karena sampel yang
digunakan bukan bagian jaringan meristematik. Seharusnya pemotongan diukur 1 cm
dari bagian paling ujung akar bawang merah, selain itu waktu pengambilan juga
berpengaruh pada terjadinya proses pembelahan mitosis yaitu sekitar pukul 9 – 11
pagi.
VI. KESIMPULAN
Metode squash merupakan metode untuk mendapatkan suatu sediaan dengan cara
memencet suatu potongan jaringan atau organisme secara keseluruhan, sehingga
didapatkan suatu sediaan yang tipis dan dapat diamati dengan mikroskop.
Hasil pengamatan menunjukkan pada proses interfase ditandai dengan adanya ciri
selaput nukleus membatasi nukleus dan nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus.
Tidak dapat diamatinya fase pada pembelahan mitosis disebabkan adanya serabut
sklereid yang mendominasi sehingga sel tidak terlihat jelas karena kesalahan dalam
memotong akar bawang merah yang tidak tepat pada bagian ujungnya. Bagian – bagian
sel yang teramati sudah sesuai dengan referensi yaitu adanya inti sel, sitoplasma , dan
dinding sel.
VIII. LAMPIRAN
1 lembar foto dokumentasi
( ) (Anisa Rosita)
LAMPIRAN
Keterangan :
1. Inti sel(kromosom)
2. Dinding sel
3. Sitoplasma
2 4. Sel interfase
4
1
Perbesaran 40 x