Proposal Pelatihan Dasar Konselor KT HIV Mei 2018 PDF
Proposal Pelatihan Dasar Konselor KT HIV Mei 2018 PDF
Proposal Pelatihan Dasar Konselor KT HIV Mei 2018 PDF
PROPOSAL
PELATIHAN DASAR KONSELOR KT-HIV
PERHIMPUNAN KONSELOR VCT HIV INDONESIA (PKVHI)
WILAYAH JAWA BARAT
I. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kelima di dunia dengan jumlah kasus HIV-AIDS tertinggi.
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, sampai dengan bulan Desember 2017 jumlah
kasus HIV-AIDS di Indonesia sebanyak 225.928 dengan rincian kasus HIV 160.138 dan kasus
AIDS 465.790. Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan pada tahun 1987, Indonesia
merupakan salah satu negara yang paling signifikan dalam hal peningkatan jumlah temuan
kasus baru HIV-AIDS.
Jawa Barat merupakan satu dari lima provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus HIV-AIDS
tertinggi. Sampai dengan bulan September 2017, jumlah kasus HIV-AIDS yang dilaporkan pada
Kementrian Kesehatan RI sebanyak 22.177 (HIV : 16.012, AIDS : 6.165). Angka tersebut
menempatkan Jawa Barat pada posisi ke-4 setelah DKI Jakarta, Papua dan Jawa Timur.
Sedangkan kasus HIV/AIDS tercatat sebanyak 5.255 kasus terdiri dari sebanyak 3.434 kasus
HIV dan 1.206 kasus AIDS.
Selain peningkatan kasus yang terus terjadi, hal lain yang mengkhawatirkan adalah telah
terjadinya perubahan trend dalam proses penularan HIV-AIDS. Pada media tahun 1997 – 2007
temuan kasus baru HIV-AIDS lebih banyak disebabkan oleh penularan karena penggunaan
jarum suntik tidak steril pada populasi pengguna narkoba suntik. Sejak setengah dekade
terakhir, terutama 3 tahun terakhir, kasus baru yang ditemukan lebih banyak disebabkan oleh
hubungan seksual yang tidak aman atau yang lebih dikenal sebagai penularan melalui
transmisi seksual. Salah atu indikasi-nya adalah peningkatan jumlah kasus pada ibu rumah
tangga dan anak yang dilahirkannya.
Kasus HIV-AIDS sering diidentikan dengan sebuah fenomena gunung es, jumlah kasus yang
telah ditemukan diduga belum dapat merepresentasikan jumlah kasus yang sebenarnya
terjadi. Oleh karena upaya aktif untuk mengungkap kasus HIV-AIDS perlu terus didukung
sebagai upaya untuk menghancurkan gunung es dan menemukan jumlah sebenarnya dari
kasus yang ada atau paling tidak mendekati jumlah kasus yang telah diestimasikan.
Salah satu unsur penting dalam setiap pengungkapan kasus HIV-AIDS adalah kehadiran
seorang konselor yang memberikan konseling baik sebelum test (konseling pra-test) maupun
setelah test (konseling post-test). Seperti kita ketahui bersama bahwa pelaksanaan test HIV
memiliki kekhasan dibandingkan dengan test kesehatan lainnya.
Dalam pelaksanaan test HIV, setiap individu yang akan menjalani test tersebut harus memiliki
pengetahuan yang cukup dan siap secara mental untuk menjalani test dan
menerima hasil test apapun hasilnya. Peran penting inilah yang seyogyanya dilaksanakan oleh
seorang konselor terhadap setiap kliennya.
..
II. Tujuan
II.1. Tujuan Umum
Meningkatkan ketersediaan layanan dan tenaga konselor dalam kegiatan pencegahan dan
penanggulangan HIV-AIDS serta menyiapkan tenaga konselor KT-HIV yang handal dan
profesional dalam pelaksanaan konseling kepada setiap kliennya.
10. Memahami Mengetahui Keberadaan dan Aktivitas, Peran dan Fungsi Organisasi
Konselor
11. Memiliki acuan untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya
VI. Panitia
Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia (PKVHI) Jawa Barat.
X. Penutup
Demikian proposal penawaran ini kami sampaikan, untuk informasi selanjutnya mengenai
pelatihan ini dapat menghubungi Dedy Kurniawan 0821 3784 0909.