Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL GADAR

KATOASIADOSIS DIABETIKUM

Dibuatnya tugas ini untuk memenuhi kebutuhan mata kuliah keperawatan gawat
darurat 2

Disusun Oleh :

Nama : Alfian Dwi Saputro

Nim : A11701515

Prodi : S1 Keperawatan 3A

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESIHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AJARAN 2019-2020


Judul Jurnal

1.Clinical Outcomes Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Kaki


Diabetik

Yusi Anggriani, Mita Restinia, Venessya Cikita Mitakda, Rochsismandoko &


Tri Kusumaeni

Abstrak: Resiko amputasi dan resistensi bakteri terhadap antibiotik pada pasien
infeksi kaki diabetik (IKD) masih merupakan masalah besar yang belum dapat
diatasi. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi clinical outcomes penggunaan
antibiotik pada pasien IKD di bangsal penyakit dalam rumah sakit X. Penelitian
dilakukan selama 3 bulan dengan metode observasi prospektif longitudinal.
Pasien dipilih berdasarkan diagnosa IKD dengan lama rawatan ≥ 3 hari. Total
sampel yang diperoleh 30 pasien, perempuan 16 (53,3%) dan laki-laki 14 (46,7%).
Tes kultur hanya dilakukan pada 5 (16,67%) pasien. Satu pasien menunjukkan
tidak adanya bakteri patogen. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah
Ampisilin-sulbaktam. Berdasarkan clinical outcomes, 11 (36,7%) pasien membaik,
15 (50%) memburuk dan 4 (13,35%) meninggal. Berdasarkan statistik, jenis
kelamin, umur, Indeks masa tubuh dan lama menderita DM tidak mempengaruhi
clinical outcomes (P>0,05). Hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa antibiotik yang digunakan masih belum efektif dalam mencapai tujuan
terapi.

2. DIABETES MELITUS TIPE 2

Restyana Noor Fatimah Medical Faculty, Lampung University

Abstrak : Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di


tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Hasil Riset
Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan angka kejadian Diabetes Melitus
di Indonesia mencapai 57% sedangkan kejadian di Dunia diabetes melitus tipe 2
adalah 95%. Faktor resiko dari Diabetes melitus tipe 2 yaitu usia, jenis
kelamin,obesitas,hipertensi, genetik,makanan,merokok,alkohol,kurang
aktivitas,lingkar perut, .Penatalaksanaan dilakukan dengan cara penggunaan
obat oral hiperglikemi dan insulin serta modifikasi gaya hidup untuk mengurangi
kejadian dan komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular dari Diabetes
melitus tipe 2.

3. Herpes Zoster sebagai Pencetus Ketoasidosis Diabetikum (KAD) Herpes


Zooster Induced Diabetic Ketoacidosis Christopher Surya Suwita, Michael
Johan1, Dicky L. Tahapary, Budiman Darmowidjojo.

Abstrak : Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes


yang sering dijumpai dan mengancam jiwa. KAD terjadi akibat defisiensi insulin
berat dan seringkali muncul sebagai gejala pertama pada penyandang diabetes
yang belum terdiagnosis meski dapat juga muncul pada individu yang sudah
menyandang diabetes. Beberapa keadaan yang dapat memicu KAD antara lain
infeksi, infark miokard, stroke, pankreatitis, trauma, atau kepatuhan berobat yang
tidak baik. Infeksi jaringan kulit seperti herpes zoster merupakan jenis pencetus
yang langka pada KAD. Artikel ini akan membahas suatu kasus KAD yang
dicetuskan herpes zoster. Kata Kunci: Herpes zoster, Infeksi, Ketoasidosis
diabetikum.
No Author Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan

1. Mita Restinia 2015 Pasien dipilih Penelitian Pada Evaluasi


berdasarkan dilakukan penelitian clinical
diagnosa IKD selama 3 bulan didapatkan outcomes
dengan lama dengan metode jumlah pada
rawatan ≥ 3 hari. observasi pasien penggunaan
Total sampel prospektif wanita lebih antibiotik
yang diperoleh longitudinal dan banyak pada pasien
30 pasien, Penelitian dibandingkan IKD dapat
perempuan 16 dilakukan di pasien pria, disimpulkan
(53,3%) dan bangsal penyakit penelitian bahwa
laki-laki 14 dalam RSUP X lain juga clinical
(46,7%). menggunakan menunjukan outcomes
desain studi bahwa memburuk
observasi prevelensi merupakan
prospektif kejadian DM jumlah dan
longitudinal tipe 2 lebih presentasi
selama 3 bulan tinggi wanita yang
(Juli-September) di tertinggi
2013. Peneliti bandingkan dibandingkan
melakukan pria. Hal ini membaik
follow-up untuk dapat terjadi dan
mengetahui karena meninggal.
kondisi pasien wanita Hal ini
secara pasti. memiliki menunjukan
resiko lebih bahwa
tinggi dalam antibiotic
peningkatan yang di
IMT dan gunakan
akumulasi belum efektif
lemak dalam untuk
tubuh pada mencapai
syndrome tujuan terapi
siklus yang di
bulanan. inginkan.
2. Restyana 2015 Hasil Riset Tes Toleransi Tingginya Diabetes
noor F. Kesehatan Glukosa Oral prevalensi Mellitus Tipe
Dasar pada (TTGO) yang Diabetes 2 (DM Tipe
tahun 2008, abnormal. Melitus tipe 2) adalah
menunjukan Konfirmasi tidak 2disebabkan penyakit
prevalensi DM di diperlukan pada oleh faktor gangguan
Indonesia keadaan khas risiko yang metabolik
membesar hiperglikemia tidak dapat yang di
sampai 57%, dengan berubah tandai oleh
pada tahun 2012 dekompensasi misalnya kenaikan
angka kejadian metabolik akut, jenis kelamin, gula darah
diabetes melitus seperti umur, dan akibat
didunia adalah ketoasidosis, faktor genetik penurunan
sebanyak 371 berat badan yang kedua sekresi
juta jiwa, dimana yang menurun adalah faktor insulin oleh
proporsi cepat. Ada risiko yang sel beta
kejadiandiabetes perbedaan dapat diubah pankreas
melitus tipe 2 antara uji misalnya dan atau
adalah 95% dari diagnostik DM kebiasaan ganguan
populasi dunia dan merokok fungsi insulin
yang menderita pemeriksaan tingkat yang terjadi
diabetes mellitus penyaring. Uji pancreas melalui 3
tipe 1. diagnostik dan atau cara yaitu
dilakukan pada gangguan rusaknya sel-
mereka yang fungsi insulin sel B
menunjukkan (resisten pankreas
gejala DM, insulin) karena
sedangkan pengaruh
pemeriksaan dari luar
penyaring (virus,zat
bertujuan untuk kimia,dll),
mengidentifikasi penurunan
mereka yang reseptor
tidak bergejala, glukosa pada
tetapi punya kelenjar
resiko DM (usia pankreas,
> 45 tahun, atau
berat badan kerusakan
lebih, hipertensi, reseptor
riwayat keluarga insulin di
DM, riwayat jaringan
abortus perifer.
berulang,
melahirkan bayi
> 4000 gr,
kolesterol HDL
<= 35 mg/dl,
atau trigliserida
≥ 250 mg/dl). Uji
diagnostik
dilakukan pada
mereka yang
positif uji
penyaring.11
Pemeriksaan
penyaring dapat
dilakukan
melalui
pemeriksaan
kadar glukosa
darah sewaktu
atau kadar
glukosa darah
puasa ,
kemudian dapat
di ikuti dengan
tes toleransi
standar glukosa
oral TTGO
standar.
3. Christopher 2018 Seorang wanita Pemeriksaan Berdasarkan Dapat
Surya Suwita, berusia 75 tahun radiografi toraks kasus di disimpulkan
Michael masuk ke menunjukkan atas, bahwa
Johan, Dicky Instalasi Gawat infiltrat bilateral. diketahui pemeriksaan
L. Tahapary, Darurat (IGD) Pemeriksaan bahwa KAD kulit tubuh
Budiman dengan laboratorium dapat secara
Darmowidjojo. penurunan menunjukkan dicetuskan keseluruhan
kesadaran tidak ada oleh penting
bertahap sejak leukositosis berbagai untuk di
satu hari (6.440/uL), penyebab. lakukan
terakhir. Pasien hitung jenis Herpes pengingat
juga mengeluh normal, kadar zoster pasien KAD
mual yang ureum dan bukanlah seringkali
makin kreatinin jenis infeksi dating dalam
memburuk meningkat (77 yang sering kondisi
dalam satu mg/dL dan 1,57 mencetuskan penurunan
minggu terakhir. mg/dL), dan KAD. herpes
Tiga hari yang hipoalbuminemia Umumnya zaster
lalu kulit pasien (2,32 g/dL). klinisi sebagai
diketahui mulai Pemeriksaan beranggapan pencetus
melepuh disertai gula darah bahwa infeksi ketoasidosis
nyeri pada sewaktu (GDS) yang dapat diabetikum
daerah perut saat pasien mencetuskan (KAD).
bagian kanan masuk adalah KAD adalah
bawah. Keluhan 794 mg/dL, jenis infeksi
disertai demam aseton 5,6 yang berat
ringan dan batuk mmol/L (N: 0- dan sistemik,
kering, namun 0,6), HCO3- namun KAD
keluhan sesak 10,3 mEq/L, juga dapat
disangkal oleh natrium serum dicetuskan
keluarga pasien 137 mEq/L, oleh infeksi
hingga pasien kalium serum kulit seperti
mulai 3,7 mEq/L, dan herpes
mengalami Cl- 106 mEq/L. zoster.
penurunan Berdasarkan Kombinasi
kesadaran. hasil infeksi kulit,
Pasien sering pemeriksaan usia lanjut,
dirawat inap diatas, diagnosis dan
setiap dua KAD dan herpes hiperglikemia
minggu karena zoster dapat berulang
kadar gula darah ditegakkan. merupakan
tinggi (500-700 faktor
mg/dL). Pasien pencetus
sudah terjadinya
terdiagnosis KAD pada
diabetes melitus kasus diatas.
(DM) tipe 2 Peningkatan
sejak tiga tahun sitokin
yang lalu namun proinflamasi
tidak patuh dan limfosit T
dalam berobat. CD4+ / CD8+
pada
keadaan
hiperglikemia
dan
keadaan viral
load yang
tinggi diikuti
keadaan
stres akibat
nyeri
membuat
suatu kondisi
yang
memudahkan
terjadinya
KAD pada
pasien ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anggriani yusi,Restinia mita,mitakda Cikita vanessya , Rochsismandoko


& Kusumaeni tri. (2015): Clinical Outcomes Penggunaan Antibiotik pada
Pasien Infeksi Kaki Diabetik. Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-
7062) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015.
2. F Noor Restyana.(2015) : DIABETES MELITUS TIPE 2. J MAJORITY |
Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015.
3. Suwita Surya Christopher ,Johan Michael ,L Dicky . Tahapary,
Darmowidjojo Budiman (2018) :Herpes Zoster sebagai Pencetus
Ketoasidosis . Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 5, No. 4 |
Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai