Vitamin K
Vitamin K
Oleh :
Drh. Imbang Dwi Rahayu, Mkes.
Staf Pengajar Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Vitamin K ditemukan pertama kali di Denmark (1964), pada saat itu ditemukan
anak ayam yang diberi makan ransum bebas lemak, ternyata memperlihatkan gejala
hemorhagia. Pada bayi, hemorhagia dapat dicegah dengan memberikan vitamin K pada
ibunya sebelum bayi tersebut dilahirkan. Berdasarkan alasan tersebut maka vitamin K
disebut juga vitamin koagulasi, karena vitamin ini bertperan dalam menjaga konsitensi
aliran darah dan membekukannya saat diperlukan. Defisiensi vitamin K menyebabkan
waktu pembekuan darah menjadi lebih panjang, sehingga penderita defisiensi vitamin K
bisa mati hanya karena perdarahan ringan. Proses pembekuan darah terdiri dari dua tahap,
yaitu (1) protrombin, dengan adanya tromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lain diubah
menjadi trombin dan (2) fibrinogen diubah menjadi gumpalan fibrin.
Struktur kimia dan Klasifikasi Vitamin K
Struktur kimia vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda (Gambar 1.),
pertama adalah vitamin K1 atau filoquinon, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan
tumbuh-tumbuhan dan daun hijau. Kedua, adalah K2 atau disebut juga dengan
menaquinon, yang dihasilan oleh jaringan hewan dan bakteri menguntungkan dalam
sistem pencernaan. Dan yang ketiga adalah K 3 atau menadion, yang merupakan vitamin
sintetik, bersifat larut dalam air, digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan
penyerapan vitamin K dari makanan.
Vitamin K1
Vitamin K2
Vitamin K3