Oleh :
Torang P. Simanjuntak
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darma Agung
ABSTRAK
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dengan
menggunakan segala kemampuan, metode-metode dan alat-alat yang dimilikinya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perusahaan perlu mengendalikan segala kegiatan yang ada di dalam
perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus menyadari perlunya melaksanakan
manajemen yang baik dengan menerapkan pengendalian intern yang memadai. Pentingnya
pengendalian intern ini selain karena semakin besar dan kompleksnya operasi perusahaan,
juga karena pengendalian intern merupakan suatu metode dan prosedur yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat meminimalkan segala bentuk kecurangan dan penyelewengan
yang dapat merugikan perusahaan. Tujuan pengendalian intern dapat tercapai jika unsur-
unsur pengendalian intern benar-benar dipenuhi dan agar pengendalian berjalan efektif dan
efisien, diperlukan bagian internal audit yang mengawasi dan mengevaluasi efektivitas
pengendalian intern persediaan barang. Penelitian ini dilakukan di PT.Swastikalautan
Nusapersada Medan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan. Model analisis data yang digunakan adalah deskriptif
statistik, regresi linier sederhana dengan uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan
adalah uji-t dan koefisien determinan (R²). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa internal
audit berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern persediaan barang pada
PT.Swastikalautan Nusapersada Medan, dimana nilai thitung (7,681) > ttabel (2,069) dengan
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa persentase
pengaruh variabel independen (internal audit) nilai r square sebesar 0,72 sedangkan sisanya
28% dipengaruhi oleh variabel lain dan nilai r adalah 0,848 berarti hubungan (relation) antara
internal audit (X) dengan efektivitas pengendalian intern persediaan barang (Y) sebesar 0,848
berarti hubungannya sangat erat. Hasil persamaan regresi linier sederhana dalam penelitian
ini adalah Y = 4,334 + 0,914X yang dimana jika peranan internal audit ditingkatkan sebesar
satu satuan, maka penerapan efektivitas pengendalian intern persediaan barang akan
meningkat sebesar 0,914.
425
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
Pemeriksaan internal harus melakukan tersebut, pimpinan perusahaan
tindak lanjut untuk memastikan membutuhkan suatu pengendalian yang
tindakan yang pantas telah dilakukan dapat memberikan efektivitas dan efisiensi
Para internal auditor harus mematuhi operasi perusahaan, memberikan laporan
standar profesional dalam melakukan keuangan yang dapat diandalkan, dan
pemeriksaan. Kode etik menetapkan dapat memberikan ketaatan terhadap
standar profesi dan menetapkan dasar bagi kebijakan dan prosedur yang
pelaksananya. Kode etik menghendaki ditetapkan.Oleh karena itu pimpinan
standar yang tinggi bagi kejujuran, sikap perusahaan perlu menetapkan suatu
objektif, ketekunan dan loyalitas yang pengendalian internal yang memadai.
harus dipenuhi oleh internal auditor. Adapun pengertian pengendalian intern
Standar profesional internal audit yang menurut Committee of sponsoring
harus dipenuhi dalam melakukan organizations ( COSO ) dalam buku Azhar
pemeriksaan diantaranya: Susanto (2008 : 95) adalah: “COSO
a. Pegetahuan dan Kecakapan. menyatakan bahwa pengendalian intern
b. Hubungan antarmanusia dan meliputi dorongan yang diberikan kepada
komunikasi. seseorang atau karyawan bagian tertentu
c. Pendidikan berkelanjutan. dari organisasi atau organisasi secara
d. Ketelitian profesional. keseluruhan agar berjalan sesuai dengan
tujuan”.
2.2. Pengendalian Intern Sedangkan menurut Mulyadi (2008 :
A. Efektivitas Pengendalian Internal 163) : Pengertian pengendalian internal
Menurut Mardiasmo (2008:134) adalah Sistem pengendalian intern
dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik meliputi struktur organisasi, metode, dan
menyatakan bahwa “Efektivitas adalah ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi menjaga kekayaan organisasi, mengecek
mencapai tujuannya.Apabila suatu ketelitian dan keandalan data akuntansi,
organisasi berhasil mencapai tujuan, maka mendorong efisiensi, dan mendorong
organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dipatuhinya kebijakan manajemen.
dengan efektif”. Dari definisi diatas dapat
Pengendalian intern harus disimpulkan bahwa efektivitas
dilaksanakan seefektif mungkin dalam pengendalian intern merupakan suatu
suatu perusahaan untuk mencegah dan proses yang dilakukan untuk mencapai
menghindari terjadinya kesalahan, tujuan organisasi yang terdiri dari berbagai
kecurangan dan penyelewengan. Semakin kebijakan, prosedur, teknik, peralatan
luasnya ruang lingkup kegiatan fisik, dokumentasi dan manusia.
perusahaan, mengakibatkan menajemen B. Komponen Sistem Pengendalian
tidak dapat melakukan pengawasan secara Intern
langsung terhadap jalannya operasi Menurut COSO dalam buku Azhar
perusahaan, sedangkan tanggung jawab Susanto (2008 : 96), pengendalian intern
yang utama untuk menjaga keamanan memiliki lima komponen, antara lain:
harta milik perusahaan dan untuk 1. Lingkungan Pengendalian (Control
mencegah kesalahan-kesalahan dan Environment)
kecurangan-kecurangan, terletak ditangan Lingkungan pengendalian adalah
manajemen oleh karena itu pimpinan pembentukan suasana organisasi serta
perusahaan melimpahkan segala tugas, memberi kesadaran tentang perlunya
wewenang, tanggung jawab kepada pengendalian bagi suatu organisasi.
bawahannya. Ada beberapa faktor yang
Dengan adanya pelimpahan sebagian mempengaruhi lingkungan
tugas, wewenang dan tanggung jawab pengendalian, yaitu:
426
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
a. Integritas dan nilai etika Keterbatasan sistem pengendalian
b. Komitmen terhadap kompetensi intern yang dikemukakan oleh Azhar
c. Partisipasi dewan direksi dan tim Susanto (2008 : 110) antara lain:
auditor 1. Kesalahan (Error)
d. Filosofi dan gaya manajemen Kesalahan muncul ketika karyawan
e. Struktur Organisasi melakukan pertimbangan yang salah
f. Pemberian wewenang dan atau perhatiannya selama bekerja
tanggung jawab terpecah.
g. Kebijakan mengenai sumber daya 2. Kolusi (Collusion)
manusia dan penerapannya. Kolusi terjadi ketika dua atau lebih
2. Penilaian Resiko karyawan berkonspirasi untuk
Penilaian resiko merupakan kegiatan melakukan pencurian (korupsi)
yang dilakukan oleh manajemen ditempat mereka bekerja.
dalam mengidentifikasikan dan 3. Penyimpangan Manajemen
menganalisis resiko yang menghambat Penyimpangan manajemen terjadi
perusahaan dalam mencapai karena manajer suatu organisasi
tujuannya. memiliki lebih banyak otoritas
3. Pengendalian Aktivitas dibandingkan karyawan biasa, proses
Pengendalian aktivitas adalah pengendalian efektif pada tingkat
kebijakan dan prosedur yang memiliki manajemen bawah, tidak efektif pada
manajemen untuk memberikan tingkat atas.
jaminan yang menyakinkan bahwa 4. Manfaat dan biaya
manajemen telah dijalankan Biaya pengendalian intern tidak
sebagaimana harusnya. melebihi manfaat yang
4. Informasi dan Komunikasi dihasilkan.Pengendalian yang masuk
Komunikasi mencakup penyampaian akal adalah pengendalian yang
informasi kepada semua personil yang memberikan manfaat lebih tinggi dari
terlibat dalam pelaporan keuangan biaya yang dikeluarkannya untuk
tentang bagaimana aktivitas mereka melakukan pengendalian tersebut.
berkaitan dengan pekerjaan orang lain,
baik yang berada didalam maupun 2.3. Persediaan
diluar perusahaan. A. Pengertian Persediaan
5. Monitoring (Pengawasan) Menurut Prasetyo (2006 : 56),
Monitoring (pengawasan) merupakan Persediaan adalah “Suatu aktiva yang
proses penilaian terhadap kualitas meliputi barang-barang milik perusahaan
kinerja sistem pengendalian intern. dengan maksud untuk dijual dalam satu
C. Keterbatasan Sistem Pengendalian periode usaha yang normal, termasuk
Intern barang yang dalam pengerjaan / proses
Dengan ditetapkannya sistem produksi menunggu masa penggunaannya
pengendalian intern, perusahaan pasti pada proses produksi”.
mengharapkan kesempurnaan yang Menurut Warren Reeve (2005 : 452),
mencerminkan keadaan yang ideal dan Persediaan adalah “Aktiva yang tersedia
penyelewengan ataupun penyimpangan untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
yang terjadi dapat dihilangkan. Tetapi dalam proses produksi atau yang dalam
dalam kenyataannya tidak sedikit perjalanan dalam bentuk bahan
perusahaan yang mengalami kesulitan atauperlengkapan (supplies) untuk
dalam menerapkan sistem pengendalian digunakan dalam proses produksi atau
intern. Hal ini disebabkan adanya pemberian jasa”.
keterbatasan dari sistem pengendalian Menurut Stice dan Skousen (2009 :
intern. 571), Persediaan adalah “Istilah yang
427
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
diberikan untuk aktiva yang akan dijual Metode penilaian persediaan
dalam kegiatan normal perusahaan atau menurut Skousen (2009 : 555) dibagi
aktiva yang dimasukkan secara langsung menjadi dua bagian yaitu:
atau tidak langsung kedalam barang yang a. Metode Penilaian Persediaan
akan diproduksi atau kemudian dijual”. Berdasarkan Biaya
Dari definisi-definisi persediaan Metode penilaian persediaan ini juga
yang dikemukakan diatas dapat ditarik dikenal sebagai metode harga pokok.
kesimpulan bahwa persediaan merupakan Metode penilaian persediaan ini
salah satu unsur penting dalam perusahaan mengalokasikan total biaya persediaan
untuk mencegah terhambatnya proses yang tersisa dan yang dijual. Metode ini
produksi akibat kesalahan perencanaan, terdiri dari empat metode paling umum
perubahan penawaran dan permintaan atau yaitu:
akibat dari keterlambatan datangnya 1. Identifikasi spesifik
pesanan. Istilah persediaan mengandung Metode penilaian persediaan yang
arti yang berbeda tergantung dari kegiatan memasukan biaya sebenarnya dari
usaha dari perusahaan tersebut. item persediaan yang terjual ke
B. Jenis-jenis dan Metode Penilaian harga pokok barang yang dijual.
Persediaan 2. Nilai rata-rata (Average)
Untuk dapat memahami perbedaan Metode penilaian persediaan yang
serta keberadaan dari tiap-tiap jenis memasukan nilai rata-rata yang
persediaan, maka dapat dilihat dari sama terhadap setiap unit yang
penggolongan persediaan secara garis terjual dan terhadap setiap item di
besar yaitu: dalam persediaan.
1. Persediaan bahan baku ( raw material) 3. FIFO (First In First Out)
Merupakan barang-barang yang Metode penilaian persediaan yang
diperoleh untuk digunakan dalam mengasumsikan bahwa unit yang
proses produksi. Beberapa bahan baku terjual adalah yang pertama dibeli
diperoleh dari sumber-sumber alam. atau dimanufaktur.Metode ini
Akan tetapi lebih sering bahan baku berdasarkan harga beli pertama
diperoleh dari perusahaan lain yang untuk menentukan harga pokok
merupakan bahan baku perusahaan penjualan apabila terjadi penjualan.
lain yang merupakan produk akhir 4. LIFO (Last In First Out)
pemasok bahan baku. Istilah bahan Metode penilaian persediaan yang
penolong atau pembantu (faktory mengasumsikan bahwa unit yang
supplies) digunakan untuk menyebut terjual adalah unit yang paling
bahan tambahan yaitu bahan baku akhir dibeli atau manufaktur.
yang diperlukan dalam proses b. Metode penilaian persediaan
produksi tetapi tidak secara langsung berdasarkan non-biaya
dimasukkan dalam produk. Metode penilaian ini diperlukan
2. Barang dalam proses ( goods in karena dalam beberapa kasus, prosedur
process ) alokasi biaya ini menghasilkan biaya
Merupakan persediaan yang sudah persediaan yang melebihi biaya pasar yang
diolah untuk proses menjadi finished sekarang. Metode ini terdiri dari dua
goods (barang jadi). metode, yaitu:
3. Barang jadi ( finished goods ) 1. Metode biaya terendah atau harga
Merupakan produk / barang yang telah pasar
selesai diproduksi dan menjadi Metode ini diterima umum untuk
persediaan perusahaan untuk dijual. menilai persediaan, dimana aktiva
dicatat pada nilai terendah antara biaya
atau nilai pasar.
428
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
2. Metode laba kotor organisasi untuk menguji dan
Sebuah teknik estimasi yang mengevaluasi kegiatan organisasi yang
didasarkan pada hubungan antara laba dilaksanakan”.
kotor dan penjualan. Persentase laba Internal audit merupakan suatu
kotor digunakan untuk mengestimasi aktivitas independen yang membantu
nilai dari persediaan yang belum organisasi dalam usaha mencapai
terjual. tujuannya dengan cara memberikan suatu
Penilaian persediaan barang adalah pendekatan disiplin yang sistematik untuk
nilai rupiah atas persediaan barang untuk mengevaluasi dan meningkatkan
pencantuman dalam neraca akhir periode keefektifan manajemen resiko,
akuntansi dan nilai yang akan dibebankan pengendalian dan proses pengaturan dan
sebagai harga pokok barang yang dijual. pengelolaan organisasi.
Tujuan auditor mengetahui metode Internal audit sangat erat kaitannya
penilaian persediaan adalah untuk dengan masalah pencegahan kecurangan
menentukan besarnya hasil usaha dengan dan kesalahan di dalam perusahaan.
cara membandingkan biaya bersangkutan Adanya, internal audit dalam suatu
dengan pendapatannya. perusahaan diyakini bermanfaat dalam
C. Pengendalian Intern Persediaan menunjang efektivitas pengendalian intern
Pengendalian intern persediaan yang persediaan barang. Pengendalian internal
baik adalah pengendalian yang dimulai atas persediaan yang baik dalam
sejak dari pembelian sampai persediaan penerapannya akan menjamin kelancaran
siap dipakai. Pengendalian ini tidak hanya produktivitas dan operasional serta
melindungi persediaan perusahaan dan membantu meningkatkan keuntungan
pencatatan kegiatan dengan tepat juga perusahaan. Pada dasarnya pengendalian
dapat mencapai hasil dengan tepat, cepat internal persediaan menyangkut dua aspek
dan biaya yang rendah dapat yaitu :
dikembangkan dan dapat disajikan standar. 1. Pengendalian internal secara fisik yaitu
Untuk mencapai hal tersebut maka menyangkut apakah persediaan itu
harus dilakukan pengendalian dengan digunakan seefisien mungkin dan
adanya pemisahan fungsi operasi, apakah pengamanan secara fisik telah
penyimpanan, dan pencatatan. Fungsi dilakukan secara memadai.
operasi dipegang oleh bagian pembelian 2. Pengendalian internal secara akuntansi,
dan penerimaan. Fungsi penyimpanan yaitu menyangkut apakah pembebanan
dipegang oleh bagian gudang dan fungsi biaya atas persediaan telah dibebankan
pencatatan dipegang oleh bagian secara tepat.
akuntansi. Jadi tidak ada satupun transaksi Menurut Amin (2005 : 12),
yang dilaksanakan oleh satu bagian saja. “Efektivitas berhubungan dengan apakah
Dengan demikian akan terdapat tujuan tersebut dapat tercapai dengan
pengecekan intern (internal check), penggunaan sumber daya yang optimal”.
sehingga kekayaan perusahaan terjamin Keefektifan pengendalian internal
keamanannya dan data akuntansi terjamin dibatasi oleh batasan-batasan yang
ketelitian dan keandalannya. melekat, antara lain faktor sumber daya
manusia. Pengendalian internal dapat
1.4 Pengaruh Internal Audit Terhadap berjalan tidak efektif karena adanya
Efektivitas Pengendalian Intern kesalahpahaman intruksi, kelelahan, dan
Persediaan sering adanya ketidakhadiran karyawan,
bahkan adanya kesengajaan atau
Menurut Hiro Tugiman (2006 : 11), persekongkolan. Pengendalian internal
Internal audit merupakan “Suatu fungsi dapat dikerjakan dengan efektif jika orang-
penilaian yang independen dalam suatu orang yang berhubungan dengan
429
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
persediaan tidak melakukan kesalahan b. Kuesioner
secara bebas, sehingga persediaan dapat Data dikumpulkan dengan memberikan
dikendalikan dan dapat menunjang sejumlah pertanyaan tertulis yang telah
kelancaran operasi perusahaan. ditentukan untuk dijawab oleh subjek
Dengan demikian terdapat pengaruh penelitian.
antara internal audit terhadap efektivitas
pengendalian intern persediaan barang Untuk mendukung hasil penelitian,
adalah sebagai berikut : data penelitian yang diperoleh akan
1. Jika internal audit memadai maka dapat dianalisis dengan data statistik melalui
menunjang efektivitas pengendalian bantuan program SPSS. Adapun pengujian
intern persediaan barang. yang akan dilakukan dalam penelitian ini
2. Jika fungsi dan tanggung jawab internal adalah :
auditor pada perusahaan dilaksanakan 1. Metode Analisis Deskriptif
dengan baik maka dapat membantu Metode analisis deskriptif adalah
manajemen dalam mengendalikan metode analisis dimana data
pengelolaan persediaan barang dan dikumpulkan, diklasifikasikan,
menjamin kelancaran kegiatan usaha. dianalisis, dan diinterprestasikan
3. Jika internal audit melakukan secara objektif sehingga memberikan
pekerjaannya secara bebas dan objektif informasi dan gambaran mengenai
maka dapat memperkecil resiko topik yang dibahas.
terjadinya kecurangan terhadap
persediaan. 2. Metode Analisis Regresi Linier
Sederhana
III. Metodologi Penelitian Analisis regresi adalah suatu teknik
Metode pengumpulan data yang yang digunakan untuk membangun
digunakan dalam penelitian ini sebagai suatu persamaan yang menghubungkan
berikut: antara variable tidak bebas (Y) dengan
a. Penelitian perpustakaan (library variabel bebas (X) dan sekaligus untuk
research) menentukan nilai ramalan atau
Penelitian dengan menggunakan dugaannya.
berbagai literatur yang ada kaitannya Variabel yang mempengaruhi dalam
dengan masalah yang dibahas. Bahan analisis regresi tersebut yaitu X
dan teori ini bersumber dari buku (independent variable), sedangkan
ilmiah, diktat maupun artikel-artikel variabel yang dipengaruhi yaitu Y
yang berhubungan dengan judul (dependent variable). Analisis regresi
skripsi. sederhana ini digunakan untuk
b. Penelitan dilapangan (field research) mengetahui pengaruh Internal Audit
Penelitian lapangan dilakukan dengan (X) terhadap Efektivitas Pengendalian
cara peninjauan langsung terhadap Intern Persediaan Barang (Y). Dengan
perusahaan yang menjadi objek demikian maka persamaan regresi
penelitian untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini dirumuskan
yang dibutuhkan pada PT. sebagai berikut :
Swastikalautan Nusapersada Medan. Y = a + bX + e
Adapun teknik pengumpulan data Dimana:
dilakukan diperoleh dari : Y = Efektivitas Pengendalian Intern
a. Observasi Persediaan Barang
Penulis melaksanakan peninjauan X = Internal Audit
langsung ke PT.Swastikalautan a = Konstanta
Nusapersada untuk memperoleh data b = Koefisien RegresiVariabel X
dan informasi. e = Error / Nilai Kesalahan
430
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
IV. Hasil dan Pembahasan X4 0,3809 0,761 Valid
X5 0,3809 0,822 Valid
X6 0,3809 0,841 Valid
4.1 Uji Kualitas Data
X7 0,3809 0,819 Valid
1. Uji Reabilitas X8 0,3809 0,619 Valid
Suatu variabel dikatakan reliabel jika X9 0,3809 0,720 Valid
nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,6 (Imam X 10 0,3809 0,785 Valid
Ghozali, 2005 : 41-42). Pengujian X 11 0,3809 0,828 Valid
dilakukan dengan per variabel X 12 0,3809 0,800 Valid
menggunakan pernyataan yang terdapat X 13 0,3809 0,828 Valid
X 14 0,3809 0,690 Valid
dalam kuesioner. Dari pengujian yang
X 15 0,3809 0,637 Valid
dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Uji validitas untuk variabel
Reliability Statistics
efektivitas pengendalian intern persediaan
Cronbach's Alpha N of Items barang (Y) dapat dilihat pada Tabel
.948 15 berikut :
Berdasarkan tabel diatas, hasil Pernyataan Г tabel Г Keterangan
pengujian variabel internal audit diperoleh 5% (25) hitung
nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,948.
Y1 0,3809 0,901 Valid
Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,948
Y2 0,3809 0,754 Valid
> 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa Y3 0,3809 0,812 Valid
jawaban responden terhadap pernyataan Y4 0,3809 0,783 Valid
variabel internal audit dikatakan reliabel. Y5 0,3809 0,929 Valid
Reliability Statistics Y6 0,3809 0,786 Valid
Y7 0,3809 0,775 Valid
Cronbach's Alpha N of Items Y8 0,3809 0,821 Valid
.959 15 Y9 0,3809 0,801 Valid
Y10 0,3809 0,726 Valid
Berdasarkan tabel diatas, hasil Y11 0,3809 0,843 Valid
pengujian variabel efektivitas Y12 0,3809 0,835 Valid
pengendalian intern persediaan barang Y13 0,3809 0,755 Valid
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar Y14 0,3809 0,711 Valid
0,959. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 Y15 0,3809 0,851 Valid
(0,959 > 0,60) maka dapat disimpulkan Sumber : Diolah dari hasil kuesioner
bahwa jawaban responden terhadap menggunakan SPSS versi 17
pernyataan variabel efektivitas Berdasarkan kedua tabel diatas dapat
pengendalian intern persediaan barang dilihat bahwa seluruh pernyataan pada
dikatakan reliabel. variabel internal audit dan efektivitas
2. Uji Validitas pengendalian intern persediaan adalah
Pengujian validitas dalam penelitian valid dan layak digunakan dalam
ini dilakukan dengan menggunakan penelitian.
Pearson Correlation. Suatu pernyataan 4.2 Statistik Deskriptif
dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel, Statistik deskriptif adalah statistik
dimana rtabel 5% (25) = 0,3809. Hasil uji yang digunakan untuk menganalisa data
validitas untuk variabel internal audit (X) dengan cara mendeskripsikan atau
dapat dilihat pada Tabel berikut : menggambarkan data yang terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Pernyataan Г tabel Г Keterangan membuat kesimpulan yang berlaku umum
5% (25) hitung atau generalisasi. Statistik deskriptif
X1 0,3809 0,738 Valid memberi gambaran atau deskripsi suatu
X2 0,3809 0,788 Valid data yang dilihat dari nilai minimum, nilai
X3 0,3809 0,752 Valid maksimum, serta standar deviasi yang
431
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
merupakan proses transformasi data
penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga
lebih mudah untuk dipahami seperti tabel
berikut :
Descriptive Statistics
Minim Maximu Std.
N um m Mean Deviation
Internal Audit 25 51 74 66.76 7.201
Efektivitas 25 51 73 65.32 7.755
Pengendalian
Intern
Persediaan
Valid N 25
(listwise)
432
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test variabel independen pengaruh internal
audit.
SCATEERPLOT
Efektivitas
Internal Pengendalian Intern
Audit Persediaan
N 25 25
Normal Mean 66.76 65.32
Parametersa,,b Std. 7.201 7.755
Deviation
Most Extreme Absolute .247 .245
Differences Positive .157 .161
Negative -.247 -.245
Kolmogorov-Smirnov Z 1.233 1.227
Asymp. Sig. (2-tailed) .096 .098 4.4 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana
digunakan untuk mengetahui bagaimana
a. Test distribution is Normal. variabel dependent (terikat) yaitu
b. Calculated from data. efektivitas pengendalian intern persediaan
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas (Y) dapat diprediksikan melalui variabel
Heteroskedasititas digunakan untuk independent (bebas) yaitu internal audit
menguji apakah dalam sebuah model (X). Persamaan regresinya adalah :
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari Y = a + bX
residusi suatu pengamatan ke pengamatan Analisa regresi linear sederhana
yang lain. Model regresi yang baik adalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini Tabel berikut :
dapat dilakukan dengan melihat ada Coefficientsa
tidaknya pola tertentu pada grafik
Unstandardized Standardized
scatterplot antara SRESID (residual) dan Coefficients Coefficients
ZPRED (variabel dependen). Dasar Model B Std. Error Beta t Sig.
analisisnya adalah : 1 (Constant) 4.334 7.984 .543 .592
1. Jika ada pola tertentu, seperti tititk-titik
Internal .914 .119 .848 7.681 .000
yang membentuk pola tertentu yang Audit
teratur (bergelombang, melebar a. Dependent Variable: Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan
kemudian menyempit), maka telah Berdasarkan hasil pengolahan pada
terjadi heteroskedastisitas. tabel diatas dapat dirumuskan model
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta persamaan regresi linier sederhana sebagai
titik-titik menyebar diatas dan dibawah berikut :
angka nol pada sumbu Y, maka tidak Y = 4,334 + 0.914X
terjadi hetoskedastisitas. Analisisnya :
Hasil pengujian terlihat pada gambar a. Konstanta (a) sebesar 4,334,
4.3 berikut yang menunjukkan bahwa titik- menunjukkan nilai konstan dimana jika
titik menyebar secara acak serta tersebar nilai variabel independent (internal
baik diatas maupun dibawah angka 0 pada audit) = 0 maka variabel dependen
sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa (efektivitas pengendalian intern
tidak terjadi gejala hetoskedastisitas pada persediaan) tetap sebesar 4,334.
model regresi, sehingga model regresi b. Koefisien regresi X = 0,914,
layak dipakai untuk memprediksi menunjukkan bahwa internal audit
penerapan efektivitas pengendalian intern berpengaruh positif terhadap penerapan
persediaan barang berdasarkan masukan efektivitas pengendalian intern
persediaan barang. Artinya, jika
433
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
peranan internal audit ditingkatkan a. Nilai R = 0,848 berarti hubungan
sebesar satu satuan, maka penerapan (relation) antar internal audit (X)
efektivitas pengendalian intern terhadap efektivitas pengendalian
persediaan barang akan meningkat intern persediaan barang (Y) adalah
sebesar 0.914. hubungan sangat erat. Semakin besar
4.5 Uji Hipotesis R berarti hubungan antar variabel
4.5.1 Uji t semakin erat.
Uji t dilakukan untuk mengetahui b. R Square sebesar 0,720 atau 72%
secara individu pengaruh yang positif dan artinya efektivitas pengendalian intern
signifikan dari variabel independent persediaan barang dapat dijelaskan
(bebas) yaitu internal audit (X) dan oleh internal audit, sedangkan sisanya
variabel dependent (terikat) yaitu 28% dapat dijelaskan oleh faktor-
efektivitas pengendalian intern persediaan faktor lain yang tidak diteliti dalam
(Y) pada PT.Swastikalautan Nusapersada penelitian ini.
Medan. c. Standart Error of Estimated artinya
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : mengukur variasi dari nilai yang
a. Jika thitung > ttabel dengan Sig < 5% maka diprediksi atau juga bisa disebut
terdapat pengaruh signifikan dari standar deviasi. Dalam penelitian ini
internal audit terhadap efektivitas Standart Error of Estimated adalah
pengendalian intern persediaan. 4,195.
b. Jika thitung < ttabel dengan Sig > 5% maka V. Kesimpulan dan Saran
tidak terdapat pengaruh signifikan dari 5.1 Kesimpulan
internal audit terhadap efektivitas Berdasarkan hasil analisis data dan
pengendalian intern persediaan. pengujian hipotesis yang telah diuraikan
Dengan perhitungan df = n-k = 25-2 = 23, pada bab sebelumnya, maka penulis
maka ttabel yang digunakan adalah : mengambil kesimpulan sebagai berikut :
t0.05 (23) = 2,069. 1. Nilai thitung = 7,681 > ttabel (2,069) dengan
Dari hasil uji t yang ditunjukkan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka
pada tabel 4.5 memperlihatkan nilai thitung terdapat pengaruh signifikan dari
variabel internal audit adalah 7,681 dengan internal audit terhadap efektivitas
nilai ttabel adalah 2,069 sehingga thitung > ttabel pengendalian intern persediaan.
(7,681 > 2,069) dengan tingkat 2. Nilai R sebesar 0,848 yang berarti
signifikansi 0,000 < 0,05 maka terdapat bahwa korelasi/hubungan antara
pengaruh signifikan dari internal audit internal audit dengan efektivitas
terhadap efektivitas pengendalian intern pengendalian intern persediaan barang
persediaan. mempunyai hubungan yang sangat
4.5.2 Koefisien Determinasi (R²) erat. Dikatakan sangat erat karena
Koefisien Determinasi (R²) angka tersebut diatas 0,5. Nilai R
digunakan untuk mengukur sejauh mana square atau nilai determinasi (R²) dari
variabel internal audit mampu menjelaskan penelitian ini adalah sebesar 0,720.
variabel efektivitas pengendalian intern Hal ini mengindikasikan bahwa
persediaan barang. variasi atau perubahan dalam
Model Summaryb efektivitas pengendalian intern
Adjusted R Std. Error of the persediaan barang mampu dijelaskan
Model R R Square Square Estimate
sebesar 0,720 oleh variasi atau
1 .848a .720 .707 4.195
perubahan internal audit dan sisanya
a. Predictors: (Constant), Internal Audit
b. Dependent Variable: Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan
28% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain.
Tabel diatas menunjukkan bahwa : 3. Y = 4,334 + 0.914X Artinya,
Konstanta (a) sebesar 4,334,
434
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435
menunjukkan nilai konstan dimana Akmal. Pemeriksaan Intern. Indeks.
jika nilai variabel internal audit (X) = Indonesia. 2006
0 maka variabel efektivitas Andayani, Wuryan. Audit Internal.
pengendalian intern persediaan (Y) Yogyakarta: BPFE. 2011
tetap sebesar 4,334. Sedangkan Bose, D Chandra. Modern Marketing:
koefisien X = 0,914, menunjukkan Principles and Practice. New Delhi:
bahwa internal audit berpengaruh PHI Learning Privated Limited. 2010
positif terhadap penerapan efektivitas Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis
pengendalian intern persediaan Multivariate Dengan Program SPSS,
barang. Artinya, jika peranan internal Edisi Ketiga, Badan Penerbit
audit ditingkatkan sebesar satu satuan, Universitas Diponegoro, Semarang.
maka penerapan efektivitas 2005
pengendalian intern persediaan barang Hall, James A., and Tommie Singleton.
akan meningkat sebesar 0,914. Audit Teknologi Informasi dan
5.2 Saran Assurance (Alih Bahasa : Fitriasari
Berdasarkan hasil analisis dan & Kwary). Edisi Kedua, Jakarta :
kesimpulan penelitian ini, maka diajukan Salemba Empat. 2007
saran sebagai berikut : Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik.
1. Internal audit yang dilakukan oleh Andi, Yogyakarta. 2008
Satuan Pengawasan Intern (SPI) sangat Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga,
membantu perusahaan khususnya Jakarta : Salemba Empat. 2008
manajemen dalam penerapan Prasetyo, Hari dan Nugroho, Munajat tri
efektivitas pengendalian intern dan Pujiati. Pengembangan Model
persediaan barang sehingga perusahaan Persediaan Dengan
harus tetap mempertahankan kinerja Mempertimbangkan Waktu
SPI. Selain itu, manajemen dan dewan Kadaluarsa dan Faktor Unit Diskon,
komisaris harus memberikan dukungan Universitas Muhamamdya, Surakarta.
penuh terhadap SPI agar dapat 2006
menjalankan tugasnya dengan baik, Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A.
salah satunya dengan mengadakan Arens dan Amir Abadi Yusuf. Jasa
program pendidikan dan pelatihan bagi Audit dan Issurance, Salemba Empat,
SPI untuk meningktkan fungsi dan Jakarta. 2011
tugasnya sebagai internal audit. Stice dan Skousen. Akuntansi
2. Didalam melakukan tindak lanjut atas Intermediate. Edisi Keenambelas,
rekomendasi atau saran-saran yang Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. 2009
telah diberikan, sebaiknya internal Sugiyono. Statiska Untuk Penelitian.
audit terlibat langsung dalam Cetakan Sembilan. Bandung : Alfabeta.
pengawasan pelaksanaan rekomendasi 2006
tersebut. Hal ini bukan saja bertujuan Susanto, Azhar. Sistem Informasi
agar auditor dapat melihat secara Akuntansi. Lingga Jaya. Bandung.
langsung proses pelaksanaan 2008
rekomendasi tersebut, tetapi juga Warren S. Carl, James M. Revee dan
mempercepat penanggulangan Philip E.Fees. Pengantar Akuntansi.
kelemahan dan perbaikan dari objek Edisi 21. Salemba Empat. Jakarta. 2005
atau bagian yang diperiksa. Tunggal, Amin Widjaja. Internal
DAFTAR PUSTAKA Auditing. Edisi Revisi, Harvarindo,
Agoes, Sukrisno dan Trisnawati Estralita. Jakarta. 2005
Praktikum Audit. Edisi Kedua. Jakarta Tugiman. Hiro. Standar Profesional
: Salemba Empat. 2008 Audit Internal, Kanisisus,
Yogyakart
435
JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 421-435