Anda di halaman 1dari 9

THERAPI MODALITAS SENAM DIABETES MELITUS

PADA LANSIA

A. Latar Belakang
Usia lanjut merupakan masa usia di mana terjadi perubahan-perubahan yang
menyebabkan terjadinya kemunduran fungsional pada tubuh. Salah satunya adalah
terjadinya penurunan produksi dan pengeluaran hormon yang diatur oleh enzim-enzim
yang juga mengalami penurunan pada usia lanjut.
Salah satu hormon yang menurun sekresinya pada usia lanjut adalah insulin. Hal
ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya diabetes mellitus pada usia lanjut.
Namun demikian, beberapa faktor resiko seperti resistensi insulin akibat kurangnya
massa otot dan terjadinya perubahan vaskular, kegemukan akibat kurangnya aktivitas
fisik yang tidak diimbangi dengan asupan makanan yang adekuat, sering
mengkonsumsi obat-obatan, faktor genetik, dan keberadaan penyakit lain yang
memperberat diabetes mellitus, juga memegang peran penting.
Diabetes melitus pada usia lanjut mempunyai gambaran klinis yang bervariasi
luas, dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata dan kadang-kadang menyerupai
penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut. Keluhan umum pasien
DM seperti poliuria, polidipsia dan polifagia, pada DM usia lanjut tidak ada. Umumnya
pasien datang dengan keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh
darah dan saraf. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada usia lanjut, respon tubuh
terhadap berbagai perubahan/gejala penyakit mengalami penurunan.Oleh karena itu,
dipandang perluuntuk mengadakan therapy modalitas lansia yang bertujuan untuk
menjaga kesehatan dan meningkatkan kesehatan termasuk fungsi kognitif dan
kesehatan fisik.
Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik
dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti senam Diabetes Melitus para penghuni panti werda
dapat menerapkan senam Diabetes Melitus sebagai kegiatan olahraga rutin.
2. Tujuan khusus
Setelah selesai mengikuti senam Diabetes Melitus 1x 30 menit, para penghuni
panti werda mampu :
a. Mengikuti senam Diabetes Melitus dengan lancer sampai dengan selesai
b. Memahami konsep senam Diabetes Melitus untuk lansia
c. Mampu mendemonstrasikan senam Diabetes Melitus

C. Kriteria Pemilihan Anggota Therapi


Semua penghuni panti werdayang mampu dan mau mengikuti senam Diabetes
Melitus kecuali penghuni panti yang sedang dalam pengobatan yang tidak dianjurkan
untuk mengikuti kegiatan senam

D. Perencanaan Interaksi
Hari / Tanggal : Sabtu, 22 Oktober 2011
Waktu : Pukul 08.00 WIB – 08.30 WIB
Tempat : Panti werda
Lama Kegiatan : 1 x 30 menit

E. Metode Therapi modalitas


Ceramah dan Praktek senam Diabetes Melitus

F. Tata Tertib Kegiatan


Selama kegiatan berlangsung, tata tertib yang harus ditaati adalah :
1. Seluruh peserta senam menggunakan pakaian bersih dan rapih
2. Selama kegiatan, peserta dilarang meninggalkan tempat kegiatan kecuali dengan ijin
fasilitator terlebih dahulu
3. Seluruh peserta menjaga ketertiban selama kegiatan
4. Selama kegiatan peserta tidak diperkenankan sambil makan

G. Teknik / Strategi
1. Peserta dalam satu kelompok dengan jumlah 8 orang
2. Peserta duduk berbaris di kursi menghadap pemandu
3. Pemandu senam berdiri didepan menghadap penghuni
4. Setiap baris di samping fasilitator
5. Observer berjalan ataupun berada di belakang barisan
H. Cara Bermain
1. Kegiatan dibuka oleh pemandu senam dengan menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan meliputi waktu, tujuan kegiatan yang akan dilakukan
2. Pemandu memimpin perkenalan diri kemudian diikuti dengan seluruh peserta
3. Peserta berbaris dalam 2baris tiap baris 4 orang
4. Setelah selesai perkenalan pemandusenam berdiri di depan barisan, fasilitator
mendampingi dalam setiap barisnya dan observer mengamati dan mengevaluasi
jalannya kegiatan
5. Senam Diabetes Melitus dilakukan dengan pemandu yang berada di depan, fasilitator
membantu kelayakan yang mengalami kesulitan
6. Gerakan dan tehnik senam terlampir selesai
7. Setelah selesai rangkaian kegiatan senam maka dikembalikan kepada pemimpin
senam untuk melakukan evaluasi dan observer menyimpulkan semua hal yang
berhubungan dengan kelangsungan kegiatan
8. Kegiatan ditutup

I. Pengorganisasian
1. Leader : Ricka Kusmayanti
Tugas :
 Memimpin jalannya therapy modalitas
 Merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalannya therapy
 Membuka acara
 Menutup acara
2. Fasilitator : Een Rohaeni, Yadi
Tugas
 Memfasilitasi peserta dalam therapy modalitas
 Mengarahkan peserta yang kurang kooperatif
3. Observer : Dede
Tugas :
 Mengobservasi jalannya therapy modalitas mulai dari persiapan, proses dan
penutup
 Membuat kesimpulan tentang jalannya kegiatan

J. Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Therapi Waktu Kegiatan Peserta


1 Pembukaan : Menjawab salam
Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam 5 menit
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Melakukan kontrak waktu
2 Inti : Memperhatikan penjelasan
Menjelaskan dan menguraikan dan demonstrasi
tujuan senam Diabetes Melitus Menanyakan hal – hal yang
Menjelaskan prosedur senam tidak di mengerti
Mendemonstrasikan senam 20 menit
Diabetes Melittus
Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
3 Penutup : 5 menit Mendengarkan
Mengucapkan terimakasih kepada Menjawab salam
peserta
Mengucapkan salam penutup

K. Antisipasi Masalah
1. Penanganan peserta yang tidak aktif
 Memanggil peserta
 Memberikan kesempatan untuk bertanya atau menjawab sapaan pemandu
senam
2. Bila peserta senam meninggalkan acara tanpa meminta ijin
 Memanggil peserta
 Tanyakan alasan kenapa ia meninggalkan tempat senam berlangsung
 Berikan penjelasan tentang tujuan senam Diabetes Melitus dan aturan yang di
beritahu di awal kegiatan
L. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Satuan senam kegiatan sudah di buat sebelum kegiatan dimulai
 Media telah disiapkan
 Tempat telah disiapkan
 Kontrak waktu telah disepakati
 Hadir tepat waktu
2. Evaluasi proses
Dapat mengkoordinir kegiatan senam Diabetes Melitus dan melakukan evaluasi
kegiatan dari awal sampai selesai
3. Evaluasi hasil
 Peserta yang ikut 100%
 Peserta mampu melaksanakan senam Diabetes Melitus
 Peserta menyampaikan kenyamanan setelah senam Diabetes Melitus
MATERI
SENAM DIABETES MELITUS

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan
merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000). Manfaat tersebut
didapat karena olah raga memberi pengaruh pada:
a. Jantung
Otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung bertambah besar, sehingga denyutan kuat
dandaya tampung besar. Kedua hal ini akan meningkatkan efisiensi kerja jantung.
Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu berdenyut te rlalu sering (Strauss,
1979 dalam Kushartanti, 2007).
b. Pembuluh darah
Elastisitas pembuluh darah akan bertambah, karena berkurangnya timbunan lemak dan
penambahan kontraktilitas otot dinding pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah
yang tinggi akan memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi
(Sukarman,1987 dalam Kushartanti, 2007).
c. Paru-paru
Elatisitas paru-paru akan bertambah, sehingga kemampuan berkembang kempis juga
akanbertambah (McArdle, 1986 dalam Kushartanti, 2007).
d. Otot
Kekuatan, kelentukan dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini disebabkan oleh
bertambah brooks 1984 dalam Kushartanti, 2007).
e. Tulang
Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatk an kekuatan, kepadatan dan
besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang (Fox, 1988 dalam Kushartanti,
2007).
f. Ligamentum dan tendo
g. Ligamentum dan tendo akan bertambah kuat, demikian juga perlekatan tendo pada
tulang (Teitz, 1989 dalam Kushartanti, 2007).esarnya serabut otot dan meningkatnya
sistem penyediaan energi di otot
Pedoman program latihan bagi penderita diabetes melitus
Pedoman program latihan bagi penderita diabetes melitus (Rifkin: 1984 dalam
Long,1996).
a. Jenis senam; aerobik
b. Durasi; 30-60 menit (pemanasan, inti, dan pendinginan)
Tahapan senam masing-masing tahap senam meliputi:
1) Lima sampai 10 menit pemanasan peregangan tungkai
2) 20-30 menit latihan aerobik dengan denyut jantung pada zona target (75 -80% denyut
jantung maksimal)
3) 15-20 menit latihan ringan dan peregangan untuk pendinginan

Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah setiap program latihan, apapun


macamnya harus mengandung unsur pemanasan, latihan inti dan pendinginan. Pemanasan
dimaksudkan untuk mempersiapkan organ-organ tubuh beserta perangkatnya (termasuk
enzim) agar mampu melakukan gerakan-gerakan dengan baik dan terhindar dari cedera.
Lebih dari itu pemanasan juga dimaksudkan untuk mempersiapkan menghadapi latihan.
Latihan inti disesuaikan dengan kemampuan, kemauan, keharusan dan keadaan. Latihan
ini sangat spesifik, setiap kasus berbeda dan pada kasus yang sama pun satu orang dengan
orang lain akan berbeda.
Pendinginan dilakukan dengan cara mengurangi gerakan secara bertahap sebelum
berhenti sama sekali. Merupakan suatu keharusan untuk melakukan pendinginan setelah
latihan, sebab tanpa pendinginan dapat timbul rasa pusing, mual, muntah, bahkan bisa
sampai pingsan. Pendinginan juga bermanfaat untuk mempercepat hilangnya rasa capai
latihan, sebab zat pelelah (asam laktat) akan segera kembali ke peredaran darah.
Tahap-tahap senam seperti yang diungkapkan Sumarni (2008) adalah:
1) Pemanasan 1
Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan keatas seluruh bahu. Kedua tangan bertautan.
Lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.
2) Pemanasan 2
Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke de pan tubuh hingga lurus bahu. Kemudian,
gerakkan kedua jari seperti hendak meremas. Lalu, buka lebar. Lakukan secara
bergantian, namun tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga lurus bahu.
3) Inti 1
Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki kiri tetap di tempat.
Tangan kanan diangkat diangkat ke kanan tubuh selurus bahu. Sedangkan tangan kiri
ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.
4) Inti 2
Posisi berdiri tegap. Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis bentu k sudut 90
derajat. Kaki kiri tetap ditempat. Tangan kanan diangkat kekanan tubuh selurus bahu.
Sedangkan tangan kiri di tekuk hingga telapak tagan mendekati dada. Lakukan secara
bergantian.
5) Pendinginan 1
Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan ki ri lurus kedepan selurus bahu.
Tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian.
6) Pendinginan 2
Posisi kaki bentuk hurut V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas dengan
membentuk huruf V.

Gerakan Senam Diabetes


Gerakan kaki.
Posisi awal: duduk tegak diatas sebuah kursi jangan bersandar.
Latihan 1 (10 kali)
1. Gerakan jari-jari kedua kaki seperti membentuk cakar
2. Luruskan kembali
Latihan ke 2 (10 kali)
1. Angkat ujung kaki, tumit tetap diletakkan diatas lantai
2. Turunkan ujung kaki, kemudian angkat tumitnya dan turunkan kembali
Latihan ke 3 (10 kali)
1. Angkat kedua ujung kaki
2. Putar kaki pada pergelangan tangan, ke arah samping
3. Turunkan kembali ke lantai dan gerakan ke arah tengah
Latihan ke 4 (10x)
1. Angkat kedua tumit
2. Putar kedua tumit ke arah samping
3. Turunkan kembali kelantai dan kembali ketengah
Latihan ke 5 (10 kali)
1. Angkat salah satu lutut
2. Luruskan kaki
3. Gerakan jari-jari kaki ke depan
4. Turunkan kembali kaki, bergantian dengan kaki yang lain
Latihan ke 6 (10 kali)
1. Luruskan salah satu kaki diatas lantai
2. Kemudian angkat kaki tersebut
3. Gerakan ujung-ujung kearah muka
4. Turunkan kembali tumit kelantai
Latihan ke 7 (10 kali)
Seperti latihan ke 6, tetapi kali ini dengan kedua kaki bersamaan
Latihan ke 8 (10 kali)
1. Angkat kedua kaki, luruskan dan pertahankan posisi tersebut
2. Gerakan kaki pada pergelangan kaki, ke depan dan ke belakang
Latihan ke 9 (10 kali)
1. Luruskan salah satu kaki dan angkat
2. Putar kaki pada pergelangan kaki
3. Tuliskan di udara pada kaki angka 0 s/d 10
Latihan ke 10 (10 kali)
1. Selembar koran dilipat-lipat dengan kaki menjadi bentuk bulat seperti bola. Kemudian
dilicinkan kembali dengan menggunakan ke dua kaki, setelah itu di sobek -sobek.
2. Kumpulkan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki dan letakkan diatas lembaran
koran lainnya. Bungkuslah semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

Anda mungkin juga menyukai