Anda di halaman 1dari 6

Untuk melindungi sumber daya genetik ternak Indonesia dan memberikan perlindungan hukum

terhadap kepemilikan galur ternak, pada tahun 2015 Pemprov Jateng menerima Keputusan
Menteri Pertanian RI tentang Penetapan Galur Sapi Peranakan Ongole (PO) Kebumen.

penetapan galur sapi PO Kebumen berarti secara yuridis telah diakui pemerintah bahwa jenis
sapi tersebut merupakan salah satu sumber daya genetik yang potensial untuk pengembangan
sapi PO.

Berdasarkan penelitian dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah,
beberapa tahun yang lalu, sapi PO (Peranakan Ongole) Kebumen yang berkontribusi pada
penelitian teknis membandingkan sapi PO yang ada di tanah air.

"Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen memiliki tanggung jawab yang besar
untuk pelestarian dan pengembangannya. Diantaranya, dengan menggelar Kontes dan Lomba
Sapi PO Kebumen Tingkat Kabupaten Kebumen pada tahun 2019 ini," ujar Kabid Peternakan
dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan ( Distapang) Kebumen, Ir Ika Rahmawati di
ruang pengambilan, Kamis (22/08/2019).

Merupakan kategori peserta kontes dan lomba sapi PO Kebumen ini terdiri dari 7 golongan,
yaitu induk sapi yang diberikan 24 hingga 48 bulan. Juga, pejantan sapi yang berumur 30 sampai
60 bulan, calon yang dibebaskan 15 sampai 24 bulan, calon yang berusia 18 sampai 30 bulan.

Selain itu, pedet mulai 5 hingga 7 bulan, pedet betina mulai 5 hingga 7 bulan dan gabungkan
pejantan yang diminati minimal 2 tahun atau gigi yang diinginkan. Berbagai tahapan lomba sejak
pendaftaran hingga final dilakukan sejak 1 Juli 2019 hingga 29 Agustus 2019 mendatang.

"Penilaian terhadap peserta yang masuk nominasi akan dilakukan 29 Agustus 2019 mendatang di
Eduwisata Peternakan Terintegrasi Kampung Sapi PO Kebumen di Desa Sitiadi Kecamatan
Puring Kebumen. Dewan juri dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, BPTP
Jawa Tengah, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Distapang Kebumen , "ucap Ika.

Menurut Ika, peternak sapi di Kebumen diharapkan dengan bangga dan memiliki motivasi tinggi
untuk membebaskan sapi PO Kebumen. Itulah salah satu tujuan lomba ini. "Peternak juga harus
bisa memilih bibit sapi PO Kebumen yang diunggulkan dan berkualitas. Kami ingin Kebumen
bisa menjadi penghasil bibit sapi PO di tingkat nasional dan harga jual sapi PO Kebumen yang
disetujui bisa meningkat guna memperoleh manfaat peternak," ujar Ika. (Dwi)
Adapun kategori kontes dan lomba sapi PO Kebumen ini terdiri dari 7 macam, yaitu kategori
induk berumur 24 sampai 48 bulan, kategori pejantan berumur 30 sampai 60 bulan, kategori
calon induk berumur 15 sampai 24 bulan, dan kategori calon penjantan berumur 18 sampai 30
bulan.
Selain itu, dilombakan juga kategori pedet (anakan sapi) jantan berumur 5 sampai 7 bulan, pedet
betina berumur 5 sampai 7 bulan, dan kategori penggemukan yaitu pejantan berumur minimal 2
tahun.
Wakil Ketua Sementara DPRD Nur Hariyadi berharap, digelarnya kontes ini dapat melestarikan
sapi PO Kebumen sebagai sumber daya genetik sapi khas Kebumen.
“Karena formatnya perlombaan, diharapkan ini bisa memberikan semangat dan motivasi bagi
peternah, sehingga mampu menghasilkan bibit yg baik,” kata Nur Hariyadi usai acara.

Berikut pemenang lomba pada masing-masing kategori:

Pemenang Lomba Kategori Penggemukan:


1. Wahyu Setyo, Brecong; Nama sapi: Herseto
2. Sahidun, Bocor; Nama sapi: Jaka Sadu
3. Sukarto, Gebangsari; Nama sapi: Blongo
4. Rojimin, Jogosimo; Nama sapi: Bilowo
5. Arumtono, Bonjoklor; Nama sapi: Wiratmo
6. Suryono, Logandu; Nama sapi: Suryapala

Pemenang Lomba Penjantan:


1. Supandi, Gondanglegi; Nama sapi: Laraseta
2. Jimin, Sitiadi; Nama sapi: Gobeel
3. Sadiyo, Klegenrejo; Nama sapi: Sanjaya
4. Khamdani, Tambakprogaten; Nama sapi: Bawor
5. Ahmad Khotibi; Grogol Penatus; Nama sapi: Bagol
6. Samijo, Klegenrejo; Nama sapi: Jalitheng

Pemenang Lomba Induk:


1. Dalyanto, Karangrejo; Nama sapi: Arimbi
2. Salijo, Gondanglegi; Nama sapi: Deblong
3. Eko Darnuji, Karanggadung; Nama sapi: Ekasari
4. Supriyono, Surorejan; Nama sapi: Galuh
5. Darmadi, Karangrejo; Nama sapi: Pertiwi
6. Wagiran, Lembupurwo; Nama sapi: Anjani

Pemenang Lomba Calon Pejantan:


1. Dariman, Karangrejo; Nama sapi: Ontorejo
2. Baryanto, Tukingedong; Nama sapi: Bolodewo
3. Tombangi, Ampelsari; Nama sapi: Janoko
4. Mungawin, Jogosimo; Nama sapi: Gagah
5. Ramli, Tambakprogaten; Nama sapi: Kamandanu
6. Darusman, Banjurpasar; Nama sapi: Bagaswaras

Pemenang Lomba Calon Induk:


1. Partu/Sapar, Klegenrejo; Nama sapi: Mutiara
2. Dedi Subagyo, Jerukagung; Nama sapi: Sophie
3. Jumadi, Sitiadi; Nama sapi: Nanik
4. Zaeni, Kenoyojayan; Nama sapi: Si Putri
5. Mariyo, Karangrejo; Nama sapi: Ratih
6. Ahmad Tholibin, Karanggadung; Nama sapi: Kemuning

Pemenang Lomba Pedet betina:


1. Wahono, Ambalkumolo; Nama sapi: Utari
2. Saring, Banjurpasar; Nama sapi: Setoyekti
3. Amin Daroni, Karanggadung; Nama sapi: Kenanga
4. Dahyono, Brecong; Nama sapi: Permata Putri
5. Salijo, Gebangsari; Nama sapi: Lady Diana
6. Darikin, Wetonwetan; Nama sapi: Erni

Pemenang Lomba Pedet Jantan:


1. Mudiono, Karangrejo; Nama sapi: Birowo
2. Martijo, Brecong; Nama sapi: Putu Waringin Seto
3. Remang, Ayamputih; Nama sapi: Janoko
4. Agus Miswanto, Ampelsari; Nama sapi: Irawan
5. Samilah, Sitiadi; Nama sapi: Ujang
6. Aris Dwi Hartono, Tanggulangin; Nama sapi: Dwipangga

Semangat yang tinggi para pelaku pembibitan sapi PO Kebumen masih sangat terasa. Hal ini
terlihat saat dilaksanakannya pertemuan anggota Asosiasi/Perkumpulan Peternak Pembibit Sapi
PO Kebumen (PERPOKEB). Pertemuan dilaksanakan (18/7) di Desa Lembupurwo, Kecamatan
Mirit, Kabupaten Kebumen. Dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Kebumen, Kepala Desa Lembupurwo, Para Pengurus PERPOKEB, Pengawas Bibit
Ternak, Petugas Kesehatan Hewan, dan BPTP Jawa Tengah. Hadir pula para anggota asosiasi
yang terdiri dari 29 kelompok perbibitan. Pertemuan ini adalah untuk membahas terkait program
kerja PERPOKEB dan rencana terkait pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
Pembentukan BUMP tersebut merupakan usulan dari tim BPTP Jawa Tengah. Hal ini terkait
dengan kegiatan pengembangan sistem agribisnis pada Kawasan Pertanian Sejahtera (SAPIRA)
Kabupaten Kebumen. Upaya pembentukan BUMP adalah karena perlu adanya suatu
kelembagaan usaha yang dilaksanakan secara professional. Selain itu juga berorientasi bisnis
yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku perbibitan
sapi PO Kebumen. Dampak lain terbentuknya kelembagaan ini adalah, dapat mendorong
semangat para pelaku perbibitan dan menjamin keberlangsungan pengembangan sapi PO
Kebumen. Hal ini pula yang menjadi salah satu rumusan hasil Focus Group Discussion (FGD)
para pelaksana perbibitan sapi PO Kebumen yang telah dilaksanakan sebelumnya (21/5). Tujuan
adanya BUMP adalah, 1) posisi tawar peternak meningkat, pendapatan dan pengetahuan
peternak semakin besar, 2) kemudahan dalam mendapatkan sarana produksi dan permodalan, 3)
peningkatan produksi, dan 4) kelancaran dalam pemasaran produk usaha peternakan.

Beberapa lini usaha yang mungkin bisa dilakukan oleh BUMP antara lain, 1) penyediaan sarana
produksi (input seperti pakan ternak), 2) pembelian dan penjualan bibit ternak sapi PO Kebumen
yang telah mendapat sertifikat LsPro, 3) penyediaan persewaan induk pejantan untuk proses
kawin alam, 4) kerjasama kemitraan dengan petani dalam perbibitan ternak sapi PO Kebumen, 5)
pengolahan dan pemasaran output sampingan dari kotoran ternak untuk dijadikan sebagai pupuk
organik, dan 6) penyediaan simpan pinjam untuk membantu permodalan bagi peternak. Dalam
pertemuan PERPOKEB tersebut, para anggota sepakat dan menyetujui dibentuknya BUMP.
Ketua PERPOKEB menyampaikan bahwa untuk menuju pembentukan BUMP perlu
dilaksanakan koordinasi yang lebih intensif guna menyusun dan mempersiapkan syarat-syarat
yang diperlukan dalam membentuk suatu badan usaha. Selain itu, disampaikan pula bahwa
pendampingan dan dukungan dari BPTP Jawa Tengah dan Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen
sangat diperlukan agar tujuan tersebut bisa tercapai. Sebagai tindak lanjut pertemuan awal ini,
maka akan dilaksanakan studi banding ke BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad di Kabupaten
Wonogiri pada awal Agustus 2019.
Sapi PO Kebumen merupakan aset ternak Jawa Tengah yang memiliki nilai ekonomi dan
sosial yang tinggi.
Sapi PO ini terbukti memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
pangan dan pupuk organik untuk mendukung usaha pertanian.
Selain itu, Sapi PO Kebumen memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan sapi
PO pada umunya yang tersebar di Indonesia.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen memiliki tanggung jawab yang besar untuk
pelestarian dan pengembangan sapi PO (Peranakan ongole).
Diantaranya, dengan menggelar Kontes dan Lomba Sapi PO Kebumen Tingkat
Kabupaten Kebumen pada bulan Juni – Juli tahun 2019.
Semangat yang tinggi para pelaku pembibitan sapi PO Kebumen masih sangat terasa. Hal
ini terlihat saat diadakannya Kontes dan Lomba Tingkat kabupaten.

Peternak melalui kelompok pembibitan/ktt mengirimkan data-data sapi yang akan


diikutkan sertakan dalam kontes dan lomba ke panitia dari tanggal 1 sampai 15 juli 2019.
selanjutnya penilaian dilakukan dalam 3 tahapan antara lain: seleksi administrasi pada
tanggal 16-17 juli 2019.
visitasi/kunjungan lapangan pada tanggal 23 juli – 16 agustus 2019 dan penentuan
nominator pada tanggal 22 agustus 2019.
Sapi po yang lolos seleksi administrasi akan dilakukan visitasi / kunjungan lapangan
untuk memilih enam nominator untuk setiap kategori.
Enam kategori terpilih untuk masing-masing kategori akan diundang mengikuti kontes
pada tanggal 29 agustus 2019.

Dalam rangka HUT Kota Kebumen Distapang mengadakan Kontes dan Lomba Ternak
Sapi PO Tingkat Kabupaten Kebumen.
Disamping ikut memeriahkan HUT KOTA KEBUMEN diadakannya kontes dan lomba
ini untuk meningkatkan motivasi peternak
Untuk memelihara sapi po kebumen berdasarkan prinsip good management practices agar
bisa menjadi penghasil sapi po kebumen yang diunggulkan, berkualitas dan menjadi penghasil
bibit sapi po di tingkat nasional.

Adapun kategori kontes dan lomba sapi PO Kebumen ini terdiri dari 7 macam,
kategori induk berumur 24 sampai 48 bulan,
kategori pejantan berumur 30 sampai 60 bulan,
kategori calon induk berumur 15 sampai 24 bulan,
dan kategori calon penjantan berumur 18 sampai 30 bulan.
Selain itu, dilombakan juga kategori pedet (anakan sapi) jantan berumur 5 sampai 7 bulan,
pedet betina berumur 5 sampai 7 bulan, dan kategori penggemukan yaitu pejantan berumur
minimal 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai