Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebenarnya usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian telah
sejak lama dilakukan yakni sebelum masehi, orang mencoba-coba
memberikan ciri-ciri khusus kepada sesuatu, baik itu berujud benda,
pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara mencari sesuatu
yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang
kuat. Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia, seseorang berusaha
mencari ciri-ciri khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.
Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berependapat bahwa
segala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan
udara, mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang terlalu
banyak salah satu dari keempat unsur tersebut. Bila didalam tubuh seseorang
terlalu banyak unsur tanah, misalnya maka orang itu akan memiliki sifat
dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh, dsb. Sedang bila kebanyakan
unsur api, maka orang tsb. Akan kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan
seakan-akan tidak punya pendirian.
Ada pula yang mencoba menghubungkan tata bintang dalam hubungannya
dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannnya dengan watak orang
yang dilahirkan pada musim itu (astrologi). Usaha-usaha yang masih bersifat
pra-ilmiah.

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan adaptif ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui proses adaptif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Adaptif
Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat
hidup eksis ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan
lingkungan. Dengan penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan
kearah yang lebih maju (modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki
daya upaya untuk dapat menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif.
Seseorang aktif melakukan penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya,
yaitu antara kebutuhan dan pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak
seimbang menjadi seimbang. Bentuk ketidakseimbangan yang dapat muncul
yaitu: bimbang/ragu, gelisah, cemas, kecewa, frustasi, pertentangan (conflict),
dan sebagainya. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain: jenis kelamin, umur, motivasi, pengalam, serta
kemampuan dalam mengatasi masalah.
Dua bentuk ketidakseimbangan yang perlu mendapat perhatian yaitu
frustasi dan konflik:
1. Frustasi
Ada beberapa faktor penyebab frustasi. Pada umumnya frustasi dapat
disebabkan karena:
a. Tertundanya pencapaian tujuan seseorang untuk sementara, atau untuk
waktu yang tidak menentu.
b. Sesuatu yang menghambat apa yang sedang dilakukan
Faktor penghambat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu faktor interen dan
faktor eksteren:
a. Faktor interen, yaitu semua faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,
yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Contoh faktor interen yaitu
keadaan jasmani dan rohani.

2
b. Faktor eksteren, yaitu semua faktor yang berasal dari luar dirinya, yang
dapat berpengaruh positif atau negatif. Faktor eksteren terbagi lagi
menjadi tiga yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2. Konflik
Konflik (pertentangan) dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan
dalam diri individu. Salah satu contoh: ‘Seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan yang harus dipilih satu, atau beberapa diantaranya’.
Seseorang yang mengalami konflik dan tidak segera diatasi, dapat
menimbulkan gangguan perilaku. Beberapa contoh lain untuk situasi konflik
adalah sebagai berikut.
a. Approach-approach
Konflik angguk-angguk, berhadapan dengan 2 pilihan yang menarik.
Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua motif atau lebih
kesemuanya mempunyai nilai positif bagi individu yang bersangkutan,
dan individu harus memilih diantara motif-motif yang ada.
b. Avoidance-avoidance
Konflik geleng-geleng, berhadapan dengan 2 pilihan yang tidak
diinginkan. Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua atau
lebih motif yang kesemuanya mempunyai nilai negatif bagi individu
yang bersangkutan. Individu tidak boleh menolak semuanya, tetapi harus
memilih salah satu dari motif-motif yang ada.
c. Approach-avoidance
Konflik geleng-angguk, satu pilihan menyenangkan dan satu pilihan
tidak menyenangkan. Konflik ini timbul apabila organisme atau individu
meghadapi objek yang mengandung nilai positif, tetapi juga mengandung
nilai yang negatif.
d. Double approach avoidance conflict
Banyak konflik dan sebagainya. Konflik ini mengandung baik nilai yang
positif maupun negatif, dan individu harus memilih.
Dalam menghadapi frustasi dan/atau konflik, seseorang hendaknya
memiliki kemampuan (kecakapan) untuk menganalisis setiap stimulus.

3
Dengan kecakapan yang dimiliki ia akan dapat menyelesaikan masalahnya.
Analisis dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari yang sangat sederhana
(ringan) menuju yang kompleks (berat). Dengan demikian secara bertahap
pula akan ditemukan keseimbangan. Hal ini dapat dilakukan dengan penuh
kesabaran. Frustasi dan/atau konflik dapat diseimbangkan dengan berbagai
cara. Trial and error (mencoba dan salah) merupakan salah satu cara yang
dapat membentuk ‘kebiasaan’ dan ‘mekanisme’.
Ada bermacam-macam mekanisme pertahanan ego (mekanisme
pertahanan) yang dapat dijadikan rambu-rambu sebagai berikut:
a. Agresi
Yaitu menyerang obyek frustasi untuk mendapatkan kepuasan.
b. Menarik diri
Yaitu menarik atau undur diri dari permasalahan. Menarik diri adalah
mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi,
ia akan menarik diri dari pergaulan lingkungannya. Contoh: tidak lulus
ujian OSCA, seorang mahasiswa mengunci diri dikamar dan tidak mau
bergaul.
c. Mimpi siang hari
Yaitu untuk mencapai kepuasan dengan berkhayal.
d. Regresi
Merupakan reaksi terhadap frustasi dan nampak pada kanak-kanak.
Contoh: seorang anak yang mulai berkelakuan seperti bayi, ketika
seorang adiknya dilahirkan.
e. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah suatu usaha untuk menghindari konflik psikologis
dengan membuat alasan yang masuk akal (rasional). Contoh: seorang
mahasiswa nilai ulangan buruk, alasannya karena sakit sehingga tidak
dapat belajar, padahal sebenarnya IQ-nya kurang.
f. Represi
Represi adalah konflik pikiran, implus-implus yang tidak dapat diterima
dengan paksaan dan ditekan ke dalam alam tidak sadar serta sengaja

4
dilupakan, situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dan
sebagainya. Contoh: kita mencoba melupakan pengalaman pahit masa
lalu. Hal-hal yang ditekan ini akan tetap hidup di alam tidak sadar.
g. Identifikasi
Yaitu mendapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri pada tokoh
yang dikagumi. Identifikasi adalah suatu cara digunakan individu untuk
menghadapi orang lain dengan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia
ingin serupa dan bersifat seperti orang lain tersebut. Contoh: seorang
remaja mengidolakan seorang artis, maka remaja tersebut akan
bertingkah laku seperti artis yang diidolakan tersebut, seperti gaya
potongan rambut ataupun cara berpakaian.
h. Kompensasi
Yaitu dapat bersifat positif atau negatif. Kompensasi adalah seorang
individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapat
kepuasan di bidang lain. Contoh: seorang mahasiswa kebidanan prestasi
belajarnya rendah, tetapi menonjol dalam bidang olahraga.
i. Reaksi konversi
Karena terjadi konversi ketegangan emosi kesan dari psikologis.
Seseorang yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba mengatasi
dengan sakit kepala, sakit perut, dll.
j. Mengisar (displacement)
Mengisar (displacement) adalah pemindahan perilaku kepada perilaku
yang lain bentuknya atau ke objek lain. Contoh: seorang mahasiswa
berbuat kesalahan pada waktu praktik dan ditegur oleh kepala ruangan,
kemudian mahasiswa menumpahkan kemarahannya kepada pasien yang
dirawatnya.

5
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian.Dalam hal ini
respon individu terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat
mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis dalam
perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk
mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada
keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptip ada
yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu
lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut.

B. Saran
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap pembacanya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Marmi dan Margiyati. 2013. Pengantar Psikologi Kebidanan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai