Anda di halaman 1dari 16

KESEHATAN REPRODUKSI PADA WANITA SEPANJANG DAUR

KEHIDUPAN

DOSEN PEMBIMBING : BD OKNALITA SIMBOLON STr.keb,MTr.keb

OLEH:

NAMA : MIKKA DEIMA PANJAITAN

NIM : 2115012

PRODI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KESEHATAN BARU JALAN BUKIT INSPIRASI KECAMATAN
DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebenarnya usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian telah sejak lama
dilakukan yakni sebelum masehi, orang mencoba-cobamemberikan ciri-ciri khusus kepada
sesuatu, baik itu berujud benda, pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara
mencari sesuatuyang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang
kuat.Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia, seseorang berusaha mencariciri-ciri
khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno,
yang berependapat bahwasegala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah,
air, api, danudara, mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorangterlalu
banyak salah satu dari keempat unsur tersebut. Bila didalam tubuhseseorang terlalu banyak
unsur tanah, misalnya maka orang itu akanmemilikisifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah
terpengaruh, dsb. Sedang bilakebanyakan unsur api, maka orang tersebut. Akan kelihatan
lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-akan tidak punya pendirian.Ada pula yang mencoba
menghubungkan tata bintang dalamhubungannya dengan musim, bernama astronomi, dalam
hubungannnyadengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu (astrologi).Usaha-
usahayang masih bersifat pra-ilmiah.

B. Tujuan Penulisan

Kami menulis makalah ini dengan tujuan untuk membahas lebih dalamtentang proses
tahapan-tahapan psikologi dan proses adaptasi psikologi padawanita sepanjang daur
kehidupan

C. Manfaat penulisan

1.Untuk mengetahuai tentang pengertian proses-proses adaptasi

2.Untuk mengetahui proses adaptasi psikologi pada wanita daurkehidupan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahapan-Tahapan Proses Adaptasi

1.Adaptif

Dasar psikologi Manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan, akan tetapi


tidakselalu manusia yang selalu berubah tetapi justru manusia yang
harusmengubahnya.Manusia sebagai mahkluk hidup mempunyai daya upayauntuk dapat
menyesuaikan diri baik aktif maupun pasif. Macam-macamcara manusia menyesuaikan.Pada
dasarnya seseorang aktifmelakukan penyesuaian diri bila ketergantungan keseimbangan
makaakan merespon diri tidak seimbang menjadi seimbanga.Ketidakseimbangan yang
ditimbulkan dapat berupa: frustasi dan konflik yangdilakukan oleh seseorang dalam
penyesuaian dari ketergantungan.

a.Pengalaman masing-masing

b.Motivasi

c.Kemampuan dalam mengatasi masalah.

2.KonflikDalam konflik seseorang dihadapkan pada keadaan yang


penuhkebimbangan.contoh

1) Orang yang dihadapkan pada dua pilihan.

2)Banyak orang orang yang mengalami konflik dan konflik tidak bisasegera diatasi sehingga
menimbulkan gangguan perilaku, yangakhirnya dapat menganggu kehidupan sehari-
harinya.Ada bermacam-macam situasi konflik yaitu:

1) Approach-approach yaitu berharap dengan dua pilihan yangmenarik

2) Avoidance-avoidance yaitu berharap dengan pilihan yang tidak diinnginkan.

3) Approach-avoidance yaitu harus melakukan satu hal yang diinginkantetapi sekaligus


didalamnya ada hal-hal yang tidak di ingginkan.
4) Double approach avoidance conflik yaitu mencangkup 2 stimulasiyang komplek yang
kompak masing-masing stimulasi menimbulkanrespon angguk dan geleng(Suryani &
Widyasih, 2009).Banyak sekali dalam kehidupan,dimana situasi menimbulka approach-
approachavoidance sehingga dibutuhkan suatu kecakapanuntuk menganalisa masing-masing
stimulasi yang menimbulkan approach- approach avoidance (Suryani & Widyasih, 2009)

Analisa dalam keadaan yang membigungkan dalam di lakukan daritahapan-ketahapa,


biasanya hal seperti ini bisa di capai tidak srkaligus, jauh orang yang menyadari bahwa
sesuatu yang sulit dapat di pecahkan sekaligus maka ia akan mengurangi konflik
tersebut”kesadaran”(Suryani & Widyasih, 2009).Orang belajar merespon konflik dan frustasi
bisa dengan berbagaicara. Cara itu bisa menjadi rutin. Karena cara itu memberikan penguatan
dan terus diulang-ulang. Bila satu cara terbentuk dengan baik- baik dan selanjutnya menjadi
kebiasaam, biasanya terbentuk mekanisme.Mekanisme terbentuk dengan cara: mula-mula
seseorang melakukan trialand eroe untuk menghilangkan ketengangnya pada waktu frustasi
dankonflik. Semua cara untuk menentukan cara mana yang dapatmenurunkan
ketegangan.Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian:(Suryani &Widyasih, 2009).

1. AgresiIndividu menyerang objek frustasi. Apabila dengan cara ini individumendapat


kepuasan, maka individu akan menggunakan menguragiagresi.
2. Menarik diriMerupakan rekasi yang mudah dilakukan, relative tidak
banyakmengeluarkan energi dan lingkungan sekitar, ini lebih di terima
olehmasyarakat banyak.
3. Mimpi siang hari.Membuat orang mencapai kepuasan dengan berkhayal.Isikhayalan
hanya di ketehaui dirinya sendiri dan sehingga tidak bisa dikrtitik.Dalam batas-batas
tertentu dikatakan normal, tetapi kalaudilakukan oleh setiap orang sangat mengalami
ketidakseimbangandia menjadi lari dari kenyataan.Ini merupakan sumber dan
gangguankejiwaannya.Fantasi tak memecahkan masalah secara tial tetapi bahwa
fantasi dapat melepaskan kelelahan.
4. RegresiKebanyakan meruapakan reaksi terhadap frustasi dan Nampak pada kanak-
kanak.
5. RasionalisasiPembenaran atas satu perilaku, bisa disebabkan oleh alasan
yangsebenarnya dan perilaku itu tidak diterima oleh masyarakat.
a)Sourgrapes
b)Sweet lemon
c)Kambing hitam

6. RepresiSituasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dan lainsebagainya, lebih


baik di lupakan
7. IdentifikasiMedapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri padatokoh yang di
kagumi.Identifikasi bisa terjadi padakelompok/lembaga yang bisa menjadi kebanggab
tertentu maka anakdi harapkan dapat melakukan identifikasi pada sekolah
8. KompensesiGejalanya anak akan mengembangkan seacara berelebihan pada perilaku
tertentu atau kegiatan tertentu. Kompensasi bersifat positifatau negatif, maka tugas
lembaga pendidikan mengarahkanpadakompensasi yang positif.
9. Reaksi konvensiSeorang yang tidak mengatasi konflik mencoba mengatasidengan
sakit kepala, sakit perut dan lain-lain.Tahapan-tahapan gejalatersebut tidak
sederhana(Suryani & Widyasih, 2009).
Mal adaptif Beberapa petunjuk yang dapat di gunakan untuk mendeteksi
adanyamal adaptif:
a. Sensitif terhadap kritikIndividu tidak bisa mersepon secara positif terhadap koreksi
juga tidak dapat mengkritik diri sendiri.
b. Tidak mampu kompotensiIndividu hanya mau berkompetensi dengan lawan yang
jelas dandapat dikalahkan(Suryani & Widyasih, 2009).

B. Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur kehidupan.

1. Masa bayi
a. Masa bayi neonatal meruapakn masa terjadinya penyusuaian radikal.Meskipun
rentang kehidupan manusia secara resmi dimulai padasaat kelahiran.kelahiran.
Kelahiran merupakan suatu gangguan pada pola perekembangan yang dimulai
pada saat pembuahan.Ini adalahsatu peliharan dan lingkungan dalam ke
lingkungan luar.Sepertihalnya semua peliharaan, di perlukan penyusuaian diri dari
bayi.Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakukan, namun bagi lainterasa
sulit dan mengalami kegagalan. Miller mengatakan “dalam seluruh kehidupannya
tidak pernah terjadi perubahan lokasi yangsangat tiba-tiba dan sangat
menyeluruh(Suryani & Widyasih, 2009).
b. Pelbagi penyesuiaian pokok yang dilakukan bayi neonatal.Bayi neonatal harus
melakukan empat penyusuaian pokoksebelum mereka dapat melanjutkan
perkembangan mereka.Kalau penyesuaian ini tidak segera dilakukan, kehidupan
mereka terencamselama penyesuaian ini tidak terjadi kemajuan
perkembangan,malahan perekembangan yang lebih rendah. Penyesuaian ini
dapatdiuraikan sebagai berikut:
1)Perubahan suhu.
2)Bernapasan
3)Mengisap dan menelan.
4) pembuanganPada mulanya bayi mengalami kesulitan dalam menyesuaikandiri
dengan kehidupan pascanatal.Beberapa mugkin mengalamikesulitan dalam
penyesuaian dengan perubahan dan menderita dalam penyesuaian dengan
perubahan suhu dan menderita dengan salesmateng dapat berkembang menjadi
Pneumonia Bayi yang lainmengalami kesulitan dalam bernapas dan harus di
berioksigen.Kebanyakan bayi tercekik pada saat mencoba menghisapdan menelan,
dan banyak yang sering muntah sehingga kurangmemperoleh makan yang di
perlukan untuk pertumbuhan atau tidakdapat mempertahankan berat badan
mereka. Tidak banyak yangmengalami kesulitan dalam pembuangan air besar
(Suryani &Widyasih, 2009).Tiga indikasi umum tentang kesulitan penyesuaian
padakehidupan setelah kelahiran seperti bahasa di bawah ini (Hurlock,1992)1)
Berkurang berat badanKarena adanya kesulitan untuk menghisap dan
menelan, bayi yang baru lahir biasanya mengalami penurunan berat badabdalam
minggu pertama (Suryani & Widyasih, 2009).

2) Perilaku yang tidak teraturPada hari pertama atau hari kedua pascanatal, semua
bayimenunjukan perilaku relative yang tidak teratur, seperti tidakketurutan dalam
bernapas, sering kencing dan berak, tersendakdan muntah. Hal ini sebagai
disebabkan karena adanya tekanan pada otak selama persalinan yang
mengakibatkan keadaan pingsan dan sebagai karena keadaan susunan saraf
otonom yangkurang berekembang yang mengendalikan keseimbangan(Suryani &
Widyasih, 2009).
3) Kematian bayiBahkan sehingga sekarang ini, tingkat kematian bayi selamadua
hari pertama pascanatal senderung tinggi kematian itudisebabkan oleh faktor yang
berbeda(Suryani & Widyasih,2009).
c. Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian kehidupan pascanatal.Banyak kondisi
yang mempengaruhi keberhasilanbayi untukmenyesuaikan diri dari kehidupan
pascanatal. Kondisi terpentinganatara lain, seperti yang ditunjukan oleh riset: jenis
persalinan dan pengalaman- pengalaman yang berkait dengan persalinan, lamanya
periode kehamilan, sikap-sikap orng tua dan perawatan pascanatal.Karena begitu
penting maka perlu membahas masing-masing kondisisecara rinci(Suryani &
Widyasih, 2009).

2. Masa Balita
Pada masa ini anak kelihatan berperilaku agresip, membrontak,menentang
keinginan orang lain. khususnya orang tua, Ia sudah mulaimempertanggung
jawabkanperbuatanya sendiri(Marmi & Margiyati,2013).Sebagian besar orang tua
memandang masa balita sebagai usiayang mengandung masalah atau usia sekolah,
dengan munculnyamasalaperilaku anak. sebenarnya pada masa ini adalah masa
dimana anak mempelajari dasar-dasar perilakusosial untuk persiapan penyesuaian
diri pada masa selanjutnya.
Masa ini di sebut juga sebagai usia menjajah,dimana anak belajar menguasai
dan mengendalikan lingkungan. Salahsatu caranya untuk menjelajahilingkungan
ialah dengan sering bertanyakepada orang-orang terdekatnya. Anak-anak pada
usia ini juga seringmeniru tindakan dan pembicaraan orang lain(Bethsaida &
Herri, 2012).Orang tua hendaknya memahami proses adaptasi psikologi padamasa
balita karena pada masa ini perkembangan balita sangat pesatdengan di tandai
oleh hal-hal keratif yang dilakukan oleh balitatersebut(Bethsaida & Herri, 2012).

3. Masa usia sekolah (6-12 tahun)


Anak-anak pada masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan
yakni:Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa, membentuksikap sehat
mengenai dirinya sendiri, belajar bergaul denagn teman-teman sebaya, belajar
peranan jenis yang sesuai dengan jensisnya,membentuk keterampilan dasar:
membaca, menelis, dan berhitung.Membentuk konsep- konsep yang perlu untuk
sehari-hari, membentukhati nurani, nilai normal dan sikap sosial, memeproleh
kebebasan pribadi,membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial
danlembaga-lembaga(Marmi & Margiyati, 2013).
Menurut teori Vygotsky, anak secara aktif menciptakan pengalaman mereka
sendiri.Vygotsky memberikan peran yang lebih penting pada interarksi sosial dan
budaya dalam perkembangan kognitifanak. Dengan kata lain, perkembangan
kognitif anak sebagai sesuatuyang tidak terpisahkan dari aktifitas sosial dan
budaya. Vygotsky percaya bahwa perkembangan ingatan/memori, atensi, dan
penalaran, mencakup belajar menggunakan penemuan masyarakat seperti bahasa,
systemmatematis, dan strategi ingatan. Menurut teori ini, pengetahuan
tidakdihasilkan dari dalam diri individu, melainkan di bagun melalui interaksi
dengan orang lain dan benda budaya, seperti buku. Ini menunjukan bahwa
pemahaman dapat di tingkatkna melalui interaksi dengan oranglain dalam aktifitas
yang kooperatif (Santrok, 2008).
Lebih lanjut Vygotsky (Santrok 2008) menegaskan bahawa secaraaktif anak-
anak menyusun pengetahuan dan mengembangkan konsep-konsep mereka secara
sistematis, logis dan rasional yang di peroleh darikoneksi-koneksi sosial dan orang
laian yang kompoten. Jadi dalam teori Vygostky orang lain dan bahasa,
memegang peran penting dalam perkembangan koognitif anak. Interaksi sosial
anak dengan orang dewasayang lebih terampil dan teman sebaya, akan
meningkatkan perkembangan kognitifnya. Melalui interaksi ini pula
anggotamasyarakat yang kurang terampil dapat belajar dari anggota
masyarakatlain untuk beradaptasi dan berhasil di masyarakat yang
lebihluas(Santrock, 2008).Lain itu juga pada masa anak-anak ada fase yang di
namakan perkembangan emosi, fase ini merupakan peranan yang sangat
pentingdalam perkembangan anak.
a. Emosi menimbulakan kesenangan terhadap pengalaman sehari-hari(after
effect
: yaitu efek yang dirasakan anak sesudah mengalamisuatu kejadian)
b. Emosi mempersiapkan tubuh anak untuk memberikn reaksi-reaksifisiologis
yang menyertai emosi yang dialami.
c. Ketegangan emosi menyebabkan terganggunya keterampilanmotorik,
misalnya : anak menjadi gugup, gagap, dan sebagainya.
d. Emosi juga dapat berperan sebagai bentuk komunikasi. Artinyaketika seorang
anak menunjukan emosinya melalui ekspresi maupunreaksi- reaksi fisik, maka di
situ anak menyampaikan perasaanya pdengan orang lain.
e. Emosi merupakan sumber penilaian sosial dan penilaian diri. Caraindividu
mengepresikan emosinya akan mempengaruhi penilaiansosial yang pada giliranya
akan memepngengaruhi penilaian diri.
f. Emosi mempengaruhi aktif vitas mental secara umum. ketikaseseorang
mengalami kondisis emosi yang tidak meyenangkan, makasangat memungkinkan
akan terjadi penurunan prestasi, begitu jugasebaliknya.
g. Emosi mempengaruhi pandangan seseorang terhadap kehidupan.Bila seorang
anak lebih sering mengalami emosi yangmenyenangkan. ( misalnya:
affection ,happiness, dll) maka pandangan anak tentang kehidupan positif,
sehingga hal ini dapatmempengaruhi kemampuan penyusuaian diri/kemampuan
untuk berinteraksi dengan orang lain.
h. Respon emosional yang terus menerus akan menjadi kebiasaan/habit.Ekspresi
emosi yang di lakukan berulang-ulang, akan menjadikebiasaan anak.
i. Emosi membekas pada ekspresi wajah dan mewarnai tingkah lakuseseorang.
Ketika seseorang mengalami emosi gembira, makakindisi tersebut akan terpancar
pada ekspresi wajahya.
j. Emosi mempengaruhi iklim psikologis lingkungan sekelilingnya(Soemantri,
2005).

4. Masa Remaja
Kelompok anak tanggung memungkinkan terbentuknya persahabatanyang
mendalam dan identifikasi dengan anggota sejenis yang dipilh,meningkatkan cara
berfikir kritis, pengendalian emosi dan kesediaan bertanggung jawab terlebih
terlihat melalui perbuatan atau tindakan.Prestasi sekolah penting bagi mereka,
karena mereka inginmengembangkan hasil usahanya (Marmi & Margiyati, 2013).
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahundan
merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa.Peristiwa terpenting
yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnyahaid pertama yang dinamakan
menarche. Secara tradisi, menarchedianggap sebagai sebagai tanda kedewasaan,
dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan
tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini
tubuhwanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksihormone-
hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhn dan perkembangan system
reproduksi.
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencegahan kekerasan termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia wajar
f. Pendidikan, peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
i. Masalah yang ditemui meliputi :
seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adaptif adalah manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan,
akantetapi tidak selalu manusia yang selalu berubah tetapi justru manusia
yangharus mengubahnya.Manusia sebagai mahkluk hidup mempunyai daya
upayauntuk dapat menyesuaikan diri baik aktif maupun pasif.
Mal adaptif beberapa petunjuk yang dapat di gunakan untuk
mendeteksi adanya mal adaptif.Sensitifterhadap kritik ndividu tidak bisa
mersepon secara positif terhadap koreksi juga tidak dapat mengkritik diri
sendiri.
Tidak mampu kompotensiIndividuhanya mau berkompetensi dengan
lawan yang jelas dan dapat dikalahkanMasa bayi, masa bayi neonatal
meruapakn masa terjadinya penyusuaianradikal, pelbagi penyesuiaian pokok
yang dilakukan bayi neonatal, kondisiyang mempengaruhi penyesuaian
kehidupan pascanatal.
Masa Balita padamasa ini anak kelihatan berperilaku agresip,
membrontak, menentangkeinginan orang lain. khususnya orang tua, Ia sudah
mulai mempertanggung jawabkan perbuatanya sendiri.Masa usia sekolah(6-12
tahun) anak-anak padamasa ini harus menjalani tugas-tugas
perkembanganyakni belajarketerampilan fisik untuk permainan biasa,
membentuk sikap sehat mengenaidirinya sendiri, belajar bergaul denagn
teman-teman sebaya, belajar peranan jenis yang sesuai dengan jensisnya,
membentuk keterampilan dasar:membaca, menelis, dan berhitung.
Membentuk konsep-konsep yang perluuntuk sehari-hari, membentuk
hati nurani, nilai normal dan sikap sosial,memeproleh kebebasan pribadi,
membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-
lembaga.
Masar remaja Kelompok anaktanggung memungkinkan terbentuknya
persahabatan yang mendalam danidentifikasi dengan anggota sejenis yang
dipilh, meningkatkan cara berfikirkritis, pengendalian emosi dan kesediaan
bertanggung jawab terlebih terlihatmelalui perbuatan atau tindakan.
B. Saran
Diharapakan dapat mengetahui tentang proses tahap-tahap proses daptasi dan
proses adaptasi pada wanita sepanjang daur kehidupannya dan mengetahui
tentang pelajaran psikologi.
CONTOH KASUS

A . Kasus
Bu Ita adalah seorang ibu berusia 42 tahun. Saat ini dia sudah
mempunyai 2 orang anak usia 10 dan 8 tahun dan dia sudah merasa bahagia
dengan kedua anaknya tersebutmeskipun dua-duanya laki-laki. Dia tidak
berniat untuk menambah anak lagi. Selama inidia menggunakan kontrasepsi
IUD dan dia merasa aman-aman saja dengan kontrasepsinya tersebut. !amun 2
hari yang lalu dia baru tersadar bah"a dia sudah tidak mendapat haid selama 2
bulan ini dan setelah tes dengan alat kehamilan hasilnya adalah positi#.Bu Ita
sangat sho$k% bingung sekaligus takut setelah tahu akan hal ini. Dia merasa
sudahtidak pantas lagi untuk hamil karena usianya yang sudah tidak muda
lagi. &emudian berdasarkan pengalaman pada dua kehamilannya yang lalu%
dia selalu bermasalah ikahamil. Biasanya dia akan mengalami hipertensi
dan berbagai keluhan lainnya

Penyelesaian
ada dua penyelesaian dalam masalah ini yaitu melihat dari kondisi Ibu
Ita danSolusi untuk pemerintah terutama BKKBN dalam menjalankan
program KB
kondisi ibu ita:
faktor faktor penyebab terjadinya faktor resiko pada ibu hail menurut
rochjati p(2003) meliputi umur ibu yang tergolong resiko tinggi ≤ 20 tahun
dan ≥ 35 tahun paritas yang termasuk resiko tinggi adalah ibu yang perna
hamil atau melahirkan anak 2 kali atau lebih ,jarak anak yang tergolong resiko
taninbgi ≤ 2 tahun dan tinggi badan yang termasuk resiko tinggi 145 cm atau
kurang yang tergolong resiko tinggi berdasarkan riwayat obstertrik jelek
meliputi persalinan yang lalu dengan tindakan bekas operasi caesare, penyakit
ibu ,prek-eklamsi ringan ,hamil kembar ,hidramnion perdarahan
anterpertum ,dan pre-eklamsi berat /eklamsi
Dampak yang dapat terjadi pada ibu hamil risiko tinggi yaitu keguguran
persalinan,premature,mudah terjadi infeksi, anemia pada kehamila gestosis
serta kematian ibu yang tinggi resiko komplikasi pada wanita yang hamil di
atas usia 35 thn memang lebih tinggi dibandingkan yang hamil di usia lebih
muda. namun banyak cara yang dapatdilakukan untuk memastikan seorang ibu
melahirkan bayi yang sehat. Ibu Ita dapat meneruskan kehamilannya dengan
mengenali risiko-risiko yang lebih mungkin terjadi pada kehamilan setelah
usia 35 tahun dapat membuat ibu hamil lebih waspada dan dapat bekerja sama
dengan dokter dalam menangani situasi tersebut. risiko-risiko yang dimaksud
antara lain
1. Menurunya tingkat kesuburan
2. Bayi yang tidak normal
3. Resiko keguguran
4. Bayi lahir premature atau berat badan kurang dari normal
5. Ganguan kesehatan pada sang ibu
6. Operasi Caesar

Menciptakan kehamilan sehat di usia 35 ke atas


1. Periksa diri secara rutin ,terutama dimasa masa awal kehamilan
2. Konsumsi vitamin untuk ibu hamil
3. Jaga berat badab agar tetap normal
4. Menerapkan pola makan sehat berimbang
5. Beroraga secara teratur
6. Menghentikan kebiasaan yang membahayakan janin
7. Deteksi kelainan kromoson pada bayi

Referensi
https://www.academia.edu/20360514/
ANALISIS_KASUS_MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI
https://www.academia.edu/38890190/
Makalah_Proses_Adaptasi_Psikologi_Pada_Wanita_Sepanjang_Daur_kehidupa
n
Permenkes 21 tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Melahirkan,
Kontrasepsi dan Seksual
Urusan Kesehatan Reproduksi merupakan hal yang perlu selalu berkembang dan
mengalami banyak perubahan. Seiring dengan itu Kementerian Kesehatan menerbitkan
Peraturan baru yaitu Permenkes 21 tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual menggantikan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 135).

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yakni pada tanggal 27
Juli 2021. Permenkes 21 tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual memiliki lampiran yang panjang-panjang
diantaranya adalah: Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan dan Masa sesudah Melahirkan; dan Pedoman Pelayanan Kontrasepsi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014


TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
Untuk menjamin pemenuhan hak kesehatan reproduksi melalui pelayanan kesehatan
yang aman, efektif, dan terjangkau tersebut diwujudkan berbagai upaya kesehatan,
diantaranya reproduksi dengan bantuan, aborsi berdasarkan indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan sebagai pengecualian atas larangan aborsi, upaya kesehatan ibu, dan kehamilan
diluar cara alamiah yang diatur dalam Pasal 74 ayat (3), Pasal 75 ayat (4), Pasal 126 ayat (4),
dan Pasal 127 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pasal 126 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan
bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu
melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Dalam
kurun waktu 2 (dua) dekade terakhir, penurunan angka kematian ibu belum menunjukkan
hasil yang diharapkan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus.
Referensi
https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkes-21-2021-pelayanan-kesehatan-kehamilan-
melahirkan-kontrasepsi-seksual
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2014/61TAHUN2014PPPenjel.pdf

Anda mungkin juga menyukai