Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI PADA WANITA


SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN

Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Ibu dan Anak
Dosen pengampu Ibu Euis Nurhayati, S.ST., M.Kes

DISUSUN OLEH :

Ai Puryanti
Meli Nuraini
Sri Intan Wahyuni
Ayu Kartika Pratiwi
Anisa Nurfitria

PROGARAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
nikmatnya kepada kita semua, walaupun kadang kita sering kali lupa mensyukuri
apa yang Allah berikan kepada kita.
Shalawat beserta salam kita senandungknan kepada proklamator islam yang
menjadi panutan alam sebagai nabi akhir zaman yaitu nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah, atas doa dari semua pihak saya dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini, makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Psikologi Ibu dan Anak dengan judul Proses Adaptasi Psikologi pada
Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, terutama kepada ibu Euis Nurhayati, S.ST, M.Kes
selaku dosen pengampu.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan
dan kekhilafan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bisa membangun sehingga kedepannya kami bisa
lebih baik lagi semoga apa yang disajikan bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin

Sukabumi, April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................1
C. Manfaat Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahapan-Tahapan Proses Adaptasi.......................................................3
B. Proses Adaptasi Psikologi Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya.....6
1. Masa Bayi.......................................................................................6
2. Masa Balita.....................................................................................8
3. Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun ) ..............................................9
4. Masa Remaja..................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebenarnya usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian
telah sejak lama dilakukan yakni sebelum masehi, orang mencoba-coba
memberikan ciri-ciri khusus kepada sesuatu, baik itu berujud benda,
pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara mencari sesuatu
yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang kuat.
Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia, seseorang berusaha mencari
ciri-ciri khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.
Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berependapat bahwa
segala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan
udara, mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang
terlalu banyak salah satu dari keempat unsur tersebut. Bila didalam tubuh
seseorang terlalu banyak unsur tanah, misalnya maka orang itu akanmemiliki
sifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh, dsb. Sedang bila
kebanyakan unsur api, maka orang tersebut. Akan kelihatan lincah, mudah
bergerak, ribut dan seakan-akan tidak punya pendirian.
Ada pula yang mencoba menghubungkan tata bintang dalam
hubungannya dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannnya
dengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu (astrologi).Usaha- usaha
yang masih bersifat pra-ilmiah.

B. Tujuan Penulisan
Kami menulis makalah ini dengan tujuan untuk membahas lebih dalam
tentang proses tahapan-tahapan psikologi dan proses adaptasi psikologi pada
wanita sepanjang daur kehidupan.

1
C. Manfaat penulisan
1. Untuk mengetahuai tentang pengertian proses-proses adaptasi
2. Untuk mengetahui proses adaptasi psikologi pada wanita daur
kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahapan-Tahapan Proses Adaptasi


1. Adaptif
Dasar psikologi
Manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan, akan tetapi tidak
selalu manusia yang selalu berubah tetapi justru manusia yang harus
mengubahnya.Manusia sebagai mahkluk hidup mempunyai daya upaya
untuk dapat menyesuaikan diri baik aktif maupun pasif. Macam-
macamcara manusia menyesuaikan.Pada dasarnya seseorang aktif
melakukan penyesuaian diri bila ketergantungan keseimbangan maka
akan merespon diri tidak seimbang menjadi seimbanga.Ketidak
seimbangan yang ditimbulkan dapat berupa: frustasi dan konflik yang
dilakukan oleh seseorang dalam penyesuaian dari ketergantungan.
a. Pengalaman masing-masing
b. Motivasi
c. Kemampuan dalam mengatasi masalah.

2. Konflik
Dalam konflik seseorang dihadapkan pada keadaan yang penuh
kebimbangan.
contoh
1) Orang yang dihadapkan pada dua pilihan.
2) Banyak orang orang yang mengalami konflik dan konflik tidak bisa
segera diatasi sehingga menimbulkan gangguan perilaku, yang
akhirnya dapat menganggu kehidupan sehari-harinya.
Ada bermacam-macam situasi konflik yaitu:
1) Approach-approach yaitu berharap dengan dua pilihan yang
menarik.

3
2) Avoidance-avoidance yaitu berharap dengan pilihan yang tidak di
innginkan.
3) Approach-avoidance yaitu harus melakukan satu hal yang diinginkan
tetapi sekaligus didalamnya ada hal-hal yang tidak di ingginkan.
4) Double approach avoidance conflik yaitu mencangkup 2 stimulasi
yang komplek yang kompak masing-masing stimulasi menimbulkan
respon angguk dan geleng(Suryani & Widyasih, 2009).
Banyak sekali dalam kehidupan,dimana situasi menimbulkan
approach-approachavoidance, sehingga dibutuhkan suatu kecakapan
untuk menganalisa masing-masing stimulasi yang menimbulkan
approach- approach avoidance(Suryani & Widyasih, 2009).
Analisa dalam keadaan yang membigungkan dalam di lakukan dari
tahapan-ketahapa, biasanya hal seperti ini bisa di capai tidak srkaligus,
jauh orang yang menyadari bahwa sesuatu yang sulit dapat di pecahkan
sekaligus maka ia akan mengurangi konflik tersebut”kesadaran”(Suryani
& Widyasih, 2009).
Orang belajar merespon konflik dan frustasi bisa dengan berbagai
cara. Cara itu bisa menjadi rutin. Karena cara itu memberikan
penguatan dan terus diulang-ulang. Bila satu cara terbentuk dengan baik-
baik dan selanjutnya menjadi kebiasaam, biasanya terbentuk mekanisme.
Mekanisme terbentuk dengan cara: mula-mula seseorang melakukan trial
and eroe untuk menghilangkan ketengangnya pada waktu frustasi dan
konflik. Semua cara untuk menentukan cara mana yang dapat
menurunkan ketegangan.
Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian:(Suryani &
Widyasih, 2009).
1) Agresi
Individu menyerang objek frustasi. Apabila dengan cara ini individu
mendapat kepuasan, maka individu akan menggunakan menguragi
agresi.

4
2) Menarik diri
Merupakan rekasi yang mudah dilakukan, relative tidak banyak
mengeluarkan energi dan lingkungan sekitar, ini lebih di terima oleh
masyarakat banyak.
3) Mimpi siang hari.
Membuat orang mencapai kepuasan dengan berkhayal.Isi
khayalan hanya di ketehaui dirinya sendiri dan sehingga tidak bisa di
krtitik.Dalam batas-batas tertentu dikatakan normal, tetapi kalau
dilakukan oleh setiap orang sangat mengalami ketidakseimbangan
dia menjadi lari dari kenyataan.Ini merupakan sumber dan gangguan
kejiwaannya.Fantasi tak memecahkan masalah secara tial tetapi
bahwa fantasi dapat melepaskan kelelahan.
4) Regresi
Kebanyakan meruapakan reaksi terhadap frustasi dan Nampak
pada kanak-kanak.
5) Rasionalisasi
Pembenaran atas satu perilaku, bisa disebabkan oleh alasan yang
sebenarnya dan perilaku itu tidak diterima oleh masyarakat.
a) Sourgrapes
b) Sweet lemon
c) Kambing hitam
6) Represi
Situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dan lain
sebagainya, lebih baik di lupakan.
7) Identifikasi
Medapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri pada
tokoh yang di kagumi.Identifikasi bisa terjadi pada
kelompok/lembaga yang bisa menjadi kebanggab tertentu maka anak
di harapkan dapat melakukan identifikasi pada sekolah.

5
8) Kompensesi
Gejalanya anak akan mengembangkan seacara berelebihan pada
perilaku tertentu atau kegiatan tertentu. Kompensasi bersifat positif
atau negatif, maka tugas lembaga pendidikan mengarahkanpada
kompensasi yang positif.
9) Reaksi konvensi
Seorang yang tidak mengatasi konflik mencoba mengatasi
dengan sakit kepala, sakit perut dan lain-lain.Tahapan-tahapan gejala
tersebut tidak sederhana(Suryani & Widyasih, 2009).
3. Mal adaptif
Beberapa petunjuk yang dapat di gunakan untuk mendeteksi adanya
mal adaptif:
a. Sensitif terhadap kritik
Individu tidak bisa mersepon secara positif terhadap koreksi
juga tidak dapat mengkritik diri sendiri.
b. Tidak mampu kompotensi
Individu hanya mau berkompetensi dengan lawan yang jelas dan
dapat dikalahkan(Suryani & Widyasih, 2009).

B. Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur kehidupan.


1. Masa bayi
a. Masa bayi neonatal meruapakn masa terjadinya penyusuaian radikal.
Meskipun rentang kehidupan manusia secara resmi dimulai pada
saat kelahiran.kelahiran. Kelahiran merupakan suatu gangguan pada
pola perekembangan yang dimulai pada saat pembuahan.Ini adalah
satu peliharan dan lingkungan dalam ke lingkungan luar.Seperti
halnya semua peliharaan, di perlukan penyusuaian diri dari bayi.
Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakukan, namun bagi lain
terasa sulit dan mengalami kegagalan. Miller mengatakan “dalam
seluruh kehidupannya tidak pernah terjadi perubahan lokasi yang
sangat tiba-tiba dan sangat menyeluruh(Suryani & Widyasih, 2009).

6
b. Pelbagi penyesuiaian pokok yang dilakukan bayi neonatal.
Bayi neonatal harus melakukan empat penyusuaian pokok
sebelum mereka dapat melanjutkan perkembangan mereka.Kalau
penyesuaian ini tidak segera dilakukan, kehidupan mereka terencam
selama penyesuaian ini tidak terjadi kemajuan perkembangan,
malahan perekembangan yang lebih rendah. Penyesuaian ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Perubahan suhu.
2) Bernapasan
3) Mengisap dan menelan.
4) pembuangan
Pada mulanya bayi mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
diri dengan kehidupan pascanatal.Beberapa mugkin mengalami
kesulitan dalam penyesuaian dengan perubahan dan menderita dalam
penyesuaian dengan perubahan suhu dan menderita dengan salesma
teng dapat berkembang menjadi pneumonia. Bayi yang lain
mengalami kesulitan dalam bernapas dan harus di beri
oksigen.Kebanyakan bayi tercekik pada saat mencoba menghisap
dan menelan, dan banyak yang sering muntah sehingga kurang
memperoleh makan yang di perlukan untuk pertumbuhan atau tidak
dapat mempertahankan berat badan mereka. Tidak banyak yang
mengalami kesulitan dalam pembuangan air besar (Suryani &
Widyasih, 2009).
Tiga indikasi umum tentang kesulitan penyesuaian pada
kehidupan setelah kelahiran seperti bahasa di bawah ini (Hurlock,
1992)
1) Berkurang berat badan
Karena adanya kesulitan untuk menghisap dan menelan,
bayi yang baru lahir biasanya mengalami penurunan berat badab
dalam minggu pertama (Suryani & Widyasih, 2009).

7
2) Perilaku yang tidak teratur
Pada hari pertama atau hari kedua pascanatal, semua bayi
menunjukan perilaku relative yang tidak teratur, seperti tidak
keturutan dalam bernapas, sering kencing dan berak, tersendak
dan muntah. Hal ini sebagai disebabkan karena adanya tekanan
pada otak selama persalinan yang mengakibatkan keadaan
pingsan dan sebagai karena keadaan susunan saraf otonom yang
kurang berekembang yang mengendalikan keseimbangan
(Suryani & Widyasih, 2009).
3) Kematian bayi
Bahkan sehingga sekarang ini, tingkat kematian bayi selama
dua hari pertama pascanatal senderung tinggi kematian itu
disebabkan oleh faktor yang berbeda(Suryani & Widyasih,
2009).
c. Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian kehidupan pascanatal.
Banyak kondisi yang mempengaruhi keberhasilanbayi untuk
menyesuaikan diri dari kehidupan pascanatal. Kondisi terpenting
anatara lain, seperti yang ditunjukan oleh riset: jenis persalinan dan
pengalaman- pengalaman yang berkait dengan persalinan, lamanya
periode kehamilan, sikap-sikap orng tua dan perawatan pascanatal.
Karena begitu penting maka perlu membahas masing-masing kondisi
secara rinci(Suryani & Widyasih, 2009).

2. Masa Balita
Pada masa ini anak kelihatan berperilaku agresip, membrontak,
menentang keinginan orang lain. khususnya orang tua, Ia sudah mulai
mempertanggung jawabkanperbuatanya sendiri(Marmi & Margiyati,
2013).
Sebagian besar orang tua memandang masa balita sebagai usia
yang mengandung masalah atau usia sekolah, dengan munculnya
masalaperilaku anak. sebenarnya pada masa ini adalah masa dimana anak

8
mempelajari dasar-dasar perilakusosial untuk persiapan penyesuaian diri
pada masa selanjutnya. Masa ini di sebut juga sebagai usia menjajah,
dimana anak belajar menguasai dan mengendalikan lingkungan. Salah
satu caranya untuk menjelajahilingkungan ialah dengan sering bertanya
kepada orang-orang terdekatnya. Anak-anak pada usia ini juga sering
meniru tindakan dan pembicaraan orang lain(Bethsaida & Herri, 2012).
Orang tua hendaknya memahami proses adaptasi psikologi pada
masa balita karena pada masa ini perkembangan balita sangat pesat
dengan di tandai oleh hal-hal keratif yang dilakukan oleh balita
tersebut(Bethsaida & Herri, 2012).

3. Masa usia sekolah (6-12 tahun)


Anak-anak pada masa ini harus menjalani tugas-tugas
perkembangan yakni:
Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa, membentuk
sikap sehat mengenai dirinya sendiri, belajar bergaul denagn teman-
teman sebaya, belajar peranan jenis yang sesuai dengan jensisnya,
membentuk keterampilan dasar: membaca, menelis, dan berhitung.
Membentuk konsep- konsep yang perlu untuk sehari-hari, membentuk
hati nurani, nilai normal dan sikap sosial, memeproleh kebebasan pribadi,
membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
lembaga-lembaga(Marmi & Margiyati, 2013).
Menurut teori Vygotsky, anak secara aktif menciptakan
pengalaman mereka sendiri.Vygotsky memberikan peran yang lebih
penting pada interarksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif
anak. Dengan kata lain, perkembangan kognitif anak sebagai sesuatu
yang tidak terpisahkan dari aktifitas sosial dan budaya. Vygotsky percaya
bahwa perkembangan ingatan/memori, atensi, dan penalaran, mencakup
belajar menggunakan penemuan masyarakat seperti bahasa, system
matematis, dan strategi ingatan. Menurut teori ini, pengetahuan tidak
dihasilkan dari dalam diri individu, melainkan di bagun melalui interaksi

9
dengan orang lain dan benda budaya, seperti buku. Ini menunjukan
bahwa pemahaman dapat di tingkatkna melalui interaksi dengan orang
lain dalam aktifitas yang kooperatif (Santrok, 2008).
Lebih lanjut Vygotsky (Santrok 2008) menegaskan bahawa secara
aktif anak-anak menyusun pengetahuan dan mengembangkan konsep-
konsep mereka secara sistematis, logis dan rasional yang di peroleh dari
koneksi-koneksi sosial dan orang laian yang kompoten. Jadi dalam teori
Vygostky orang lain dan bahasa, memegang peran penting dalam
perkembangan koognitif anak. Interaksi sosial anak dengan orang dewasa
yang lebih terampil dan teman sebaya, akan meningkatkan
perkembangan kognitifnya. Melalui interaksi ini pula anggota
masyarakat yang kurang terampil dapat belajar dari anggota masyarakat
lain untuk beradaptasi dan berhasil di masyarakat yang lebih
luas(Santrock, 2008).
Lain itu juga pada masa anak-anak ada fase yang di namakan
perkembangan emosi, fase ini merupakan peranan yang sangat penting
dalam perkembangan anak.
a. Emosi menimbulakan kesenangan terhadap pengalaman sehari-hari
(after effect: yaitu efek yang dirasakan anak sesudah mengalami
suatu kejadian)
b. Emosi mempersiapkan tubuh anak untuk memberikn reaksi-reaksi
fisiologis yang menyertai emosi yang dialami.
c. Ketegangan emosi menyebabkan terganggunya keterampilan
motorik, misalnya : anak menjadi gugup, gagap, dan sebagainya.
d. Emosi juga dapat berperan sebagai bentuk komunikasi. Artinya
ketika seorang anak menunjukan emosinya melalui ekspresi maupun
reaksi- reaksi fisik, maka di situ anak menyampaikan perasaanya
pdengan orang lain.
e. Emosi merupakan sumber penilaian sosial dan penilaian diri. Cara
individu mengepresikan emosinya akan mempengaruhi penilaian
sosial yang pada giliranya akan memepngengaruhi penilaian diri.

10
f. Emosi mempengaruhi aktif vitas mental secara umum. ketika
seseorang mengalami kondisis emosi yang tidak meyenangkan,
maka sangat memungkinkan akan terjadi penurunan prestasi, begitu
juga sebaliknya.
g. Emosi mempengaruhi pandangan seseorang terhadap kehidupan.
Bila seorang anak lebih sering mengalami emosi yang
menyenangkan. ( misalnya: affection, happiness, dll) maka
pandangan anak tentang kehidupan positif, sehingga hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan penyusuaian diri/kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain.
h. Respon emosional yang terus menerus akan menjadi kebiasaan/habit.
Ekspresi emosi yang di lakukan berulang-ulang, akan menjadi
kebiasaan anak.
i. Emosi membekas pada ekspresi wajah dan mewarnai tingkah laku
seseorang. Ketika seseorang mengalami emosi gembira, maka
kindisi tersebut akan terpancar pada ekspresi wajahya.
j. Emosi mempengaruhi iklim psikologis lingkungan sekelilingnya
(Soemantri, 2005).

4. Masa Remaja
Kelompok anak tanggung memungkinkan terbentuknya persahabatan
yang mendalam dan identifikasi dengan anggota sejenis yang dipilh,
meningkatkan cara berfikir kritis, pengendalian emosi dan kesediaan
bertanggung jawab terlebih terlihat melalui perbuatan atau tindakan.
Prestasi sekolah penting bagi mereka, karena mereka ingin
mengembangkan hasil usahanya (Marmi & Margiyati, 2013).
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun
dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa.
Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya
haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche
dianggap sebagai sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang

11
mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-
tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh
wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi
hormone-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhn dan
perkembangan system reproduksi.
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencegahan kekerasan termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia wajar
f. Pendidikan, peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
i. Masalah yang ditemui meliputi : seks komersial, pelecehan seksual,
penyalahgunaan obat

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adaptif adalah manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan, akan
tetapi tidak selalu manusia yang selalu berubah tetapi justru manusia yang
harus mengubahnya.Manusia sebagai mahkluk hidup mempunyai daya upaya
untuk dapat menyesuaikan diri baik aktif maupun pasif. Mal adaptif beberapa
petunjuk yang dapat di gunakan untuk mendeteksi adanya mal adaptif.Sensitif
terhadap kritik ndividu tidak bisa mersepon secara positif terhadap koreksi
juga tidak dapat mengkritik diri sendiri.Tidak mampu kompotensiIndividu
hanya mau berkompetensi dengan lawan yang jelas dan dapat dikalahkan
Masa bayi, masa bayi neonatal meruapakn masa terjadinya penyusuaian
radikal, pelbagi penyesuiaian pokok yang dilakukan bayi neonatal, kondisi
yang mempengaruhi penyesuaian kehidupan pascanatal. Masa Balita pada
masa ini anak kelihatan berperilaku agresip, membrontak, menentang
keinginan orang lain. khususnya orang tua, Ia sudah mulai mempertanggung
jawabkan perbuatanya sendiri.Masa usia sekolah(6-12 tahun) anak-anak pada
masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembanganyakni belajar
keterampilan fisik untuk permainan biasa, membentuk sikap sehat mengenai
dirinya sendiri, belajar bergaul denagn teman-teman sebaya, belajar peranan
jenis yang sesuai dengan jensisnya, membentuk keterampilan dasar:
membaca, menelis, dan berhitung. Membentuk konsep-konsep yang perlu
untuk sehari-hari, membentuk hati nurani, nilai normal dan sikap sosial,
memeproleh kebebasan pribadi, membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-
kelompok sosial dan lembaga-lembaga.Masar remaja Kelompok anak
tanggung memungkinkan terbentuknya persahabatan yang mendalam dan
identifikasi dengan anggota sejenis yang dipilh, meningkatkan cara berfikir
kritis, pengendalian emosi dan kesediaan bertanggung jawab terlebih terlihat
melalui perbuatan atau tindakan.

13
B. Saran
Diharapakan dapat mengetahui tentang proses tahap-tahap proses
daptasi dan proses adaptasi pada wanita sepanjang daur kehidupannya dan
mengetahui tentang pelajaran psikologi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bethsaida, & Herri. (2012). Pendidikan psikologi untuk bidan. Yogyakarta:


Penerbit Andi.

Marmi,& Margiyati. (2013). Pengantar psikologi kebidanan. yogyakarta:


pustaka pelajar.

Santrock, J. W. (2008). Life-span devolopment. perkembangan masa hidup.


(Alih bahasa: Chusaira dan Danamik). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Soemantri, S. (2005). Psikologi anak luar biasa . Bandung: Refika Aditama.


Suryani, e.,& Widyasih, h. (2009). psikologi ibu dan anak. yogyakarta:
fitramaya.

15

Anda mungkin juga menyukai