Anda di halaman 1dari 20

KIMIA FISIKA 1

SIFAT
FISIKA
MOLEKUL

SESTRY MISFADHILA, M.SI


NIDN. 1029109001
SIFAT FISIKA Sifat aditif
MOLEKUL sifat konstitutif
sifat koligatif

massa jenis
rotasi optik
indeks bias
konstanta dielektrik
ILMU
FARMASI
ERAT
HUBUNGAN SIFAT FISIKA OBAT
NYA
senyawa obat memiliki sifat
DENGAN fisika yang berbeda antara
ILMU yang satu dengan yang Sifat-sifat fisika dari suatu
FISIKA lainnya,dan sifat-sifat fisika ini senyawa obat mencakup
akan sangat mempengaruhi massa jenis, momen dipol,
cara pembuatan dan cara konstanta dielektrikum,
formulasi sediaan obat, yang indeks bias, rotasi optik,
pada akhirnya akan kelarutan, titik lebur, titik
mempengaruhi efek didih, pH, dan lain-lain. Sifat-
pengobatan dari obat serta sifat ini lah yang merupakan
kestabilan dari sebuah sediaan dasar dalam formulasi sediaan
obat.
ILMU FARMASI ERAT HUBUNGANNYA
DENGAN ILMU FISIKA

Sifat-sifat fisika ini akan menentukan kemurnian dari suatu


zat yang akan dijadikan obat.

Jadi, dengan mengukur sifat-sifat fisika tersebut maka murni


atau palsunya suatu zat dapat diketahui.

Selain itu, berdasarkan sifat-sifat fisika tersebut, akan


mengiring seorang farmasis dalam memformulasi suatu zat
baik yang dapat maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah
sediaan, yang akhirnya akan menghasilkan suatu sediaan
farmasi yang bermutu dan berefek.
SIFAT FISIKA MOLEKUL OBAT

syarat formulasi suatu produk

untuk mengetahui hubungan antara struktur


molekul dengan kegiatan obat

Pengetahuan mengenai sifat fisika molekul zat obat merupakan dasar dalam penyusunan
formula sediaan obat karena sifat fisika molekul obat lah yang akan memengaruhi aspek-
aspek formulasi zat obat menjadi sebuah sediaan farmasi yang memenuhi syarat.
SIFAT-SIFAT FISIKA MOLEKUL OBAT

diturunkan/jumlah
dari sifat atom sendiri atau gugus
SIFAT ADITIF
fungsi di dalam molekul).
contoh : massa molekul

bergantung pada susunan struktur atom


didalam molekul),
SIFAT KONSTITUTIF
contoh: rotasi optic &
panjang gelombang serapan maksimum

sifat-sifat yang hanya bergantung pada


jumlah (kuantitas) partikel zat terlarut
dalam larutan dan tidak bergantung pada
SIFAT KOLIGATIF jenis atau identitas partikel zat
terlarut.
bergantung pada andil atom
total dalam molekul atau
pada jumlah sifat konstituen dalam larutan.

Contoh sifat aditif dari suatu senyawa adalah berat


SIFAT ADITIF molekul, yaitu jumlah massa atom konstituen. Massa
dari komponen suatu larutan juga bersifat
aditif, massa total dari larutan adalah jumlah massa
masing-masing komponen.
SIFAT KONSTITUTIF

bergantung pada struktur molekul


dan untuk jumlah yang lebih sedikit, bergantung
pada jenis dan jumlah atom dalam suatu molekul.
SIFAT KOLIGATIF

bergantung pada jumlah partikel dalam larutan.

Sifat koligatif larutan

tekanan osmosis,
penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku,
kenaikan titik didih.
SIFAT FISIKA OBAT
Massa jenis, Momen dipol,
Konstanta Dieklektrikum, Indeks bias,
Rotasi Optik, Kelarutan, Titik lebur, Tititk didih, pH

CARA CARA EFEK KESTABILAN


PEMBUATAN FORMULASI PENGOBATAN OBAT
TUJUAN
PENGUJIAN SIFAT pengujian sifat molekul zat obat dilakukan
FISIK MOLEKUL untuk memastikan tingkat kemurnian senyawa
tersebut, sehingga senyawa yang akan
diformulasi, benar- benar dipastikan asli dan
murni serta memenuhi standar dan syarat.

Pengujian tersebut meliputi pengukuran indeks


bias menggunakan refraktometer, rotasi optik
dengan menggunakan polarimeter, massa jenis
dengan menggunakan piknometer,viskositas
cairan dengan menggunakan viskometer, dan
lain-lain.
•Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda.
MASSA
JENIS •Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya.

•Massa jenis rata-


rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya.
MASSA JENIS

•Kerapatan suatu zat disebut massa jenis,


yang dilambangkan dengan ρ (rho), yakni hasil bagi
massa zat oleh volumenya. Hal ini sesuai dengan
sifat utama dari suatu zat, yakni massa dan
volume.

•Massa jenis relatif didefinisikan sebagai nilai


perbandingan massa jenis bahan dengan massa jenis air.
Massa jenis air diketahui yakni 1 g cm-3 atau 1.000 kg m-3.
ROTASI
OPTIK
•Rotasi optik adalah besar sudut p
emutaran bidang
polarisasi yang terjadi jika sinar
terpolarisasi
•Jika cahaya terpolarisasi bidang
dilewatkan melalui cairan kecuali
dilewatkan suatu
dinyatakan lain pengukuran
larutan yang mengandung
dilakukan menggunakan
enantiomer tunggal maka
sinar Na pada
bidang polarisasi cahaya itu
lapisan cairan setebal 1
diputar ke kiri atau kekanan.
cm pada suhu 20°C
•Perputaran cahaya terpolarisasi
disebut rotasi optis.
OPTIS AKTIF
Suatu senyawa yang memutar bidang
polarisasi suatu
cahaya terpolarisasi bidang dikatakan bersifat aktif
optis.

•Faktor-faktor yang mempengaruhi rotasi optic adalah


struktur molekul, temperature, kerapatan, konsentrasi
dan panjang gelombang
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan
kecepatan
cahaya dalam udara dengan kecepatan
dalam zat tersebut.
INDEKS BIAS
indeks bias berguna untuk
ketakmurnian (Farmakope
Indonesia Edisi IV).
INDEKS BIAS

Di mana sin i adalah sinus sudut sinar datang dari


cahaya dan sin
r adalah sudut sinar yang dibiaskan. Pada umumnya,
pembilang diambil sebagai kecepatan
cahaya di udara, dan penyebut adalah bahan yang
diselidiki.
INDEKS BIAS
INDEKS BIAS BERUBAH-UBAH DENGAN BERUBAHNYA PANJANG
GELOMBANG CAHAYA DAN TEMPERATUR.

INDEKS
BIAS DAPAT DIGUNAKAN :

Untuk identifikasi suatu zat


Untuk mengukur REFRAKTOMETER
kemurnian suatu zat
Alat yang
Untuk menentukan konsentrasi
digunakan untuk menentuk
dari suatu zat yang dilarutkan
an indeks bias
dalam pelarut lainnya
KONSTANTA
DIELEKTRIK
•Konstanta dielektrik adalah suatu besaran tanpa
dimensi yang merupakan rasio antara kapasitas
elektrik medium (Cx) terhadap vakum (Cy).

Dalam ilmu kimia, konstanta dielektrik dapat dijadikan


pengukur relatif dari kepolaran suatu pelarut. Misalnya air
yang merupakan pelarut polar memiliki
konstanta dielektrik 80,10 pada 20 °C sedangkan n-
heksana (sangat non-polar] memiliki nilai 1,89 pada 20 °C.

dapat kita ketahui bahwa zat yang memiliki konstanta dielektrik dengan nilai yang tinggi
merupakan zat yang bersifat polar. Sebaliknya, zat
yang konstanta dielektriknya rendah merupakan senyawa nonpolar.

Anda mungkin juga menyukai