Anda di halaman 1dari 9

Definisi bobot jenis

Bobot jenis adalah


rasio bobot zat baku
yang volumenya sama
pada suhu yang sama
dan dinyatakan
dalam desimal.
Bobot jenis adalah
faktor yang
memungkinkan
pengubahan jumlah
zat dalam formula
farmasetik dari bobot
menjadi volume dan
sebaliknya. Bobot jenis
juga digunakan untuk
mengubah pernyataan
kekuatan dalam
konsentrasi persen.
Tujuan penentuan bobot
jenis
Penerapan
penentuan bobot jenis
dalam bidang farmasi
dengan mengetahui
bobot jenis dapat
mengetahui kemurnian
dari suatu sediaan
khususnya yang
berbentuk larutan.

Pengujian bobot jenis ada


3 macam : (Lachman)
1.

Bobot jenis sejati

Massa partikel dibagi


volume partikel tidak
termasuk rongga yang
terbuka dan tertutup.
2. Bobot jenis nyata
Massa partikel dibagi
volume partikel tidak
termasuk pori/lubang
terbuka, tetapi termasuk
pori yang tertutup.
3. Bobot jenis efektif
Massa parikel dibagi
volume partikel termausk

pori yang tebuka dan


tertutup. Seperti titik
lebur, titik didih atau
indeks bias (bilangan
bias).

cahaya dalam zat


tersebut (n).

Faktor2 yg
mempengaruhi

Pengukuran indeks bias


penting untuk :

1. Temperatur

Tujuan penetapan indeks


bias

Menilai sifat dan


kemurnian suatu
medium salah satunya
berupa cairan.

Mengetahui
konsentrasi larutanlarutan.

Mengetahui nilai
perbandingan
komponen dalam
campuran dua zat cair.

Mengetahui kadar
zat yang diekstrasikan
dalam pelarut.

2. Massa zat
3. Volume zat
4. Kekentalan
Alat2 yg digunakan u/
mengukur berat jenis
yaitu pikonometer,
neraca mohr-westpal,
hydrometer dll.
- piknometer digunakan
u/ mencari bobot jenis
terbuat dr kaca
erlenmeyer dg kapasitas
10ml-50ml. keunggulan
-> mudah dlm
pengerjaan. Kelemahan->
memerlukan wkt yg lama,
memerlukan ketelitian
dlm penimbangan.
- hydrometer.
Keunggulan->lebih cepat
dibandingkan piknometer,
tetapi menghasilkan hasil
yg tdk tepat.
- neraca hidrostatik.
Berdasarkan hokum
Archimedes yaitu suatu
benda yg dicelupkan ked
lm cairan akan kehilangan
massa sebesar berat
volume cairan yg
terdesak.
Penetapan indeks bias
Indeks Bias Suatu zat
adalah perbandingan
cepat rambat cahaya
dalam ruang hampa (c)
dengan cepat rambat

Cahaya berjalan lebih


lambat melalui suatu zat
dibandingkan melalui
ruang hampa.
- Apabila cahaya
memasuki suatu zat yang
lebih rapat,gelombanggelombang yang
diteruskan pada antar
permukaan dimodifikasi
menjadi saling
mendekatkan karena
kecepatannya yang lebih
lambat dan panjang
gelombang yang lebih
pendek.
- Apabila cahaya
memasuki suatu zat yang
lebih rapat pada suatu
sudut, seperti
diperlihatkan, satu bagian
dari gelombang segera
berjalan lebih lambat
begitu melewati
antarmuka dan
menghasilkan penekukan
gelombang menuju

antarmuka. Gejala ini


disebut dengan
pembiasan.
- Apabila cahaya
memasuki suatu zat yang
kurang rapat, cahaya itu
akan dibiaskan menjauhi
antarmuka, dan tidak
mengarah kepadanya.
Cara menghitung indeks
bias :
n=c/v
n=indeks bias
c= laju cahaya dlm ruang
hampa
v= kecepatan laju cahaya
dlm medium

Penetapan rotasi optic


Tujuan : u/ mengetahui
rotasi jenis, u/ menguji
kemurnia zat, u/ menguji
penggunaan polimeter.
- Rotasi optik adalah
besarnya sudut
pemutaran bidang
polarisasi yang terjadi a
pabila sinar dilewatkan
melalui cairan kecuali
digunakan lain
pengukuran dan
dilakukan dengan
menggunakan sinar
natrium pada lapisan
cairan setebal 1 dm pada
suhu 20.

Letak titik pandangan


harus benar-benar bersih
dan penjajaran tepat
Sumber cahaya harus
terpasang dan terarah
baik di penyangga optik
Harus dilengkapi
dengan system
penjaringan yang mampu
melewatkan cahaya yang
monokromatil.
Suhu larutan harus
dijaga agar tetap dalam
batas 0,2 dari suhu yang
ditetapkan agar tidak
menyebabkan daya rotasi
yang cukup besar.

- Rotasi Jenis (X) adalah


besarnya sudut
permukaan yang terjadi,
sinar terpolarisasi melalui
cairan setebal 1 dm yang
mengandung 1 g
zat.Dilambangkan
dengan X menggunakan
rumus :

Prinsip polarimeter adalah


mengukur sudut pemutar
(sudut rotasi) bidang
polarisasi yang terjadi
jika sinar terpolarisasi
dikuatkan melalui larutan
sehingga terbentuknya
cahaya semar antara T-GT dan G-T-G.

4. konsentrasi larutan

Pemutaran bidang
polarisasi tergantung
pada :

Jenis-jenis refraktometer :

Panjang Gelombang

1. refraktometer abbe

Jenis Larutan

- polarimeter merupakan
alat yg digunakan u/
mengukur besarnya
putara optic yg
dohasilkan oleh suatu zat
yg bersifat optis aktif yg
terdapat dlm larutan.

Fungsi mengidentifikasi
scr cepat konsentrasi,
kemurnian, kualitas
disperse dr sampel cair,
padat dan plastic.
Digunakan u/ mengukur
bermacam2 indeks bias
suatu larutan.

Panjang tabung larutan


atau panjangnya larutan

2. hand refraktometer

Ketelitian dan
ketepatan

faktor indeks bias


dipengaruhi oleh :
1. keadaan senyawa
2. suhu
3. panjang gelombang
sinar

Indeks biasnya sdh


dikonversikan sehingga
dpt langsung dibaca
kadarnya. Hanya u/
mengukur kadar zat
tertentu.

Konsentrasi larutan
Hal yang perlu
diperhatikan dalam
pengukuran rotasi optik :

Elemen-elemen harus
benar-benar bersih dan
penjajarantepat
Alat dalam kondisi baik
dan bersih

- senyawa optis adl


senyawa yg dpt memutar
bidang polarisasi.
Polarisasi adl pembatasan
arah getaran (vibrasi) dlm
sinar/radiasi
elektromagnetik yg lain.
Faktor besarnya
perputaran yaitu :
- struktur molekul
- temperature
- panjang gelombang

- banyaknya molekul pd
jalan cahaya, jenis zat,
ketebalan, konsentrasi
dan juga pelarut.

smpai di dpt data yg dpt


dihitung rata2nya.

Prinsip polarimeter adl


sinar yg dtg dr sumber
cahaya (lampu natrium),
dilewatkan melalui prisma
terpolarisasi (polarizer),
diteruskan ke sel yg berisi
larutan, akhirnya menuju
prisma terpolarisasi
kedua (analizer).

-pengertian jarak lebur


zat yaitu jarak antara
suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat.

Macam polarisasi :
- polarisasi dg absorpsi
selektif=menggunakan
bahan yg akan
melewatkan gelombang
yg vector medan
listriknya sejajar dg arah
tertentu dan menyerap
hampir semua arah
polarisasi yg lain.
- polarisasi akibat
pemantulan=berkas
cahaya tak terpolarisasi
dipantulkan oleh suatu
permukaan, berkas
cahaya terpantul dpt
berupa cahaya tak
terpolarisasi, terpolarisasi
sbg bahkan sempurna
- polarisasi akibat
pembiasan
ganda=dimana cahaya yg
melintasi medium
isotropic (misalnya air)
Yg harus diperhatikan
penggunaan polarimeter :
-larutan sampel hrs jernih
-tdk terdapat gelembung
udara
-menentukan keaddan
dimulai nol u/
mengkoreksi pembacaan
-pembacaan rotasi optic
dilakukan beberapa kali

Penetapan jarak lebur

- suhu lebur zat yaitu


suhu pd saat zat tepat
melebur seluruhnya yg
ditunjukkan pd saat fase
padat tepat hilang.
- dlm farmakope, jarak
lebur/suhu lebur zat
padat yaitu sbg rentang
suhu/suhu padat saat zat
padat menyatu dan
melebur sempurna,
kecuali didefinisikan lain.
Tujuan uji kemurnian :

yang diletakkan di tengah


cawan pemanas yang
berisi sampel, dipanaskan
lalu diamati suhu pada
saat zat mulai melebur
hingga selesai melebur.
Lima prosedur untuk
penetapan jarak lebur
atau suhu lebur yang
diberikan berikut ini
bervariasi tergantung
pada keadaan sifat dasar
senyawa yang diuji. Jika
tidak dinyatakan lain
dalam monografi,
gunakan metode III.
Metode penetapan
menurut FI III

Metode untuk
serbuk

1.

Sejumlah zat
dalam bentuk serbuk
halus, ratakan hingga
permukaan lapisan
tipis. Kecuali
dinyatakan lain,
keringkan dalam
hampa udara di atas
silika gel P atau fosfor
pentoksida P selama
24 jam.

2.

Masukan sejumlah
serbuk ke dalam pipa
kapiler kering,
mapatkan dengan
mengetok pipa
sehingga diperoleh
kolom zat padat
setinggi kurang lebih 3
mm, ikatkan pipa
kapiler pada
termometer
sedemikian rupa
sehingga bagian yang
tertutup berada pada
bagian tengah
pencadang raksa.

3.

Masukkan
termometer utama ke
dalam tangas bersuhu

-suhu lebur sbg indicator


kemurnian
-titik lebur
zat=standar/jarak lebur
sempit->zat murni
Tujuan identifikasi dan
karakterisasi :
-senyawa dlm bentuk zat
aktif murni
-dibandingkan dg standar
-2 sampel suhu leburnya
berbeda>struktur&bentuk
konfigurasi molekul
berbedan-> isomer
struktur.
Metode2 penetapan
menurut farmakope
Indonesia edisi IV.
Penentuan titik lebur
sediaan organik padat
dapat dilakukan dengan
metode pipa kapiler, alat
ini terdiri dari termometer

10oC di bawah suhu


awal lebur zat.
Lekatkan pencadang
raksa termometer
pembantu di tengahtengah antara
permukaan cairan
tangas dan skala suhu
lebur zat yang
diperkirakan pada
termometer utama

4. Atur pemanasan
hingga kenaikan suhu
tangas 1oC per menit.
Baca suhu pada kedua
termometer pada saat zat
melebur, suhu yang
diamati dihitung dengan
rumus.
Metode u/ lemak, malam
dll

Gunakan alat yang


tertera seperti metode
di atas menggunakan
termometer berskala
-10oC sampai 100oC,
pipa kapiler kedua
ujung terbuka dan air
sebagai cairan tangas.
Leburkan zat pada
suhu serendah
mungkin, sedot ke
dalam pipa kapiler
hingga setinggi lebih
kurang 10 mm,
dinginkan pada suhu
tidak lebih dari 10oC
selama 24 jam
Lakukan
penetapan seperti
yang tertera di atas.
Pernyataan ditetapkan
tanpa dilebur lebih
dahulu pipa kapiler
ditekan ke dalam zat
tanpa dilebur lebih
dahulu, hingga
diperoleh kolom zat
setinggi 10 mm dan

penetapan dilakukan
langsung.

-Viskositas atau
kekentalan merupakan
gaya gesekan antara
molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida.

Alat-alat : pemanas,
thermometer akurat, kaca
pembesar yg cocok, pipa
kapiler.

- Molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida
saling gesek menggesek
ketika fluida tersebut
mengalir.

Bejana gelas, pemanas


dan thermometer.
-bejana gelas terisi oleh
cairan yg sesuai dan
terdapat alat pengaduk
yg dpt mengaduk cpt
cairan.
-pemanas hrs dpt
menaikkan suhu dr
medium pemanas cairan
pd kondisi yg dibutuhkan.

- Pada zat cair Viskositas


disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara
molekul sejenis)
sedangkan dalam zat gas
viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara
molekul.

- rentang thermometer
antara -10 360 derajat
tdk kurang dr 0,8 mm.

Faktor2 yg
mempengaruhi
viskositas :

Kaca pembesar dan pipa


kapiler

1. Fluida yang digunakan

2. Luas penampang

Pipa kapiler dibuat


dari kaca boroslikat,
ditutup pada salah
satu ujungnya, dengan
ketentuan:

3. Objek yang digunakan


4. Temperatur sedikit
banyak ikut
mempengaruhi
kekentalan dari fluida

Tebal
dinding: 0,10mm0,15mm

panjang:
tergantung dari
apparatus yang
dipakai

Diameter
dalam:0,9mm-1,1mm

Kaca pembesar
yang cocok sebaiknya
digunakan untuk
observasi pipa kapiler

Viskositas zat cair cara


stokes
Pengertian viskositas :

Tingkat kekentalan suatu


fluida juga dipengaruhi
oleh suhu, semakin
tinggi suhu zat cair,
semakin kental zat cair
tersebut.
Koefesien viskositas :

Satuan SI untuk
koefisien viskositas
adalah Ns/m2 atau
pascal sekon (Pa.s).
Benda yang bergerak
dalam fluida kental
mengalami gaya gesek
yang besarnya
dinyatakan dengan
persamaan:

F = A(v/)

Dimana: = Koefisien
Viskositas (Ns/m2) = Pa.S;
F = Gaya; = Jarak; A =
Luas Permukaan; V = Laju
Hukum stokes :
Berbunyi: bila sebuah
bola bergerak dalam
suatu fluida yang diam
maka terhadap bola itu
akan bekerja gaya gesek
dalam bentuk gaya
gesekan yang arahnya
berlawanan dengan arah
gerak bola tersebut.
Syarat-syarat berlakunya
hukum Stokes :
1.

Ruang
tempat fluida terbatas.

2.

Tidak ada
turbulensi di dalam
fluida.

3.

Kecepatan
(V) tidak besar
sehingga aliran masih
linier.

Benda yang jatuh


memiliki kecepatan
yang makin lama
makin besar. Tetapi
dalam medium ada
gaya gesek yang
makin besar bila
kecepatan benda jatuh
makin besar. Pada saat
kesetimbangan
besarnya kecepatan
benda jatuh tetap.
Menurut George G. Stokes
untuk benda bulat,
besarnya gaya gesek
pada kesetimbangan
sama dengan gaya bola
yang jatuh. Lalu hukum
stokes merupakan dasar
viskometer bola jatuh

Persamaan stokes :
Jika sebuah benda
berbentuk bola (kelereng)
jatuh bebas dalam suatu
fluida kental,
kecepatannya akan
bertambah karena
pengaruh gravitasi Bumi
hingga mencapai suatu
kecepatan terbesar yang
tetap.

Kekentalan adalah
gaya gesek yang
dialami benda saat
bergerak dalam fluida.
Kekentalan dapat juga
ditentukan
berdasarkan hukum
stokes. Hukum ini
berdasarkan
jatuhnya benda
melalui medium zat
cair. Benda bulat
dengan radius (r)
dan rapatan (d)
jatuh karna ada
gaya gravitasi
melawan fluida.

Bahan dan
Fungsi
Bahan-bahan yang
digunakan dalam
praktikum Fisika Dasar
tentang Viscositas Zat
Cair adalah :

Kecepatan terbesar yang


tetap tersebut dinamakan
kecepatan terminal. Pada
saat kecepatan terminal
tercapai, berlaku keadaan
F = 0

Madu : sebagai
bahan yang diuji
viscositasnya

Prinsip penetapan :

Minyak goreng :
sebagai uji
viscositasnya

Gliserin : sebagai
bahan yang diuji
viscositasnya

Tissue: untuk
membersihkan alat
- Analisis kualitatif secara
konvensional dapat
dilakukan secara visual
melalui 2 uji yaitu uji
reaksi kering dan uji
reaksi basah.
Reaksi kering vs reaksi
basah :

a.

Uji reaksi kering


adalah pengujian yang
diterapkan dalam
keadaan kering dan
tanpa proses pelarutan
sampel.

b.

Uji reaksi basah


adalah pengujian yang
diterapkan dengan
melibatkan proses
pelarutan.

Skala sampel u/
penerapan analisis
kualtitatif :
a. Skala makro
b. Skala semimikro
c. Skala mikro
kelebihan analisis
kualtitatif :
- Penghematan anggaran
riset karena pengurangan
konsumsi sampel dan zat
- Penghematan waktu
pengerjaan sehingga
kecepatan analisis lebih
tinggi karena bahan yang
dikerjakan lebih kecil

Teknik uji dlm rx kering :


a.

Uji sifat fisik


secara langsung

b.

Pemanasan kering

c.

Uji warna nyala

a.
-

Uji sifat fisik


secara langsung

Pahit VitB2,
B6,kafein,teofilin,amin
ofilin,efedrin,
parasetamol

Sedikit pahit
metampiron, as.
Benzoate,
sulfamerazin,
sulfatiazol

- mengakibatkan
ledakkan jika ada gas
-terbentuk endapan
Pengamatan organoleptik
Identifikasi senyawa obat
yang telah terekstraksi
yang diperiksa
organoleptiknya meliputi
bentuk, bau, rasa dan
kelarutan, kemudian
dilanjutkan dengan
pemeriksaan
pendahuluan berupa
kelarutan dalam asam
dan basa, analisis unsur
N, S, dan halogen.
Diperiksa gugus
fungsinya dan dilanjutkan
dengan pemeriksaan
khusus untuk golongan
senyawa tersebut

Pahit: Sangat pahit


kloramfenikol, kinin,
heksamin, prometazin
(agak tebal)

Ciri2 rx kimia :
- timbul gas

Tidak berasa:
sulfaguanidin,
sulfadiazin, talkum

Tebal di lidah:
benzokain, lidokain,
prokain, papaverin
(agak tebal)

Kecut: Kecut pahit


Vit B1, CTM

Agak kecut
Asetosal

Masam khas Vit


C, piperazin citrate
Warna :

Merah
Pb3O4, As2S2,,
HgO, HgI,, Sb2S3, CrO3,
Cu2O

Kuning
CdS, As2S3, SnCI3,
PbI2, HgO,
K4[Fe(CN)6].3H2O

Hijau
Cr2O3, Hg 212,
Cr(OH)3, As2S3,
FeSO4.7H,O,
FeSO4.
(NH4)2SO4..6H2O,
FeCI2.4H2O

Rasa : pahit,manis,mint

Pengamatan
warna
beberapa senyawa
berwarna yang secara
umum dijumpai.

Faktor yg
mempengaruhi :

Pengamatan
bentuk
bentuk harus
diperhatikan secara
seksama, apakah
berupa padatan atau
cairan

Tujuan : Mampu
mengidentifikasi,
pemurnian dan
pemisahan suatu
senyawa obat dalam
sampel menggunakan
prinsip anlisis kimia
kualitatif

Hitam
PbS, CuS, CuO,
HgS, FeS, MnO2 , CoS,
NiS.

Putih : Putih sekali


Lidokain, teofilin,
kafein

Putih agak
kekuningan Vit B1,
B2, metampiron,
aminofilin

Putih kusam
sulfamerazin

Putih agak
kebiruan papaverin

Agak putih INH,


parasetamol,
sulfadiazine, Ca
glukonat
Uji kelarutan :

Pengujian ini
dilakukan dengan
mencoba melarutkan
bahan obat
menggunakan
bermacam-macam
pelarut baik organik
(menggunakan
akuades) atau pelarut
anorganik
(menggunakan etanol
70%).

Basa umumnya
larut dalam asam, dan
asam umumnya larut
dalam basa.

Senyawa
anorganik atau
senyawa organik yang
sudah dalam bentuk
garamnya larut dalam
pelarut anorganik,
sedangkan senyawa
organik larut dalam
pelarut organik.

Oleh karena itu


dalam uji kelarutan,
zat uji dilarutkan
dalam berbagai
pelarut, antara lain
Aquades dingin &
Aquades panas
Basa NaOH 3 N dingin
panas

NaOH 3 N

Asam H2SO4 3 N
H2SO4 pekat
Alkohol Contoh:
Kinin larut dalam eter,
namun sukar larut dalam
air
Kinin HCl dan Kinin sulfas
larut dalam air
Efedrin sukar larut dalam
air
Efedrin HCl atau Efedrin
sulfas larut dalam air
Pengarangan dan
pemijaran :
- PENGARANGAN DAN
PEMIJARAN

Zat uji dipanaskan dan


dipijarkan di dalam cawan
porselin hingga diperoleh
sisa.

tidak hilang (tetap),


berarti karbon masih
belum habis, maka
penambahan asam dan
pemanasan dilanjutkan.

Hal-hal yang perlu


diamati:
1.

Warna mula-mula

2.

Warna saat
meleleh (terjadi asap)

3.
4.

Mengetahui
mengandung kation
atau tidak
Zat yang mengandung
logam jika dipijarkan akan
meninggalkan sisa
dengan memberikan
warna yang bermacammacam untuk tiap kation,
contoh:

Warna sisa pijar


Bau yang muncul,
contoh:

Menggelembung bau
caramel : laktosa, amilum

Sisa putih : Na, K, Ca, Ba,


Mg, Al, Zn (saat panas
berwarna kuning)

Menggelembung seperti
sarang tawon : Caglukonat

Sisa coklat : Fe
Sisa kuning : Bi, Pb

Wangi : Kafein
Bau salak : Bromural,
Kinin
Bau udang : Heksamin
Bau kacang : Vitamin B1

Sisa hitam : Cu, Mn

Bau

Khas

Tidak berbau

Spesifik / khas:
Vitamin B1, Vitamin C,
Hexamin

Tidak berbau :
Prokain HCl, Lidokain
HCl

Mengetahui zat
organik dan anorganik
Zat organik memiliki
atom C (karbon),
sehingga pada
permukaan pengarangan
menjadi hitam.
Hitam pada pemijaran
dapat ditimbulkan dari
Cu, Mn. Jika hitam dari
logam (oksida logam)
maka apabila ditambah
HCl/H2SO4 atau asam
nitrat (NaNO2 dalam HCl)
maka warna hitam akan
hilang (oksida logam +
asam garam).
Apabila warna hitam
setelah ditambah asam

Uji fluoresensi
Fluoresensi adalah
terpancarnya sinar oleh
suatu zat yang telah
menyerap sinar atau
radiasi elektromagnet
lain.
Fluoresensi adalah
bentuk dari luminesensi.
Dalam beberapa hal,
sinar yang dipancarkan
memiliki gelombang lebih
panjang dan energi lebih

rendah daripada radiasi


yang diserap.

Antalgin yang dilarutkan


dalam air, Talk dalam air,
Sulfanilamid dalam
alkohol, dan Asam
Salisilat dalam alkohol,
selain zat tersebut
semuanya tidak
menunjukkan warna yang
tampak atau tidak
terdapat perubahan
warna yang berarti zat
tersebut fluoresensinya
negatif atau tidak terjadi
fluoresensi.

Tujuan fluoresensi :
Untuk mengidentifikasi
suatu senyawa secara
kualitatif berdasarkan
warna yang terlihat.
Teori fluoresensi :
Fluoresensi disebabkan
oleh absorpsi energi
radiasi dan emisi-kembali
(pemancaran kembali)
sebagian dari energi ini
dalam bentuk cahaya
nampak.

Suatu senyawa yang


menyerap cahaya yang
berada dalam rentang
panjang gelombang
cahaya tampak akan
terlihat berwarna. Bila
senyawa yang sama
memancarkan cahaya
pada suatu panjang
gelombang yang
berlainan, senyawa itu
akan tampak berwarnadua, atau berfluoresensi.

Warna Nyala Logam


Alkali

Fluoresensi ungu :
salisilat

Logam alkali bila


dipanaskan dapat
menghasilkan warna
nyala api yang
khas untuk masingmasing jenis logam alkali

Fluoresensi hijau : kinin

Uji warna nyala

Fluoresensi biru lemah :


Theobromin

Uji warna nyala


dilakukan dengan cara
menggunakan kawat
yang sudah dicuci
dengan asam klorida
kemudian tempelkan
pada sampel kemudian
bakar secara langsung
pada bagian api yang
berwarna biru. Amati
warna nyala yang
timbul.

Unsur-unsur alkali
dan alkali tanah pada
umumnya berwarna
jika dipanaskan dalam
api secara langsung

Fluoresensi kuning : ZnO


Fluoresensi biru kuat :
Theophylin
Uji nyala
Definisi uji nyala : Uji
nyala api adalah uji yang
dilakukan untuk melihat
perbedaan warna yang
ditimbulkan oleh setiap
unsur melalui
pembakaran dengan
nyala api Bunsen.

Uji fluoresensi : Sediaan


serbuk dilarutkan dengan
akuades kemudian dilihat
di bawah lampu UV warna
yang muncul dari masingmasing larutan zat
diamati dan dicatat

Dasar teori :

Logam alkali
terdiri atas enam buah
unsur, yaitu Litium (Li),
Natrium (Na), Kalium
(K), Rubidium (Rb),
sesium (Cs) dan
Fransium (Fr).
Hal itu karena unsur
logam alkali sangat
reaktif. Disebut dengan
logam alkali karena dapat
membentuk basa kuat.

Contoh : Bentuk serbuk


ataupun larutan di amati
di bawah sinar ultra
violet, contoh:

Cahaya yang diemisi


hampir selalu mempunyai
panjang gelombang lebih
dari pada yang diabsorpsi

Letakkan dalam plat tetes


dan kemudian dilihat di
bawah sinar UV,
kemudian amati warna
yang tampak. Zat yang
diuji flouresensinya ada
yang berpendar
contohnya :

Logam alkali dan


alkali tanah adalah
logam golongan utama
yang unsur-unsurnya
terdapat pada
golongan I A dan II A
dalam sistem periodik.

Lithium : merah
Natrium : kuning
Kalium : ungu
Rubidium : merah
Sesium : biru
Fransium : putih

Logam alkali tanah :


Logam alkali tanah terdiri
dari enam unsur, yaitu
berilium (Be), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca),
Strontium (Sr), Barium
(Ba), dan Radium (Ra).
Unsur logam alkali tanah
terdapat dalam bentuk
senyawa yang tidak larut
didalam tanah. Seperti
halnya logam alkali,
logam alkali tanah juga
membentuk basa kuat
namun lebih lemah
dibanding alkali.
Be : putih
Mg : putih
Ca : orange
Sr : merah
Ba : hijau
Ra : putih
Nyala terdiri atas :
1. Krucut biru bagian
dalam (ADB), yang

mengandung sebagian
besar gas tak terbakar
2. Ujung berkilau pada D
(berwarna jika lubang
udara ditutup)
3. Selimut luar ACBD,
pembakaran gas terjadi
sempurna

Metode konvesional
terdiri atas metode
gravimetric dan metode
volumetric
- metode gravimetric
berdasarkan pd
penimbangan berat
konstan suatu senyawa
yg dianalisis
Pengujian bahan baku :
1. Tujuan:menetapkan
kesesuaian dg
persyaratan bahan baku
obat : identitas, kadar,
mutu, kemurnian
2. kalau tdk tercantum
dlm FI maka dpt
digunakan farmakope
lain.

3. dg cara menggunakan
prosedur, metode,
analisis, intrumen, yg
dicantumkan dlm
farmakope, prosedur yg
tdk tercantum dlm
farmakpe dpt digunakan
asalkan dpt dibuktikan
memberikan ketelituan
dan ketepatan yg paling
sedikit sama dg metode
farmakope
Syarat identitas
1. identifikasi : suatu cara
u/ membuktikan bahwa
bahan yg diperiksa
mempunyai identitas yg
sesuai dg yg tertera pd
etiket
2. pengujian hrs spesifik.
Pengujian dan spesifikasi
lain yg tertera dpt
membantu pembuktian
identitas bahan yg diuji

Anda mungkin juga menyukai